Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal

akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang

dan tidak sembuh dengan urutan dan waktu yang tidak biasa. Selanjutnya,

gangguan ini terjadi pada individu yang berbeda di atas kursi atau di atas

tempat tidur, sering kali pada inkontinensia, malnutrisi, ataupun individu

yang mengalami kesulitan makan sendiri, serta mengalami gangguan

tingkat kesadaran (Potter dan Perry, 2005). Dekubitus terjadi pada pasien-

pasien neurologis yang mengalami gangguan mobilitas seperti pasien

stroke, fraktur tulang belakang atau penyakit degenerative.

Dekubitus terjadi karena terjepitnya pembuluh darah antara tulang

penderita dan papanan tempat tidurnya. Akibat terjepitnya pembuluh darah

tersebut maka jaringan yang terdapat pada daerah itu tidak biasa

memperoleh makanan dan oksigen, akibatnya jaringan tersebut

mengalami kematian (Ilmu Kep. 1991 : 100). Penyebab utama ulkus

dekubitus adalah tekanan pada bagian tubuh dalam jangka waktu lama,

sehingga mengganggu aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen.

Tanpa adanya nutrisi dan oksigen, jaringan kulit akan rusak dan mati.

Gangguan aliran darah pada kulit dalam jangka waktu lama, juga

menyebabkan tidak adanya sel darah putih yang diperlukan untuk

memerangi infeksi. Ketika ulkus sudah terbentuk pada kulit, bakteri dapat

menginfeksi dan merusak jaringan kulit. Sedangkan dampak dari dekubitus

dari segi fisik ialah kulit tidak utuh lagi, merusak penampilan dan dari segi

1
2

psikologis yang terjadi pada penderi tadi antaranya pasien akan merasa

minder atau malu jika berhubungan dengan orang lain. Pencegahan

dekubitus pada pasien diantaranya hygiene dan perawatan kulit,

pengaturan posisi alas pendukung, perawat harus menjaga kulit klien tetap

bersih dan kering.

Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi luka dekubitus bervariasi,

tetapi secara umum dilaporkan bahwa 5-11% terjadi di tatanan perawatan

akut (acute care),

15-25% di tatanan perawatan jangka panjang (longterm care), dan 7-12%

di tatanan perawatan rumah (home care) (Mukti, 2005). Prevalensi

terjadinya luka dekubitus di Amerika Serikat cukup tinggi. Hasil penelitian

di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 2%-40% dari pasien yang dirawat

di rumah sakit terkena dekubitus (Mukti, 2002).Prevalensi dekubitus di

Indonesia sekitar 30%, 60% pada tahun 2003. Annas dan Purwaningsih

(2000) menyebutkan bahwa dari 72 pasien tirah baring yang dirawat di

RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makasar sebanyak 12 orang (15,8%)

mendapatkan dekubitus. Setyajati (2001) juga melakukan penelitian yang

menghitung angka kejadian dekubitus pada pasien tirah baring di RS.

Moewardi, Surakarta,

pada Oktober 2002 angka kejadian dekubitus sebanyak 38,18%. Angka

kejadian yang diperoleh dari rekam medic tahun 2015 dan data yang

diperoleh dari Ruang Aster RSUD Dr. Hardjono Ponorogo, klien dengan

dekubitus sekitar 254 pasien dalam kurun waktu 6 bulan (bulan Januari

sampai bulan Juni 2015).

dekubitus juga biasa menimbulkan nyeri yang sangat hebat dan

ketidaknyamanan bagi pasien. Faktor-faktor yang mempengaruhi


3

terbentuknya luka dekubitus ialah gaya gesek, friksi, kelembaban, nutrisi

buruk, anemia, kekeksia, obesitas, gangguan jaringan perifer, danusia

(Potter & Perry, 2005). Oleh karena itu keluarga sebagai orang terdekat

yang merawat pasien dengan dekubitus perlu mengetahui pencegahan

tentang segala sesuatu yang berpengaruh dengan dekubitus agar

keluarga itu sendiri dapat mencegah terjadinya dekubitus.

(price,2003 dalam Sunaryati dkk, 201 ) menyatakan jika menggunakan

lotion biasa untuk perawatan kulit, umumnya lotion menggunakan

komponen air sehingga ketika dipakai akan memberikan kesegaran sesaat

namun ketika kandungan airnya hilang karena penguapan, maka kulit

menjadi kering.sedangkan minyak kelapa murni unsur oksida dan vitamin

E masih dipertahankan dan ada minyak kelapa membantu kulit tetap

mudah.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang penggunaan minyak kelapa terhadap pencegahan

kerusakan integritas kulit : dekubitus pada pasien tirah baring total

karena stroke

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pernyataan Masalah

Sesuai data diatas ditemukan bahwa kasus dekubitus

mengalami peningkatan dari tahun 2000 – 2015, seiring dengan waktu

sehingga diharapkan penggunaan minyak kelapa bisa mempengaruhi

dan menunjang proses pengobatan dan penyembuhan pasien

dekubitus.
4

1.2.2 Pertanyaan Masalah

1. Bagaimana pencegahan dekbitus pada pasien tirah baring total karena

stroke sebelum diberikan minyak kelapa ?

2. Bagaimana pencegahan dekbitus pada pasien tirah baring total karena

stroke sesudah diberikan minyak kelapa ?

3. Apakan ada pengaruh penggunaan minyak kelapa terhadap

pencegahan dekbitus pada pasien tirah baring total karena stroke ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh minyak kelapa terhadap pencegahan kerusakan

integritas kulit : dekubitus pada pasien tirah baring total karena stroke.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasih pencegahan dekbitus pada pasien tirah baring total

karena stroke sebelum diberikan minyak kelapa ?

2. Mengidentifikasih pencegahan dekbitus pada pasien tirah baring total

karena stroke sesudah diberikan minyak kelapa ?

3. Menganalisis pengaruh penggunaan minyak kelapa terhadap

pencegahan dekbitus pada pasien tirah baring total karena stroke ?

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Sebagai Peneliti

Mengaplikasikan ilmu pengetahan yang didapat selama perkuliahan

khususnya di bidang keperawatan tentang pengaruh penggunaan

minyak kelapa terhadap pencegahan dekubitus

Anda mungkin juga menyukai