Anda di halaman 1dari 18

AN DENGAN

GANGGUAN
SISTEM
INTEGUMEN
(LUKA
DEKUBITUS)
ANGGOTA
1. Amelia Erintya (P17210203125)
2. Zahwa Putri Aulia (P17210204151)
3. Mohammad Aditya Pratama (P17210204152)
4. Shella Eka Putri Salwa Sabila (P17210204153)
5. Valentina Febrianti Fatma (P17210204154)
6. Vicky Viorella (P17210204155)
7. Gadang Satrio (P17210204156)
8. Dila Rosita (P17210204157)
9. Cindy Atalia (P17210204158)
10.Muhammad Naufal Hakim (P17210204159)
11.Dyachnoza Ayu Oktavianti (P17210204160)
12.Flora Maharani (P17210204161)
13.Virlina Hashinah Afifariwaty (P17210204162)
PENGERTIAN LUKA DECUBITUS
Dekubitus merupakan kondisi dimana terjadi kerusakan atau kematian kulit
sampai jaringan dibawahnya bahkan dapat menembus otot sampai mengenai
tulang. Menurut Al Kharabsheh (2014), decubitus terjadi sebagai akibat adanya
penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan
gangguan sirkulasi darah setempat. Timbulnya luka decubitus diawali dengan
terjadinya kompresi berkepanjangan pada jaringan lunak antara tonjolan tulang
dan permukaan yang padat.
ETIOLOGI LUKA DECUBITUS
Ada dua hal utama Yang berhubungan dengan resiko terjadinya luka tekan, yaitu faktor
tekanan dan toleransi Jaringan. Faktor yang mempengaruhi durasi dan intensitas tekanan
diatas tulang yang Menonjol adalah imobilitas, inakitifitas, dan penurunan sensori persepsi.
Sedangkan Faktor yang mempengaruhi toleransi jaringan dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Faktor Intrinsik

Penuaan (regenerasi sel lemah), sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM, status
gizi, underweight atau kebalikannya overweight, anemia,Hipoalbuminemia, penyakit-
penyakit neurologik dan penyakit-penyakit yang merusak Pembuluh darah, Keadaan
hidrasi/cairan tubuh.
2. Faktor Ekstrinsik:
1. Mobilitas dan aktivitas

2. Penurunan sensori persepsi

3. Kelembaban

4. Tenaga yang merobek ( shear )

5. Pergesekan ( friction)

6. Nutrisi

7. Usia

8. Tekanan arteriolar yang rendah

9. Likosional
= 10. Merokok dan Temperatur Kulit
Tanda dan Gejala Luka Dekubitus
Menurut (Willy, 2019) tanda dan gejala ulkus dekubitus
dapat berupa :
1. Perubahan yang tidak lazim pada warna atau tekstur
kulit
2. Pembengkakan
3. Terdapat cairan yang menyerupai nanah
4. Area kulit yang terasa lebih dingin atau lebih hangat
dibandingkan area lainnya
Patofisiologi Luka
5. Terdapat nyeri tekan pada bagian tubuh tertentu

Dekubitus
Didefinisikan sebagai kerusakan pada bagian tubuh yang
disebabkan oleh kekuatan mekanis.Beberapa pasal memiliki definisi
tersendiri tentang luka, berdasarkan kerusakan yang terjadi.Hal ini
termasuk kerusakan pada organ-organ dalam. Jaringan yang dalam
termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar
elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent.
LANJUTAN Nekrosis dan keganasan organ dapat terjadi.
yang disebabkan oleh luka yang berat selama awal
periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi
jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi
sekunder akibat penurunan curah jantung dengan
diikuti oleh Fase hiperdinamik serta
hipermetabolik. Sebagai respon, system saraf
simpatik akan melepaskan ketokelamin yang
meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi denyut
nadi. Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah
perifer menurunkan curah jantung. Karena edema
akan bertambah berat pada luka yang melingkar.
Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf
pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi
aliran darah sehingga terjadi iskemia.
Komplikasi Ulkus Dekubitus
Ulkus dekubitus bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, dan beberapa di antaranya bahkan
dapat mengancam nyawa. Komplikasinya antara lain :

1. Selulitis

2. Infeksi tulang dan sendi

3. Kanker

4. Sepsis
Prognosis Luka Dekubitus
01 02
Semakin rumit pasien dan semakin
Kebanyakan luka ringan
rumit luka, prognosis untuk hasil yang
termasuk luka robek sederhana
sempurna semakin sulit. Tujuan
dan lecet akan sembuh sendiri
penyembuhan luka adalah memiliki
dan tidak memerlukan
penyembuhan yang memungkinkan
perawatan medis.
cedera segera sembuh dan berfungsi
normal

03 04
Hasil juga tergantung pada faktor Semua luka robek akan
risiko. Luka yang terkontaminasi meninggalkan bekas luka tetapi
dan sangat kotor lebih mungkin dokter akan bertindak untuk
untuk menjadi terinfeksi, dan meminimalkan bekas luka.
penyembuhan lebih buruk daripada
mereka yang tidak
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai Rujukan
Hemoglobin 9,3 gr/dl 12-15 gr/dl
Eritrosit 4,9.10⁶/mm³ 4,2-5,4.10⁶/mm³
Leukosit 5,3.10³/mm³ 4,5-10,5.10³/mm³
Trombosit 278.10³/mm³ 150-450.10³/mm³
Hematokrit 40% 37-47 %
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan
Eosinofil 2 0-6
Netrofil Segmen 45 50-70
Limfosit 47 20-40
Monosit 5 2-8
Ureum 24 13-43 mg/dl
Kreatinin 0,65 0,51-0,95 mg/dl
Basofil 1 0-2
Penatalaksanaan
Selama penyembuhan dekubitus, maka luka harus dikaji untuk lokasi, tahap,
ukuran, traktusinus, kerusakan luka, luka menembus, eksudat, jaringang nekrotik,
dan keberadaan atau tidak adanya jaringan granulasi maupun epitelialisasi.
Dekubitus harus dikaji ulang minimal 1 kali per hari. Pada perawatan rumah banyak
pengkajian dimodifikasi karena pengkajian mingguan tidak mungkin dilakukan oleh
pemberi perawatan. Dekubitus yang bersih harus menunjukkan proses
penyembuhan dalam waktu 2 sampai 4 minggu. Salah satu aspek utama dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien decubitus adalah mempertahankan
integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan memberikan perawatan kulit yang
terencana dan konsisten.
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
Umur/usia perlu ditanyakan karena adanya hubungan dengan proses penyembuhan luka atau
regenerasi sel.Sedangkan ras dan suku bangsa perlu dikaji karena kulit yang tampak normal
pada ras dan kebangsaan tertentu kadang tampak abnormal pada klien dengan ras dan
kebangsaan lain.
2. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien sehingga ia mencari pertolongan. Keluhan
yang diungkapkan klien pada umumnya yaitu adanya rasa nyeri.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal- hal yang perlu dikaji adalah mulai kapan keluhan dirasakan, lokasi keluhan, intensitas,
lamanya atau frekuensi, faktor yang memperberat atau memperingan serangan, serta keluhan-
keluhan lain yang menyertai dan upaya- upaya yang telah dilakukan perawat disini harus
menghubungkan masalah kulit dengan gejalanya.
4. Riwayat Personal dan Keluarga
a. Riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan karena penyembuhan luka dapat dipengauhi
oleh penyakit – penyakit yang diturunkan
b. Riwayat penyakit kulit dan prosedur medis yang pernah dialami klien. Hal ini untuk
memberikan informasi apakah perubahan pada kulit merupakan manifestasi dari penyakit
sistemik.
5. Riwayat Pengobatan
Apakah klien pernah menggunakan obat- obatan. Yang perlu dikaji perawat yaitu:
a. Kapan pengobatan dimulai.
b. Dosis dan frekuensi.
c. Waktu berakhirnya minum obat.
6. Riwayat Diet
Yang dikaji yaitu berat badan, tinggi badan, pertumbuhan badan dan makanan yang dikonsumsi
sehari- hari. Nutrisi yang kurang adekuat menyebabkan kulit mudah terkena lesi dan proses
penyembuhan luka yang lama.
7. Status Sosial Ekonomi
Untuk mengidentifikasi faktor lingkungan dan tingkat perekonomian yang dapat
mempengaruhi pola hidup sehari- hari, karena hal ini memungkinkan dapat menyebabkan
penyakit kulit.
8. Riwayat Kesehatan, seperti:
a. Bed-rest yang lama
b. Immobilisasi
c. Inkontinensia
d. Nutrisi atau hidrasi yang inadekuat
9. Pengkajian Psikososial
Kemungkinan hasil pemeriksaan psikososial yang tampak pada klien yaitu:
a. Perasaan depresi
b. Frustasi
c. Ansietas/kecemasan
d. Keputusasaan
e. Gangguan Konsep Diri
f. Nyeri
10. Aktivitas Sehari – Hari
Pasien yang immobilisasi dalam waktu yang lama maka bukan terjadi ulkus pada daerah yang
menonjol karena berat badan bertumpu pada daerah kecilyang tidak banyak jaringan dibawah
kulit untuk menahan kerusakan kulit.
11. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala Dan Rambut
Pemeriksaan meliputi bentuk kepala, penyebaran dan perubahan warna rambut
serta pemeriksaan tentang luka. Jika ada luka pada daerah tersebut,
menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan kerusakan kulit.
2) Mata
Meliputi kesimetrisan, konjungtiva, reflek pupil terhadap cahaya dan gangguan penglihatan.
3) Hidung
Meliputi pemeriksaan mukosa hidung, kebersihan, tidak timbul pernafasan
cuping hidung, tidak ada sekret.
4) Mulut
Catat keadaan adanya sianosis atau bibir kering.
5) Telinga
Catat bentuk gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan
serumen. Pada penderita yang bet rest dengan posisi miring maka,
kemungkinan akan terjadi ulkus didaerah daun telinga.
6) Leher
Mengetahui posisi trakea, denyut nadi karotis, ada tidaknya pembesaran vena
jugularis dan kelenjar linfe.
12. Pengkajian Fisik Kulit
Pengkajian kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk membrane mukosa, kulit
kepala, rambut dan kuku. Yang harus diperhatikan oleh perawat yaitu :
A. Warna
B. Lesi, dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1) Lesi primer
2) Lesi sekunder
C. Edema
D. Kelembaban
E. Integritas
F. Kebersihan kulit
G. Vaskularisasi
H. Palpasi kulit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan, perawatan
luka.30
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan mekanis dari jaringan
sekunder akibat tekanan dan gesekan.
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri atau tak nyaman,
penurunan kekuatan dan tahanan.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hilangnya lapisan kulit, kecacatan,
nyeri.
C. Perencanaan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan, perawatan luka.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, di harapkan
nyeri pasien berkurang.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan mekanis dari jaringan
sekunder akibat tekanan dan gesekan.
3. Kerusakan mobilitas fisik bergubungan dengan nyeri atau tak nyaman,
penurunan kekuatan dan tahanan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai