Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil
A. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk
pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga kesehatan
sebaiknya melakukan upaya untuk mempromosikan tentang kebutuhan nutrisi ibu
hamil tersebut.
1. Jenis-jenis makanan:
a. Makanan pokok : karbohidrat sebagai sumber energi
b. Makanan pembangun : protein untuk tumbang janin
c. Makanan pelengkap : vitamin dan mineral
d. Makanan penunjang : lemak
2. Tambahan gizi yang diperlukan ibu hamil adalah :
a. Protein : dari 6 gr/hari menjadi 10 gr/hari
b. Energi / kalori : yang dapat diperolieh dari karbohidrat dan lemak
c. Vitamin : sebagai pengatur dan pelindung
Penambahan tersebut diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan janin, persiapan persalinan dan untuk melakukan aktivitas.
Penambahan ini pada trimester pertama belum diperlukan, tetapi pada
trimester dua dan tiga dibutuhkan penambahan nutrisi karena terjadi
pertumbuhan dan perkembangan janin yang cepat.

3. Tiga jenis makanan yang penting setiap hari dikonsumsi ibu hamil :
a. Zat besi : Untuk mencegah anemia sehingga tidak akan terjadi BBLR,
perdarahan,dll
b. Kalsium : Untuk pertumbuhan tulang
c. Yodium : Untuk mencegah pembesaran kelenjar gondok pada ibu,
perkembangan lambat sehingga akan terjadi retardasi mental, cebol.
4. Perubahan yang perlu dipahami ibu hamil :
a. Tahap I (2 minggu setelah konsumsi). Gizi yang diperlukan seperti biasa
harus terpenuhi, tapi belum membutuhkan penambahan
b. Tahap II (minggu ke 2 – minggu ke 8)
Sudah dibutuhkan nutrisi karena pada tahap ini sudah terbentuk jaringan-
jaringan dan organ-organ tubuh janin
c. Tahap III (minggu ke 8 – lahir)
Untuk persiapan persalinan, laktasi dan kesempurnaan janin

B. Istirahat
Istirahat bagi ibu hamil untuk meringankan urat syaraf atau mengurangi aktivitas otot.
Wanita hamil butuh istirahat yang cukup, wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang karena
udara panas mudah membuat merasa lebih baikan bila cukup banyak istirahat.
Releksasi tubuh yang sempurna mengatasi ketegangan fisik dan psikis selama hamil terutama
pada saat melahirkan. Releksasi sangat berguna juga bagi kesehatan ibu dan janin yang
dikandungnya.
Agar ibu hamil dapat melakukan istirahat yang benar, maka ia perlu mengetahui bagaimana
cara penyegaran tubuh dan sehat yaitu : pertama angkat tangan, kemudian turunkan, sekali
lagi angkat kemudian tarik nafas dan hembuskan, lakukan dengan santai.
1. Kegunaan istirahat adalah :
a. Untuk melepaskan lelah
b. Memberikan kesempatan pada tubuh untuk membentuk kegiatan baru
c. Menambah kesegaran untuk melakukan pekerjaan
2. Cara tidur yang nyaman
Pertama-tama ibu hamil duduk perlahan, topanglah tubuh dengan tangan kanan.
Kemudian sedikit miringkan badan ke kanan, tangan kiri menyilang ikut menopang tubuh ibu
perlahan-lahan, kemudian ibu hamil bisa tidur dengan telentang.
Begitu juga saat bangun, terlebuh dahulu miringkan tubuh ke kanan, topanglah tubuh
dengan tangan kanan. Bangunlah perlahan-lahan dan kemydian ibu hamil bisa duduk
kembali. Kalau perut ibu semakin besar akan sulit untuk tidur dengan posisi telentang
maupun sebaliknya. Untuk itu ibu merasa tidur dengan posisi miring ke kiri.
C. Kebutuhan Pakaian
Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan-penekanan pada bagian tertentu
sehingga ibu tidak dapat bebas bergerak
2. Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu besar, tapi yang dapat bergerak bebas
3. Tidak tebal : pakaian tebal akan menimbulkan rasa panas dan keluarnya keringat
sehingga tidak bebas bergerak
4. Menarik : enak dipandang mata
5. Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak keringat, maka dianjurkan memakai
pakaian yang menyerap keringat. Disini ditekankan pada bahan dasarnya.

D. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid
(TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena
tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus.
Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x
injeksi selama kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan II pada 2 minggu
kemudian )
Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :
TT 1 selama kunjungan antenatal I
TT 2 → 4 minggu setelah TT 1
TT 3 → 6 minggu setelah TT 2
TT 4 → 1 tahun setelah TT 3
TT 5 → 1 tahun setelah TT 4
Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya mengetahui
dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas kesehatan harus berusaha
program ini terlaksana maksimal dan cepat.

E. Senam Hamil
Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan melakukan senam hamil
akan memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses persalina,
antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini merupakan bakal
bagi calon ibu pada saat persalinan.
1. Tujuan senam hamil adalah :
Memberikan dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap agar ibu
dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar
dan mudah,Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis,Melonggarkan
persendian yang berhubungan dengan proses persalinan,Cara memperoleh kontraksi dan
relokasi yang sempurna,Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan,Dapat
mengatur diri pada ketenangan
2. Manfaat senam hamil secara teratur :
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Mengurangi pembengkakan
c. Memperbaiki keseimbangan otot
d. Mengurangi kram / kejang pada kaki
e. Menguatkan otot-otot perut
f. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
3. Syarat mengikuti senam hamil :
a. Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter / bidan
b. Lakukan latihan setelah kehamilan 22 minggu
c. Lakukan latihan secara teratur dan disiplin
4. Gerakan senam hamil ada 3 tahap :
a. Kunjungan I ada 4 tahap
b. Kunjungan II ada 7 tahap
c. Kunjungan III gabungan kedua tahap tersebut
5. Gerakan senam hamil pada kunjungan pertama :
a. Senam untuk kaki
1) Dududk di kursi dengan kaki dirapatkan dan telapak kaki ditaruh di lantai
2) Mengangkat jari-jari kaki secara perlahan lalu diturunkan, berguna untuk memperkuat
otot panggul dan punggung sehingga dapat menopang tubuh ibu yang semakin besar
b. Duduk di kursi, silangkan kaki kanan diatas kaki kiri
1) Gerakkan ujung kaki perlahan-lahan ke atas dan turunkan, berguna untuk otot pinggang
dan panggul
c. Senam duduk bersila
1) Duduk bersila
2) Letakkan kedua telapak tangan di atas lutut
3) Tekan lutut ke bawah perlahan-lahan, berguna untuk mengurangi kram kaki karena
duduk terlalu lama
d. Cara tidur yang nyaman
1) Berbaring miring ke kiri dengan kaki ditekuk
6. Gerakan senam hamil pada kunjungan ke dua :
a. Senam posisi telentang
1) Tidurlah telentang dan tekuk lutut sedikit, jangan terlalu lebar dan arahkan telapak
tangan kebawah dan berada di samping badan
2) Angkat pinggang secara perlahan-lahan
b. Senam posisi merangkak
1) Badan dalam posisi merangkak
2) Sambil menarik nafas angkat punggung ke atas dengan wajah menghadap ke bawah,
membentuk lingkaran sambil perlahan-lahan mengangkat wajah, hembuslah nafas. Turunkan
punggung kembali perlahan
c. Senam untuk lutut
1) Tidur telentang tekuk kaki kanan, lutut kanan digerakkan perlahan ke kanan,
bergantian
d. Senam dengan kedua lutut
1) Senam telentang dengan kedua lutut ditekuk, kedua lutut digerakkan kekiri dan kanan
e. Gerakan untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan
1) Tidur dengan posisi kaki ditekuk, urut perut dengan kedua tangan dari bawah perut ke
payudara
f. Cara mengejan
1) Posisi setengah duduk dan kaki direnggangkan
2) Perlahan-lahan tarik nafas sebanyak 3x pada hitungan ke empat tarik nafas dan tahan
mengejan kearah pantat dan hembuskan
g. Cara pernapasan saat melahirkan
1) Dilakukan jika bidan mengatakan tidak usah mengejan lagi
2) Letakkan kedua tangan di atas dada
3) Buka mulut lebar-lebar bernapas pendek sambil mengatakan hah..hah

F. Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan


Setiap wanita hamil menghadapi reaksi komplikasi yang bisa engancam jiwanya.
Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan
selama periode antenatal :
1. 1x kunjungan selama Trimester I (sebelum 14 mg)
2. 1x knujungan selama Trimester II (antara mg 14-28)
3. 2x kunjungan selama Trimester III (antara mg 28-36 dan sesuda mg 36)

G. Tanda-tanda Dini Bahaya / Komplikasi pada Kehamilan Muda


1. Perdarahan Pervaginam
a. Abortus
Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum usia kehamialan 22 minggu.
Jenis abortus :
1) Abortus spontan
a) Abortus imminens
Tanda / gejala : perdarahan sedikit, nyeri abdomen
Penanganan : tirah baring, jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan, hubungan sex
dihentikan sementara, jika perdarahan berhenti lakukan ANC, jika perdarahan berlangsung
nilai kondisi janin / USG
b) Abortus insipiens
Tanda / gejala : perdarahan banyak, nyeri karena kontraksi uterus kuat, ada pembukaan,
besarnya uterus sesuai dengan usia kehamilan.
Penanganan : kuretase
c) Abortus incomplete
Tanda / gejala : perdarahan banyak, ada pembukaan, ada teraba sisa jaringan, uterus
berkontraksi
Penanganan : kuretase
d) Abortus complete
Tanda / gejala : uterus lebih kecil dari usia kehamilan, perdarahan sedikit tapi nyeri perut
bagian bawah, telah terjadi pengeluaran hasil konsepsi, perdarahan akan berhenti 10 hari bila
berlanjut menjadi endometritis
Penanganan : tidak perlu evaluasi lagi, observasi untuk melihat adanya perdarahan, pastikan
untuk tetap memantau kondisi ibu.
2) Abortus provokatus
Abortus medisinalis : melihat adanya komplikasi pada ibu
Abortus kriminalis : disengaja dengan alat dan obat
3) Abortus septik : adanya komplikasi pada ibu
4) Missed abortion
Apabila janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih.
Tanda : rahim semakin mengecil, buah dada mengecil kembali, amenorrhoe
berlangsung terus
Penanganan : di Rumah Sakit

b. Kehamilan Mola
Patologi : sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih
Tanda dan gejala :
1. Perdarahan sedang banyak
2. Serviks terbuka
3. Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan
4. Hyperemesis lebih lama
5. Kram perut bagian bawah
6. Tidak ada tanda-tanda adanya janin
7. Keluar jaringan seperti anggur
Penanganan : Segera dikeluarkan karena bernahaya.

c. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
Gejala : amenorhoe, nyeri perut, perdarahan pervaginam sedikit, syok karena hypovolemia,
nyeru palpasi dan nyeri pada toucher, tumor dalam rongga panggul, gangguan kencing, Hb
menurun.

2. Hyperemesis Gravidarum
Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil.
a. Ringan
Tanda / gejala :
1) Mual muntah terus menerus
2) Penderita lemah, tidak mau makan, BB menurun, tekanan darak menurun
3) Nadi cepat ≥100x/menit
4) Nafas agak cepat
5) Nyeri epigastrium, bibir dan lidah kering
6) Turgor kulit menurun
Penanganan : rawat jalan dengan diet sering ngemil, minum vitamin B6, tinggi karbohidrat
rendah lemak.
b. Sedang
Tanda / gejala :
1) Mual muntah yang hebat
2) Lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek
3) Lidah kering dan kotor, nafas bau aseton
4) Nadi kecil dan cepat, suhu naik, tekanan darah & BB menurun
5) Dehidrasi, ikterus ringan, mata cekunh.
c. Berat
Tanda / gejala :
1) KU jelek
2) Kesadaran menurun
3) Nadi kecil, halus dan cepat
4) Dehidrasi berat, ikterus
5) Suhu badan meningkat, TD & BB turun
3. Nyeri Perut Bagian Bawah
→ Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang
Diagnosis nyeri perut bagian bawah :
a. Kista ovarium
Gejala dan tanda : nyeri perut, tumor adreksa pada PD, rasa tumor di perut bawah, perdarahan
vaginal ringan
b. Apendisitis : radang umbai cacing usus buntu
Gejala : nyeri perut bawah, demam, nyeri lepas
c. Sintitis : disuria, sering berkemih, nyeri perut
d. Pielonefritis : infeksi akut saluran kemih dengan gejala disuria, demam tinggi, sering
berkemih, nyeri perut
e. Peritronitis : radang selaput perut dalam rongga panggul, dengan gejala demam, nyeri
perut bawah, bising usus negatif
f. Kehamilan ektopik : tandanya nyeri perut, ada perdarahan sedikit, serviks tertutup, uterus
sedikit besar dan lunak

H. Tanda-tanda Dini Bahaya / Komplikasi Ibu dan Janin pada Kehamilan Lanjut
1. Perdarahan Pervaginam
Disebut juga PerdarahanAntepartum, yaitu perdarahan yang terjadi setelah kehamilan
28 minggu (TM III), biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari perdarahan kehamilan
sebelum 20 minggu.
Pada TM III perdarahan disebabkan oleh :
a. Placenta Previa
Adalah Placenta yang implantasi disekitar segmen-segmen bawah rahim, sehingga dapat
menutupi sebagian / seluruh pembukaan jalan lahir.
Penyebabnya :
1) Keadaan endometrium kurang baik
2) Myoma Uteri
3) Curretase berulang-ulang

Pembagian Plasenta Previa :


Totalis (seluruhnya), marginalis (pinggir), parsialis (sebagian)
Gejala dan tanda :
1) Perdarahan tanpa nyeri
2) Paerdarahan berulang-ulang
3) Kepala anak Sangay tinggi
4) Sering terjadi kelainan letal
5) Pada PD terasa jaringan
6) Darah berwarna merah sejajar dengan bekuan (terjadi pembukaan pembuluh darah)
7) Dapat terjadi estela miksi dan defekasi, aktifitas fisisk kontraksi, brakston hicks, koitus.
Penanganan :
→ Bidan yang menghadapi plasenta previa dapat mengambil sikap dengan melakukan
rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas cukup
b. Solusio Placenta
→ Terlepasnya placenta sebelum waktunya dengan implantasi pada kehamilan TM III
Etiologi :
→ Hypertensi, tali pusat pendek, trauma, tekanan rahim membesar pada vena cava inferior,
hydramnion gemelli, MP, usia lanjut. Defisiensi asam folik.
Tanda-tanda :
1) Perdarahan disertai nyeri
2) Perdarahan segar disusul dengan partus
3) Warna darah merah kehitaman
4) Palpasi sukar karena rahim keras
5) Fundus uteri makin lama makin naik
6) Bunyi jantung biasanya tidak ada
7) Pada PD teraba ketuban yang tegang terus menerus.
2. Sakit Kepala yang hebat, Penglihatan Kabur, Bengkak pada Wajah & Tangan
a. Hypertensi
Tanda :
1) Tekanan Darah 140/90 mmHg
2) Sistolik meningkat 30 mmHg dan Diastolik meningkat 15 mmHg
b. Preeklamsia
→ Penyakit kehamilan yang disebabkan oleh kehamilan itu sendiri
Klasifikasi :
1) Preeklamsia ringan
Tanda : TD 140/90 mmHg, oedema kaki, jari tangan & muka/kenaikan BB 1 Kg atau lebih
perminggu, protein urin +1 atau +2 pada urin kateter
2) Preeklamsia berat
Tanda : TD 160/110 mmHg atau lebih, protein urin 5 gr atau lebih perliter, oliguria, yaitu
jumlah urin kurang dari 500 cc/24 jam
Keluhan subjektif :
→ Nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, oedema paru dan sianosis,
gangguan kesadaran
Pencegahan :
1) Pemeriksaan antenatal yang teratur
2) Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsi kalau ada faktor-
faktor predisposisi
3) Berikan penjelasan tentang menfaat istirahat dan tidur, ketenangan serta pentingnya
mengatur diet rendah garam.
c. Eklamsia
→ Kelanjutan preeklamsia berat menjadi eklamsi dengan tambahan gejala kejang-kejang /
koma.
Kejang-kejang pada eklamsi terdiri dari tingakat :
1) Stadium invasi awal
a) Berlangsung 30 – 35 detik
b) Tangan dan kelopak mata bergetar
c) Mata terbuka dengan pandangan kosong
d) Kepala diputar ke kiri/ke kanan
2) Stadium kejang kronik
a) Seluruh otot badan menjadi kaku,wajah kaku
b) Tangan menggenggam dan kaki membengkak kedalam
c) Pernafasan terhenti
d) Muka mulai kelihatan sianosis
e) Lidah dapat tergigit
f) Mata melotot
g) Muka kelihatan kongesti dan sianosis
h) Stadium ini berlangsung kirr – kira 20 – 30 detik
3) Stadium kejang kronik
a) Semua otot bekerja berulang – ulang dalam waktu cepat
b) Mulut terbuka dan menutup
c) Keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit
d) Mata melotot
e) Muka kelihatan kongesti dan sianosis
f) Berlangsung selama 1 – 2 menit
4) Stadium koma
a) Lamanya ketidaksadaran (koma) itu berlangsung selama beberapa menit sampai berjam –
jam
b) Selama serangan TD meningkat
c) Nadi cepat
d) Suhu naik sampai 40 derajat celcius
Penanganan :
→ Menghindari tejadinya kejang berulang, mengurangi koma, meningkatkan jumlah di
uresis.
3. Keluarnya Cairan Pervaginam
a. KPD
→ Pecahnya ketuban sebelum inpartu bila pembukaan pada PP <>
Etiologi :
→ Belum jelas sehingga preventif tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu menganjurkan ibu
menjaga kebersihannya terutama bagi perineum
Patogenesis :
1) Selaput ketuban terlalu tipis
2) Infeksi
3) Faktor predisporsi : MP, malposisi, disproporsi (ketidakseimbangan antara panggul
dengan janin), servix incompeten
4) KPD artifisial
Gejala dan tanda :
1) Keluarnya cairan ketuban
2) Ketuban pecah tiba-tiba
3) Cairan tampak di introitus
4) Tidak ada His dalam 1 jam
Penanganan : rujuk
c. Amnionitis
Gejala dan tanda :
1) Cairan vagina berbau
2) Demam menggigil
3) Nyeri perut, uterus nyeri
4) Nadi cepat
5) Perdarahan pervaginam sedikit-sedikit
c. Vaginitis
Gejala dan tanda :
1) Cairan vagina berbau
2) Tidak ada riwayat KPD
3) Gatal, keputihan, nyeri perut
4) Disuria
4. Gerak Janin tidak Terasa
→ Ibu tidak merasakan lagi gerakan janin pada usia kehamilan 22 minggu atau selama
persalinan.
a. Gawat janin
1) Gerakan janin tidak ada
2) DJJ abnormal (<> 100/menit)
3) Cairan ketuban bercampur mekonium
b. Kematian janin
→ Kematian hasil konsepsi yang masih berada dalam uteri tanpa memandang umur
kehamilannya.
Sebab-sebab kematian janin :
1) Toxemia gravidarum
2) Penyakit infeksi
3) Kelainan bawaan yang berat
Gejala :
1) DJJ tidak terdengar lagi
2) Rahim tidak membesar
3) Fundus uteri makin turun
4) Pergeseran anak tidak teraba lagi
5) Palpasi tidak jelas
Penanganan / penatalaksanaan :
1) Meningkatkan ANC
2) Perbaikan teknik resusitasi
3) Meningkatkan pemeriksaan kesehatan
4) Mengatasi bentuk infeksi perinatal
5. Nyeri Perut yang Hebat
→ Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan . 22 minggu
a. Ruptura uteri
Cara terjadinya :
1) Ruptur uteri spontan
a) Terjadi spontan dan sebagian besar pada persalinan
b) Terjadi gangguan mekanisme persalinan sehingga menimbulkan ketegangan segmen
bawah rahim yang berlebihan
2) Ruptur uteri traumatik
a) Terjadi pada persalinan
b) Timbulnya ruptur uteri, karena tindakan seperti ekstraksi, forsep, vakum
3) Ruptur uteri pada bekas luka uterus
a) Terjadinya spontan
b) Bekas SC
c) Bekas operasi pada uterus
Gejala-gejala :
1) Nyeri yang hebat
2) Terjadi robekan dalam perutnya
3) Akibat ruptur menimbulkan : syok dengan nadi cepat, kecil, pernafasan cepat dan pendek,
TD menurun, tampak anemis
4) Palpasi abdomen dapat dirasakan : janin dibawah dinding rahim, perut terasa sakit, sangat
nyeri, teraba uterus yang berkontraksi
5) Setelah terjadi infeksi dapat menjadi terasa nyeri, suhu meningkat
6) Pada PD dijumpai : bagian terendah mudah didorong ke atas, terdapat perdarahan melalui
vagina, dapat diraba tempat robekan pada dinding uterus.

I. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi


Persiapan persalinan yaitu rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga
dan bidan
Komponen rencana persalinan :
1. Membuat rencana persalinan
Berupa tempat bersalin, tenaga kesehatan yang terlatih, bagaimana berhubungan
dengan tenaga kesehatan, yransportasi, teman dalam persalinan, serta biaya untuk
persalina

2. Rencana pembuat keputusan


Disini dibicarakan siapa yang bertindak sebagai pengambil keputusan utama, pembuat
keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada.
3. Mempersiapkan sistem transpor
Dimana tempat bersalin, cara menjangkau tingkat asuhan lebih lanjut, fasilitas
kesehatan untuk merujuk, mendapatkan dana, dan persiapan donor darah
4. Membuat rencana atau pola menabung
Anjurkan keluarga menabung, sehingga jika diperlukan dapat diambil langsung, bidan
bekerjasama dengan masyarakat dan tokoh masyarakat
5. Mempersiapkan barang-barang untuk persalinan
Berupa pakaian ibu dan palaian bayi

J. Persiapan Laktasi
Payudara adalah sumber ASI yang merupakan makanan utama bagi bayi yang perlu
diperhatikan dalam persiapan laktasi adalah :
1. Bra harus sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya menyokong payudara dari
bawah, bukan menekan dari depan.
2. Sebaliknya ibu hamil masuk dalam kelas ”bimbingan persiapan menyusui”
3. Penyuluhan (audio-visual) tentang :
a. Keunggulan ASI dan kerugian susu botol
b. Manfaat rawat gabung
c. Perawatan bayi
d. Gizo ibu hamil dan menyusui
e. Keluarga berencana,dll
4. Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan dalam
keberhasilan menyusui
5. Pelayanan pemeriksaan payudara dan senam hamil

Persiapan psikologis untuk ibu menyusui berupa sikap ibu dipengaruhi oleh faktor-
faktor :
1. Adat istiadat / kebiasaan / kebiasaan menyusui di daerah masing-masing
2. Pengalaman menyusui sebelumnya / pengalaman menyusui dalam keluarga / tidak
3. Pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan yang diinginkan atau tidak
4. Dukungan dari tenaga kesehatan, teman atau kerabat dekat.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan
untuk menyusui adalah :
1. Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui
bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah yang
hampir semua ibu berhasil menjalaninnya. Bila ada masalah, petugas kesehatan akan
menolong dengan senang hati
2. Keyakinan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu botol / formula
3. Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui
sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain
4. Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga, ibu
harus dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayinya, sehingga perlu adanya
pembagian tugas dalam keluarga
5. Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan tenaga kesehatan harus dapat
memperlihatkan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu sehingga keraguan atau
ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang dihadapinya.

II. Promosi Kesehatan pada Ibu Bersalin :


Promosi kesehatan pada ibu bersalin untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan
hidup sehat bagi ibu yang akan menghadapi persalinan agar terwujud derajad kesehatan yang
optimal.Diharapkan dengan penyuluhan dan informasi dari bidan dapat membuat ibu bersalin
dapat menjalani persalinannya dengan tenang.
Hal-hal yang perlu dipromosikan pada ibu bersalin adalah sebagai berikut :
A. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Bersalin
Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan pergerakan-pergerakan
bayi. Perut ibu semakin besar, pergerakan ibu semakin tidak bebas, ibu merasakan
tidak nyaman. Kadang-kadang ibu mengalami gangguan kencing, kaki bengkak.
Kondisi otot –otot panggul dan otot–otot jalan lahir mngalami pemekaran.
Keluarnya bayi itu sebagian besar disebabkan oleh kekuatan-kekuatan kontraksi otot,
dan sebagian lagi oleh tekanan dari perut. Kontraksi dari otot-otot uterus dan pelontaran bayi
keluar amat dipengaaruhi oleh : Sistem saraf simpatis, parasimpatis dan saraf lokal pada otot
uterus.

B. Perubahan Psikologis
Pada minggu-minggu terakhir menjelang kelahiran bayinya, ibu banyak di pengaruhi
oleh perasaan-perasaan/ emosi-emosi dan ketegangan. Ibu merasa cemas apakah
bayinya dapat lahir lancar, sehat atau cacat. Ibu juga amat bahagia menyongsong
kelahiran bayinya yang di idam-idamkannya.
Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut sakit, takut terjadi gangguan waktu
melahirkan, bahkan takut mati. Kecemasan ayah juga tidak boleh diabaikan. Kecemasan ayah
hampir sama besarnya dengan kecemasan ibu yang melahirkan, hanya berbeda sang ayah
tidak secara langsung merasakan efeknya dari kehamilan.

C. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan


Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki ”bulannya” atau ”minggunya” atau ”harinya” yang di sebut kala
pendahuluan (prepatory stage of labord). Ini memberikan tanda-tanda sebagai
berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu terlihat.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus kadang-kadang di sebut “false labor pains”
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan setresinya bertambah bisa bercampur darah
(bloody show).

D. Tanda-Tanda In-Partu
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat sering dan teratur. Keluarnya lendir
bercampur darah yang labih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam : serviks
mendatar dan pembukaan telah ada. Seperti telah di kemukakan terdahulu, faktor-
faktor yang berperan dalam persalinan adalah :
Kekuatan mendorong janin keluar (power) :
1. His (kontraksi uterus)
2. Kontraksi otot-otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma
4. Faktor janin
5. Faktor jalan lahir

E. Persiapan Persalinan
Beritahu ibu mengenai persiapan persalinan meliputi : biaya persalinan, rencana
tempat bersalin (di bidan atau rumah sakit), siapa yang akan menolong (bidan, dokter
spesialis kandungan), sarana transportasi. Dipersiapkan juga satu buah tas yang berisi
perlengkapan bayi seperti : popok, baju bayi, minyak telon, kayu putih, talk, selimut,
selendang, dan perlengkapan untuk ibu seperti : baju ganti, pakaian dalam, pembalut,
kain panjang, dll.

F. Pelaksanan Komunikasi Pada Ibu Bersalin


Melihat berbagai bentuk kecemasan yang muncul pada ibu yang akan melahirkan dan
juga pada suami yang menunggunya maka orientassi pelayanan bukan hanya
ditujukan pada sang ibu juga sekaligus iatan-kegiatan kepada sang suami. Ibu di
tuntun untuk melakukan kegiatan yang menunjang proses pelontaran/ kelahiran bayi.
Dalam kelahiran normal ada dua faktor yang harus dipertimbangkan yaitu: Status
resiko kehamilan dan kemajuan persalinan dan pelahiran.

G. Tujuan Perawatan Dalam Kelahiran Normal, Tugas Pemberi Perawatan


Tujuan perawatan adalah mendapatkan ibu dan anak yang sehat dengan tingkat
intervensi sedikit mungkin yang memperhatikan keselamatan. Pendekatan ini
menyiratkan bahwa dalam kelahiran normal, harus ada alasan yang sah jika akan
mencampuri proses alami. Ada empat tugas pemberi perawata yaitu:
1. Mendukung wanita, pasangannya, dan keluarga selama persalinan, saat ia melahirkan
dan pada periode selanjutnya.
2. Mengobservasi wanita yang bersalin, memantau kondisi janin dan kondisi bayi setelah
lahir, mengkaji faktor resiko, mendeteksi masalah sedini mungkin.
3. Melakukan intervensi minor jika diperlukan, seperti amniotomi, dan episiotomi,
perawatan bayi baru lahir.
4. Merujuk ke tingkat perawatan yang lebih tinggi jika faktor resiko menjadi jelas atau
terjadi komplikasi yang memperkuat perujukan.

H. Promosi kesehatan pada ibu bersalin meliputi beberapa aspek yaitu:


1. Mengkaji Kesejahteraan Wanita Selama Persalinan
Ketika persalinan spontan, biasanya wanita tersebutlah yang memulai perawatan, baik
dengan meminta penolong kelahiran datang atau dengan melakukan atau dengan melakukan
persiapan ke fasilitas kesehatan. Tanggung jawab penolong persalinan untuk mengkaji
perawatan yang paling tepat pada awal persalinan telah dibicarakan dan pentingnya
pemberian dukungan sepanjang persalinan. Di manapun kelahiran terjadi, terbinanya
hubungan yang baik antara wanita dan pemberi perawatan sangat penting baik mereka pernah
atau belum bertemu sebelumnya. Kualitas penerimaan yang di tawarkan kepada wanita yang
mencari perawatan institusi akan sangat menentukan tingkat kepercayaan yang di berikan
oleh wanita tersebut dan keluarganya kepada pemberi perawatan.
Selama perasalinan dan melahirkan, kesejahteraan fisik dan emosional wanita harus di
kaji secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi, dan tekanan darah, memeriksa asupan
cairan dan haluaran urine, mengkaji nyeri dan kebutuhan akan dukungan. Pemantauan ini
harus di pertahankan sampai proses kelahiran berakhir.
Pengkajian kesejahteraan wanita juga di lakukan dengan memperhatikan privasi
selama persalinan, menghormati orang yang di pilih untuk menyertainya, dan menghindari
kehadiran orang yang tidak perlu dalam ruang bersalin.

2. Nutrisi
Nutrisi adalah subjek yang sangat penting dan pada saat yang sama sangat bervariasi.
Pendekatan yang tepat tampaknya tidak menghambat keinginan wanita untuk makan dan
minum selama persalinan dan melahirkan., karena dalam kelahiran normal harus ada alasan
yang shahih jika ingin mencampuri proses alami. Namun sangat ketakutan yang sangat sulit
lenyap dan rutinitas di seluruh dunia, yang masing-masing membutuhkan penanganan dengan
cara berbeda. Dengan dilakukan promosi kesehatan tentang niutrisi pada ibu bersalin inilah di
harapkan akan mampu mengurangi rutinitas pemenuhan nutrisi dengan ketakutan makan
makanan tertentu.

3. Tempat Melahirkan
Praktik persalinan dirumah dibantu yang benar memerlukan beberapa persiapan yang
esensial. Penolong persalinan harus memastikan bahwa tersedia air bersih dan ruangan untuk
tempat melahirkan yang hangat. Mencuci tangan harus di lakukan dengan cermat. Pakaian
atau handuk hangat harus di siapkan untuk membungkus bayi agar tetap hangat. Jadi paling
tidak harus ada beberapa bentuk peralatan melahirkan yang bersih sesuai rekomendasi WHO,
yang bertujuan menciprkan lapangan persalinan sebersih mungkin dan memberi perawatan
tali pusat yang adekuat.

4. Nyeri Persalinan
Hampir semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, tetapi respon setiap wanita
terhadap nyeri persalinan berbeda-beda. Ada beberapa metode non-invasif sekaligus non-
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat di gunakan selama persalinan. Banyak
wanita merasa nyeri berkurang dengan mandi, sentuhan dan pijatan. Ada pula wanita yang
memngatasi nyeri dengan cara relaksasi yang di lakukan secara verba, menjauhkan wanita
dari nyerinya secara hipnotis, musik dan umpan balik biologis.

6. Memantau Janin Selama Persalinan


Memantau kesejahteraan janin adalah bagian bagian perawatan yang penting selama
persalinan. Metode pilihan untuk pemantauan janin selama persalinan normal adalah
auskultasi intermiten. Perawatan secara individual pada wanita melahirkan sangat
esensial dan bisa dilakukan dengan lebih mudah melalui kontak pribadi saat
melakukan auskultasi secara teratur. Hanya pada wanita dengan peningkatan resiko
mesalnya pada persalinan yang diinduksi atau diaugmentasi, komplikasi oleh cairan
amnion yang tercemar oleh mekonium, atau oleh faktor resiko lain. Maka pemantauan
elktronik dan dan konseling menjadi bermanfaat.

7. Kebersihan
Di manapun proses persalinan dan melahirkan ditangani, kebersihan adalah kebutuhan
yang paling penting dan utama. Sterilisasi yang biasa di gunakan di kamar operasi
tidak diperlukan tetapi kuku harus pendek dan bersih serta tangan harus di cuci
dengan air sabun secara cermat. Beberapa tindakan harus diambil selama persalinan
untuk mencegah kemungkinan infeksi pada wanita dan atau penolong persalinan.
Tindakan ini meliputi penghindaran kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh
lain, penggunaan sarung tangan selama pemeriksaan vagina, selama pelahiran bayi,
dan dalam penanganan plasenta. Penting untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
infeksi dengan mempertahankan teknik invasif misalnya episiotomi seminimal
mungkin dan jika melakukan perawatan tambahan, setelah digunakan instrumen yang
tajam di buang.

Anda mungkin juga menyukai