Anda di halaman 1dari 17

Tugas : Wound Care

Dosen : Dwi Wulan Dari, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PERAWATAN LUKA PADA PASIEN DEKUBITUS

DI SUSUN
OLEH
ITRI MARWANI : P201701130
PUTRI NILAM CAHAYA : P201701098
ANDI YANA SARI : P201701105
ANDRIYANI : P201701253
SUSANTI ARDIANA : P201701106
MUH. AJI PRATAMA : P201701114
JAELANI LA UTU : P201802054

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA


KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukurdipanjatkan kehadirat Allah‫ ﷻ‬rabb penguasa alam, rabb
yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada
semua makhluknya sehingga saya bias menyelesaikan tugas proposal ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti
ridhanya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan izin Allah saya telah menyelesaikan tugas
Makalah Wound Care “PERAWATAN LUKA PADA PASIEN
DEKUBITUS”. Penyusunan makalah ini dapat terwujud tak lepas dari
pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Penulis memohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kesalahan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan penulis dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis berharap semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, 14 Desember 2020

i
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................
C. TUJUAN ..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
A. DEVINISI.............................................................................................................
B. ETIOLOGI...........................................................................................................
C. MANIFESTASI KLINIS....................................................................................
D. KOMPLIKASI.....................................................................................................
E. PENATALAKSANAAN ....................................................................................
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG........................................................................
G. PERAWATAN LUKA DEKUBITUS................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. KESIMPULAN..................................................................................................
B. SARAN...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tekanan yang berkepanjangan merupakan penyebab utama
ulkus dekubitus karena tekanan dapat menyebabkan iskemia jaringan
lunak. Ternyata, banyak faktor lain yang juga ikut berperan dalam
terjadinya ulkus dekubitus seperti shear (geseran/luncuran), friction
(gesekan), kelembaban yang berlebihan, dan mungkin juga infeksi
(Maklebust & Sieggreen, 2001 dalam Syapitri, 2017)
Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-
pasien dengan penyakit kronis, pasien yang sangat lemah, dan pasien
yang lumpuh dalam waktu lama, bahkan saat ini merupakan suatu
penderitaan sekunnder yang banyak dialami oleh pasien-pasien yang
dirawat di rumah sakit (Morison, 2003 dalam Syapitri, 2017).
Hasil penelitian Suheri (2009) menunjukkan bahwa lama hari
rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien imobilisasi 88,8%
muncul luka dekubitus dengan rata-rata lama hari rawat pada hari
ke5 perawatan. Jaringan kutan menjadi rusak atau hancur, mngara
pada pengrusakan progesif dan nekrosis dari jaringan lunak
dibawahnya (Potter dan Perry, 2005 dalam Syapitri, 2017) terkait
dengan peran perawat dalam upaya pencegahan luka tekan, potter
dan perry (2005) menyatakan ada 3 area intervensi keperawawtan
utama dalam pencegahan luka tekan yakni (Pertama) perawatan kulit
yang meliputi perawatan hygiene dan pembarian topikal, (kedua)
pencegahan mekanik dan dukungan permukaan yang meliputi
penggunaan tempat tidur, pemberian posisi dan kasur terapeutik dan
(ketiga) edukasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Dekubitus?
2. Bagaimana prosedur oprasional perawatan dekubitus?

1
2

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Dekubitus
2. Untuk mengetahui bagaimana prosedur oprasional perawatan
dekubitus
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEVINISI
Dekubitus adalh kerusakan/kematian kulit sampai
jringandibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai
tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus
menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat mengakibatkan
kematian sel.

B. ETIOLOGI
1. Faktor intrinsik : penuaan (regenerasi swl lemah), sejumlah
penyakit yang menimbulkan seperti DM, Status gizi,
underweight atau sebaliknya overweinght, Anemia,
Hipoalbunemia, penyakit-penyakit neurologik dan penyakit-
penyakit ang merusak pembuluh darah, keadaan hidrasi/cairan
tubuh.
2. Faktor Ekstransik kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang
kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan
penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu, duduk yang buruk,
posisi yang tidak tepat, perubahan posisi yang kurang

Tanda dan gejala, Stadium dan komplikasi


1. Stadium satu
a. Adannya perubahan kulit dari kulit yang dapat diobservasi.
Apabila dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan
tampak salah satu tanda sebagai berikut : perubahan
temperatur kulit (lebih keras atau lunak)
b. Perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak)
c. Perubahan sensasi ( gatal atau nyeri)
d. Pada orang yang berkulit putih , luka mungkin kelihatan
sebagai kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang
berkulit gelap, luka akan kelihatan sebagai warnah merah
yang menetap, biru atau ungu.

2. Stadium dua

3
4

Hilang sebagai lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau


keduanya Cirinya adalh lukanya superficial,abrasi, melepuh, atau
membentuk lubang yang dangkal.
3. Stadium tiga
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap, meliputi kerusakan atau
nekrosis dari jaringan subkutan atau lebih dalam. tapi tidak
sampai pada facial, luka terliat lubang lebih dalam.
4. Stadium empat
Hilangnya lapisan kulit secara lengkap dengan kerusakan yang
luas. nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon,
Adanya lubang yang dalam serta saluran sinus juga termaksud
dalam stadium IV dari luka tekan.

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Cidera awal adalah kemerahan yang tidak menghilang apabila
ditekan ibu jari
2. Pada cidera yang lebih berat dijumpai diulkus dikulit
3. Dapat timbu rasa nyeri. Dan tanda-tanda sistemik peradangan,
temaksud demam yang peningkatan hitung sel darah putih.
4. Dapat terjadi infeksi sebagaiakibat dari kelemahan dan
perawatan dirumah sakit yang berkepanjangan bahkan pada
ulkus kecil.

D. KOMPLIKASI
Meskipun luka tekan tergolong luka non infeksius namun
komplikasi yang lebih lanjut bisa terjadi, infeksi sistemik adalah
yang paling lazim. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah
osteomielitis telah dilaporkan terjadinya 17-32 % dari luka yang
yang terinfeksi dan dapat menyebabkan luka non healing dengan
atau tanda manifestasi sistemik. Bakterimia dapat terjadi dengan atau
tanpa osteomielitis, dengan tanda dan gejala demam , takikardi,
hipotesis, dan perubahan status mental.
5

E. PENATALAKSANAAN
1. Observasi keadaan kulit
Pemeriksaan dengan cara inpeksi visual dan taktil pada kulit.
Observasi dilakukan untuk menentukan karakteristik kulit
normal pasien da setiap area yang potensial atau aktual
mengalami kerusakan. Bagian yang diberikan perhatian khusus
yaitu daerah dibawah gips,traksi, balutan,tongkat,penopong,
penyangga leher, atau peralatan orthopedi lain. Tanda peringatan
dini yang menunjukkan kerusakan jaringan akibat tekanan adalah
lecet atau bintik-bintik pada area yang menanggung beban berat
tubuh dan mungkin disertai hipertemia. Permukaan tubuh yang
paling terbebani berat badan ataupun tekanan merubakan area
beresiko tinggi yerjadi dekubitus. Observasi ini harus terus
dilakukan agar luka dekubitus yang sudah ada tidak semakin
parah.
2. Mobilisasi
Pasien harus mempunyai rentang gerak yang adekuat untuk
bergerak secara mandiri ke bentuk posisi yang lebih terlindungi.
3. Status Nutrisi
Untuk mempercepat penyembuhan luka dekubitus, maka
pemberian nutrisi harus adekuat.
4. Nyeri
Manajemen nyeri dalam perawatan pasien luka dekubitus.
5. Infeksi
Dapat diberikan antipiretik dan antibiotik spektrum luas
untuk mengatasi infeksinya . Bila dapat dikultur. Maka antibiotik
diberikan sesuai hasil kultur

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kultur: pertumbuhan mikroorganisme tiruan agau el-sel jaringan
Albumin Serum : protein utama dalam plasma dan cairan serosa lain.
6

G. PERAWATAN LUKA DEKUBITUS


STANDAR PROSEDUR OPRASIONAL PERAWATAN
DEKUBITUS
DEFINISI Dekubitus adalah kerusakan/ kematian kulit
sampai jaringan dibawa kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat
adanya penekanan pada suatu area secara terus
menerus sehingga mengakibatkan gangguan
sirkulasi darah setempat.
TUJUAN 1. Mencegah infeksi dari masuknya
mikroorganisme kedalam kulit memran
mukosa
2. Mencegah bertambahnya kerusakn
jaringan
3. Mempercepat penyembuhan
4. Membersihkan luka dari benda asing
atau debris.
5. Drain nase untuk memudahkan
pengeluaran eksudat
6. Mencegah penyebaran luka
7. Mencegah pendarahan
8. Mencegah eksoriasi sekitar kulit drain

INDIKASI 1. Pasien koma


2. Pasien dengan tirah baring lama atau
imobilisasi

PERSIAPAN ALAT 1. Alat Steril


a. Satu pasang sarung tangan steril
b. Korentang
c. Dua buah pinset anatomi
d. Satu buah pinset ohirurgis
7

e. Satu buah guntung lurus


f. Satu buah guntung AJ
g. Tiga buah cucing
h. Lidi kapas (bila diperluka)
i. Kasa steril
j. Kapas
2. Alat Tidak Steril
a. Satu pasang sarung tangan bersih
b. Larutan desinfektan dalam
tempatnya
c. NaCl 0,9% (PZ)
d. Larutan sabun
e. Alkohol 70%
f. Obat tabur/ salep untuk luka
(sesuai dengan hasil kultur)
g. Gunting balutan
h. Plester atau perban
i. Guntung plester
j. Perlak
k. Bengkok
l. Tempat sampah inveksius
m. Dua buah ember yang berisi larutan
clorin 0,5%

PERENCANAAN 1. Cuci tangan


2. Persiapkan alat dan pengobatan/ cairan
desinfektan sesuai kebutuhan

IMPLEMENTASI 1. Mengidentifikasi identitas klien


2. Menjelaskan prosedur dan tujuan
perawatan luka pada klien dan
keluarga
3. Mempersiapkan alat dan mengatur
8

posisinya di samping tempat tidur,


memindahkan peralatan yang tidak
diperlukan
4. Menjaga privasi klien dengan menutup
pintu/ tirai dan jendela
5. Mencuci tangan dan menggunakan
sarung tangan bersih
6. Membuka setrawat luka steril
a. Mempersiapkan pralatan, kasa dan
cairan desinvektan sesuai
kebutuhan
b. Pertahankan kesterilan
7. Memposisikan area luka untuk
mempermudah perawatan
a. Memasang perlak dan dekatkan
bengkok
b. Membuka perban luka yang lama
secara hati-hati dengan pinset
anatomis. (ambil pinset dengan
menggunakan korentang).
c. Setelah selesai, buang balutan luka
kotor pada tempat sampah
inveksius
d. Letakkan kembali bengkok didekat
area luka klien dan lepaskan sarung
tangan
e. Observasi kondisi luka
8. Pada luka dekubitus yang akut
a. Ganti sarung tangan dengan yang
steril
b. Gunakan pinset atau tangan kanan
dan bersihksn area 3-5 cm dari luka
9

akut dengan kasa dan larutan


sabuncair. Buang kasa kotor pada
bengkok

Note:
- saat membersihkan denggan
larutan sabu, larutan tidak boleh
mengenai area luka
- pinset/tangan yang sudah ke pasien
tidak boleh di pergunakan untuk
mnambil kasa steril
c. Bersihkan luka dengan
menggunakan kasa PZ dengan
metode swab. Buang sampah kotor
pada bengkok.
d. Bila intruksi dokter. Angkat
jahitan, lakukan dengan gunting AJ
e. Ulangi bersihkan luka dengan
menggunakan kasa PZ dengan
pinset dari arah dalam keluar.buang
kasa kotor pada bengkok.
f. Luka dikeringkan dengan kasa
kering dari arah dalam keluar
g. Pada luka yang ditutup dengan
plester, bersihkan bekas plester
dengan menggunakan kasa alkohol.
h. Luka diberi obat sesuai dengan
advis dokter dan ditutup dengan
kasa steril (Plunary Dressing)
i. Pertahankan kesterilan dalam
melakukan tindakan
9. Pada luka dekubitus yang sudah
10

kronis:
a. Ganti sarung tangan dengan yang
steril
b. Gunakan pinset atau tangan kanan
dan bersihkan area luka dengan
kasa dan larutan sabun cair. Buang
kasa kotor pada bengkok.

Note:
- Saat membersihkan dengan larutan
sabun, larutan boleh mengenai area
luka
- Pinset/ tangan yang sudah ke
pasien tidak boleh dipergunakan
untuk mengambil kasa steril
c. Bersihkan luka dengan
menggunakan kasa PZ sampai
benar-benar bersih. Buang kasa
kotor pada bengkok
d. Luka dikeringkan dengan kasa
kering dari arah dalam keluar.
e. Pada luka yang ditutup dengan
plerster, bersihkan bekas plester
dengan menggunakan kasa alkohol
f. Luka diberi obat sesuai dengan
advis dokter dan ditutup dengan
kasa steril (Prunary Dressing)
g. Perhatikan kesterilan dalam
melakukan tindakan
h. Balutan ditutup dengan plester/
perban
11

10. Membersihkan semua peralatan

Note:
- Rendam alat-alat dalam larutan
clorin 0,5%
11. Melepas sarung tangan dan mencuci
tangn
12. Merapikan klien dan tempat tidur klien
memberikan posisi yang nyaman
13. Merapikan ruangn kembali, membuka
tirai, pintu atau jendela
12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Luka dekubitus juga disebut ulkus dekubitus atau luka tempat tidur,
adalah area kemerahan, luka, atau ulkus pada kulit di atas
penonjolan tulang. Ulkus dekubitus atau luka tekan terjadi akibat
tekanan yang sama pada bagian tubuh yang mengganggu sirkulasi.
Pertama jaringan kulit memerah. Jika sel mati (nekrotis) akibat
kurang nutrisi kulit rusak dan pembentukan ulkus. Akibatnya luka
baring menjadi lebih besar dan dalam
B. SARAN
Sebagai seorang perawat harus benar-benar mengetahui bagaimana
cara merawat luka, baik itu luka akut, kronik dan lain-lain sesuai
penggolongan lukanya, oleh karena itu kita harus selalu belajar
supaya kita dapat merawat luka sesuai prosedur yang di anjurkan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Kusnanto, dkk, 2016, Buku standar prosedur oprasional (SOP) Keperawatan
dasar, Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Syapitri, Hanny., Laura, Mariati, S., Daniel, Ginting, 2017, Metode
pencegahan luka decubitus pada pasien bedrest total melalui perawatan luka,
Idea Nursing Journal, Vol. VIII, No. 2, ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580-
2445
Zahra, Y., Ratna, D., Endang, S, 2016, Efektifitas penggunaan white
petroleum jelly untuk perawatan luka tekanan stage 1 di Ruangan di rawat
inap siloam hospitals lippo village, Indonesia Journal Of Neursing Health
Science, Vol. 1, No. 1

14

Anda mungkin juga menyukai