KELOMPOK 6
Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya.
Kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II Dengan Ulkus Dekubitus. Kami harap
makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua demi mengetahui informasi tentang
menyadari bahwa asuhan keperawatan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan kami demi
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
KONSEP DASAR TEORI....................................................................................................................3
A. Definisi.............................................................................................................................................3
B. Etiologi.............................................................................................................................................3
C. Faktor – Faktor yang Menyebabkan Ulkus Dekubitus..............................................................4
D. Derajat Ulkus Dekubitus...................................................................................................................4
E. Patofisiologi......................................................................................................................................5
F. Lokasi Ulkus.....................................................................................................................................6
G. Manifestasi Klinik............................................................................................................................6
H. Pathway............................................................................................................................................8
I. Penatalaksanaan.................................................................................................................................9
J . Pendidikan kesehatan untuk ulkus decubitus....................................................................................9
I. Konsep Dasar asuhan Keperawatan..................................................................................................10
1. Pengkajian.......................................................................................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................................................................11
3. Perencanaan.....................................................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................20
PENUTUP...........................................................................................................................................20
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................20
B. Saran...............................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit kehilangan sekitar satu gram kulit setiap harinya karena gesekan kuat pada baju
dan aktivitas hygiene yang dilakukan setiap hari seperti mandi. Dekubitus dapat terjadi setiap
umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus pada lansia, khususnya pada pasien
dengan mobilitas. Seseorang yang tidak imobil yang tidak berbaring di tempat tidur sampai
berminggu – minggu tanpa terjadi dekubitus, karena dapat berganti posisi beberapa kali
dalam sejam pergantian posisi ini. Mobilitas hampir menyebabkan dekubitus bila
berlangsung lama, terjadinya ulkus disebabkan gangguan aliran darah setempat dan juga
keadaan umum. Dan penderita inca dekubitus adalah satu masalah bagi populasi pasien
dirawat di RS atau di rumah. Perawatan lainnya pasien – pasien tersebut memiliki resiko
untuk mengalami terjadinya ulkus dekubitus. Selama perawatan, insiden dan perevelensi
terjadi luka dekubitus pada populasi ini di Amerika Serikat cukup tinggik untuk mendapatkan
perhatian dan kalangan tenaga kesehatan, penderita menunjukan bahwa prevelensi luka
dekubitus bervariasi, tetapi secara umum dilaporkan bahwa 5 – 11 % terjadi tatanan
perawatan akut, acute care, 15 – 25 % ditatanan perawatan jangka panjang dan 7 – 12 %
ditatanan perawatan rumah. Berdasarkan penelitian praktek klinik dikeluarkan oleh AHCPR,
intervensi keperawatan yang digunakan untuk mencegah terjadinya luka dekubitus terdiri dari
3 kategori yaitu perawatan kulit dan pencegahan dini, penggunaan berbagai matras atau alas
dan edukasi pasien.
Penelitian dalam kurun waktu 5 tahun terakhir berfokus pada objek dari berbagai
matras mengurangi penekanan jaringan dan perkembangan luka dekubitus sedangkan
penelitian tentang perawatan kulit dan posisi tubuh dan edukasi pasien sangat terbatas.
Untuk penelitian selanjutnya direkomendasikan agar lebih memperhatikan area penelitian
berhubungan dengan perawatan kulit, pengaturan posisi dan edukasi pasien karena kategori
intervensi keperawatan ini masih sangat terbatas diteliti. Dekubitus merupakan suatu hal yang
serius, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia di
negara – negara maju persentase terjadinya dekubitus mencapai sekita 11% dan terjadi dalam
2 minggu pertama dalam perawatan. Penyelidikan menunjukkan bahwa kira – kira 28%
penderita di RS mungkin terkena.
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
Untuk memahami konsep dasar penyakit ulkus dekubitus.
2. Tujuan khusus:
Untuk mengetahui;
1. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan ulkus dekubitus.
2. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien ulkus dekubitus.
3. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada klien ulkus dekubitus.
4. Mampu melakukan tindakan keperawatan keperawatan pada klien ulkus
dekubitus.
BAB II
A. Definisi
Ulkus Dekubitus adalah kerusakan/ kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu
area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah,
anoreksia atau iskemik jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel. Ulkus
dekubitus adalah lesi di kulit yang terjadi akibat rusaknya epidermis dermis dan kadang –
kadang jaringan subkulit dan tulang bawanya (Patofisiologi, Elisabeth J. Corwin, 2002).
B. Etiologi
a. Tekanan
Tekanan imobilisasi yang lama mengakibatkan terjadinya dekubitus, kalau salah satu
bagian tubuh berada pada suatu gradient (titik perbedaan antara 2 tekanan). jaringan yang
lebih dalam dekat tulang, terutama jaringan dengan suplai darah yang baik akan bergeser
ke arah gradient yang lebih rendah.
b. Kelembaban
Sementara kulit berada pada permukaan kontak infeksi yang semakin meningkat dengan
terdapatnya kelembaban. Keadaan ini menyebabkan peregangan dan unggulusi pembuluh
darah., darah yang dalam serta mengalami gaya geser jaringan yang yang dalam ini akan
menjadi iskemia dan dapat mengalami nekrosis sebelum berlanjut ke kulit.
c. Gesekan
Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan dengan alas tempat tidur sehingga seakan –
akan kulit tertinggal dari area tubuh lainnya. Pergerakan dari tubuh di atas alat tempatnya
berbaring dengan fiksasi kulit terutama terjadi iritasi menyebabkan terjadi lipatan –
lipatan kulit terutama terjadi iritasi dapat menarik dan menutup pembuluh – pembuluh
darah sehingga menyebabkan dekrosisi. Jaringan akibat lebih terganggunya pembuluh
darah kapiler.
C. Faktor – Faktor yang Menyebabkan Ulkus Dekubitus
1. Faktor Umum
Karena adanya tekanan yang lama pada satu sisi tubuh, kelembaban kulit yang dapat
menyebabkan peregangan dan anggulasi pembuluh darah serta faktor gesekan dimana
berlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus.
2. Faktor Pediatrik
Faktor pediatrik juga menyebabkan ulkus dimana pada masa ini lapisan dan jaringan
kulit belum berfungsi sempurna. Jika mengalami tekanan pada daerah tubuh yang sama,
gesekan kulit secara terus menerus rentan timbul ulkus.
3. Faktor Transcultural
Budaya yang mana anggapan masyarakat banyak orang sakit (orang sakit berat) harus
bedrest dalam tahap penyembuhan dapat menjadi faktor penyebab ulkus.
4. Faktor Gerontology
Pada masa ini fungsi organ tubuh seorang mulai menurun. Begitu pula dengan lapisan
kulit rentan terkena ulkus.
E. Patofisiologi
Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16-33 mmHg. Kulit akan tetap utuh
karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas
tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobilitas/terpancang pada
tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah
sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg.
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nekrosis
jaringan kulit. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan
mengalami dakubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjamnya.
Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat memudahkan
terjadinya dekubitus;.
Faktor terenggannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas tempatnya
berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat.
Keadaan ini terjadi bila penderita immobilitas, tidak dibaringkan terlentang mendatar,
tetapi pada posisi setengah duduk. Ada kecenderungan dari tubuh untuk meluncur
kebawah. Sering kali hal ini dicegah dengan memberikan penghalang, misalnya bantal
kecil/balok kayu pada kedua telapak kaki. Upaya ini hanya akan mencegah pergerakan
dari kulit, yang sekarang terfiksasi dari alas, tetapi rangka tulang tetap cederung maju
kedepan. Akibatnya terjadi garis-garis penekanan/peregangan pada jaringan subkutan
yang sekan-akan tergunting pada tempat-tempat tertentu, dan akan terjadi penutupan
arteriole dan arteri-arteri kecil akibat terlalu teregang bahkan sampai robek. Tenaga
menggunting ini disebut Shering Forces.
Sebagai tambahan dari shering forces ini, pergerakan dari tubuh diatas alas tempatnya
berbaring, dengan fiksasi kulit pada permukaan alas akan menyebabkan terjadinya
lipatan-lipatan kulit (skin folding). Terutama terjadi pada penderita yang kurus dengan
kulit yang kendur. Lipatan-lipatan kulit yang terjadi ini dapat menarik/mengacaukan
(distorsi) dan menutup pembuluh-pembuluh darah.
Sebagai tambahan dari efek iskemik langsung dari faktor-faktor diatas, masih harus
diperhatikan terjadinya kerusakan penumpukan trombosit dan edema.
F. Lokasi Ulkus
1. Tuberositas ulkus
Akibat tekanan pada keadaan duduk karena foodrest pada kurs roda terlalu tinggi
sehingga BB tertumpu pada daerah ischium.
2. Sacrum
Terjadi bila berbaring terlentang, tidak mengubah posisi. Secara teratur salah posisi
waktu duduk di kursi roda juga saat penderita merosot kew tempat tidur dengan
sandaran miring.
3. Lutut
Terjadi bila pasien lama berbaring telungkup sedangkan sisi lateral lutut terkena
karena lama berbaring pada satu sisi.
4. Siku
Sering dipakai sebagai penekan tubuh atau pembantu mengubah posisi.
5. Jari kaki
Dapat terkena pada posisi telungkup, sepatu yang terlalu sempit.
6. Scapula dan Processus spinous vertebrae
Dapat terkena akibat terlalu lama terlentang dan gesekan yang sering.
G. Manifestasi Klinik
1. Tanda cidera awal adalah kemerahan (hiperemis) yang tidak hilang apabila ditekan
ibu jari
2. Pada cidera yang lebih berat dijumapi ulkus dikulit
3. Timbul rasa nyeri
4. Demam
5. Peningkatan leukosit
6. Edema
Penilaian dekubitus berdasarkan skore Norton:
Item Skore
Kondisi fisik umum
Baik 4
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat buruk 1
Kesadaran
4
Composmetis
3
Apatis
2
Konfus/ soporis
1
Stupor/coma
Aktivitas
4
Ambulan
3
Ambulan dengan bantuan
2
Hanya bisa duduk
1
Tiduran
Mobilitas 4
Bergerak bebas 3
Sedikit terbatas 2
Sangat terbatas 1
Tak bisa bergerak
Inkontinensia
Tidak 4
Kadang-kadang 3
Anoreksia
Inkontinensia
urinarius fungsional
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
I. Penatalaksanaan
1. Observasi keadaan kulit
Pemeriksaan dengan cara inspeksi, visual, dan taktil pada kulit. Observasi dilakukan
untuk menentukan karakteristik kulit normal pasien dan setiap area yang potensial
atau aktual mengalami kerusakan. Tanda peringatan dini yang menunjukkan
kerusakkan jaringan akibat tekanan adalah lecet atau bintil-bintil pada area yang
menanggung beban berat tubuh mungkin disertai hiperemia.
2. Mobilisasi
Pasien harus memiliki rentang gerak yang adekuat untuk bergerak secara mandiri ke
bentuk posisi yang lebih terlindungi. Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam untuk
menghilangkan tekanan yang dialami sehingga luka dekubitus tidak bertambah luas.
3. Status nutrisi
Untuk mempercepat penyembuhan luka dekubitius lakukan diet TKTP.
4. Nyeri
Manajemen nyeri dalam perawatan pasien luka dekubitus
5. Infeksi
Dapat diberikan antipiretik dan antibiotik spektrum luas untuk mengatasi infeksinya.
Bila dapat dikultur, maka antibiotik diberikan sesuai hasil kultur.
1. Pengkajian
1) Identitas
2) Keluhan utama
3) Riwayat keperawatan sekarang
4) Riwayat keperawatan dahulu
5) Riwayat kesehatan keluarga
6) Pola fungsi
a. Aktivitas/ istirahat
Tanda : penurunan kekuatan, ketahanan, keterbatasan rentang gerak. Pada area
yang sakit gangguannya misalnya otot perubahan tunas.
b. Sirkulasi
Tanda : hipoksia, penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cidera,
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin,
pembentukan edema jaringan.
c. Eliminasi
Tanda : keluaran urin menurun adalah tidak adanya pada fase darurat, warna
mungkin hitam kemerahan , bila terjadi, mengidentifiasi kerusakan otot.
d. Nutrisi dan cairan
Tanda : edema jaringan umum, anoreksia, mual dan muntah.
e. Neurosensori
Gejala : area kebas/kesemutan
f. Pernapasan
Gejala :menurunnya fungsi medulla spinalis, edema medulla, kerusakan
neurology, paralysis abdominal dan otot pernapasan.
g. Integritas ego
Gejala : masalah keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, mmenarik diri, marah.
h. Keamanan
Tanda : adanya fraktur akibat dilokasi (jatuh, kecelakaan, kontraksi otot
tetanik, sampai dengan syok listrik).
7) Pemeriksaan diagnostik
a. Kultur : pertumbuhan mikroorganisme tiruan atau sel – sel jaringan
b. Albumin serum : protein utama dalam plasma dan cairan serosa lain.
2. Diagnosa Keperawatan
a. (D.0077) Nyeri akut berhubungan dengan destruksi jaringan (luka dekubitus)
b. (D.0142) Resiko infeksi berhubungan dengan destruksi jaringan (pada luka
dekubitus)
c. (D.0129) Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan menurunnya
sirkulasi darah ke jaringan faktor mekanik (tekanan eksterna dan gaya tarikan)
d. (D.0083) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses penyakit (luka
dekubitus)
e. (D.0074) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
(tidak nyaman terhadap luka dekubitus)
f. (D.0054) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot, nyeri pada luka dikubitus
3. Perencanaan
6. Observasi luka :
Dapat
lokasi, dimensi, mengetahui
kedalaman tinggkatan luka
luka, jaringan
nekrotik, tanda
infeksi lokal
7. Ajarkan Melatih
keluarga keluarga
tentang luka perawatan
dan perawatan secara mandiri
luka
5. Fasilitasi Dapat
kontak dengan mengutaran
individu lain perasaan kepada
dalam orang lain dan
kelompok kecil dapat saling
memberikan
motivasi.
5. (D.0074) Gangguan Setelah dilakukan 1. Gunakkan Membangun
rasa nyaman asuhan pendekatan hubungan saling
berhubungan dengan keperawatan yang percaya
gejala terkait penyakit selama .... x 24 jam menenangkan
(tidak nyaman terhadap tidak terjadi
luka dekubitus) gangguan rasa 2. Nyatakan Meningkkatkan
nyaman dengan dengan jelas motivasi dan
kriteria hasil: harapan harapan
Mampu terhadap pasien
mengontrol 3. Pahami Menilai dari
kecemasan prespektif sudut pandang
Mengontrol pasien terhadap pasien.
nyeri situasi stres
Kualitas tidur 4. Identifikasi Menilai
dan istirahat tingkat kecemasan
adekuat kecemasan pasien
Agresi
pengendalan 5. Bantu klien Ungkapan klien
diri untuk dapat
Dapat mengungkapka mengurangi
mengontrol n situasi yang kecemasan
ketakutan menimbulkan
kecemasan
6. Instruksikan Teknik relaksasi
pasien dapat
menggunakan mengeluarkan
teknik relaksasi hormon
oksitoksin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulkus dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan bawah kulit
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan suatu area
secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi udara.
Gejalanya ulkus dekubitus adalah tanda cedera awal kemerahan yang tidak menghilang
apabila ditekan dengan ibu jari, pada cedera lebih berat dijumpai ulkus di kulit, dapat
timbul rasa nyeri dan tanda – tanda sistemik termasuk demam dan peningkatan hitung sel
darah putih.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada ulkus dekubitus adalah dengan penatalaksanaan
media dan penatalaksanaan non medis.
B. Saran
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Adapun tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan KMB. Makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Kami mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca
menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi
yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang
menjadi referensi secara lengkap.
Untuk itu penulis berharap bagi yang membaca makalah ini bisa memberikan
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun tentang Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah Dengan Penyakit Ulkus Dekubitus.
DAFTAR PUSTAKA