i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul: “Luka Tekan (Presssure Ulser)” Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Luka dasar di STIK Muhammadiyah Pontianak.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak mengalami hambatan,
baik materi, tata bahasa, maupun isi. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengalaman
dan pengetahuan penulis, tetapi dengan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, khusus nya bagi
perkembangan dan pembangunan dalam bidang keperawatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Kubu Raya, 18 Februari 2020
Kelo
mpok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................2
PENDAHULUAN.........................................................................................................2
A. Latar Belakang.....................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................6
LANDASAN TEORI.....................................................................................................6
A. Definisi.................................................................................................................6
A. Etiologi.................................................................................................................6
B. Pencegahan...........................................................................................................7
E. Penatalaksanaan Medis........................................................................................9
BAB III........................................................................................................................30
ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................30
A. Pengkajian..........................................................................................................30
B. Intervensi Keperawatan......................................................................................31
BAB IV........................................................................................................................38
PENUTUP....................................................................................................................38
C. Kesimpulan........................................................................................................38
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari dekubitus?
2
3
C. Tujuan
1. Mengetahuidefinisidari dekubitus
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi lukadekubitus
3. Mengetahui cara mencegah terjadinya dekubitus
4. Mengetahui proses terjadinya dekubitus
5. Mengetahui cara melakukan perawatan luka dekubitus
6. Mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan luka dekubitus
7. Mengetahui intervensi dan implementasi yang di berikan pada klien
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Pressure Ulcure (diketahui sebagai luka tekan, luka ranjang atau luka
dekubitus) adalah kerusakan jaringan yang terlokasi karena tekanan yang
berlebihan yang terjadi pada area tertentu yang tidak mengalami reposisi (Moore
& Cowman, 2009).
National pressure Ulcer Advisory panel (NPUAP), (dalam Potter & Perry,
2005) mengatakan luka tekan merupakan nekrosis jaringan lokal yang cenderung
terjadi ketika jaringan lunak tertekan di antara tonjolan tulang dengan permukaan
eksternal dalam jangka waktu lama.
B. Etiologi
Berikut faktor dan penyebab terjadinya dekubitus meunurut(Bouwhuizen, 1986):
1. Faktor Dekubitus
a. Tekanan
b. Gesekan dan pergeseran
c. Kelembaban dan kebersihan tempat tidur
2. Penyebab tambahan yang dapat mengakibatkan timbulnya dekubitus adalah:
a. Peredaran darah yang jelek
b. Keadaan gizi penderita yang buruk
c. Akibat pengaruh cairan, misalnya keringat, air kemih dan tinja pada kulit
d. Kerusakan yang terjadi pada kulit akibat lipatan, benda-benda kecil atau karena
kuku yang panjang.
Tempat-tempat yang sering terancam bahaya dekubitus adalah:
a. Pada penderita yang berbaring terlentang, pada daerah belakang kepala, daerah
tulang belikat, daerah bokong dan daerah tumit
b. Pada penderita yang berbaring miring, daerah pinggir kepala, (terutama daun
telinga), bahu, siku, daerah pangkal paha, lutut, pergelangan kaki, dan bagian atas
jari-jari kaki.
5
Stage II : Hilangnya sebagian lapisan kulit namun tidak lebih dalam dari dermis,
Stage IV : Kehilangan lapisan kulit secara lengkap hingga tampak tendon, tulang,
ruang sendi. Berpotensi untuk terjadi destruksi dan risiko osteomyelitis.
7
E. Pencegahan
g. Bantal gelatin
h. Bye-bye/bantal udara
i. Tumit dan siku penderita dapat kita bungkus dengan bahan yang dapat memegas
dengan baik
5. Pencegahan terjadi luka
Untuk mencegah terjadinya luka pada penderita,maka perawat yang bertugas
mearawat penderita tidak diperkenankan antara lain memakai perhiasan dan
memelihara kuku sampai panjang.
6. Berbaring yang berubah-ubah
Dengan seelang waktu tertentu, misalnya setiap 2-3 jam sekali, secara bergantian
penderita kita baringkan pada punggung, sisi kiri atau sisi kiri atau sisi kanan tubuh
mereka. Dalam melakukan tindakan ini anda hendaknya selalu memperhatikan waktu
berkunjung dan waktu makan. Pada keadaan-keadaan tertentu,dapat juga diterapkan
kedudukan berbaring pada perut atau sikap tubu setengah miring,yang ditompang
dengan sejumlah bantal atau kantung pasir.Sebelum kita menerapkan sikap tubuh lain
pda penderita, mereka lebih dahulu kita gosok,setelah sebelumnya mereka kita basuh.
Berbaring berubah ubah hanya mempunyai arti kalau dapat kita terapkan dengan
baik. Oleh karena itu, kita perlu membuat sebuah daftar yang berisi waktu
pelaksanaan dan sikap tubuh yang harus diterapkan pada penderita pada masing
masing waktu tersebut. Kita mutlak perlu melaksanakan jumlah dan sikap tubuh yang
lelah ditetapkan setiap 24 jam .
Pada pengobatan dan perawatan dekubitus, pertama tama haru kita terapkan apa
yang telah diketengahkan pada waktu pembicaraan mengenai pencegahan terjadinya
dekubintus. Kalau keadaan penderita mengizinkan, pengeterapan skema berbaring
yang diubah ubah, yang dilaksanakan secara ketat, memang merupakan tuntutan yang
pertama tama harus dikerjakan. Bergantung kepada penderita dan pandangan dan
pendapat yang dianut di masing masing tempat perawatan tersebut, maka
dipergunakan salep yang bekerjanya menyembuhkan, mendesinfektan, atau yang
mempunyai daya kerja yang lain. Dengan permufakatan dan atas nasehat dokter yang
merawat,maka kita berusaha memperbaiki keadaan umu dan peredaran darah
penderita.
tidur standar) atau kasur khusus. Ada 2 jenis dukungan permukaan: statis
tanpa bergerak dan dinamis dengan bagian yang bergerak yang dijalankan
oleh energi. Matras udara dan air efektif tetapi mungkin bocor, jadi mereka
perlu terusmenerus dirawat. Kadang-kadang digunakan glove yang diisi air
atau bantalan donat. Namun bantalan donat kini mulai ditinggalkan karena
terbukti menimbulkan efek tekanan baru pada area pinggir donat. Termasuk
upaya memperbaiki dukungan permukaan adalah menjaga alat tenun tetap
licin dan kencang, kasur yang rata dan tebal serta pemberian bantal pada area-
area berisiko tekanan seperti tumit, siku, bahu dan sakrum.
G. Gambaran Luka Tekan
DESIGN adalah penyingkatan atau akronim dari 6 item sebagai alat pengukuran
atau pengkajian (kedalaman luka, eksudate, luas luka, inflamasi atau infeksi,
granulasi jaringan, dan jaringan yang mati). P di tambahkan ketika terdapat kantung
luka pada luka tekan. Setiap item pengukuran pada alat pengukuran DESIGN
memiliki 3 – 7 tingkat dan rentan jumlah score dari 0 – 28 dengan score yang lebih
tinggi mengindikasikan tingkat atau derajat luka tekan yang lebih parah. DESIGN
merupakan alat yang sangat berguna untuk memonitor perkembangan luka tekan,
tetapi keterbatasan dari alat ini adalah ketidak mampuan alat untuk membandingkan
antara luka tekan lain pada pasien lain (Sanada et al., 2004).
a. Penilaian Instrumen DESIGN
Size (ukuran)
0 Tidak ada
1 Lebih kecil dari 4cm²
4cm² atau lebih besar,
2 namun lebih kecil dari
6cm²
s 16cm² atau lebih, tetapi S 6 100cm² atau lebih besar
3
lebih kecil dari 16cm²
36cm² atau lebih, tetapi
4
lebih kecil dari 64cm²
64cm² atau lebih, tetapi
5
lebih kecil dari 100cm²
4) Granulation tissue
5) Jaringan nekrotik.
indikator pengkajian.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama
Usia
Alamat
Jenis kelamin
Agama
Status
B. Intervensi Keperawatan
Fokus interverensi keperawatan dan rasional merujuk pada (NIC) .
Intervensi untuk diagnosis ini belum dikembangkan; akan tetapi, intervensi di
bawah ini mungkin bermanfaat:
1. Manajemen lingkungan: memanipulasi lingkungan di sekitar pasien untuk
manfaat terapiutik, stimulasi sensorik, dan kesejahteraan psikologis
2. Promosi latihan fisik: memfasilitasi aktivitas fisik rutin untuk
mempertahankan atau meningkatkan kebugaran dan kesehatan
3. Fasilitasi meditasi: memfasilitasi individu untuk mengubah tingkat
kewaspadaannya dengan berfokus pada gambaran atau pemikiran secara
spesifik
4. Masase sederhana: menstimulasi kulit dan jaringan dibawahnya dengan
berbagai derajat tekanan tangan untuk meredakan nyeri, prosedur relaksasi
dan/atau memperbaiki sirkulasi
5. Terapi relaksasi sederhana: menggunakan teknik untuk mendorong dan
memperoleh relaksasi dengan tujuan menurunkan tanda dan gejala yang
tidak diharapkan, seperti nyeri, ketegangan otot, atau ansietas
6. Sentuhan terapeutik: membiasakan diri dengan bidang penyembuhan yang
universal, keinginan untuk bertindak sebagai instrument bagi pengaruh
penyembuhan, dan menggunakan sensitivitas alamiah tangan untuk secara
lembut berfokus dan mengarah pada proses intervensi
BAB IV
PENUTUP
C. Kesimpulan
Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal
akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan
tidak sembuh dengan urutan dan waktu biasa. Selanjutnya, gangguan ini
terjadi pada individu yang berada di atas kursi atau di atas tempat tidur , sering
kali pada inkontinensia dan malnutrisi ataupun individu yang mengalami
kesulitan makan sendiri, serta mengalami gangguan tingkat
kesadaran(Margolis 1995)
Jadi dapat disimpulkan bahwa dekubitus adalah luka yang terjadi karena
adanya tekanan eksternal pada penonjolan tulang.
38
DAFTAR PUSTAKA
Bouwhuizen, M. 1986. Ilmu Keperawatan (verpleegkunde zv). EGC: Jakarta.
Dongeos, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC :
Jakarta
Herdman, Heather. 2012-2014.Nanda International Diagnosa
Keperawatan. EGC: Jakarta.
https://rudizr.wordpress.com/2012/05/20/angkakejadian-dekubitus/
Judith M.Wilkinson & Nancy R.Ahern. 2012 . Buku Saku Diagnosis
Keperawatan Edisi 9. EGC: Jakarta.
Patricia A.potter & Anne Griffin Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Edisi 4 Volume 2. EGC: Jakarta
39