Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG LUKA GANGGREN

Oleh

Kristina

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA


FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TA.2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yg Maha Esa, Karena atas segala Rahmat dan
Karunia Nya saya bisa menyelesaikan penyususnan makalah ini.Makalah kami ini
berjudul Perawatan Luka Gangren yang merupakan salah satu persyaratan bagi
kami dalam menyelasaikan tugas-tugas sebagai seorang mahasiswa SI
keperawatan.

Penyajian Materi dalam makalah ini, kami tampilkan dalam bentuk yg


mudah dipahami.Berdasarkan Penyusunan seperti ini,kami berharap dapat
memahami konsep Perawatan ini dengan mudah serta mengenal aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.

Namun Demikian kami menyadari keterbatasan kami dalam penyususnan


makalah ini.Untuk itu,kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak,terutama dosen keperawatan demi penyempurnaan makalah pada edisi-edisi
beriukutnya.

Akhir kata, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senag hati.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................1


1.2 Tujuan............................................................................................2
1.3 Manfaat..........................................................................................2

BAB II ISI

2.1 hgyhry................................................................................................

2.2 Cara Merawat Luka Ganggren.........................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangren adalah luka yang terinfeksi disertai dengan adanya jaringan yang
mati. Komplikasi Diabetes Mellitus (DM) yang paling berbahaya adalah
komplikasi pada pembuluh darah. Pembuluh darah besar maupun kecil ataupun
kapiler penderita DM mudah menyempit dan tersumbat oleh gumpalan darah
(angiopati diabetik)

Jika sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai


(makroangopati diabetik) tungkai akan lebih mudah mengalami gangren diabetik,
yaitu luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk. Bila
sumbatan terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar, penderita DM akan
merasa tungkainya sakit sesudah ia berjalan pada jarak tertentu, karena aliran
darah ke tungkai tersebut berkurang dan disebut claudicatio intermitten.

Beberapa faktor secara bersama-sama berperan pada terjadinya


ulkus/gangren diabetes. Dimulai dari faktor pengelolaan penderita DM terhadap
penyakitnya yang tidak baik, adanya neuropati perifer dan autonom, faktor
komplikasi vaskuler yang memeperburuk aliran darah ke kaki tempat luka, faktor
kerentanan terhadap infeksi akibat respons kekebalan tubuh yang menurun pada
keadaan DM tidak terkendali, serta kemudian faktor ketidaktahuan pasien
sehingga terjadi masalah gangren diabetik.

Secara umum, gangren diabetik biasanya terjadi akibat triad berikut :

1. Neuropati perifer
2. Insufisiensi Vaskuler Perifer (Iskemik)
3. Infeksi

Penderita yang beresiko tinggi mengalami gangren diabetik adalah :

1. Lama penyakit diabetes yang melebihi 10 tahun


2. Usia pasien yang lebih dari 40 tahun
3. Riwayat merokok
4. Penurunan denyut nadi perifer
5. Penurunan sensibilitas
6. Deformitas anatomis atau bagian yang menonjol (seperti bunion atau
kalus)
7. Riwayat ulkus kaki atau amputasi
8. Pengendalian kadar gula darah yang buruk

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan perawatan luka gangrene pada


pasien/klien yg menderita luka DM.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mencegah komplikasi akibat luka gangren dengan menerapkan teknik


aseptik pada tiap perawatan luka.

1.3 Manfaat

Perawat mampu menjadi educator bagi pasien, dan memberi asuhan


keperawatan secara holistik.
BAB II

ISI

2.1 ISI

Rangkaian yang khas dalam proses timbulnya gangren diabetik pada kaki
dimulai dari cedera pada jaringan lunak kaki, pembentukan fisura antara jari-jari
kaki atau di daerah kulit kering, atau pembentukan sebuah kalus. Jaringan yang
terkena mula-mula menjadi kebiruan dan terasa dingin bila disentuh. Kemudian,
jaringan yang mati, menghitam dan berbau busuk.

Cedera tidak dirasakan oleh pasien yang kepekaannya sudah menghilang dan
bisa berupa cedera termal, cedera kimia atau cedera traumatik. Pengeluaran nanah,
pembengkakan, kemerahan (akibat selulitis) atau akibat gangren biasanya
merupakan tanda pertama masalah kaki yang menjadi perhatian penderita.

Gangren diabetik diklasifikasikan menjadi lima tingkatan, yaitu :

Tingkat 0  Resiko tinggi untuk mengalami luka pada kaki


 Tidak ada luka
Tingkat 1  Luka ringan tanpa adanya infeksi, biasanya luka yang
terjadi akibat kerusakan saraf
 Kadang timbul kalus
Tingkat 2  Luka yang lebih dalam, sering kali dikaitkan dengan
peradangan jaringan disekitarnya
 Tidak ada infeksi pada tulang dan pembentukan abses
Tingkat 3  Luka yang lebih dalam, sering kali dikaitkan dengan
peradangan jaringan disekitarnya
 Tidak ada infeksi pada tulang dan pembentukan abses
Tingkat 4  Gangren yang terlokalisasi, seperti pada jari kaki, bagian
depan kaki atau tumit
Tingkat 5  Gangren pada seluruh kaki

Penyembuhan luka selalu terjadi melalui tahapan yang berurutan mulai dari
proses inflamasi, proliferasi, pematangan dan penutupan luka. Pada gangren,
tindakan debridement yang baik sangat penting untuk mendapatkan hasil
pengelolaan yang memadai. Prinsip dasar pengelolaan gangren diabetik, adalah :

1. Evaluasi keadaan luka dengan cermat


o keadaan klinis luka
o dalamnya luka
o gambaran radiologi (adakah benda asing, osteomielitis, gas subkutis)
o lokasi luka
o vaskularisasi luka
2. Pengendalian keadaan metabolik sebaik-baiknya
3. Debridement luka yang adekuat dan radikal, sampai bagian yang hidup
4. Biakan kuman baik aerob maupun anaerob
5. Antibiotik yang adekuat
6. Perawatan luka yang baik, balutan yang memadai sesuai dengan tingkat
keadaan luka
7. Mengurangi edema
8. Non weight bearing : tirah baring, tongkat penyangga, kursi roda, alas kaki
khusus, total contact casting
9. Perbaikan sirkulasi-vasculer surgery
10. Tindakan bedah rehabilitatif untuk memperbaiki kemungkinan dan
kecepatan penyembuhan
11. Rehabilitasi

Peran perawat dalam perawatan luka gangren adalah mencegah komplikasi


akibat luka gangren dengan menerapkan teknik aseptik pada tiap perawatan luka,
selain itu perawat harus mampu menjadi educator bagi pasien, dan memberi
asuhan keperawatan secara holistik.
2.2 CARA MERAWAT LUKA GANGREN:

2.1.1 Persiapan Alat dan Bahan

1. Pinset anatomi 1 buah dan pinset cirurgis 1 buah


2. Gunting Arteri 1
3. Cucing
4. Persegi satu buah
5. Kom satu buah
6. Bengkok
7. Larutan NaCl 0,9 %
8. Sarung tangan satu pasang
9. Spuit 50 cc
10. Kassa
11. Alkohol 70 %
12. Metronidazole powder
13. Duoderm gel
14. Kaltostat, Aquacel
15. Pembalut Duoderm CGF
16. Duoderm Paste
17. Duk steril

2.1.2 Cara Perawatan Luka :

1. Letakkan cucing (dua buah), kapas, kassa, pinset anatomis, gunting di atas
duk steril.
2. Isi cucing dengan kapas dan larutan NaCl
3. Cuci luka dengan cairan NS (NaCl 0,9%) sambil digosok secara lembut
dengan tangan yang terbungkus sarung tangan
4. Jika luka berongga gunakan tube (NSV bayi atau folley kateter anak) &
spuit 50 cc
5. Keringkan luka dengan kassa secara lembut (ditutul), jangan digosok.
6. Bersihkan kulit utuh sekeliling luka dengan alkohol 70% (radius 3-5cm
dari tepi luka)
7. Taburi dasar luka dengan metronidazole powder (500 mg) secara merata
untuk mengurangi bau pada luka.
8. Isi rongga luka/dasar luka dengan Duoderm Hydroactive gel sampai 1/2
kedalaman rongga luka
9. Campurkan Duoderm Hydroactive gel dengan metronidazole powder
(500mg) dalam cucing steril.
10. Isikan ke dalam luka sampai terisi ½ kedalaman luka
11. Tutup luka dengan absorbent dressing:
a) Kaltostat
b) Aquacel
12. Masukkan Kaltostat rope / Aquacel (absorbent as primary dressing) ke
dalam rongga luka (fill dead space) & di atas luka untuk mengabsorbsi
exudate yg berlebihan.
13. Sisakan 1 cm absorbent dari tepi rongga luka.
14. Tutup dengan pembalut: Duoderm CGF Extrathin secara tepat untuk
memberikan moist environment. Jangan menarik pembalut.
15. Berikan penekanan ringan secara merata pada pembalut selama 30 detik
agar melekat rata dipermukaan kulit
16. Jika warna dasar luka merah (granulasi) namun masih cekung beri
Duoderm Paste secara merata diatas permukaan luka.
17. Tutup absorbent jika perlu.
18. Tutup dengan Duoderm CGF secara tepat
19. Ganti pembalut jika telah jenuh oleh exudates
20. Jadwal penggantian balutan dapat ditentukan setiap 3 - 7 hari sekali,
tergantung warna dasar luka dan jumlah exudates

2.1.4 Dokumentasi keadaan luka, dan perawatan luka

Sebagai educator bagi pasien, perawat memberi informasi tentang


pentingnya nutrisi bagi kesembuhan luka dan pemberian terapi antibiotik.
Penderita gangren disarankan untuk tirah baring, dan menhjaga kesehatan
(terutama gula darahnya). Nutrisi yang diberikan harus sesuai prinsip 3 J (Jumlah
kalori, Jadwal diit, dan Jenis makanan).

Pencegahan jauh lebih disukai daripada penyembuhan. Beberapa faktor


resiko untuk penyakit vaskuler perifer pada pasien DM tidak dapat diobati,
misalnya usia dan lamanya menderita DM, tetapi banyak faktor resiko laon yang
dapat ditangani misalnya merokok, hipertensi, hiperlipidemia, hiperglikemia, dan
obesitas.

Pendidikan tentang perawatan kaki merupakan kunci mencegah ulserasi


kaki. Perawatan kaki dimulai dengan mencuci kaki dengan benar, mengeringkan
dan menminyakinya (menggunakan lotion), kemudian inspeksi kaki tiap hari
(periksa adanya gejala kemerahan, lepuh, fisura, kalus atau ulserasi), memotong
kuku dengan hati-hati. Pasien disarankan untuk mengenalan sepatu yang pas dan
tertutup pada bagian jari kaki. Perilaku beresiko tinggi harus dihindari, misalnya :
berjalan tanpa alas kaki, menggunakan bantal pemanas pada kaki, mengenakan
sepat terbuka pada bagian jarinya, memangkas kalus.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyembuhan luka selalu terjadi melalui tahapan yang berurutan mulai dari
proses inflamasi, proliferasi, pematangan dan penutupan luka. Pada gangren,
tindakan debridement yang baik sangat penting untuk mendapatkan hasil
pengelolaan yang memadai.

3.2 Saran

1. Merawat Luka tersebut agar tidak terkonta minasi


2. Menghilangkan jaringan Oleh bakteri dan benda asing yang
terkontaminasi sehingga Pasien dilindungi terhadap kemingkinan invasi
bakteri.
3. Menghilangkan jaringan yg sdh mati dalam persiapan penyembuhan luka
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai