Anda di halaman 1dari 11

laporan pendahuluan vulnus

appertum
Selasa, 22 Oktober 2013

LAPORAN PENDAHULUAN VULNUS APPERTUM

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN VULNUS APPERTUM

A. Definisi
Luka : adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh
Vulnus appertum adalah luka dengan tepi yang tidak bersturan atau compang-
camping biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul
Vulnus appertum adalah luka robek merupakan luka terbuka yang terjadi
kekerasan tumpul yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot

B. Klasifikasi Luka
1. Ekskoriasi atau luka lecet
2. Vulnus scisum atau luka sayat akibat benda tajam. Pinggir lukanya terlihat rapi
3. Vulnus laseratum atau luka robek akibat terkena mesin atau benda laiinya yang
menyebabkan robeknya jaringan rusak dalam
4. Vulnus punctum atau luka tusuk
5. Vulnus morsum atau luka karena gigitan binatang
6. Vulnus combotio atau luka bakar
7. Vulnus contusum atau luka memar karena cidera pada jaringan bawah kult akibat
benda tumpul
8. Vulnus sclopetorum atau luka tembak (Hidayat alimul aziz, 2008, ketrampilan dasar
untuk praktik klinik kebidanan, jakarta salemba medika )

C. Etiologi
1. Kecelakaan
2. Benda runcing atau benda tajam
3. Benda tumpul
4. Gigitan binatang
5. Perang

D. Fase peyembuhan Luka


1. Fase Inflamasi : berlangsung mulai terjadi luka sampai hari ke 5
Terjadi akibat sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamin yang
meningkatkan permiabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi cairan, penumpukan sel
radang disertai vasodilatasi setempat yang menyebabkan udem dan pembengkakan
yang ditandai dengan warna kemerahan karena kapiler melebar (rubor), suhu hangat
(kalor), rasa nyeri (dolor) dan pembengkakan (tumor).
2. Fase Proliferasi / Fibroplastic / Granulasi :
Terjadi mulai akhir fase inflamasi sampai akhir minggu ke 3. Pada fase ini luka
dipenuhi sel radang, fibroblast dan kolagen, membentuk jaringan berwarna
kemerahan dengan permukaan yang berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi.
Proses ini baru berhenti setelah ephitel saling menyentuh dan menutup seluruh
permukaan luka.
3. Fase penyudahan / Pematangan.
Fase ini berlangsung berbulan bulan dan dinyatakan berakhir jika semua tanda radang
telah hilang. Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya grafitasi, dan akhirnya
perupaan kembali jaringan yang baru dibentuk.

E. Klasifikasi Penyembuhan
1. Penyembuhan Primer (sanatio per primam intentionem)
Didapat bila luka bersih, tidak terinfeksi, dan dijahit dengan baik.
2. Penyembuhan sekunder (sanatio per secundam intentionem)
a. Didapat pada luka yang dibiarkan terbuka
b. Luka diisi jaringan granulasi dimulai dari dasar terus naik sampai penuh
c. Ephitel menutup jaringan granulasi mulai dari tepi
d. Penyembuhan
3. Penyembuhan Primer tertunda atau Penyembuhan dengan jaringan tertunda
a. Luka dibiarkan terbuka
b. Setelah beberapa hari ada granulasi baik dan tidak ada infeksi
c. Luka dijahit
d. Penyembuhan

F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis karena
merupakan suatu kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi saling
berkesinambungan. Proses penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada proses
regenerasi yang bersifat lokal saja pada luka, namun dipengaruhi pula oleh faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik
1. Faktor vaskularisasi mempengaruhiluka karena luka membutuhkan keadaan
peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.
2. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel
membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu, orang yang mengalami
kekuragan kadar Hb dalam darah akan mengalami proses penyembuhan lama
3. Usia keepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau
kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan dapat menurunkan
sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat poses penyembuhan luka
4. Penyakit lain. Mempengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya penyakit, seperti
diabetes melitus dan ginjal, dapat memperlambat proses penyebumbuhan luka
5. Nutrisi, merupakan unsur utama dalam membantu perbaika sel, terutama karena
kandungan zat gizi yang terdapat di dalamnya. Sebagai contoh, vitamin A diperlukan
utuk membantu proses epitelisasi atau penutupan luka dan sintesis kalogen: Vitamin
B kompleks sebagai kofaktor pada sistem enzim yang mengatur metabolisme protein,
karbohidrat, dan lemak: vitain c dapat berfungsi sebagai fibroblas da mencegah
adanya infeksi serta membentuk kapiler-kapiler darah: dan vitamin K yang membantu
sintesis protombin dan befungsi sebagai zat pembekuan darah
6. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan
luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau
stres akan mengalami proses penyembuhan luka yang lebih lama (Hidayat alimul
aziz, 2008, ketrampilan dasar untuk praktik klinik kebidanan, jakarta salemba medika
)
G. Penatalaksanaan Luka
Teknik Perawatan Luka
1. Desinfeksi
Adalah tindakan dalam melakukan pembebasan bakteri dari lapangan operasi dalam
hal ini yaitu luka dan sekitarnya.
Macam bahan desinfeksi: Alkohol 70%, Betadine 10%, Perhidrol 3%, Savlon
(Cefrimid +Chlorhexidine), Hibiscrub (Chlorhexidine 4%)
Teknik : Desinfeksi sekitar luka dengan kasa yang di basahi bahan desinfeksan. Tutup
dengan doek steril atau kasa steril.Bila perlu anestesi Lido/Xylo 0,5-1%
2. Irigasi
Adalah mencuci bagian luka
Bahan yang di gunakan : Perhidrol, Savlon, Boor water, Normal Saline, PZ
Bilas dengan garam faali atau boor water
3. Debridement (Wound Excision)
Adalah membuang jaringan yang mati serta merapikan tepi luka
Memotong dengan menggunakan scalpel atau gunting
Rawat perdarahan dengan meligasi menggunakan cat gut
4. Perawatan perdarahan
Adalah suatu tindakan untuk menghentikan proses perdarahan. Yaitu dengan
kompresi lokal atau ligasi pembuluh darah atau jaringan sekitar perdarahan

5. Penjahitan Luka
Penjahitan luka membutuhkan beberapa persiapan baik alat, bahan serta beberapa
peralatan lain. Urutan teknik juga harus dimengerti oleh operator serta asistennya.
a. Alat, bahan dan perlengkapan yang di butuhkan
1. Naald Voeder ( Needle Holder ) atau pemegang jarum biasanya satu buah.
2. Pinset Chirrurgis atau pinset Bedah satu buah
3. Gunting benang satu buah.
4. Jarum jahit, tergantung ukuran cukup dua buah saja.
5. Bahan yang dibutuhkan :
6. Benang jahit Seide atau silk
7. Benang Jahit Cat gut chromic dan plain.
Lain-lain :
1. Doek lubang steril
2. Kasa steril
3. Handscoon steril
4. Operasi teknik
Urutan teknik penjahitan luka ( suture techniques)
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan asisten dan operator
3. Desinfeksi lapangan operasi
4. Anestesi lapangan operasi
5. debridement dan eksisi tepi luka
6. penjahitan luka
7. perawatan luka

6. Bebat Luka
Setelah luka di jahit dengan rapi di bersihkan dengan desinfeksan (beri salep)
Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi dengan betadine
Lekatkan dengan plester atau hipafix ( bila perlu diikat dengan Verban)
7. Angkat Jahitan
Adalah proses pengambilan benang pada luka
Berdasarkan lokasi dan hari tindakan:
a. Muka atau leher hari ke 5
b. Pereut hari ke7-10
c. Telapak tangan 10
d. Jari tangan hari ke 10
e. Tungkai atas hari ke 10
f. Tungkai bawah 10-14
g. Dada hari ke 7
h. Punggung hari ke 10-14
ASUHAN KEPERWATAN
PADA PASIEN VULNUS APPERTUM

1. Kasus
Seorang Mahasiswa X, 20 tahun habis jatuh setelah pulang dari Kuliah dengan
mengendarai sepeda ontel. Terdapat luka pada paha kaki kanan kurang lebih 6 cm,
datang dengan keluhan nyeri pada paha, keadaan sadar, tidak muntah, tidak ada
cidera kepala, Tensi 110/70 mmhg, Nadi 100x/mnit

ANALISA DATA

Data Masalah Etiologi


DS Gangguan rasa Kerusakan
Pasien mengeluh nyeri nyaman nyeri kontinuitas jaringan
DO
Terdapat luka terbuka pada paha
kanan sekitar 6 cm
Wajah tampak kesakitan
Nadi 100x/menit
Ansietas Kurangnya
Skala nyeri 6
pengetahuan tentang
proses penyembuhan
DS luka
pasien mengataka takut kalau
bekas luka heacting tidak bisa
sembuh seperti kulit biasa

DO
Terdapat luka bekas heacting
Luka tertutup kassa
Nadi 100xm
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl &
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
1 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan Tujuan : Nyeri berkurang,
dengan kerusakan kontinuitas jaringan Kriteria :
Klien tidak mengeluh nyeri.
Pembengkakan hilang atau berkurang
Ttv dalam batas normal
Tgl &
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
2 Cemas berhubugan dengan kurangnya pengetahuan Tujuan : cemas berkurang
Kriteria :
Terdapat luka bekas heacting
Luka tertutup kassa
Ttv dalam batas normal
Pasien tidk lagi bertanya2
TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Tgl. Jam Tindakan Keperawatan


1. 15/5/ 1. Membina hubungan saling percaya
2012 2. Mengkaji keadaan nyeri, nyeri pada luka di paha, skala nyeri 6
3. Mengajarkan pasien tehnik relaksasi nafas dalam dan tehnik
distraksi untuk mengurangi rasa sakit
4. Observasi vital sign
Tensi 100/70 mmhg
Nadi 100x/mnit
5. Kolaborasi dalam pemberian terapi analgesik ketorolac 3x30
mg
6. Memberikan He entang prosedur pelaksaan tindakan heacting
2 7. Kolaborasi dalam tindakan heacting

1. Membina hubungan saling percaya


2. mengobservasi penyebab cemas, yaitu pasien takut kalau bekas
luka tidak bisa sembuh sperti semula
3. memberikan He tentang prosedur pelaksanaan tindakan medis
4. memberikan He tentang proses penyembuhan luka
5. Observasi vital sign
Tensi 100/70 mmhg
Nadi 100x/mnit
No Tgl. Diagnosa Catatan Perkembangan
1. 15/5/2012 1 S : Pasien mengeluh nyeri
O
Terdapat luka terbuka pada paha kanan sekitar 6 cm
Wajah tampak kesakitan
Nadi 100x/menit
Skala nyeri 6
A: gangguan rasa nyaman nyeri
P: Teruskan rencana intervensi.

S
2. pasien mengataka takut kalau bekas luka heacting tidak bisa
sembuh seperti kulit biasa

O
Terdapat luka bekas heacting
Luka tertutup kassa
Nadi 100xm
Pasien bertanya2 tentang bukas luka yang ada
A: Cemas
P: Teruskan rencana intervensi.

Diposkan oleh khoirul anam di 02.37 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting LamaBeranda

Langganan: Entri (Atom)


Arsip Blog

2013 (2)
o Oktober (2)
LAPORAN PENDAHULUAN VULNUS APPERTUM
vulnus appertum

Mengenai Saya

khoirul anam
Lihat profil lengkapku

Template Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai