Anda di halaman 1dari 8

Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No.

2 Juni 2016

TINDAKAN PERAWATAN LUKA PADA PASIEN FRAKTUR TERBUKA


TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA DI RUMAH SAKIT HAJI
MEDAN TAHUN 2015

Oleh : Wirda Faswita


Akper Sehat

ABSTRAK

Wound care in patients with a fracture is a comprehensive wound assessment in


order to determine the clinical decisions in accordance with the needs of patients
fracture. Increased knowledge and clinical skills needed to support quality wound
care. The objective of the research was identified the actions of wound care in
patients with open fractures on wound healing in Haji Hospital Medan. The
methodology is quantitative research with descriptive design. These study
population are 10 fractur patient in Haji Hospital Medan. Sampel elected by total
sample technique of 10 patients with open fractures. The result of the study was
found that the majority of nurses (70%) using tools with complete wound care,
80% of nurses do wound care in accordance with the procedure, the level of open
fracture healing patients using wound care measures <21 days (fast) about 6
respondent and > 21 days (slow) about 4 respondent. The better the wound care
measures sooner phase of wound healing.
Keywords: Wound Care, Patient Fracture

Abstrak

Perawatan luka pada pasien faktur adalah pengkajian luka yang komferehensif
agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien
fraktur. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk
penunjang perawatan luka yang berkualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Untuk mengidentifikasi tindakan perawatan luka pada pasien fraktur terbuka
terhadap penyembuhan luka di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2015. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desai descriptive pada populasi
pasien stroke di Rumah Sakit Haji Medan. Jumlah sampel sebanyak 10 orang
responden pasien fraktur terbuka dengan menggunaka metode accidental
sampling. Data dianalisa dengan hasil penelitian di Rumah Sakit Haji Medan
didapatkan bahwa mayoritas perawat (70 %) menggunakan alat perawatan luka
dengan lengkap, 80% perawat melakukan prosedur perawatan luka sesuai dengan
prosedur dan tingkat kecepatan kesembuhan pasien fraktur terbuka dengan
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

menggunakan tindakan perawatan luka < 21 hari (cepat) yakni sebanyak 6 orang
sedangkan
> 21 hari (lambat) yakni sebanyak 4 orang. . Semakin baik tindakan perawatan
luka semakin cepat fase penyembuhan luka.
Kata kunci: Tindakan Perawatan Luka, Pasien Fraktur.

LATAR BELAKANG tulang/jaringan lanjut,


Perkembangan perawatan menghilangkan nyeri, mencegah
luka sejak tahun 1940 hingga 1970 komplikasi, memberikan informasi
tiga peneliti telah memulai tentang tentang kondisi dan kebutuhan
perawatan luka. Hasilnya pengobatan/penyembuhan luka
menunjukkan bahwa lingkungan (Barbara, 1998).
yang lembab lebih baik dari pada Dari data rekam medik
lingkungan kering. (Winter,1962) Rumah Sakit Haji Medan
mengatakan bahwa laju epitelisasi menunjukkan penyembuhan luka
luka yang ditutup poly etylen dua setelah 2 minggu, luka hanya
kali lebih cepat dari pada luka yang sembuh 3% sampai dengan 5%.
dibiarkan kering. Hasil penelitian ini Sampai akhir bulan hanya 35%
menyimpulkan bahwa migrasi sampai 59% kekuatan luka tercapai
epidermal pada luka superficial lebih dan tidak akan lebih dari 70%
cepat pada suasana lembab dari pada sampai 80% kesembuhan dicapai
kering (Potter 1998). kembali setelah perawatan lebih dari
Perawatan luka lembab satu bulan. Dari data yang diperoleh
tidak meningkatkan infeksi pada dari ruangan Al Ikhlas Rumah Sakit
kenyataannya tingkat infeksi pada Haji Medan, untuk tahun 2013 kasus
semua jenis balutan lembab adalah fraktur terbuka berjumlah 124 kasus
2,5% lebih baik dibanding pada dengan rata-rata 11 kasus per bulan.
balutan kering (Thompson, 2000). Tahun 2014 jumlah kasus 184
Fraktur adalah terpisahnya dengan rata-rata 16 kasus perbulan.
kontinuitas tulang normal yang Tindakan keperawatan yang
terjadi karena tekanan pada tulang dilakukan dalam upaya
yang berlebihan. Fraktur terbagi atas penyembuhan luka fraktur terbuka
fraktur tertutup dan fraktur terbuka. yaitu dengan mengganti balutan yang
Fraktur terbuka yaitu tulang yang tepat menggunakan prinsip-prinsip
patah tampak dari luar karena tulang steril antiseptic dan mengelola nyeri
telah menembus kulit atau kulit dengan pemberian obat-obatan yang
mengalami robekan. Patah tulang tepat maka akan tercapai efektivitas
terbuka lebih mudah terinfeksi penyembuhan luka. Balutan luka
(Fitriyani, 2007). tertutup yang sering digunakan yaitu
Prioritas perawatan pada balutan kering karena akan
penderita patah tulang (fraktur) mempercepat penyembuhan pada
terbuka adalah mencegah cidera luka insisi post operasi, di Rumah
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

Sakit Haji Medan untuk perawatan 1. Perawatan Luka


luka post operasi pada Fraktur Tabel 2. Distribusi Frekuensi
terbuka menggunakan balutan kering Responden Berdasarkan Perawatan
dengan cara menutupkan seluruh Luka Pada Pasien Fraktur Terbuka di
luka dengan kasa steril yang kering. Rumah Sakit Haji Medan Tahun
2015
METODE PENELITIAN
Penelitian yang Perawatan
Frekuensi
Persentase
dilaksanakan menggunakan desain Luka (%)
Baik 6 60
deskriptive dengan menggunakan
Tidak Baik 4 40
metode observasional, peneliti Total 10 100
melakukan observasi pada Tabel 2. responden perawatan luka
percepatan penyembuhan luka pasien fraktur terbuka adalah baik
fraktur tertutup (dependen) setelah yakni sebanyak 6 orang ( 60% ) dan
dilakukan perawatan luka tidak baik yakni sebanyak 4 orang (
(Independen). Pengambilan sampel 40% ).
dilakukan dengan cara total sampling
pada 10 pasien fraktur terbuka di 2. Penyembuhan Luka
ruangan Al Ikhlas Rumah Sakit Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Haji Medan selama satu bulan. Responden Berdasarkan
Penyembuhan Luka Pada Pasien
HASIL PENELITIAN Fraktur Terbuka Dengan Perawatan
Analisis Univariat luka di Rumah Sakit Haji Medan
Berdasarkan hasil penelitian 2015
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Umur dan Penyembuhan Persentase
Frekuensi
Jenis Kelamin Pada Pasien Fraktur Luka (%)
Terbuka di Rumah Sakit Haji Medan Cepat 6 60
Tahun 2015. Lambat 4 40
Total 10 100
Tabel 1. Berdasarkan table di atas
Tabel 3. responden penyembuhan
mayoritas responden yang menderita
luka pasien fraktur terbuka dengan
Fraktur terbuka di Ruang Al- Ikhlas
balutan adalah cepat yakni sebanyak
Rumah Sakit Haji Medan, yakni ;
6 orang (60 %) dan lambat yakni
umur < 20 thn berjumlah 4
sebanyak 4 orang (40 %).
responden ( 40% ), berjenis kelamin
laki laki dengan jumah 8 orang (
80% ), dan minoritas yakni ; umur 31
40 thn berjumlah 1 orang ( 10% ),
PEMBAHASAN
berjenis kelamin perempuan dengan
1. Perawatan luka
jumlah 2 orang ( 20% ).
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

Dari hasil penelitian ini, 10 responden dengan perawatan luka ;


responden perawatan luka pasien tidak menyiapkan pincet cirurgic,
fraktur terbuka adalah baik yakni 6 tidak menyiapkan kapas lidi, tidak
orang ( 60% ), dan kurang baik yakni menyiapkan bensin dalam
sebanyak 4 orang tempatnya, pasien tidak diberi
(40%). Ini dinilai dari hasil penjelasan tentang tindakan yang
pengisian lembar observasi akan dilakukan, tidak mencuci
kelengkapan persiapan alat dan tangan sebelum melakukan tindakan,
perawatan luka yang berjumlah 25 membersihkan luka tidak
nomor (poin). Dari 10 responden menggunakan pinset, tidak mencatat
yang dilakukan observasi tersebut, 6 hasil observasi dan respon pasien,
orang dikategorikan dalam serta tidak mencuci tangan sesudah
perawatan luka yang baik karena dari melakukan tindakan dan langsung
25 poin prosedur tetap pelayanan merawat luka pasien yang lain.
perawatan luka yang sudah Pasien dengan fraktur terbuka
ditetapkan di RSUP H. Adam Malik agar diperhatikan perawatan
Medan, dilakukan lebih dari 20 poin. lukanya. Perawatan luka adalah
Hanya ada beberapa poin yang tidak pengkajian luka yang komferehensif
dilakukan, antara lain : tidak agar dapat menentukan keputusan
memakai kapas lidi, tidak mencuci klinis yang sesuai dengan kebutuhan
tangan sebelum melakukan tindakan pasien. Peningkatan pengetahuan dan
serta tidak tersedianya bensin dalam ketrampilan klinis diperlukan untuk
tempatnya. penunjang perawatan luka yang
Sedangkan 4 orang responden berkualitas (Agustina: 2009).
yang mendapatkan pelayanan Perawatan luka yang baik akan
perawatan luka dengan kategori yang mempengaruhi kecepatan proses
kurang baik karena dari 25 poin penyembuhan luka pada pasien
protap pelayanan yang sudah fraktur terbuka.
ditetapkan, yang dilakukan kurang Dalam pelaksanaan
dari 20 poin. Dengan perincian perawatana luka yang baik adalah
sebagai berikut : 2 responden dengan dengan menerapkan prosedur yang
perawatan luka yang ; tidak memakai telah ditetapkan, memperhatikan
kapas lidi, tidak mencuci tangan prinsip septik antiseptik,
sebelum melakukan tindakan, tidak pengelolahan rasa nyeri dengan tepat
tersedianya bensin dalam tempatnya, dengan langkah-langkah yang bisa
pasien tidak diberi penjelasan dilaksanakan perawat untuk
tentang tindakan yang akan meringankan rasa nyeri adalah : Pada
dilakukan, pinset yang sudah tidak tahap awal dari pengobatan, beritahu
steril tidak diletakkan diletakkan obat-obat yang dipesan, yaitu obat
dalam bengkok, tidak mencatat hasil analgesic/sedative dengan dosis yang
observasi dan respon pasien. Dan 2 sesuai pada jarak waktu yang tepat.
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

Ganti-ganti posisi secara teratur, asal kering, pinggiran luka tampak


dalam batas yang diizinkan dalam menyatu dan kekuatan tegangan luka
pengobatan. Bila rasa nyeri mereda meningkat. Dan 4 responden (4
diskusikan dengan pasien mengenai orang) dengan hasil : Pada fase
pengurangan dosis obat atau inflamatori (1-4 hari) ; luka tampak
seringnya pemakaian (Long, 2002). bengkak, daerah luka tampak
kemerahan, febris, nyeri. Dan pada
2. Penyembuhan luka fase proliferasi (5-21 hari) ; luka
Dari hasil penelitian pada tidak kering, pingiran luka tampak
tabel 4.2. menunjukkan bahwa tidak menyatu. Terjadinya
pengaruh tindakan perawatan luka penyembuhan yang lambat
memberikan pengaruh yang baik dikarenakan faktor usia dan
pada pasien post operasi fraktur kemungkinan nutrisi yang kurang
terbuka. Tingkat kecepatan baik, tetapi untuk kebutuhan
penyembuhan luka responden lebih nutrisinya tidak dilakukan dalam
cepat yakni < 21 hari sebanyak 6 penelitian ini, karena faktor-faktor
orang, sedangkan kecepatan yang mempengaruhi penyembuhan
penyembuhan luka responden lambat luka yaitu: Usia, nyeri post operasi
yakni > 21 hari sebanyak 4 orang. dan nutrisi.
Hasil ini diperoleh dari 10 responden Tindakan keperawatan yang
yang diobsevasi dengan lembar harus diperhatikan dalam upaya
observasi tanda-tanda fase penyembuhan luka pada pasien
penyembuhan luka, yaitu : fraktur terbuka yakni dengan balutan,
1. Pada Fase inflamatori (1-4 hari) untuk melindungi jaringan yang
a. Luka tampak bengkak berada di bawahnya dari kerusakan
b. Daerah luka tampak lebih lanjut dan untuk menggantikan
kemerahan sementara beberapa kulit yang utuh.
c. Debris. Tindakan balutan pada pasien
d. Nyeri fraktur terbuka, gunanya untuk
2. Pada Fase Proliferasi (5-21 hari) melindungi jaringan yang berada di
a. Luka kering bawahnya dari kerusakan lebih
b. Pinggiran luka tampak lanjut. dengan tujuan untuk
menyatu mempercepat pembentukan jaringan.
c. Kekuatan tegangan luka Dengan cara : menggunakan balutan
meningkat. yang sifatnya semipermiabel untuk
Ternyata 6 responden (6 orang) mencegah kekeringan dan menjaga
dengan hasil : Pada fase inflamatori jaringan tetap baik, tidak melekat,
(1-4 hari) ; lukanya tampak bengkak, Impermeable terhadap bakteri,
daerah luka tampak kemerahan, mampu mempertahankan
debris, serta nyeri. Dan pada fase kelembaban yang tinggi pada tempat
proliferasi (5-21 hari) ; lukanya luka sementara juga mengeluarkan
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

eksudat yang berlebihan. Penyekat terutama karena terdapat


suhu, non-toksik dan non-alergik, kandungan zat gizi di dalamnya.
nyaman dan mudah disesuaikan, f. Kegemukan, obat-obatan,
mampu melindungi luka dari trauma merokok, dan stres,
lebih lanjut, tidak perlu terlalu sering mempengaruhi proses
mengganti balutan (Morison, 2003; penyembuhan luka. Orang yang
44). terlalu gemuk, banyak
Menurut Alimus, 2006 ; Proses mengonsumsi obat-obatan,
penyembuhan luka dipengaruhi oleh merokok, atau stres, akan
berbagai faktor, yaitu : mengalami proses penyembuhan
a. Vaskularisasi, mempengaruhi luka yang lebih lama. Bahan
luka karena luka membutuhkan makanan yang mengandung Vit.
peredaran darah yang baik untuk K antara lain sayur hijau, hati,
pertumbuhan atau perbaikan sel. kacang kedelai. Diharapkan
b. Anemia, memperlambat proses dalam mempercepat
penyembuhan luka mengingat penyembuhan luka pada pasien
perbaikan sel membutuhkan fraktur terbuka untuk
kadar protein yang cukup. Oleh menggunakan protap pelayanan
sebab itu, orang yang mengalami perawatan yang sudah
kekurangan kadar haemoglobin ditetapkan dalam perawatan
dalam darah akan mengalami luka. Aktifitas tenaga
proses penyembuhan yang lebih keperawatan dalam
lama. mempercepat penyembuhan luka
c. Usia, kecepatan perbaikan sel pasien fraktur terbuka berperan
berlangsung sejalan dengan sebagai pendidik dan pelaksana.
pertumbuhan atau kematangan Dalam melaksanakan penelitian
usia seseorang. Namun ini ditemukan beberapa kesulitan
selanjutnya, proses penuaan misalnya adanya faktor yang
dapat menurunkan sistem sulit dikontrol yaitu kebudayaan,
perbaikan sel sehingga dapat ansietas, keletihan, dukungan
memperlambat proses keluarga dan social, penggunaan
penyembuhan luka. obat anti inflamasi. Faktor-
d. Penyakit lain, memengaruhi faktor tersebut dapat
proses penyembuhan luka. mempengaruhi hasil pengukuran
Adanya penyakit seperti diabetes kecepatan penyembuhan luka
militus dan ginjal dapat pada pasien fraktur terbuka.
memperlambat proses
penyembuhan luka. KESIMPULAN
e. Nutrisi, merupakan unsur utama Berdasarkan hasil penelitian
dalam membantu perbaikan sel, di Rumah Sakit Haji dapat
disimpulkan
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

bahwa ada pengaruh tindakan www.fkuii.org, 7 Februari


perawatan terhadap cepatnya 2007. Lukman, Nurna
penyembuhan luka. Tingkat Ningsih, 2009, Asuhan
kecepatan kesembuhan pasien Keperawatan Pada Klien
fraktur terbuka dengan dengan Gangguan Sistem
menggunakan tindakan Muskuloskeletal, Salemba
perawatan luka < 21 hari (cepat) Medika, Jakarta.
yakni sebanyak 6 orang
sedangkan > 21 hari (lambat) Moesbar, Nazar. 2007, Pengendara
yakni sebanyak 4 orang. dan Penumpang Sepeda
Motor Terbanyak Mendapat
Patah Tulang pada
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian Kecelakaan Lalu Lintas,
disarankan kepada rumah sakit Pidato Pengukuhan Jabatan
dalam membuat dan menetapkan Guru Besar Tetap Dalam
prosedur perawatan, agar selalu Bidang Ilmu Bedah pada
mengikuti perkembangan ilmu Fakultas Kedokteran,
dan teknik perawatan yang terus diucapkan di hadapan Rapat
berkembang, agar dapat Terbuka Universitas
memberikan pelayanan dengan Sumatera Utara, 28 Juli 2007,
mutu yang lebih baik guna Universitas Sumatera Utara,
meningkatkan pelayanan rumah 2007.
sakit. Perawat diharapkan Moh. Nazir. 2002, Metodologi
menggunakan manajemen Penelitian. Ghalia Indonesia.
perawatan luka dalam
mempercepat proses Morison, M.J. 2004, Seri Pedoman
penyembuhan luka pada pasien Praktis Manajemen Luka,
fraktur terbuka serta melakukan Alih Bahasa Tyasmono A. F,
perawatan luka yang tepat sesuai Cetakan I, EGC, Jakarta
dengan prosedur yang telah
Notoatmodjo, S. 2006, Metodologi
ditetapkan untuk mempercepat
Penelitian Kesehatan,
penyembuhan luka
Cetakan II, 0Edisi Revisi,
Rineke Cipta, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. 2000,
Arikunto ,S. 2002, Prosedur
Keterampilan dan Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan
Dasar (Poket Guide to Basic
Praktek. PT. Rineka Cipta,
Skill and Procedures), Alih
Jakarta.
Bahasa Monica Ester, Edisi
Fitriyani, A. 2007, Bone Fraktur 3, EGC, Jakarta.
(Fraktur Tulang),
Jurnal ilmiah Research Sains Vol.2 No. 2 Juni 2016

Smeltzer,S.C. dan Brenda G.B. 2003,


Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8,
EGC, Jakarta.

Wasis, 2008, Pedoman Riset Praktis


untuk Profesi Perawat. EGC ,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai