Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN

Prssurised Irrigation Versus Swabbing For Wound Cleansing :


a multicenter, prospective, randomised controlled trial
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase KMB
Di Poli Bedah RSUP Dr. Moewardi Surakarta

Disusun oleh :
Kelompok 8
YONNY ANDESMA
M. FEBRIAN BALADUM AKBAR
MARIA ANTONIA NURAK

PROGRAM PEDNDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (alasan mengambil jurnal)
Pembersihan luka pada luka terbuka (ulkus DM, luka bakar, luka kronik)
merupakan bagian penting dalam proses penyembuhan luka dengan
menghilangkan debris, pus, mengurangi bakteri yang menggangu proses
penyembuhan luka dan membantu menghidrasi luka (Jones, 2012). Selama
beberapa abad, pembersihan luka dilakukan dengan berbagai metode, solusi
dan agen pembersih luka (seperti antiseptik dan anibiotik). Metode
pembersihan luka yang terbaru dan terbaik adalah dengan metode basahkering untuk menjaga kelembaban luka.
Seiring dengan perkembangan, teknik pembersihan luka pun mengalami
perubahan. Selama beberapa tahun, teknik pembersihan luka dengan
swabbing merupakan teknik yang paling sering dilakukan. Akan tetapi,
penelitian menyebutkan bahwa swabbing dapat merusak jaringan dan
menghambat granulasi sehingga muncullah teknnik baru pembersihan luka
dengan irigasi (Young, 1995 & Cunliffe, 2002).
Perawat merupakan petugas kesehatan yang paling berperan dalam
melakukan perawatan luka. Perawat perlu untuk mengetahui evidance based
practice penggunaan teknik pembersihan luka sehingga dapat membantu
mempercepat penyembuhan luka pada pasien, memberikan kenyamanan pada
pasien, mengurangi lama perawatan luka, dengan mengurangi biaya
pengobatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan hasil perawatan luka menggunakan teknik
irigasi bertekanan dengan teknik swabbing untuk luka skunder (terbuka)
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya perbedaan hasil perawatan luka menggunakan teknik
irigasi bertekanan dengan teknik swabbing untuk luka skunder
(terbuka) dari segi penyembuhan

b. Diketahuinya perbedaan hasil perawatan luka menggunakan teknik


irigasi bertekanan dengan teknik swabbing untuk luka skunder
(terbuka) dari efektifitas biaya
C. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Sistematika Penulisan
BAB II : JURNAL YANG DIAMBIL
BAB III : PEMBAHASAN
A. Nama Peneliti
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel, Instrumen
Penelitian
Hasil Penelitian
Kelebihan dan kekurangan jurnal
Kemanfaat jurnal untuk dapat diterapkan dilahan praktik (analisa SWOT)
Analisa PICO
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
E.
F.
G.
H.

BAB II
JURNAL ASLI

TERLAMPIR

BAB III
PEMBAHASAN
A. Nama peneliti
SSS Mak, MY Lee, DTF Lee, TK Chung, WL Au, MH Ip, AT Lam
B. Tempat dan waktu penelitian
Klinik rawat jalan di New Territories Timur Cluster Rumah Sakit
Otoritas di Hong Kong dari April 2008 sampai Agustus 2010.
C. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui perbedaan hasil perawatan luka menggunakan teknik
irigasi bertekanan dengan teknik swabbing untuk luka skunder (terbuka)
D. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian prospective, merupakan rancangan studi yang
mempelajari hubungan, pada penelitian ini membandingkan antara
perawatan luka dengan irigasi dan perawatan luka dengan swabbing.

Penelitian ini dilakukan dengan uji coba acak terkontrol (Randomised


controlled trial).
2. Populasi, sampel, tekhnik pengambilan sampel dan instrumen
penelitian
a. Populasi dan Sampel
Polpulasi pada penelitian ini tidak dijelaskan, total pasien 256 dan
diacak untuk menerima perlakuan teknik irigasi 122 pasien dan
swabbing 134 pasien.
Pasien tidak dimasukkan dalam sampel jika (kreteria eksklusi):
kulit rusak, kehilangan ketebalan kulit, kerusakan otot tulang dan
struktur pendukung, luka dengan sinus, luka yang memang sudah
diindikasikan untuk dibersihkan oleh irigasi bertekanan, lebih dari
satu luka, pasien dengan harapan hidup sangat rendah, kondisi klinis
yang mungkin menggangu penyembuhan luka.
Luka dinilai pada saat pendaftaran dan pada penyembuhan ( atau
setelah 6 minggu jika luka tidak sembuh). Ukuran hasil yang utama
(primer) termasuk waktu untuk penyembuhan luka, perubahan ukuran
luka, dan proporsi luka sembuh dalam 6 minggu. Ukuran hasil
sekunder termasuk tingkat infeksi selama masa tindak lanjut, pasien
merasakan gejala luka, kepuasan pasien dengan metode pembersihan,
kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan / healthrelated quality of life (HRQOL), dan biaya.
b. Teknik Pengambilan Sampel dan Isntrumen Penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan uji coba acak terkontrol
(Randomised controlled trial) di empat tempat klinik rawat jalan atau
General Out-patient Clinis (GOPC). Kedua kelompok dibandingkan
dengan menggunakan log rang test, Person Chi-Square test, Fishers
exact test, Mann-Whitney U test, atau independent t-test.
Analisis efektivitas biaya penyembuhan luka dilakukan bagi pasien
yang menyelesaikan pengobatan. Total biaya medis langsung diganti
per

pasien

diperkirakan

dengan

aritmatika,

waktu

untuk

menyelesaikan penyembahan luka diperkirakan oleh pendekatan Efron


sebagai ukuran efektivitas. Confidence intervals (CIs) atau tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 95%, apakah ada perbedaan

berarti dalam biaya medis dan waktu penyembuhan luka antara irigasi
bertekanan dengan swabbing.
E. Hasil penelitian
Dari bulan April 2008 sampai Agustus 2010, total pasien 256 dan diacak
untuk menerima perlakuan teknik irigasi 122 pasien dan swabbing 134
pasien. Dari 256 pasien, 39 (15,2%) ditarik. 15 dimasing-masing kelompok
hilang untuk ditindaklanjuti, satu pada kelompok irigasi bertekanan dan
delapan dikelompok swabbing karena ada efek samping. Kedua kelompok
memiliki karakteristik dasar yang serupa, dapat dilihat pada Tabel 1.
Penyembuhan luka pada kelompok irigasi bertekanan 82,0% dan kelompok
swabbing 78,4%.

Dalam waktu 6 minggu, data mengenai waktu penyembuhan luka (hari)


dengan irigasi bertekanan 9,0 (95% CI, 7,4-10,6), sedangkan swabbing 12,0
(95% CI, 10,2-13,8). (P=0,007 log rang test). Sedangkan rata-rata untuk
menyelesaikan penyembuhan luka: irigasi bertekanan 11,4 hari dan swabbing
14,5 hari, dengan penghematan waktu 3,1 hari (95% CI, 0,3-59). (Tabel 2)

Kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan di hal gejala luka (Cairan
yang bocor dalam pembersihan luka, perdarahan, bau, dan gatal), kecuali
untuk nyeri selama pembersihan luka (P=0,020). Kedua kelompok juga tidak
berbeda secara signifikan dalam hal tingkat hidup pasien ketika ada enam
gejala luka. (Tabel 3)

Pasien dalam kelompok irigasi bertekanan memiliki skor kepuasan yang


lebih tinggi setelah pembersihan luka dalam hal kebersihan (P=0,161),
kenyamanan (P=0,002), dan kepuasan secara keseluruhan (P<0,001). (Tabel
4)

Kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan pada kualitas kesehatan


yang berhubungan dengan kehidupan / health-related quality of life
(HRQOL) sesuai dengan Form 12 skor dari fungsi fisik, peran fisik, nyeri
tubuh, kesehatan umum, vitalitas, sosial, fungsi, peran emosional dan
kesehatan mental (Tabel 5).

Masing masing kelompok irigasi bertekanan dan klompok swabbing


memiliki biaya medis yang berbeda, total biaya medis langsung per pasien
kelompok irigasi bertekanan HK $ 244 283 dan kelompok swabbing HK $
354 882, dengan penghematan HK $ 110 (95% CI, HK $ -33 ke 308),
menunjukkan bahwa kelompok irigasi bertekanan dominan lebih murah
dibandingkan kelompok swabbing. (Tabel 6)

Irigasi bertekanan untuk membersihkan luka memiliki waktu lebih pendek


untuk penyembuhan luka, selama luka dibersihkan tidak begitu nyeri dan
kepuasan pasien lebih besar. Manfaat irigasi bertekanan telah dilaporkan
mempromosikan penyembuhan luka dan kenyamanan pasien, sedangkan

kekurangan dari swabbing merusak efek pada jaringan karena ekstra


diterapkan pada luka, yang akan mempengaruhi penyembuhan luka.
F. Kelebihan dan kekurangan jurnal
1. Kelebihan
a. Memberikan informasi bahwa teknik perawatan luka dengan irigasi
bertekanan lebih cepat dalam proses penyembuhan dan biaya lebih
murah dibandingkan dengan teknik swabbing.
b. Peneitian dengan randomised controlled trial untuk membandingkan
irigasi bertekanan dengan

swabbing

dan di design dengan

meminimalkan counfonding faktor.


c. Sampel penelitian dalam jumlah besar sehingga hasil penelitian lebih
bisa digeneralisasikan.
2. Kekurangan
a. Pada penelitian ini tidak dijelaskan jumlah populasi yang diambil
b. Pada penelitian ini tidak dijelaskan cara pengambilan sampel acak
c. Pada penelitian ini tidak dijelaskan kenapa jumlah sampel dikurangi
d. Pada penelitian ini ini tidak dijelakan perawatan luka khusus pasien
dengan kasus tertentu atau tidak, perawatan luka yang dilakukan
cakupannya terlalu luas, hanya dijelaskan perawatan luka terbuka
e. Pada perawatan luka dengan irigasi bertekanan, tidak dijelaskan
jumlah tekanan cairan yang digunakan, dan jenis cairan yang
digunakan.
f. Pasien tidak diberikan informed consent
g. Proporsi pasien yang direkrut di masing-masing kelompok tidak
sebanding.
G. Kemanfaatan jurnal untuk dapat diterapkan di lahan praktik (SWOT)
a. Strength (Kekuatan)
Kegiatan di poli bedah salah satunya adalah perawatan luka dengan
berbagai jenis luka, untuk meminimalkan biaya dan mempercepat proses
penyembuhan luka, metode perawatan luka dengan irigasi bertekanan
sangat mungkin diterapkan di RSUP Dr. Moewardi Surakarta di lihat dari
SDM tenaga kesehatan yang ada .
b. Weakness (Kelemahan)
Hasil penelitian ini tidak dijelaskan jenis luka terbuka yang seperti apa
yang dilakukan perawatan dengan irigasi bertekanan ataupun swabbing,

sehingga sulit menentukan jenis luka yang perlu dilakukan perawatan


dengan irigasi bertekanan ataupun swabbing.
c. Opportunity (Kesempatan)
Hasil penelitian ini dapat di terapkan di poli bedah RSUP Dr. Moewardi
Surakarta, menilai dari banyaknya kunjungan pasien rawat jalan yang
melakukan perawatan luka, dan banyaknya SDM perawat dan dokter.
Perawatan luka dengan teknik irigasi bertekanan ataupun swabbing tidak
perlu membutuhkan tenaga ahli atau pelatihan khusus. Sehingga semua
perawat yang berada di poli bedah RSUP Dr. Moewardi Surakarta mampu
melakukannya.
d. Threat (Ancaman)
Bila teknik perawatan luka ini tidak dikembangkan di RSUP Dr.
Moewardi Surakarta, akan terjadi persaingan dengan rumah sakit yang
lain karena tidak menutup kemungkinan di rumah sakit lain sudah
menerapkannya sehingga banyak masyarakat memilih untuk ke rumah
sakit lain.
H. Analisa PICO
P (Patien/Population)
I (Intervention)
C (Comparisson)
O (Outcome)

: Pasien dengan luka skunder (terbuka)


: Perawatan luka dengan irigasi
: Perawatan luka dengan swabbing
: Terdapat perbedaan penyembuhan luka dan
efektifitas biaya.

Sehingga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian klinisnya:


Lebih cepat dan murah manakah pada perawatan luka terbuka yang
menggunakan teknik perawatan luka irigasi bertekanan dengan teknik
perawatan luka swabbing.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian menunjukkan bahwa perawatan luka dengan irigasi bertekanan
lebih efektif dalam segi biaya dan lamanya penyembuhan luka, terlebih
dengan teknik irigasi bertekanan pasien lebih toleran terhadap nyeri selama
perawatan luka, dan menyatakan kepuasan terhadap kenyamanan. Yang
paling penting irigasi bertekanan tidak berhubungan dengan kejadian infeksi
luka sehinnga memberikan keamanan bagi bagi populasi komunitas dengan
tipe luka yang berbeda-beda.
B. Saran
1. Tenaga kesehatan harus selalu mengikuti perkembangan informasi terbaru
mengenai dunia kesehatan dalam hal cara perawatan luka yang efektif
bagi klien sehingg kepuasan klien dapat meningkat.
2. Masyarakat sebaiknya mengetahui bagaimana proses penyembuhan luka,
tanda-tanda infeksi pada luka dan cara perawatan luka yang benar
sehingga kejadian infeksi pada luka dapat dicegah.

Anda mungkin juga menyukai