Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PERAWATAN LUKA DENGAN

METODE MOIST WOUND HEALING DI RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI


MEDAN TAHUN 2019

Dinda Lestari
Dr.Dra.Megawati S.Kep,Ns.,M.Kes
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan

Abstrak

Teknik perawatan luka lembab atau yang lebih dikenal dengan moist wound healing
adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan bahan
balutan penahan kelembaban sehingga menyebuhkan luka, pertumbuhan jaringan dapat
terjadi secara alami. Tujuan Peneletian Untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang
perawatn luka dengan metode moist wound healing di Rumah Sakit Islam Malahayati
Medan Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling. Sample dalam
peneltian ini berjumlah 35 responden. Setelah dilakukan penelitian dengan uji chi square
hubungan pengetahuan perawat tentaang perawatan luka dengan metode moist wound
healing menunjukan nilai p = 0,016 (p value < 0,05), berarti Ha diterima artinya ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat tentang perawatan luka dengan
metode moist wound healing dengan tingkat kepercayaan 95%. Kesimpulan terdapat
pengetahuan yang baik mengenai perawatan luka dengan metode moist wound healing.
Saran untuk meningkatkan kualitas keperawatan luka yaitu meningkatkan pengetahuan
perawat terhadap metode moist wound healing untuk mengoptimalkan kesembuhan luka
pada pasien.

Kata Kunci : Moist Wound Healing, Prinsip Moist, Balutan Moist Wound Healing.

ABSTRACT

Moist wound healing technique, or better known as moist wound healing, is a method
or maintaining wound mosture by using a mosture-resistant dressing so that the wound
heals, tissue growth can accur naturally. Research Objectives to find out nurses knowledge
abput wound care with moist wound healing method in Malahayati Islamic Hospital, Medan
in 2019. This type of research was quantitative study using cross sectional design. Sampling
uses total samplin. The sample in this study amounted to 35 respondents. After conducting
research with the chi square test of relationship of nurses knowledge of eound care with
moist helaing methid showed a value of p = 0.016 (p value <0,05), meaning Ha was
accepted meaning that there was significant relationship between nurses knowlegde abput
wound care with the moist wound method healing with a 95 % confidence level. Conclusion
there was good knowledge about wound care with a moist wound healing methid.
Suggestions to improve the quality of wound nursing was to increase nurses knowledge of
moist wound helaing methods to optimize wound helaing in patients.

Keywords : Moist Wound Healing, Moist Principle, Moist Wound Healing Wrap.

1
PENDAHULUAN dituntut untuk memberikan asuhan
Latar Belakang keperawatan yang tepat dan mempunyai
Luka merupakan gangguan pengetahuan dan keterampilan yang
integritas kulit yang disebabkan banyak adekuat terkait dengan proses perawatan
hal, diantaranya gesekan, tekanan, suhu, luka yang dimulai dari pengkajian yang
infeksi dan lain-lain. Angka kejadian luka komprehensif, perencanaan intervensi
setiap tahun semakin meningkat, baik luka yang tepat, implementasi tindakan,
akut maupun luka kronis. Sebuah survey evaluasi hasil yang ditemukan selama
di Australia menunjukkan pada tahun perawatan serta dokumentasi hasil yang
2011, populasi pasien dengan luka penuh sistematis (Agustina, 2009 dalam
infeksi sebanyak 3194 orang meningkat Merdekawati & Rasyidah, 2017).
dibandingkan tahun 2009 yang hanya Perawatan luka saat ini masih
3110 orang. Hasil penelitian lainnya juga cenderung menggunakan bahan-bahan
menunjukkan peningkatan substansial perawatan yang konvensional atau wet
dalam luka tekan yang didapat di rumah dry dan tidak mendukung penyembuhan
sakit antara 2009 dan 2011, dari 6,3% luka, seperti penggunaan povidone
pada tahun 2009 menjadi 7,4% pada iodine, alkohol 70% yang masih
tahun 2011. Pasien dengan satu atau digunakan untuk membersihkan luka.
lebih luka tekan antara 2009 dan 2011, Cairan antiseptik ini akan menyebabkan
dari 9,5% pada tahun 2009 menjadi 11% luka mengering serta menggunakan kasa
pada tahun 2011. Berdasarkan waktu atau lembab (yang dibasahi dengan normal
lamanya proses penyembuhan luka, luka salin untuk membalut luka tersebut.
diklasifikasikan menjadi luka akut dan Ketika kasa lembab menjadi kering, akan
kronis. Luka akut merupakan luka trauma menekan permukaan jaringan, yang
yang biasanya segera mendapat berarti segera harus diganti dengan
penanganan dan biasanya dapat sembuh balutan kering berikutnya. Hal ini
dengan baik bila tidak terjadi komplikasi mengakibatkan tidak hanya pertumbuhan
sedangkan luka kronis merupakan luka jaringan sehat yang terganggu, tetapi
yang berlangsung lama dan sering timbul juga menimbulkan rasa nyeri yang
kembali (rekuren). Dikatakan kronis berlebihan. Luka dianggap telah sembuh
karena proses inflamasi luka yang walau akhirnya malah menimbulkan
memanjang tidak sesuai dengan fisiologi bekas menghitam dan jaringan parut.
waktu penyembuhan luka (Arisanty, Anggapan bahwa luka yang telah
2016). mengering adalah kondisi luka yang telah
Luka kronis umumnya sembuh inilah yang harus diubah karena
membutuhkan waktu lebih lama untuk tidak sesuai dengan prinsip
sembuh, dan perawatan yang lebih penyembuhan luka (Baroroh, 2011 dalam
kompleks. Ada sekitar 4,5 juta ulkus tekan Naralia dan Ariani, 2018).
di dunia yang memerlukan perawatan Saat ini telah berkembang
setiap tahunnya. Sekitar 9,7 juta ulkus perawatan luka dengan teknik modern
vena, dan sekitar 10,0 juta ulkus dressing di beberapa rumah sakit dengan
diabetikum di dunia membutuhkan mempertahankan kelembaban luka
perawatan yang tepat. Kejadian luka menggunakan balutan penahan
kronis meningkat seiring dengan kelembaban, sehingga penyembuhan
bertambahnya usia, diagnosa pasien dan luka dan pertumbuhan jaringan dapat
lamanya perawatan di rumah sakit. Untuk terjadi secara alami. Karena pada
mencegah komplikasi dan menurunkan dasarnya sel dapat hidup dilingkungan
angka kematian pada pasien, perawat yang lembab dan basah yang disebut

2
modern wound dressing/ moist wound METODE PENELITIAN
dressing. Jenis Dan Desain Penelitian
Moist Wound Healing adalah Jenis penelitian ini adalah
mempertahankan isolasi lingkungan luka penelitian deskriptif untuk mengidentifikasi
yang tetap lembab dengan menggunakan penegathaun perawat tentang perawatan
balutan penahan kelembaban, oklusive luka dengan metode moist wound healing
dan semi oklusive sehingga di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan
penyembuhan luka dan pertumbuhan dengan menggunakan desain cross
jaringan dapat terjadi secara alami, dapat sectional. Cross sectional adalah
mempercepat penyembuhan 45 % dan pengamatan yag dilakukan sekali sesuai
mengurangi komplikasi infeksi dan dengan waktu yang ditentukan oleh
pertumbuhan jaringan parut. Penanganan peneliti dengan melihat adanya hubungan
luka ini saat ini terutama untuk luka antara variabel dependen dan independen
kronik, seperti venous leg ulcers, (Sugiyono, 2014).
pressure ulcers, dan diabetic foot ulcers.
Teknik ini memiliki keuntungan luka cepat Populasi Dan Sampel
sembuh, kualitas penyembuhan baik Populasi adalah keseluruhan
serta dapat mengurangi biaya perawatan subjek penelitian. Populasi dalam
luka. Hal ini sangat penting bagi perawat penelitian sebanyak 35 orang perawat
untuk dapat mengembangkan dan (Notoadmodjo, 2012). Sampel adalah
mengaplikasikannya di lingkungan bagian dari jumlah dari karakteristik dan
perawatan khususnya perawatan luka memiliki oleh populasi tersebut. Sampel
yang jelas sangat memberikan kepuasan dalam penelitian ini menggunakan teknik
bagi kesembuhan luka pasien (Ose dkk, total sampling. Total sampling adalah
2018). teknik pengambilan sampel dimana jumlah
Perawat mempunyai peranan yang sampel sama dengan populasi Alasan
sangat penting dalam melakukan mengambil total sampling karena menurut
menajemen keperawatan luka untuk jumlah populasi yang kurang dari 100
mempercepat kesembuhan pasien tidak seluruh populasi dijadikan sampel
hanya berfokus pada mengganti balutan penelitian semuanya (Notoadmodjo,
namun juga harus memperhatikan 2012).
kelembapan luka. Oleh karena itu perawat
juga harus melakukan perawatan yang Jenis Dana Cara Pengumpulan Data
tepat sesuai dengan perkembangan teknik a. Data primer
moist wound healling, memahami produk- Jenis pengumpulan data yang
produk balutan luka lembab tersebut digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan baik dan perawat juga harus jenis data yang diperoleh secara langsung
memahami prinsip luka modern. Pada oleh peneliti terhadap sasaran.
dasarnya pemilihan balutan yang tepat b. Data sekunder
harus berdasarkan pertimbangan biaya, Data sekunder adalah data yang
kenyamanan, keamanan dan jumlah diperoleh peniti dari bagian medical record
eksudat yang terdapat pada luka tersbut. RS Islam Malahayati Medan.
Namun, masih banyak perawat yang tidak c. Cara pengumpulan data
mengetahui teknik perawatan luka terkini Cara pengumpulan data dilakukan
dengan prinsip lembab (Fatmadona & dengan cara menyebar kuesioner kepada
Oktarina, 2016). responden untuk diisi, dan dikembalikan
lagi kepada penliti untuk diperiksa
kelengkapannya.

3
Analisa Data Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
a. Analisa univariat bertujuan untuk Karateristik Responden Menurut Jenis
menjelaskan atau mendeskripsikan Kelamin Di RS Islam Malahayati Tahun
setiap variabel penelitian. Pada 2019
umunya analisis ini hanya Jenis kelamin f %
menghasilkan distribusi dan presentase
Perempuan 31 88.6
dari setiap variabel (Notoadmodjo, laki-laki 4 11.4
2012).
Total 35 100.0
b. Analisis bivariat dalah analisa yang
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilakukan terhadap 2 variabel yang
dilihat bahwa responden berdasarkan
diduga berhubungan atau berkolerasi,
jenis kelamin respponden terdapat 31
penelitian ini menggunakan uji Chi-
responden perempuan (88.6%) dan
Square.
terdapat 4 responden laki-laki (11.4%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi


HASIL PENELITIAN
Karateristik Responden Menurut
Dalam bab ini diuraikan hasil
Pendidikan Di RS Islam Malahayati
penelitian dari pngumpulan data terhadap
Tahun 2019
35 responden di RS Islam Malahayati
Pendidikan f %
Medan yang dilakukan pada bulan juni
S1 keperawatan 10 28.6
2019. Analisis hasil penelitain ini berupa
DIII keperawatan 17 48.6
analisis univariat dan bivariat.
DIII kebidanan 7 20.0
DIVkebidanan 1 2.9
1. Analisis Univariat
Total 35 100.0
Analisis univariat pada peneliatian
ini meliputi pengetahuan perawat tentang Berdasarkan tabel diatas dapat
perawatan luka. Karakteristik responden dilihat bahwa respoden berdasarkan
pada peneltian ini meliputi: usia, tingkat pendidikan , S1 keperawatan
pendidikan, pekerjaan, agama, jenis berjumlah 10 responden (28.6%), DIII
kelamin dan dapat dilihat pada tabel keperawatan berjumlah 17 responden
berikut: (48.6%), DIII kebidanan berjumlah 7
responden (20.0%), dan DIV kebidanan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi berjumlah 1 responden (2.9%)
Karateristik Responden Menurut Umur
Di RS Islam Malahayati Tahun 2019 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Umur f % Karateristik Responden Menurut Masa
Kerja Di RS Islam Malahayati Tahun
21-30 tahun 29 82.9
2019
31-40 tahun 5 14.3
Masa kerja f %
41-50 tahun 1 2.9
0-5 tahun 26 74.3
Total 35 100.0
5-10 tahun 7 20.0
Berdasarkan tabel diatas dapat
10-15 tahun 2 5.7
dilihat bahwa responden berasarkan umur
Total 35 100.0
ditemukan pada umur 21-30 tahun
Berdasarkan tabel diatas dapat
berjumlah 29 reponden (82,9%) , umur 31-
dilihat bahwa responden menurut lamanya
40 tahun berjumlah 5 responden (14.3%)
masa kerja, responden yang memiliki
dan 41-50 tahun berjumlah 1 responden
masa kerja 0-5 tahun berjumlah 26
(2.9%).
responden (74.3%), responden yang

4
memiliki masa kerja 5-10 tahun berjumlah Berdasarkan tabel diatas dapat
7 responden (20%) dan responden yang dilihat bahwa responden menurut prinsip
memiliki masa kerja 10-15 tahun moist wound healing, responden yang
berjumlah 2 responden (5.7%). mengetahui prinsip moist wound healing
sebanyak 28 responden (80.4%)
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dinyatakan memiliki pengetahuan yang
Karateristik Responden Menurut baik, sebanyak 4 (8.6%) orang memiliki
Penerapan Teknik Moist Wound pengetahuan yang cukup dan sebanyak 3
Healing Di RS Islam Malahayati Tahun orang memiliki pegetahuan yang kurang.
2019
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi
Teknik f % Karateristik Responden Menurut
ya (diterapkan) 30 85.7 Balutan Moist Wound Healing Di RS
tidak diterapkan 5 14.3 Islam Malahayati Tahun 2019
Total 35 100.0 Kategori f %
Berdasarkan tabel diatas dapat Baik 26 74.3
dilihat menurut penerapan teknik moist cukup 7 20.0
wound healing, sebanyak 30 responden kurang 2 5.7
(85.7) menerapkan teknik moist wound Total 35 100.0
healing dan sebanyak 5 responden
Berdasarkan tabel diatas dapat
(14.3%) tidak menerapkan teknik moist
dilihat bahwa responden menurut balutan
wound healing.
teknik moist wound healing, responden
yang memiliki pengetahuan tentang
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
balutan moist wound healing berjumlah 26
Karateristik Responden Menurut
responden (74.3%) dinyatakan baik,
Prinsip Moist Wound Healing Di RS
reponden yang memiliki pengetahuan
Islam Malahayati Tahun 2019
tentang balutan moist wound healing
Kategori f % berjumlah 7 responden (20%) dinyatakan
Baik 28 80.0 cukup dan responden yang memiliki
Cukup 4 11.4 pengetahuan tentang balutan moist wound
Kurang 3 8.6 healing berjumlah 2 responden (5.7%)
Total 35 100.0 dinyatakan kurang.

Analisis Bivariat
Analisis menggunakan uji Chi-Square. Analisis ini dikatakan bermakna (signifikan)
bila hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik antar
variabel, yaitu dengan nilai p < 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%.

Tabel 4.8 Hubungan Prinsip Dengan Penerapan Teknik Moist Wound Healing Di
Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2019
Teknik Penerapan P
Prinsip Total %
ya % tidak % value
Baik 26 74.3 2 5.7 28 80.0
Cukup 3 8.6 1 2.9 4 11.4 <0,016
kurang 1 2.9 2 5.7 3 8.6
Total 30 85.7 5 14.3 35 100.0

5
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 28 orang (80%) dengan pengetahuan prinsip
yang baik terdapat 26 orang (74.3%) yang menerapkan teknik moist wound healing dan 2
orang (5.7%) yang tidak menerapkan teknik moist wound healing, dari 4 orang (11,4%)
dengan pengetahuan prinsip yang cukup terapat 3 orang (8.6%) yang menerapkan prinsip
moist wound healing dan 1 orang (2.9%) yang tidak menerapkan teknik moist wound
healing dan dari 3 orang (8.6%) yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 1 orang (2.9%)
yang menerapkan teknik moist wound healing dan terdapat 2 orang (14.3%) yang tidak
menerapkan teknik moist wound healing.
Berdasarkan uji statistik dengan Chi-Square menunjukan nilai p = 0,016 ( p value <
0,05), berarti H0 ditolak artinya ada hubungan yang bermakna antara prinsip dengan
penerapan metode moist wound healing.

Tabel 4.9 Hubungan Balutan Dengan Metode Moist Wound Healing Di Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2019
Metode penerapan P
Balutan Total %
ya % Tidak % Value
Baik 25 71.4 1 2.9 26 74.3
Cukup 4 11.4 3 8.6 7 20.0 < 0.011
kurang 1 2.9 1 2.9 2 5.7
Total 30 85.7 5 14.3 35 100
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari 26 orang (74.3%) dengan pengetahuan Balutan
yang baik terdapat 25 orang (71.4%) yang menerapkan teknik moist wound healing dan 1
orang (2.9%) yang tidak menerapkan teknik moist wound healing, dari 7 orang (20%)
dengan pengetahuan Balutan yang cukup terapat 4 orang (11.4%) yang menerapkan prinsip
moist wound healing dan 3 orang (8.6%) yangtidak menerapkan metode moist wound
healing, dari 2 orang (5.7%) yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 1 orang (2.9%)
yang menerapkan metode moist wound healing dan terdapat 1orang (2.9%) yang tidak
menerapkan metode moist wound healing.
Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh bahwa nilai p = 0,011( p value < 0,05),
berarti Ho ditolak artinya ada hubungan yang bermakna antara balutan dengan metode
moist wound healing.

PEMBAHASAN monosit dan limfosit ke daerah luka


Hubungan prinsip dengan metode (Gitarja,2008 dalam Merdekawati &
moist wound healing Rasyidah, 2017). Peneliti berasumsi
Lingkungan luka yang lembab bahwa mengetahui prinsip moist wound
(moist) dapat mempercepat proses healing sangat penting bagi perawat
penyembuhan luka dengan cara sebagai pengetahuan terhadap perawat
membantu menghilangkan fibrin yang untuk merawat luka pasien agar lebih
terbentuk pada luka kronis dengan cepat optimal dan tidak terjadinya infeksi
(fibrinolitik) oleh netrofil dan sel endotel ataupun amputasi. Pada saat ini teknik
dalam suasana lembab, menurunkan moist wound healing adalah perawatan
angka kejadiaan infeksi dibandingkan luka terbaik untuk perawatan luka pada
dengan perawatan kering (2,6% dan pasien namun beberapa rumah sakit
7,1%), membantu mempercepat invasi masih belum dapat menerapkan
netrofil yang diikuti oleh makrofag, perawatan luka modern karena biaya

6
perawatan luka yang lebih mahal. Dan dari luar. Selain didukung dengan prinsip
masih ada beberapa perawat yang belum dan balutan luka perawat juga harus
mengetahui arti dari moist wound healing. mampu menerapkan teknik moist wound
Metode perawatan harus bersifat healing dengan baik. Perawat juga harus
menjaga kelembaban dan mem- mengetahui balutan beserta fungsinya
pertahankan kehangatan pada luka. agar balutan yang digunakan untuk luka
Perawatan luka modern harus tetap lebih optimal bekerja. Pemilihan balutan
memperhatikan tiga tahap, yakni mencuci yang tepat lebih efektif dan efisien baik
luka, membuang jaringan mati, dan dari segi waktu maupun biaya.
memilih balutan. Perawatan luka Penggantian balutan dilakukan
konvensional harus sering mengganti kain sesuai kebutuhan tidak hanya
kasa pembalut luka, sedangkan berdasarkan kebiasaan, melainkan
perawatan luka modern memiliki prinsip disesuaikan terlebih dahulu dengan tipe
menjaga kelembapan luka dengan dan jenis luka. Penggunaan antiseptik
mengguna-kan bahan seperti hydrogel. hanya untuk yang memerlukan saja
Perawat juga harus mengetahui tentang karena efek toksinnya terhadap sel sehat.
prinsip perawatan luka modern, tidak Untuk membersihkan luka hanya memakai
hanya mengetahui tentang merawat luka normal. Penggunaan povidine iodine,
saja dengan menggunakan balutan- asam asetat, seharusnya tidak secara
balutan luka modern. sering digunakan untuk membersihkan
Didukung dengan Penelitian luka karena dapat menghambat
Merdekawati dan Rasyidah (2017) dari penyembuhan dan mencegah
hasil peneltian ditemukan adanya reepitelisasi.
hubungan yang signifikan pengeteahuan Responden mengetahui tentang
perawat tentang perawatan luka dengan moist wound healing namun beberapa
metode moist wound healing dengan p – responden belum mengetahui jenis – jenis
value <0,05 (0,001) untuk prinsip dan balutan moist wound healing . perawat
(0,012) untuk jenis balutan. Hasil dituntut juga harus mempunyai
penelitian menunjukkan bahwa belum pengetahuan tentang jenis-jenis balutan
optimalnya penerapan modern dressing. luka dan fungsinya sesuai dengan berapa
Perawatan luka yang dilakukan belum banyak eksudat / pus yang terdapat pada
mengutamakan lingkungan luka yang luka pasien agar perawatan luka pada
diperlukan guna mempercepat proses pasien dapat lebih optimal. Sejalan
penyembuhan luka. Hal ini menunjukkan dengan teori yang mengatakan bahwa
bahwa pengetahuan prinsip dan balutan yang dapat menjaga kelembaban
penerapan teknik berpengaruh pada pada permukaan luka akan memfasilitasi
perawatan luka pasien proses angiogenesis, pada angiogenesis
terjadi pembentukan kapiler darah baru
Hubungan Balutan dengan metode dimana suplai oksigen dan nutrisi
moist wound healing mengalami peningkatan. Proses lain
Menurut Peneliti, Pemilhan adalah peningkatan autolitik debridemen,
balutan yang efektif dan tepat merupakan pada kondisi moist neutrophil meningkat
hal yang penting dalam perawatan luka. sehingga jaringan nekrotik dapat diangkat
Balutan moist wound healing bersifat dan tidak menimbulkan respon nyeri.
lembut dan dapat mengembang apabila Proses ini pula menstimulasi makrofag
luka mempuyai jumlah eksudat yang untuk menghasilkan hormon pertumbuhan
banyak dantetap memberikan kesan yang dapat merangsang pertumbuhan sel
lembab untuk mencegah bakteri masuk baru (Keast & Orsted, 2008).

7
Untuk mengetahui pengetahuan KESIMPULAN
perawat tentang perawatan luka Berdasarkan hasil penelitian
dengan metode moist wound healing di hubungan antara prinsip dan jenis balutan
rumah sakit islam malahayai medan terhadap penerapan teknik moist wound
tahun 2019. healing di Rumah Sakit Islam Malahayati
Dalam penelitian ini dapat dilihat Medan 2019.
bahwa dari 28 orang (80%) dengan 1. Ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan prinsip yang baik terdapat pengetahua perawat tentang perawat
26 orang (74.3%) yang menerapkan teknik luka dengan moetode moist wound
moist wound healing dan 2 orang (5.7%) healing.
yang tidak menerapkan teknik moist 2. Mayoritas perawat mengetahui tentang
wound healing, dari 4 orang (11,4%) prinsip moist wound healing.
dengan pengetahuan prinsip yang cukup
terapat 3 orang (8.6%) yang menerapkan SARAN
prinsip moist wound healing dan 1 orang 1. Bagi pendidikan Keperawatan
(2.9%) yang tidak menerapkan teknik Hasil penelitian ini dianjurkan dapat
moist wound healing dan dari 3 orang menjadi pengembangan ilmu
(8.6%) yang memiliki pengetahuan kurang khususnya dibidang ilmu keperawatan
terdapat 1 orang (2.9%) yang menerapkan luka dan membawa wawasan,
teknik moist wound healing dan terdapat 2 pengetahuan bagi mahasiswa di
orang (14.3%) yang tidak menerapkan poltekkes kemenkes medan jurusan
teknik moist wound healing. keperawatan
Berdasarkan hasil analisis chi- 2. Bagi Rumah sakit
square hubungan prinsip dengan teknik Diharapkan dapat menjadi bahan
penerapan teknik moist wound healing masukan dan informasi tentang
menunjukan nilai p = 0,016 (p value < perawatan luka modern berdasarkan
0,05), berarti H0 ditolak artinya ada prinsip dan jenis balutan.
hubungan yang bermakna antara 3. Bagi responden
pengetahuan perawat tentang perawaan Dianjurkan dapat menjadi bahan
luka dengan metode moist wound healing masukan dan informasi tentang moist
dengan tingkat kepercayaan 95%. Dan wound healing .
Berdasarkan hasil analisis chi-square 4. Bagi peneliti selanjutnya
hubungan balutan dan teknik penerapan Pada peneliti selanjutnya, diharapkan
teknik moist wound healing menunjukan melakukan penelitian ini dengan
nilai nilai p = 0,011(p value < 0,05), menggunakan alat ukur dan metode
berarti Ho ditolak artinya ada hubungan yang lain dengan sampel yang lebh
yang bermakna antara balutan dengan banyak untuk memperoleh gambaran
teknik moist wound healing..Sejalan yang lebih luas. Selain itu, perlu
dengan penelitian ose dkk 2018 terlihat menggunakan metode pendidikan
perbedaan efektifitas hasil untuk kesehatan yang lebih menarik
perawatan luka dengan menggunakan sehingga responden akan lebih
metode balutan basah-kering dengan antusias didalam penelitian.
basah-lembab. Metode lembab dapat
mempercepat proses penyembuhan luka
dengan hasil p < 0,05 (0,004).

8
DAFTAR PUSTAKA Ose dkk, (2018). Efektivitas perawatan
luka teknik balutan wet dry dan
Abidin,B.N. (2017). Uji antiBakteri moist wound healing pada
FraksiN-Heksana, Etil Asetat, dan penyembuhan ulkus diabetikum.
Etanol Ekstrak Jintan Hitam
(Nigela Sativa) Terhadap Zona Prasetyono, T (2016). Panduan Klinis :
Hambat bakteri Ulkus diabetikum Manajemen Luka. jakarta: Buku
secara In Vitro Kedokteran EGC.

Adrinani & Mardianti, T. 2016. Pengaruh Sari, Y. (2015). Perawatan Luka Dibetes.
Penggunaan Balutan Modern Jakarta: Graha Ilmu.
(Hydroclloid) Terhadap
Peyembuhan Luka Diabetes Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Melitus Tipe II. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Arisanty, I.P. (2016). Manajemen Alfabeta.
Perawatan Luka. Jakarta : EGC
Wahyuni, L. (2016). Effect Moist Wound
Fatmadona, R & Oktarina, E. (2016). Healing Technique Toward
Aplikasi Modern Wound Care pada Diabetes Melitus Patients With
perawatan luka infeksi di RS Ulkus Diabetikum in DHOHO
Pemeritah Kota Padang. ROOM RSUD PROF
Dr.SOEKANDAR MOJOSARI.
Merdekawati, D & Rasyidah. (2017).
Hubungan prinsip dan jenis
balutan dengan penerapan teknik
moist wound healing, Wati, w. (2015). Penerapan Asuhan
Keperawatan Model Self Care
Naralia, T.W. (2015).Pengetahuan Orem Pada Pasien Diabtes Melitus
Perawat Tentang Perawatan Luka Dengan Ulkus di RSUPN Cipto
Dengan Metode Moist Wound Mangunkusumo.
Healing di RSUD H.Adam Malik
Medan.

Naralia,T.W & Ariani, Y.(2018).


Pengetahuan Perawat Tentang
Perawatan Luka Dengan Metode
Moist Wound Healing di RSUD
H.Adam Malik Medan.

Notoadmodjo, P. (2012). Metodologi


Penelitian Kesehatan. jakarta: PT
Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai