Anda di halaman 1dari 5

RESUME PERAWATAN LUKA BAKAR/LUKA OPERASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen Pengampu :

Novi Indriani M. Tr. Kep

Disusun Oleh :

Fadly Ardhianto

P20620122010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

2024
RESUME TINDAKAN PERAWATAN LUKA BAKAR/LUKA OPERASI

1. Pengertian Perawatan Luka


Perawatan luka adalah membersihkan luka, mengobati dan menutup luka dengan
memperhatikan teknik steril. Perawatan luka dilakukan dengan cara menutup luka
dengan balutan basah dan kering. Bagian yang basah dari balutan secara efektif
membersihkan luka terinfeksi dari jaringan nekrotik. Kasa lembab dapat mengabsorbsi
semua eksudat dan debris luka. Lapisan luar kering membantu menarik kelembapan dari
luka ke dalam balutan dengan aksi kapiler. (Ghofar, 2012)
2. Diagnosa keperawatan
Apendesitis Akut
3. Tujuan tindakan nebulizer
Menurut (Andarmoyo & Sulistyo, 2013) tujuan perawatan luka adalah :
1) Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
2) Mencegah penyebaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari luka ke daerah
sekitar
3) Mengobati luka dengan obat dan prosedur yang telah ditentukan
4) Meningkatkan dan mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa
nyeri
5) Untuk memberikan rasa aman dan nyaman

4. Indikasi Tindakan Perawatan Luka


a. Luka Bersih
1) Luka bersih tidak terkontaminasi dan luka steril
2) Balutan kotor dan basah akibat eksternal ada rembesan atau eksudat
3) Ingin mengkaji keadaan luka
4) Mempercepat debrademen jaringan nekrotik
b. Luka kotor
1) Pasien yang luka dekubitus
2) Pasien yang luka gangrene
3) Pasien dengan luka venous
(Veryromanisti, 2011)
5. Prinsip dan Rasional Tindakan Perawatan Luka
1) Prinsip Perawatan Luka
 Mempercepat fi brinolisis. Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat
dihilangkan lebih cepat oleh neutrofi l dan sel endotel dalam suasana
lembap
 Mempercepat angiogenesis. Keadaan hipoksia pada perawatan luka
tertutup akan merangsang pembentukan pembuluh darah lebih cepat.

 Menurunkan risiko infeksi; kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah


jika dibandingkan dengan perawatan kering.

 Mempercepat pembentukan growth factor. Growth factor berperan pada


proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum korneum dan
angiogenesis.

 Mempercepat pembentukan sel aktif

2) Rasional Perawatan Luka

 Monitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran, bau) Membantu


perawat merencanakan jenis balutan yang tepat dan jumlah balutan yang
dibutuhkan.

 Monitor tanda-tanda infeksi, Mengetahui kondisi luka klien.

 Lepaskan balutan dan plester secara perlahan – Mengurangi rasa nyeri


pada luka klien.

 Bersihkan dengan cairan NaCl – Mencegah kontaminasi yang


menyebabkan infeksi.

 Bersihkan jaringan nekrotik – Membantu debridement dan membersihkan


debris luka.

 Berikannselep yang sesuai keikulit/lesi– Mengurangi pertumbuhan


mikroorganisme.

 Pasang balutan sesuai jenislluka – Meningkatkan ketepatan penyerapan


drainase.

 Pertahankan Teknik steril saat melakukan perawatan luka – Mengurangi


penyebaran mikroorganisme dan mencegah infeksi.

 Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan drainase - Meningkatkan


ketepatan penyerapan drainase.
6. Bahaya dan Pencegahan Perawatan Luka
 Komplikasi
a) Penyembuhan Luka Lebih Lama
b) Pembentukan Bekas Luka Hipertrofik (Keloid)
c) Infeksi
d) Abses
e) Selulitis
f) Sepsis
 Pencegahan
a) Memastikan tangan bersih sebelum membersihkan luka
b) Menghentikan pendarahan
c) Membersihkan luka
d) Pilih antiseptik yang tepat
e) Mengganti perban secara berkala
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo & Sulistyo, 2013. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Dalam:

Yogyakarta: S.N.

Ghofar, A., 2012. Pedoman Lengkap Keterampilan Perawatan Klinik. Dalam:

Yogyakarta: Mitra Buku.

Anonim. 2011. Laporan Pendahuluan Perawatan Luka. http://Veryromanisti.blogspot.com. 2011-


laporan+pendahuluan+perawatan+luka (diakses pada 19 november 2018)

Anda mungkin juga menyukai