Disusun oleh:
Kelompok 4
BLITAR
2021
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
saat ini lebih ditekankan pada intervensi yang melihat sisi klien
perawatan luka”.
B. Rumusan masalah
Luka?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Minyak Zaitun.
BAB II
PEMBAHASAN
Mustamu dan Nur Hafni Hasim (2020) menyatakan bahwa luka adalah
struktur lapisan kulit, meliputi: superfi sial, yang melibatkan lapisan epidermis;
partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan dermis; dan full
thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia, dan bahkan
sampai ke tulang.
prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode modern dressing. Selama
ini, ada anggapan bahwa suatu luka akan cepat sembuh jika luka tersebut telah
yang sehat.
mencuci luka,
memilih balutan.
balutan lama, debridement jaringan nekrotik atau membuang jaringan dan sel
mati dari permukaan luka. Perawatan luka konvensional harus sering mengganti
kain kasa pembalut luka, sedangkan perawatan luka modern memiliki prinsip
lima hari, sehingga tidak sering menimbulkan trauma dan nyeri pada saat
penggantian balutan.
perdarahan.
Pada luka yang sudah mulai tumbuh granulasi, diberi gel untuk membuat
Barat memiliki insidensi penyakit yang beresiko komplikasi luka seperti diabetes
melitus sebesar (1,2%) (Litbang Kemenkes, 2018). Hal ini menyebabkan tenaga
perawat harus mampu melaksanakan perawatan luka yang baik dan benar.
Perawatan luka yang baik dan benar harus mengikuti trend terbaru berdasarkan
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan
luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen
perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien
dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai
dengan optimal.
keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai
dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat,
dokumentasi hasil yang sistematis. Isu lain yang harus dipahami oleh perawat
(2019) menyatakan bahwa perawatan luka modern dengan metode moist wound
karakteristik
hiperglikiemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
yang lebih dalam yang terkait dengan gangguan neurologis dan vaskuler pada
Luka bisa teratasi secara optimal jika penanganan luka dilakukan dengan tepat.
Oleh karena itu, digunakan salah satu metode untuk mengatasi hal tersebut.
luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami. Penelitian Angriani, S,
modern. Pada saat ini metode perawatan luka yang berkembang adalah
moisture balance ini dikenal sebagai metode modern dressing. Selama ini, ada
anggapan bahwa suatu luka akan cepat sembuh jika luka tersebut telah
yang sehat. Prinsip moisture dalam perawatan luka antara lain adalah untuk
mencegah luka menjadi kering dan keras, meningkatkan laju epitelisasi,
mudah digunakan.
Indonesia sejak tahun 1997 ketika dimulai ada perawat spesialis luka. Stoma dan
terapi non farmakologis yang biasa diberikan dalam perawatan luka Diabetes
Mellitus.
Madu dapat digunakan untuk terapi topikal sebagai dressing pada luka
ulkus kaki, luka dekubitus, ulkus kaki diabet, infeksi akibat trauma dan pasca
operasi, serta luka bakar. Sebagai agen pengobatan luka topikal, madu mudah
diserap kulit, sehingga dapat menciptakan kelembaban kulit dan memberi nutrisi
bakteri di antaranya bakteri gram positif dan gram negatif. Madu menyebabkan
dalam madu oleh aktivitas enzim glucose oxide yang memproduksi asam
glukonat dan hidrogen peroksida dari glukosa. Enzim ini akan aktif apabila
untuk debridemen, jaringan rusak dan mati. Proses debridemen luka pada pasien
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian Nabhani & Yuli
Widiyastuti (2017) yang menyatakan cara perawatan luka gangren dengan madu
secara rutin akan lebih baik, dari jaman dulu madu sangat dipercaya oleh
masyarakat untuk berbagai jenis pengobatan termasuk luka madu juga mudah
didapat selain itu efektif dalam proses penyembuhan luka karena kandungan air
rendah, juga PH madu yang asam serta kandungan hydrogen proxsida nya
mampu membunuh bakteri dan mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh kita.
Selain itu madu juga mengandung antibotika sebagai antibakteri dan antiseptik
menjaga luka.
Seperti telah di jelaskan di bagian atas bahwa dari jaman dulu madu
luka, madu mengandung vitamain, asam amino, mineral, antibiotik dan bahan-
bahan aroma terapi. Sehingga perawatan luka gangren dengan madu secara rutin
akan lebih baik, madu juga mudah didapat selain itu efektif dalam proses
penyembuhan luka karena kandungan airnya rendah, juga PH madu yang asam
menyimpulkan bahwa Infusa daun jambu biji 20% pada group 1 memiliki hasil
Tools (BJWAT) dibanding air ozon dan NaCl 0.9% pada group 2 dan group 3
pada Ulkus Kaki Diabetik. Ulkus kaki diabetik (UKD) merupakan komplikasi
dari diabetes mellitus (DM) yang kronis dan sulit sembuh yang menjadi
Managemen luka yang baik yang terdiri dari cleansing, debridement &
mortalitas yang diakibatkan oleh UKD. Cleansing luka merupakan tahapan awal
dalam perawatan luka yang berperan penting dalam menjaga kebersihan luka,
dengan teknik dan solusi yang berhubungan dengan cairan yang digunakan.
Teknik cleansing yang paling mudah dan efektif diterapkan adalah teknik
showering sedangkan cairan yang paling umum digunakan adalah NaCl 0.9%.
Cairan NaCl 0,9% merupakan cairan netral yang tidak mengiritasi dan tidak
khusus sehingga kurang tepat jika diterapkan pada UKD yang terinfeksi.
terukur dan cairan yang digunakan yaitu NaCl 0.9% untuk semua jenis luka. Hal
luka dan dibutuhkan cairan alternatif yang mengandung anti- bakteria salah
satunya yaitu infusa daun jambu biji 20% yang kandungan senyawa didalamnya
kontrol positif dan NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh pasien ulkus kaki diabetik yang melakukan perawatan luka
secara aktif di Klinik Kitamura Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan
Cleansing luka pada tiap-tiap kelompok dilakukan setiap dua hari sekali dan
penghitungan jumlah skor luka dilakukan sebelum (pre-test) dan setelah (post-
Tools (BJWAT). Hasil regresi linear menunjukkan hanya variabel infusa daun
jambu biji 20% dan koloni bakteri yang mempunyai pengaruh dalam
menurunkan skor BJWAT pada UKD. Penurunan skor BJWAT tanpa ada
perkembangan bakteri gram positif dengan memecah dinding sel dan membran
bakteri pada UKD. Ekstrak daun jambu biji juga memiliki aktivitas antimikroba
terhadap bakteri yang sering menyebabkan infeksi pada luka bedah, infeksi kulit
Shigella spp. dan Escherichia coli yang merupakan agen penyebab infeksi pada
menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki aktivitas antibakteri yang
sangat kuat untuk infeksi bakteri pada kulit manusia dan bentuk lain dari infeksi
bakteri
Cleansing luka menggunakan infusa daun jambu biji 20% juga
menurunkan skor BJWAT pada UKD. Penurunan skor BJWAT dipercepat oleh
adanya penurunan jumlah koloni bakteri. Jumlah koloni bakteri yang rendah
dan granulasi pada UKD. Intervensi infusa daun jambu biji 20% ini secara
pada UKD.
Wasisto dan Sabrian F (2014) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara skor ulkus dekubitus setelah pemberian minyak zaitun
Gangguan integritas kulit dan dapat diakibatkan oleh tekanan yang lama, iritasi
kulit, atau immobilisasi dan berdampak timbulnya luka dekubitus (Potter &
Perry, 2005). Faktor – faktor penyebab ulkus dekubitus akan timbul karena
pasien pasien tersebut harus tinggal di tempat tidur dalam jangka waktu yang
lama (beberapa hari, bulan bahkan tahun). Beberapa diagnosa medis yang
International, 2008).
pengukuran Norton, Braden atau Gosnell, Skala Braden terdiri dari 6 variabel
kelembaban, aktifitas, mobilitas, nutrisi, dan friction dan shear. Skor berada
dalam rentang 6 – 23. Pasien berada pada resiko terkena ulkus dekubitus (skala
Braden 15-18), beresiko sedang (13-14), beresiko tinggi (10-12), dan beresiko
yaitu dengan manajemen tekanan (termasuk shear dan friction), dengan cara
lubrikan seperti lotion, krem dan saleb rendah alcohol. Integritas kulit yang
kehalusan kulit (Khadijah, 2008). Minyak zaitun dengan kandungan asam oleat
hingga 80% dapat mengenyalkan kulit dan melindungi elastis kulit dari
PENUTUP
Kesimpulan
merawat luka agar mencegah terjadinya trauma (injuri) pada kulit membran
mukosa atau jaringan lain, fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan
pemberian rasa nyaman yang meliputi membersihkan kulit dan daerah drainase,
sehingga perawat juga dituntut untuk menambah pengetahuan dan skill tentang
yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka salah satunya manajemen
perawatan luka dengan modern dressing, hasil penelitian dari Angriani, S., dkk.,
(2019) menyatakan bahwa perawatan luka modern dengan metode moist wound
healing efektif terhadap proses penyembuhan luka ulkus diabetikum. Selain itu
terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa beberapa bahan alami
dapat membantu dalam proses perawatan luka seperti madu, daun jambu biji dan
minyak zaitun.
DAFTAR PUSTAKA
Angriani, S., dkk. 2019. Efektifitas Perawatan Luka Modern Dressing dengan
Fatmadona & Elvi Oktarina. 2016. Aplikasi Modern Wound Care Pada Perawatan
Mustamu, A.C., Hillary L.M & Nur Hafni Hasim. 2020. Peningkatan Pengetahuan
& Skill dalam Merawat Luka. Jurnal Pengamas Kesehatan Sasambo, Vol.
Muhammadiyah Yogyakarta.
Rahim, dkk. 2019. Hubungan Antara Pengetahuan Perawatan Luka Pasca Bedah
7.
2407- 9189.
https://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4120/jurna