A. Data umum
1. Nama KK :B
2. Umur KK : 35 Tahun
3. Alamat : Dusun kendalrejo Desa Karangrejo RT 02 RW 06
4. No. Telephon : 085255xxxxx
5. Pekerjaan : Bangunan
6. Pendidikan: SMP
7. Susunan Anggota Keluarga :
Hub
Sex Gol Masalah
No Nama Umur Dg Pendidikan Pekerjaan
(L/P) Darah Kesehatan
KK
1. B 35 L Suami A SMP Bangunan Asam urat
dan
hipertensi
2. R 31 P Istri O SMP Pembantu Sehat
3. FB 13 L Anak SD Pelajar Sehat
4. FR 8 L Anak SD Pelajar Sehat
HT
Ny A HT, Tn. N
Tn. B
3 Ny. RJ
35
1
An, FB An F R
13 8
Keterangan :
: Perempuan : perkawinan
: Laki-laki : meninggal
8. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. B adalah nuclear / keluarga inti yang terdiri dari ayah sebagai kepala
keluarga, istri, dan anak.
Suku dari keluarga Tn. B adalah suku Jawa. Tidak ada kebiasaan khusus mengenai
budaya yang berkaitan dengan kesehatan. Budaya Jawa yang masih digunakan adalah
slametan kematian.
Tn. B dan Ny. R menikah 14 tahun yang lalu kemudian tahun 2005 melahirkan anak
pertama mereka dan 5 tahun kemudian melahirkan anak kedua mereka.
Denah rumah
Rumah keluarga Tn. B berukuran 8 x 10 meter. Bentuk rumah permanen, terdiri dari
3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV dilengkapi dengan televisi, dapur, kamar mandi.
Keadaan lantai terbuat dari semen dengan keadaan tidak licin dan terlihat bersih. Ventilasi
>10 % dari luas lantai. Ventilasi berasal dari jendela yang dapat ditutup dan dibuka sesuai
dengan kebutuhan, jendela tersebut selalu dibuka saat pagi hingga sore hari. Penerangan
rumah Keluarga Tn. B kurang. Penerangan hanya berasal dari lampu dan pintu ruang
tamu yang dibuka. Keluarga Tn. B menggunakan sumber air PDAM. Kondisi air memenuhi
syarat kesehatan seperti tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Tempat
penampungan air di kamar mandi menggunakan bak. Kondisi jamban tipe leher angsa
artinya jamban yang digunakan posisi jongkok, keadaan cukup tertata dan bersih, alat-alat
untuk membersihkan lantai di jamban terbatas, tetapi lantai dijamban tidak licin.
Pengolahan sampah Keluarga Tn. B adalah membuang sampah ke tempat sampah di
depan rumah dan dibakar sendiri di lubang sampah galian di belakang rumah.
Lingkungan luar rumah keluarga Tn. B bersih, jalan di depan rumah sangat sempit karena
rumah Tn. B berada pojok gang. Kondisi lingkungan RT 02 lumayan bersih. Pembuangan
limbah kotoran melalui ipal/septitank yang ada di RW 06. Akses ke warung dan sekolah
dasar maupun TK dekat, akses ke puskesmas terbilang jauh, akses ke transportasi umum
dekat, dan hampir semua penduduk mempunyai sepeda motor pribadi. Masyarakat di RT
02 kebanyakan anak kecil. Warga RT 02 ada di rumah sepanjang hari, hanya sebagian
warga yang bekerja pagi hari terutama bapak-bapak bekerja di ladang, sawah, bangunan,
dan pabrik. Sedangkan ibu-ibu kebanyakan selalu ada di rumah pada pagi hari. Namun
ada juga yang bekerja di pagi hari dan baru ada di rumah pada siang/sore hari.
D. Struktur Keluarga
Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi di keluarga Tn. B adalah bahasa Jawa.
Pola komunikasi yang digunakan di keluarga Tn. B adalah pola komunikasi segala arah
dan secara terbuka mengungkapkan segala hal yang ingin dikomunikasikan dengan
anggota keluarga lain. Keluarga Tn. B tidak memiliki hambatan dalam berkomunikasi
antar anggota keluarganya. Ny. R mengatakan jika ada masalah dalam keluarga maka
Tn. B akan memanggil seluruh anggota keluarganya untuk membicarakan masalah
tersebut secara internal di keluarga inti saja.
Pengambilan keputusan oleh kepala Rumah Tangga yakni Tn. B yang didasarkan pada
kesepakatan bersama. Sikap keluarga akan menerima segala keputusan yang
disepakati bersama setelah dilakukan musyawarah dalam keluarga. Pengaturan
keuangan diatur oleh Ny. R. Pengeluaran keuangan untuk kebutuhan sehari-hari diatur
oleh Ny. R.
Peran formal yang ada di keluarga Tn. B yaitu Tn. B sebagai kepala keluarga dan ayah
yang bekerja memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ny. R memposisikan diri sebagai ibu
rumah tangga yang mengurusi segala kebutuhan rumah tangga termasuk makanan
dan lain-lain. Anak FB dan FR melakukan tugasnya sebagai seorang anak dimana
dirinya menghormati orang tuanya dan membantu orang tuanya dalam melakukan
tugas dirumah seperti bersih-bersih rumah.
Nilai yang digunakan di keluarga Tn. B adalah nilai dan budaya Jawa. Norma yang
ditanamkan dalam keluarga adalah selalu menjaga nama baik keluarga, jika bepergian,
anggota keluarga selalu meminta izin kepada anggota keluarga lainnya. Keluarga Tn. B
mendidik anaknya untuk tidak terlibat pada pergaulan yang tidak sehat. Tidak ada
konflik nilai yang bertentangan dengan kesehatan.
E. Fungsi Keluarga
26. Fungsi Afektif
Dalam keluarga belum pernah terjadi pertengkaran besar. Keluarga Tn. B sangat
harmonis karena jika ada permasalahan kecil akan langsung dibicarakan. Anggota
keluarga saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
G. Harapan Keluarga
Keluarga berharap anggota keluarganya akan selalu sehat jasmani dan rohani.
H. Pemeriksaan Fisik
DO :
- TD Tn. B : 150/90mmHg
- Tn.B pendidikan terakhirnya SMP
- Ny. R pendidikan terakhirnya SMP
- Keluarga terlihat masih binggung tentang
konsep hipertensi dan asam urat dan
penanganan hipertensi dan asam urat
5 Mencari
informasi
kesehatan
No
Hari/tanggal Implementasi TTD
Dx
A:
Masalah TUK 3 teratasi
P:
Lanjutkan monitoring dan evaluasi oleh pihak puskesmas
1 Kamis Melaksanakan diet S:
17 Mei 2018 dengan teratur a. Keluarga mengatakan akan melakukan penanganan hipertensi dan asam
dan minum obat urat yang telah disarankan
sesuai dosis b. Keluarga mengatakan akan berhenti minum jamu instan ditoko dan
kepelayanan kesehatan untuk di periksa dan diberikan obat
c. keluarga mengatakan akan mulai memperhatikan diet hipertensi dan asam
urat
O:
a. Keluarga kooperatif dalam diskusi.
b. Keluarga mendengarkan penjelasan dengan baik.
A:
Masalah TUK 4 teratasi
P:
Lanjutkan intervensi pengetahuan obat pihak puskesmas
1 Kamis Memanfaatkan S:
17 Mei 2018 fasilitas kesehatan a. Keluarga mengatakan akan ke fasilitas kesehatan apabila terdapat keluhan
jika terdapat kesehatan
keluhan hipertensi b. Keluarga mengatakan tidak akan meminum jamu yang dibeli di toko
dan asam urat O:
a. Keluarga kooperatif selama diskusi.
b. Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah TUK 5 teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Senin, 21 Pendidikan S:
Mei 2018 kesehatan a. Keluarga mengatakan mengerti mengenai diet makanan pasien hipertensi dan
mengetahui tentang asam urat
bahaya makan b. Keluarga mengatakan akan mulai memperhatikan diet pasien hipertensi dan
tinggi garam dan asam urat
lemak c. Keluarga mengatakan akan melakukan jadwal yang telah dibuatKeluarga
Keluarga mengatakan sudah mengetahui tentang aktivitas fisik, cuci tangan, konsumsi
mengetahui buah dan sayur, mengurangi merokok
aktivitas fisik, cuci O :
tangan, konsumsi Keluarga kooperatif selama diskusi.
buah dan sayur, Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
mengurangi A:
merokok Masalah TUK 1 teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Senin, 21 Mengatur pola S :
Mei 2018 makan rendah Keluarga mengatakan mengerti mengenai diet makanan pasien hipertensi dan
garam dan rendah asam urat
lemak Keluarga mengatakan akan mulai memperhatikan diet pasien hipertensi dan
asam urat
O:
Keluarga kooperatif selama diskusi.
Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah TUK 2 teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Senin, 21 Merawat anggota S :
Mei 2018 keluarganya Keluarga mengatakan mengerti mengenai diet makanan pasien hipertensi dan
terkait dengan asam urat
kepatuhan diet Keluarga mengatakan akan mulai memperhatikan diet pasien hipertensi dan
asam urat
O:
Keluarga kooperatif selama diskusi.
Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah TUK 3 teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Selasa, 22 Menggunakan S:
Mei 2018 strategi koping Keluarga mengatakan akan mulai mengganti menu perlahan-lahan
yang efektif untuk Keluarga mengatakan mengerti mengenai diet makanan pasien hipertensi dan
mengurangi asam urat
makanan asin dan Keluarga mengatakan akan mulai memperhatikan diet pasien hipertensi dan
gorengan asam urat
O:
Keluarga kooperatif selama diskusi.
Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah TUK 4 teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Sabtu, 26 Memanfaatkan S:
Mei 2018 fasilitas kesehatan a. Keluarga mengatakan akan ke fasilitas kesehatan apabila terdapat keluhan
jika terdapat kesehatan
keluhan hipertensi b. Keluarga mengatakan tidak akan meminum jamu yang dibeli di took
dan asam urat c. Keluarga mengatakan telah melakukan jadwal yang telah dibuat (tidak
Melakukan jadwal merokok di dalam rumah, cuci tangan dengan sabun, aktivitas fisik,
yang telah dibuat konsumsi sayur dan buah)
O:
a. Keluarga kooperatif selama diskusi.
b. Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
3.6.2 Evaluasi sumatif
Dari hasil pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi,
keluarga dapat bekerjasama dengan mahasiswa dalam mengatasi
masalah kesehatan yang ditemukan. Selama melakukan pembinaan
dan kunjungan rutin di keluarga, mahasiswa banyak memperoleh
informasi dari keluarga mengenai masalah kesehatan yang dialami
keluarga maupun masalah yang dihadapi oleh keluarga. Dapat
disimpulkan tingkat kemandirian keluarga adalah “TINGKAT
KEMANDIRIAN III” adalah sebagai berikut:
Diagnosa 1 fokus pada pengetahuan Hipertensi dan asam urat, meliputi konsep
hipertensi dan asam urat terutama penanganan dan komplikasi. Berdasarkan hasil
evaluasi dengan menggunakan pertanyaan lisan setelah diberikan pendidikan
kesehatan didapatkan rata-rata capaian keluarga tentang Hipertensi dan asam urat
80%. Hal ini menunjukan keluarga dapat menerima materi dengan baik. Capaian ini
juga tidak lepas dari proses yang diterapkan pada saat pendidikan kesehatan lebih
menekankan pada diskusi yang dilakukan setelah materi diberikan. Diskusi pada
akhir materi memungkinkan keluarga untuk mengklarifikasi istilah-istilah yang kurang
dipahami saat penyampaian materi.
Latar belakang pendidikan keluarga yang rata-rata lulus SD dan SMP dan
kurangnya informasi terkait masalah kesehatan sangat berpengaruh pada
pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan. Kurangnya pendidikan kesehatan
yang diikuti atau kurangnya keiinginan untuk mengikuti pendidikan kesehatan juga
berdampak pada kurangnya pengetahuan keluarga terhadap masalah kesehatan.
Dengan demikian pendidikan kesehatan secara interpersonal yang dilakukan
langsung dirumah lebih efektif meningkatkan pengetahuan keluarga. Pendidikan
kesehatan sangat berpengaruh besar terhadap pengetahuan keluarga seperti di
jurnal penelitian Veronica (2015).
4.2 Diagnosa 2 : Perilaku kesehatan berisiko berhubungan dengan tingkat
pengetahuan keluarga tentang PHBS rumah tangga
Diagnosa fokus pada beberapa hal yaitu merokok, aktivitas fisik, konsumsi buah
dan sayur, cuci tangan. Hal-hal tersebut dievaluasi mulai dari kognitif, afektif hingga
psikomotor keluarga. Berdasarkan hasil evaluasi seluruh intervensi dengan
menggunakan pertanyaan lisan setelah pendidikan kesehatan masing-masing materi
dan melalui monitoring dan evaluasi yang dilakukan sebanyak dua kali, didapatkan
rata-rata capaian 80%. Hal ini menunjukan keluarga sudah mampu menerima materi
dan melakukannya dengan baik.
Pendidikan kesehatan tentang penanganan jika sakit diberikan pada keluarga
lebih difokuskan pada Tn. M, karena Tn. M mempunyai kebiasaaan merokok,
mengontrol tekanan darah padahal menderita darah tinggi. Namun juga melibatkan
Sdr.S sebagai anak dalam di libatkan agar selalu mengingatkan supaya anggota
keluarga tidak sembarangan mengkonsumsi obat dan mengkonsumsi makanan
berlemak.. Keluarga dapat menerima materi yang disampaikan dengan baik. Hal
tersebut sesuai dengan jurnal penelitian oleh Endang (2012) yang menyimpulkan
pendidikan kesehatan dengan kunjungan rumah perlu dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan keluarga dan mencegah penyakit menular.
4.3 Hambatan
Hambatan yang terjadi berupa waktu yang tepat untuk dilakukannya pengkajian
dan intervensi. Mayoritas pekerjaan warga di RW 3 Desa Karangwidoro adalah
petani, sehingga hanya dapat ditemui di waktu-waktu tertentu. Disamping itu anggota
keluarga bekerja bergantian waktu sehingga tidak dapat menemui keluarga secara
bersama-sama. Solusi yang dapat diberikan yaitu selalu melakukan kontrak dan
menyesuaikan dengan kesibukan keluarga.