Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ARTHRITIS GOUT DI WILAYAH PUSKESMAS DUKUH


KOTA PEKALONGAN

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Kepala keluarga
Nama KK : Tn. B
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Pabean
b. Komposisi keluarga
Jenis
No Nama Umur Hub. Pendidikan Pekerjaan
Kel.
1. Tn. B 43 th L Suami SMA Buruh Batik
2. Ny. N 43 th P Istri SMA Buruh jahit
3. Nn. Z 22 th P Anak Kuliah Mahasiswa
4. Sdr. M 16 th L Anak SMK Pelajar
5. An. T 8 th L Anak SD Pelajar
c. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Garis keterangan tinggal serumah

: Perempuan : Garis keturunan

: Meninggal : Klien

: Garis perkawinan
Menurut keterangan Tn.B dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit sepertinya, tidak ada riwayat penyakit keturunan
seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Klien mengatakan pernah
menderita penyakit menular yaitu TBC 1 tahun yang lalu dan sudah
dinyatakan sembuh. Klien mengatakan dirinya merupakan orang
pertama dalam keluarganya yang menderita arthritis gout
d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. B adalah keluarga inti (nuclear family) yang
terdiri dari Tn.B, Ny.N, dan 3 orang anak yaitu Nn.Z, Sdr.M, dan
An.T
e. Suku bangsa
Keluarga Tn. B berasal dari suku jawa Indonesia. Dalam
keluarga bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari
adalah bahasa jawa (pekalongan)
f. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. B menganut agama islam
g. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi Tn. B tergolong cukup, penghasilan
keluarga didapat dari hasil Tn. B yang bekerja sebagai buruh batik dan
Ny. N yang bekerja sebagai buruh jahit dengan penghasilan yang
tidak tetap. Jika penghasilan digabung dalam satu bulan kurang lebih
Rp. 2.000.000. Penghasilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari seperti makan, listrik, air PDAM dan pendidikan ketiga
anaknya.
h. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. B tidak memiliki kebiasaan rutin untuk berekreasi
kekeluar rumah secara khusus. Waktu senggang biasanya digunakan
keluarga untuk menonton TV, istirahat, berkumpul dengan keluarga
atau mengobrol dengan tetangga.

2. Riwayat Perkembangan
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. B adalah keluarga tahap V
yaitu keluarga dengan anak usia remaja, dengan tugas perkembangan
keluarga antara lain mengembangkan kebebasan bertaggungjawab
ketika anak remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri,
memfokuskan kembali hubungan pernikahan, berkomunikasi secara
terbuka antara orang tua dan anak-anak.
b. Tahap keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada
tahap perkembangan.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Pada setiap anggota keluarga Tn. B tidak memiliki masalah
kesehatan kecuali Tn. B (klien sendiri)
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga Tn. B tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Sebelumnya juga
dalam keluarga tidak ada yang pernah dirawat di rumah sakit. Tn. B
mengatakan pernah menderita penyakit menular yaitu TBC 1 tahun
yang lalu dan sudah dinyatakan sembuh.

3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. B adalah rumah milik
sendiri, dengan jenis bangunnpermanen dengan luas bangunan 15x6
m2 yang terdiri dari tiga kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang
keluarga, satu dapur dan satu kamar mandi. Setiap ruang mempunyai
jendela kecuali dapur dan kamar mandi, jendela sering dibuka
sehingga sirkulasi udaranya cahaya masuk cukup baik. Penerangan
pada saat malam hari menggunkan lampu listrik. Lantai rumah
menggunakan keramik. Kebersihan rumah masih kurang, penataan
perabotan tampak tidak rapi. Kamar mandi dan WC digabung dalam
satu tempat menggunakan jamban jongkok. Sumber air bersi keluarga
diperoleh dari PDAM. Pembuangan air limbah dengan selokan.
Pengelolaan sampah keluarga yaitu dikumpulkan dan diangkut oleh
petugas sampah keliling.
Gambar denah rumah:
6 7
U
5
2
15 m
4
S

3 1

6m
Keterangan:
1 : Ruang tamu 5 : Kamar tidur
2 : Ruang keluarga 6 : Dapur
3 : Kamar tidur 7 : Kamar mandi
4 : Kamar tidur
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Daerah tempat tinggal Tn. B berpenduduk tidak terlalu padat.
Sebagian besar penduduk bekerja sebagai buruh batik. Tn. B
mengatakan para tetangga merupakan penduduk asli didesa tersebut
hanya beberapa penduduk sebagai pedatang. Disamping rumah Tn.b
sebelah kanan dan kiri terdapat rumah penduduk lain. Tetangga
disekitar rumah Tn. B mengenal keluarga Tn. B dengan baik, diihat
dari keramahan antar tetangga.
c. Mobilitas geografis keluarga
Tn. B merupakan warga asli pekalongan dari dulu sudah
menempatirumah yang ia tinggali sekarang bersama istri dan tiga
orang anaknya, tidak pernah pindah rumah.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi denga masyarakat
Tn. B dan Ny. N sering mengikuti kegiatan pengajian yang
diadakan disekitar rumahnya. Selain itu sering duduk-duduk dan
berinteraksi dengan tetangganya. Hubungan dengan tetangga dan
masyarakat sekitar cukup baik dan tidak ada konflik.
e. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga ada lima orang, yang terdiri dari
kepala keluarga, istri, dan tiga orang anak. Saat sakit yang mereka
lakukan adalah membawa ke puskesnmas atau ke dokter keluarga.
Asuransi kesehatan yang dimiliki Tn. B adalah KIS

4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
komunikasi dalam keluarga Tn. B terjalin dengan baik dan
saling terbuka, dimana anggota keluarga berkomunikasi menggunakan
bahasa jawa (pekalongan).
b. Struktur kekuatan keluarga
Menurut keterangan Tn. B dalam keluarganya jika ada masalah
maka akan diselesaikan dengan musyawarah bersama dan dibicarakan
terlebih dahulu dengan keluarganya. Setelah itu baru memutuskannya.
Sebagai pengambil keputusan adalah Tn. B.
c. Struktur peran
Tn. B berperan sebagai kepala keluarga, sebagai bapak untuk
anak-anaknya, dan sebagai pencari nafkah. Ny. N berperan sebagai
istri dan ibu dari anak-anaknya. Nn. Z, Sdr. M, dan An. T berperan
sebagai anak.
d. Nilai dan norma keluarga
Dalam keluarga tidak ada nilai dan norma yang bertentangan
dengan kesehatan.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga salin menyayangi dan menghargai.
Tn.B mengatakan antar anggota keluarga jarang berselisih paham dan
akur-akur saja. Jika ada persoalan dalam rumah tangga selalu
dibicarakan bersama sehingga tidak memicu terjadinya masalah
komunikasi.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. B selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
begitu pula berinteraksi dengan masyarakat diekitar tempat
tinggalnya.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Mengenal masalah kesehatan
Keluarga belum mampu mengenal masalah kesehatan
khususnya terkait penanganan nyeri arthritis gout yang diderita
Tn.B, mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta
penatalaksanaanya.
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Didalam keluarga Tn. Bkemampuan dalam mengambil
keputusan kesehatan cukup baik, dimana keluarga segera
membawa ke puskesmas untuk mengobati keluhan yang dialami
Tn. B.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. B mengatakan tidak tahu cara perawatan nyeri
pada arthritis gout, serta bingung saat terjadi nyeri pada
persendian lutut kanannya, Tn. B mengatakan biasanya kalau
nyeri hanya diberi minyak oles.
4) Memodifikasi/memelihara lingkungan yang sehat
Kelarga Tn.b selalu berusaha menciptakan lingkungan yang
tenang, rapi, dan bersih agar rumah yang ditempatinya menjadi
aman dan nyaman.
5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Jika terdapat anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga
langsung membawa ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau
dokter praktek. Asuransi kesehatan yang dimiliki adalah KIS.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek
Tn.B mengeluh nyeri pada sendi-sendi kakinya, klien dan
keluarga menginginkan untuk cepat sembuh dari penyakitnya dan
berharap agar kadar asam uratnya dalam batas normal.
b. Stressor jangka panjang
Tn.B khawatir jika terus-menerus kambuh dan mengalami nyeri
pada persendian, kaku dan sulit untuk digerakkan sehingga
menyebabkan klien tidak daapat melakukan aktivitas.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke
puskesmas atau pelayanan kesehatan.
d. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah.
e. Strategi adaptasi difungsional
Jika sakit Tn.B beristirahat dan tidur.

7. Pemeriksaan Kesehatan tiap Individu Anggota Keluarga


a. Keadaan kesehatan keluarga
Pengkajian pada tanggal 17 Januari 2020, Tn. B menderita
arthritis gout. klien mengeluh sering merasa nyeri pada sendi-sendi
kakinya terutama pada lutut kaki kanannya. Klien sudah menderita
arthritis gout sejak 4 bulan yang lalu. Dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit sepertinya.
Agar dapat mengetahui kondisi kesehatan keluarga lainnya,
maka dilakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik untuk setiap
anggota keluarga.
Tabel. pemeriksaan tanda-tanda vital anggota keluarga Tn. B
Nama Umur BB TB TD Nadi Suhu RR
(th) (kg) (cm) (mmHg) (x/mnt) (oC) (x/mnt)
Tn. B 43 65 165 120/80 90 36,6 20
Ny. N 43 52 155 120/80 80 36,2 20
Nn. Z 22 50 155 120/80 82 36,5 20
Sdr. M 17 50 158 110/70 84 36,6 20
An. T 8 30 128 - 80 36,3 20

b. Kejadian kesakitan
1) Riwayat kesehatan sekarang (klien Tn. B)
Tn.B mengatakan sudah menderita arthritis gout sejak 4
bulan yang lalu. Namun Tn. B dalam satu minggu terakhir ini
mengalami kekambuhan dari penyakitnya (nyeri sendi pada
bagian lutut kaki kanannya terutama pada saat beraktivitas). Saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 17 Januari 2020. Tn.B
mengeluh lutut kaki kanannya terasa kaku, bengkak dan terasa
nyeri terutama pada saat beraktivitas. Nyeri yang dirasakan
bertambah pada saat malam hari atau pagi hari setelah bangun
tidur, rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum, dengan skala nyeri 6.
Klien dan keluarga mengatakan sudah tahu penyakit yang
dideritanya, namun kurang mengetahui secara pasti arthritis gout,
penyebab, tanda dan gejalanya, serta diit yang benar. Klien dan
keluarga juga belum mengetahui bagaimana penatalaksanaan saat
timbul serangan arthritis gout. hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
Tn. B didapatkan data TD: 120/80 mmHg, Nadi: 90 x/menit,
Suhu: 36,6oC, RR: 20 x/menit, BB: 65 kg, TB: 165 cm. Hasil
pemeriksaan kadar asam uratnya adalah 8,6 mg/dL.
2) Riwayat kesehatan dahulu (klien Tn.B)
Tn.B mengatakan pernah menderita penyakit TBC 1 tahun
yang lalu dan sudah dinyatakan sembuh.
3) Pemeriksaan fisik head to toe
a) Tn.B (klien)
Kepala : bentuk mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan
Rambut : warna hitam dan beruban, bersih
Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera unikterik
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut : simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis
Telinga : simetris, bersih, fungsi pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid
Dada :
Paru-paru
- Inspeksi : pengembangan simetris kanan dan kiri
- Palpasi : palpasi gerakan dada kanan dan kiri
simetris, tidak ada nyeri tekan, tactil
fremitus kanan kiri jelas terasa
- Perkusi : suara paru sonor
- Auskultasi: suara paru vesikuler
Jantung
- Inspeksi : tidak tampak iktus kordis
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : lupdup
Abdomen
- Inspeksi : bentuk simetris
- Auskultasi: bising usus 13x/menit
- Palpasi : tidak teraba pembesaran hepar dantidak
terdapat nyeri tekan
- Perkusi : tympani
Genitalia : Tn. B berjenis kelamin laki-laki, tidak ada
keluhan
Ekstremitas :
Atas : kedua tangan tidak ada kecacatan dan fraktur,
anggota tangan dapat digerakkan dengan baik
Bawah : terdapat nyeri tekan, bengkak dan kemerahan pada
lutut kakikanan.
Pengkajian nyeri :
P : penumpukan asam urat
Q : seperti ditusuk-tusuk jarum
R : lutut kaki kanan
S : skala 6
T : hilang timbul

b) Ny. N
Kepala : bentuk mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan
Rambut : warna hitam dan beruban, bersih
Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera unikterik
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut : simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis
Telinga : simetris, bersih, fungsi pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid
Dada :
Paru-paru
- Inspeksi : pergerakan dada kanan dan kiri simetris
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : suara paru sonor
- Auskultasi : suara paru vesikuler
Jantung
- Inspeksi : tidak tampak iktus kordis
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : lupdup
Abdomen
- Inspeksi : bentuk simetris
- Auskultasi : bising usus 13x/menit
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : tympani
Genitalia : Ny.N berjenis kelamin perempuan, tidak ada
keluhan
Ekstremitas :
Atas : kedua tangan tidak ada kecacatan dan fraktur,
anggota tangan dapat digerakkan dengan baik
Bawah: kedua kaki tidak ada kecacatan dan fraktur,
anggota tangan dapat digerakkan dengan baik

c) Nn. Z
Kepala : bentuk mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan
Rambut : warna hitam dan beruban, bersih
Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera unikterik
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut : simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis
Telinga : simetris, bersih, fungsi pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid
Dada :
Paru-paru
- Inspeksi : pergerakan dada kanan dan kiri simetris
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : suara paru sonor
- Auskultasi : suara paru vesikuler
Jantung
- Inspeksi : tidak tampak iktus kordis
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : lupdup
Abdomen
- Inspeksi : bentuk simetris
- Auskultasi : bising usus 13x/menit
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : tympani
Genitalia : Nn.Z berjenis kelamin perempuan, tidak ada
keluhan
Ekstremitas :
Atas : kedua tangan tidak ada kecacatan dan fraktur,
anggota tangan dapat digerakkan dengan baik
Bawah : kedua kaki tidak ada kecacatan dan fraktur,
anggota tangan dapat digerakkan dengan baik

d) Sdr. M
Kepala : bentuk mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan
Rambut : warna hitam dan beruban, bersih
Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera unikterik
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut : simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis
Telinga : simetris, bersih, fungsi pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid
Dada :
Paru-paru
- Inspeksi : pergerakan dada kanan dan kiri simetris
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : suara paru sonor
- Auskultasi : suara paru vesikuler
Jantung
- Inspeksi : tidak tampak iktus kordis
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : lupdup
Abdomen
- Inspeksi : bentuk simetris
- Auskultasi : bising usus 13x/menit
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : tympani
Genitalia : Sdr. M berjenis kelamin laki-laki, tidak ada
keluhan
Ekstremitas :
Atas : kedua tangan tidak ada kecacatan dan fraktur,
anggota tangan dapat digerakkan dengan baik
Bawah : kedua kaki tidak ada kecacatan dan fraktur,
anggota tangan dapat digerakkan dengan baik

e) An. T
Kepala : bentuk mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan
Rambut : warna hitam dan beruban, bersih
Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera unikterik
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut : simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis
Telinga : simetris, bersih, fungsi pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid
Dada :
Paru-paru
- Inspeksi : pergerakan dada kanan dan kiri simetris
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : suara paru sonor
- Auskultasi : suara paru vesikuler
Jantung
- Inspeksi : tidak tampak iktus kordis
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : lupdup
Abdomen
- Inspeksi : bentuk simetris
- Auskultasi : bising usus 13x/menit
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : tympani
Genitalia : An.T berjenis kelamin laki-laki, tidak ada
keluhan
Ekstremitas :
Atas : kedua tangan tidak ada kecacatan dan fraktur,
anggota tangan dapat digerakkan dengan baik
Bawah : kedua kaki tidak ada kecacatan dan fraktur,
anggota tangan dapat digerakkan dengan baik
8. Harapan Keluarga
Keluarga Tn.B berharap agar Tn.B cepat sembuh dan mampu
beraktivitas seperti secara normal, selain itu mereka berharap agar seluruh
anggota keluarga mereka selalu sehat dan dapat mencukupi kebutuhan
hidupnya.
B. Analisa Data
No Data Fokus Masalah Penyebab
.
1. DS: Sakit atau tidak Ketidakmampuan
- Tn. B mengatakan menderita sehat (Nyeri keluarga merawat
arhritis gout sejak 4 bulan akut pada anggota keluarga
yang lalu. Namun Tn. B dalam arthritis gout) yang sakit
satu minggu terakhir ini
mengalami kekambuhan dari
penyakitnya (nyeri sendi yang
hebat terutama pada bagian
tumit kaki kanannya terutama
pada saat beraktivitas).
- Tn.B mengeluh kaki kanannya
terasa kaku, kemerahan,
bengkak dan terasa nyeri
terutama pada saat
beraktivitas. Nyeri yang
dirasakan bertambah pada saat
malam hari atau pagi hari
setelah bangun tidur, rasanya
seperti ditusuk-tusuk jarum,
dengan skala nyeri 6.
- Keluarga Tn. B mengatakan
tidak tahu cara perawatan
nyeri pada arthritis gout, serta
bingung saat terjadi nyeri pada
persendian lutut kanannya, Tn.
B mengatakan biasanya kalau
nyeri hanya diberi minyak
oles.
DO:
- TTV : TD: 120/80 mmHg
N: 90 x/menit
S: 36,6oC
RR: 20 x/menit
- Hasil pemeriksaan kadar asam
uratnya adalah 8,6 mg/dL.
- Terdapat nyeri tekan, bengkak
dan kemerahan pada lutut kaki
kanan.
P : penumpukan asam urat
Q : seperti ditusuk-tusuk
jarum
R : lutut kaki kanan
S : skala 6
T : hilang timbul
- Tn. B dan Keluarga tampak
bingung ketika ditanya
mengenai perawatan apa yang
diberikan untuk menangani
nyeri pada klien.

2. DS : Sakit atau tidak Ketidakmampuan


- Tn.B mengatakan agak susah sehat keluarga merawat
berjalan saat kambuh nyeri (Hambatan anggota keluarga
pada kaki kananya. mobilitas fisik) yang sakit
DO :
- Tn.B tampak sulit dan
menahan rasa sakit saat
berjalan
3. DS: Ancaman Ketidakmampuan
- Klien dan keluarga kesehatan keluarga mengenal
mengatakan sudah tahu (resiko masalah kesehatan
penyakit yang dideritanya, terjadinya
namun kurang mengetahui komplikasi
secara pasti arthritis gout, penyakit
penyebab, tanda dan arthritis gout)
gejalanya, serta diit yang
benar. Klien dan keluarga juga
belum mengetahui bagaimana
penatalaksanaan saat timbul
serangan arthritis gout.

DO:
- Klien dan keluarga tampak
bingung ketika ditanya
tentang pengertian arthritis
gout, penyebab, tanda dan
gejalanya, serta diit yang
benar, dan bagaimana
penatalaksanaannya.
- Klien dan keluarga tampak
banyak bertanya tentang
penyakit yang diderita oleh
Tn.B
C. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukn data dirumusk sebagai
berikut diagnosa yang muncul, yaitu:
1. Nyeri
DS : Tn.B mengeluh kaki kanannya terasa kaku, kemerahan, bengkak
dan terasa nyeri terutama pada saat beraktivitas. Nyeri yang
dirasakan bertambah pada saat malam hari atau pagi hari setelah
bangun tidur, rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum, dengan skala
nyeri 6.

DO : Hasil pemeriksaan kadar asam uratnya adalah 8,6 mg/dL, terdapat


nyeri tekan, bengkak dan kemerahan pada lutut kaki kanan.
P : penumpukan asam urat
Q : seperti ditusuk-tusuk jarum
R : lutut kaki kanan
S : skala 6
T : terus menerus
2. Hambatan mobilitas fisik
DS : Tn.B mengatakan agak susah berjalan saat kambuh nyeri pada kaki
kanannya
DO : Tn.B tampak sulit dan menahan rasa sakit saat berjalan
3. Resiko terjadinya komplikasi
DS: Klien dan keluarga mengatakan sudah tahu penyakit yang
dideritanya, namun kurang mengetahui secara pasti arthritis gout,
penyebab, tanda dan gejalanya, serta diit yang benar. Klien dan
keluarga juga belum mengetahui bagaimana penatalaksanaan saat
timbul serangan arthritis gout.

DO: Klien dan keluarga tampak bingung ketika ditanya tentang


pengertian arthritis gout, penyebab, tanda dan gejalanya, serta diit
yang benar, dan bagaimana penatalaksanaannya. Klien dan
keluarga tampak banyak bertanya tentang penyakit yang diderita
oleh Tn.B

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga


Masalah didalam keluarga Tn.B adalah permasalahan yang
diselesaikan secara bertahap. Sebelum melakukan tindakan keperawatan
keluarga harus diprioritaskan terlebih dahulu masalah-masalah yang timbul
sebagai berikut:
1. Sakit atau tidak sehat
Tabel skala prioritas (Nyeri akut pada arthritis gout)
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
.
1. Sifat masalah: 3 1 Tn. B mengatakan kaki
×1
3
Tidak/kurang sehat kanannya terasa nyeri dan
kaku, terlihat bengkak.
Hasil pemeriksaan kadar
asam urat 8,6 mg/dL
2. Kemungkinan 2 2 Keluarga mengatakan
×2
2
masalah dapat biasanya kalau nyeri hanya
diubah: diberi minyak oles
mudah
3. Potensial masalah 3 1 Masalah penyakit asam
×1
3
untuk dicegah: urat dapat dicegah dengan
Tinggi mengatur pola diet dan
makanan yang dapat
mengakibatkan asam urat.
4. Menonjolnya 2 1 Anggapan keluarga
×1
2
masalah: tentang penyakit asam
Masalah berat urat yang dialam Tn.B
harus segera diatasi harus segera ditangani agar
tidak bertambah parah.
Total skor 5

Tabel skala prioritas hambatan mobilitas fisik


No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah: 3 1 Tn.B mengatakan agak
×1
3
Tidak/kurang susah Berjalan saat nyeri
sehat kambuh

2. Kemungkinan 2 2 Tn.B masih bisa


×2
2
masalah dapat beraktivitas
diubah:
Mudah
3. Potensial masalah 2 2 Tn.B mengatakan ingin
×1
3 3
untuk dicegah: kadar asam uratnya normal
Cukup
4. Menonjolnya 1 1 Tn.B mengatakan masalah
×1
2 2
masalah: tidak perlu segera
Tidak perlu ditangani karena Tn. B
segera ditangani masih bisa beraktivitas,
meskipun agak susah
Total skor 1
4
6

2. Ancaman kesehatan
Tabel skala prioritas resiko terjadinya komplikasi penyakit arthritis gout
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah: 2 2 Keluarga mengatakan
×1
3 3
Ancaman belum mengetahui secara
kesehatan pasti tentang arthritis gout,
penyebab, tanda gejalanya
serta diit yang benar, dan
bagaimana
penatalaksanaan saat
timbul serangan arthritis
gout
2. Kemungkinan 2 2 Keluarga aktif dan
×2
2
masalah dapat kooperatif dengan petugas
diubah: kesehatan
Mudah
3. Potensial masalah 2 2 Keluarga terlihat terbuka
×1
3 3
untuk dicegah: dan dapat menerima
Cukup informasi yang ada
4. Menonjolnya 2 1 Anggapan keluarga
×1
2
masalah: tentang masalah harus
Masalah berat segera ditangani
harus segera
ditangani
Total skor 4
3
3

Berdasarkan hasil prioritas masalah diatas, maa urutan skala prioritas


tersusun:
Prioritas I : Sakit atau tidak sehat (nyeri akut pada Arthritis gout) (5)
1
Prioritas II : Sakit atau tidak sehat (hambatan mobilitas fisik) (4 )
6
Prioritas III : Ancaman kesehatan (resiko terjadinya komplikasi penyakit
4
arthritis gout (3 )
3

E. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil analisa data yang telah dilakukan maka dapat ditentukan
diagnosa keperawatan keluarga dalam kasus arthritis gout pada Tn.B adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
3. Resiko terjadinya komplikasi penyakit arthritis gout berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
4.
F. Perencanaan
1. Diagnosa I
a. Rencana tujuan
1) Tujuan jangka pendek
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan kesehatan selama 30
menit diharapkan keluarga mampu memahami dan mampu
menjelaskan kembali cara merawat anggota keluarga yang
menderita nyeri arthritis gout. keluarga memperhatikan materi
penyuluhan yang diberikan.
2) Tujuan jangka panjang
Setelah dilakukan 3x pertemuan dengan keluarga diharapkan
keluarga mampu mengetahui dan memahami cara merawat
anggota keluarga yang menderita nyeri arthritis gout. sealain itu,
keluarga mau berpartisipasi dalam memberikan perawatan pada
klien.
b. Kriteria evaluasi
1) Respon verbal kognitif
Keluaarga mampu menjelaskan dan menyebutkan kembali
pengobatan dan perawatan yang dapat dilakukan pada anggota
keluarga yang menderita nyeri arthritis gout. keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang menderita nyeri arthritis gout.
2) Respon afektif
keluarga mendengarkan materi penyuluhan yang diberikan.
Keluarga bertanya saat penyuluhan.
3) Respon psikomotor
Keluarga mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi napas
dalam dan kompres hangat untuk mengatasi nyeri pada anggota
keluarga yang menderita nyeri arthritis gout.
c. Standar Evaluasi
1) Klien dan keluarga dapat menjelaskan dan menyebutkan
pengobatan dan perawatan nyeri arthritis gout seperti menghidari
mengurangi makanan tinggi purin, melakukan kompres hangat
pada bagian kaki yang mengalami nyeri, serta segera meminum
obat yang telah dibrikan dokter
2) Klien dan keluarga dapat melakukan teknik relaksasi dan
kompres hangat dengan benar. Prosedur relaksasi napas dalam:
klien duduk rileks, keudian tarik napas dengan pelan tahan
beberapa detik, kemdian lepaskan (tiup melalui bibir), saat
menghembuskan udara anjurkan klien untuk merasakan
relaksasi.Kompres hangat dapat diberikan dengan menggunakan
botol, handuk, dan buli- buli panas, yang diisi dengan air yang
bersuhu 46-51℃, air hangat dibungkus dengan handuk. Jika
menggunakan kain atau handuk, kain diperas lalu ditempelkan
pada daerah yang akan dikompres selama 20 menit
3) Nyeri pada klien dapat berkurang atau menghilang, skala nyeri 0,
dan klien tampak rileks
d. Intervensi
1) Pertemuan ke-1
1) Kaji nyeri yang dirasakan klien dengan PQRST
2) Kaji pengetahuan keluarga tentang cara merawat arthritis
gout
3) Diskusikan bersama keluarga cara perawatan nyeri pada
arthritis gout
2) Pertemuan ke-2
a) Berikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga tentang
arthritis gout serta cara perawatan nyeri pada arthritis gout
b) Demonstrasikan cara melakukan teknik relaksasi napas
dalam dan kompres hangat dengan benar
c) Motivasi keluarga untuk melakukan tindakan keperawatan
dalam upaya penanganan dan perawatan nyeri pada arthritis
gout
d) Beri reinforcement atas upaya keluarga atas penanganan
dan perawatan nyeri pada arthritis gout
3) Pertemuan ke-3
a) Evaluasi kembali tentang cara merawat anggota keluarga
yang mengalami nyeri pada arthritis gout
b) Pantau kemajuan dan perkembangan rasa nyeri yang dialami
klien.
2. Diagnosa II
a. Rencana tujuan
1) Tujuan jangka pendek
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan kesehatan selama 30
menit diharapkan keluarga mampu mengetahui dan menerapkan
perawatan pada keluarga yang menderita arthritis gout.
2) Tujuan jangka panjang
Setela dilakukan 3x pertemuan dengan keluarga diharapkan
keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit, mau
berpartisipasi dalam memberikan perawatan.
b. Kriteria evaluasi
1) Respon verbal kognitif
Keluarga mampu menjelaskan kembali mengenai cara perawatan
arthritis gout
2) Respon afektif
Keluarga mendengarkan materi penyuluhan yang diberikan
3) Respon psikomotor
Keluarga mampu mendemonstrasikan cara perawatan pada kasus
arthritis gout (ROM/latihan gerak pada anggota tubuh yang
etrkena arthritis gout)
c. Standar evaluasi
Keluarga dapat melakukan cara perawatan secara mandiri,
ROM/latihan gerak anggota tubuh yang merupakan salah satu
penatalaksanaan pada penyakit arthritis gout.
d. Intervensi
1) Pertemuan ke-1
a) Kaji pengetahuan keluarga tentang hambatan mobilitas fisik
pada penyakit artritis gout (perawatan yang diperlukan, cara
perawatan)
b) Kaji kemampuan klien untuk mobilitas fisik.
2) Pertemuan ke-2 :
a) Berikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga dan klien
tentang penyakit artritis gout, serta cara perawatan yang
dibutuhkan pada klien dengan hambatan mobilitas fisik
b) Ajarkan dan anjurkan keluarga untuk melatih rentang gerak
ROM serta perawatan diri sesuai toleransi
c) Anjurkan kepada klien untuk melakukan mobilitas fisik sesuai
tingkat kemampuan
3) Pertemuan ke-3:
a) Kaji kembali keluarga tentang cara merawat anggota yang
mengalami hambatan mobilitas fisik pada artritis gout.
b) Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas
c) Anjurkan klien untuk melakukan ambulasi dengan
menggunakan alat bantu jalan seperti: kruk, walker atau
tongkat.
3. Diagnose III
a. Rencana tujuan
1) Tujuan jangka pendek
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan selama 30 menit
diharapkan keluarga mampu mnjelaskan pengertian, penyebab,
tanda gejala, dan cara perawatan dan pencegahan ekambuhan dari
penyakit arthritis gout.
2) Tujuan jangka panjang
Setelah dilakukan 3x kunjungan rumah diharapkan keluarga
mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang arthritis gout
b. Kriteria evaluasi
1) Respon verbal kognitif
Keluarga mampu menjelaskan dan menyebutkan kembali tentang
pengertian, menyebutkan penyebab, tanda gejala, serta cara
perawatan dan pencegahan kekambuhan dari penyakit arthritis
gout
2) Respon afektif
Keluarga mendengarkan materi penyuluhan yang diberikan
3) Respon psikomotor
Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pengertian,
menyebutkan penyebab, tanda gejala, serta cara perawatan dan
pencegahan kekambuhan dari penyakit arthritis gout
c. Standar evaluasi
Keluarga mampu menjelaskan dan menyebutkan pengertian,
penyebab, tanda gejala, dan cara perawatan dan pencegahan
kekambuhan dari penyakit arthritis gout.
d. Intervensi
1) Pertemuan ke-1
a) Kaji pengetahuan keluarga tentang pengertian, penyebab,
tanda gejala, dan cara perawatan dan pencegahan
kekambuhan dari penyakit arthritis gout.
2) Pertemuan ke-2
a) Beri penyuluhan kepada keluarga mengenai pengertian,
penyebab, tanda gejala, dan cara perawatan dan pencegahan
kekambuhan dari penyakit arthritis gout.
b) Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian,
penyebab, tanda gejala, dan cara perawatan dan pencegahan
kekambuhan dari penyakit arthritis gout.
c) Berikan reinforcement atas kemampuan keluarga
menjelaskan kembali materi penyuluhan
3) Pertemuan ke-3
a) Evaluasi kembali tentang mengenai pengertian, penyebab,
tanda gejala, dan cara perawatan dan pencegahan
kekambuhan dari penyakit arthritis gout
b) Anjurkan keluarga untuk memeriksakan ke puskesmas
apabila ada tanda dan gejala

G. Implementasi
N Hari/ Dx Tindakan Respon Paraf
o Tanggal
1. Kamis, I 1. Mengkaji nyeri S:
17 Januari klien dengan - Tn.J mengatakan
2020 PQRST nyeri, kaku, dan Febri
(19.00) sedikit bengkak pada
jari-jari tangan
kirinya.
O:
- Hasil pemeriksaan
kadar asam urat 9,0
mg/dL
- Terdapat nyeri tekan,
kemerahan, dan
bengkak pada jari-jari
tangan kiri
P : penumpukan
asam urat
Q : seperti ditusuk-
tusuk jarum
R: jari tangan kiri
S : skala nyeri 5
T : hilang timbul
I,III
2. Mengkaji
S:
pengetahuan
- Tn.J dan keluarga
keluarga
mengatakan tidak Febri
tentang arthritis
tahu tentang cara
gout serta, cara
perawatan nyeri,
perawatan dan
biasanya saat nyeri
penanganan
hanya diberi minyak
nyeri pada
oles
arthritis gout

O:
- Tn.J dan keluarga
tampak bingung saat
di tanya bagaimana
perawatan nyeri pada
arthritis gout
3. Mendiskusikan
bersama S:
keluarga cara - Tn.J dan keluarga Febri
perawatan nyeri mengatakan ingin
pada arthritis mengetahui tentang
gout cara perawatan nyeri
pada arthritis gout
O:
- -Tn.J dan keluarga
tampak antusias

III 1. Kaji S:
kemampuan - Tn.B mengatakan
klien untuk agak susah berjalan Febri
mobilitas fisik. saat kambuh nyeri
pada kaki kananya.
O:
- Tn.B tampak agak
susah berjalan

2. Kaji
S:
pengetahuan
- Tn.B dan keluarga
keluarga
mengatakan tidak tau Febri
tentang
tentang latihan ROM
hambatan
O:
mobilitas fisik
- Tn.B dan keluarga
pada penyakit
tampak bingung saat
artritis gout
ditanya tentang
latihan ROM

2. Jumat, I,III 1. Memberikan S:


18 Januari penyuluhan - Keluarga mengatakan
2020 kesehatan kepada mengerti tentang cara Febri
(19.00) keluarga tentang merawat dan
pengertian menangani nyeri pada
arthritis gout, arthritis gout
penyebab, tanda O:
gejalanya, - Klien dan keluarga
komplikasi, serta tampak
penanganan saat mendengarkan dan
timbul serangan aktif saat diberikan
arthritis gout penyuluhan

2. Mendemonstrasi- S:
kancara - keluarga mengatakan
Febri
melakukan teknik paham dengan apa
relaksasi napas yang telah di
dalam dan demonstrasikan
kompres hangat - Tn.J mengatakan
dengan benar. nyerinya berkurang
O:
- Klien dan keluarga
dapat melakukan
teknik relaksasi nafas
dalam dan kompres
hangat dengan baik
dan benar
P : penumpukan
asam urat
Q : seperti ditusuk-
tusuk jarum
R: jari tangan kiri
S : skala nyeri 3
T : hilang timbul
3. Memotivasi
keluarga untuk S: Febri
melakukan - Keluarga bersedia
tindakan O:
keperawatan - Keluarga tampak
dalam upaya berpartisipasi dalam
penanganan dan merawat klien,
perawatan nyeri memberikan kompres
pada arthritis hangat
gout

4. Memberi
Febri
reinforcement S:

atas upaya - Keluarga merasa

keluarga atas senang

penanganan dan O:

perawatan nyeri - Keluarga tampak

pada arthritis tersenyum

gout

II 1. Mendemonstrasik S:
an latihan rentang - Klien dan kelurga
gerak ROM mengatakan paham Febri
dengan materi yang
telah
didemonstrasikan
O:
- Klien dan keluarga
mampu
mendemonstrasikan
ROM

2. Menganjurkan
S:
kepada klien
- Klien mengerti Febri
untuk melakukan
O:
mobilitas fisik
sesuai tingkat - Klien tampak melatih
kemampuan gerak sendi yang
terkena arthritis gout
sesuai
kemampuannya

3. Sabtu, I,III 1. Mengevaluasi S:


19 Januari kembali - Klien dan keluarga
2020 penyuluhan mengatakan Febri

(19.00) kesehatan kepada mengetahui cara


keluarga tentang merawat nyeri pada
pengertian arthritis gout
arthritis gout, O:
penyebab, tanda - Klien dan dapat
gejalanya, menjelaskan kembali
komplikasi, serta cara merawat anggota
penanganan saat keluarga yang
timbul serangan mengalami nyeri pada
arthritis gout arthritis gout

2. Memantaukemaju S:
an dan - Tn.J mengatakan Febri
perkembangan nyeri pada jari-jari
rasa nyeri yang tangan kirinya
dialami klien. berkurang setelah
dikompres hangat dan
melakukan relaksasi
napas dalam
O:
- P : penumpukan
asam urat
Q : seperti ditusuk-
tusuk jarum
R: jari tangan kiri
S : skala nyeri 2
T : hilang timbul
III 1. Mengevaluasi S:
kembali tentang - Tn.B mengatakan
cara merawat memahami tentang Febri
anggota yang cara melakukan
mengalami ROM pada anggota
hambatan tubuh yang terkena
mobilitas fisik arthritis gout.
pada artritis gout. O:
- Keluarga Tn.B dapat
menjawab
pertanyaan dengan
benar
- Tn.B dan keluarga
tampak
mendemonstrasikan
ROM benar

2. Memantau
S:
kemajuan dan
- klien mengatakan
perkembangan Febri
lututnya tidak kaku
kemampuan klien
O:
dalam melakukan
- klien tampak lebih
aktivitas
nyaman

H. Evaluasi
No. Hari/ Dx Evaluasi Paraf
Tanggal
1. Sabtu, I S:
18 Januari - Tn.B mengatakan memahami tentang
2020 cara merawat dan menangaani nyeri Febri
(20.00) pada arthritis gout dengan benar.
- Tn.Bmengaakan nyeri berrkurang
setelah dikompres hangat dan
melakukan teknik relaksasi napas
dalam

O:
- Keluarga Tn.B dapat mejawab
pertanyaan tentang cara meawat dan
menangani nyeri arthritis gout dengan
benar
- Tn.B dan keluarga tampak
mendemonstrasikan teknik relaksasi
napas dalam dan kompres hangat
dengan benar
- P : penumpukan asam urat
Q : seperti ditusuk-tusuk jarum
R : lutut kaki kanan
S : skala nyeri 3
T : hilang timbul

A:
Masalah teratasi

P:
Pertahankan intervensi
2. Sabtu, II S:
18 Januari - Tn.B mengatakan memahami tentang
2020 cara melakukan ROM pada anggota
(20.00) tubuh yang terkena arthritis gout. Febri

-
O:
- Keluarga Tn.B dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
- Tn.B dan keluarga tampak
mendemonstrasikan ROM benar
A:
Masalah teratasi

P:
Pertahankan intervensi
3. Sabtu, III S:
18 Januari - Tn.B mengatakan mengetahui tentang
2020 pengertian, tanda dan gejala, diit, cara
(20.00) perawatan dan pencegahan Febri
kekambuhan dari arthritis gout.
-
O:
- Keluarga tampak Tn.B dapat mejawab
pertanyaan tentang pengertian, tanda
dan gejala, diit, cara perawatan dan
pencegahan kekambuhan dari arthritis
gout dengan benar

A:
Masalah teratasi

P:
Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai