31
32
IA keempat tahu
n
Genogram:
Bapak T, 49 th Ibu R, 49 th
7. Tipe Keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family). Dengan ayah, ibu, dua orang anak
perempuan dan dua orang anak laki-laki.
8. Suku
Keluarga Bapak T berasal dari suku Batak. Saat ii bapak T tinggal
bersama istri dan dua orang anaknya, yaitu Anak IS dan Anak IA.
Sementara untuk Anak S dan Anak E telah meninggalkan rumah
untuk kepentingan pendidikan. Bapak T dan keluarganya biasa
menggunakan bahasa Batak dan Indonesia saat berkomunikasi
dengan orang lain.
9. Agama
Kepercayaan yang dianut keluarga Bapak T adalah Kristen
Protestan sehingga nilai-nilai yang diyakini dalam keluarga ini
adalah nilai-nilai kekristenan. Bapak T dan keluarganya biasanya
beribadah setiap hari Minggu di Gereja Kristen Protestan
Simalungun. Ibu R aktif mengikuti kegiatan keagamaan di
lingkungan sekitarnya. Anak IA setiap hari Rabu mengikuti ibadah
kebaktian bersama dengan anak-anak Sekolah Minggu. Sementara
Anak IS kurang aktif dalam mengikuti kegiatan beribadah.
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
33
III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah.
Rumah Bapak T yang ditempati adalah rumah pribadi pada lahan
berukuran 120 m2 dengan jenis rumah permanen. Rumah ini
terdiri dari beberapa ruangan, yaitu ruang tamu, ruang keluarga,
tiga kamar tidur, dua toilet dan dapur. Atap rumah terbuat dari
genteng. Penerangan dengan listrik. Lantai berkeramik.
Lingkungan rumah tampak bersih dan terang. Sumber api yang
digunakan sehari-hari berasal dari tabung gas. Sumber air yang
digunakan berasal dari PAM. Jarak tempat penampungan air
dengan septikteng lebih dari 10 meter. Di depan rumah Bapak T
terdapat jalan yang cukup ramai. Di kampung ini, antara rumah
penduduk tidak memiliki jarak sehingga saling menempel.
Denah Rumah:
Toilet dapur
Keterangan:
: Pintu
: Jendela
amar kamar
ruang keluarga
halaman
kamar ruang tamu
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif.
Keluarga cukup rukun. Ibu R tampak sangat memperhatikan
keseluruhan kondisi keluarga. Masing-masing anggota keluarga
saling memperhatikan kebutuhan anggota yang lain.
2. Fungsi Sosialisasi.
Fungsi sosialisasi dalam keluarga Bapak T berjalan dengan baik.
Bapak T dan keluarga sering mengikuti kegiatan yang dibuat oleh
38
31
41
31
44
Diagnose keperawatan 2:
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bapak B, khususnya
Nenek N (NANDA, 2012).
45
Diagnosa keperawatan 3:
Gangguan citra tubuh keluarga Bapak B, khususnya Nenek N (NANDA, 2012).
No Kriteria Bobot Pebenaran
.
1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Nenek N lebih sering berada di
Skala: actual dalam rumah dari pada di luar
rumah.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 1 Anak yang tinggal bersama Nenek
masalah dapat diubah: N di rumah hanya berada di rumah
sebagian sibuk bekerja. Tingkat ekonomi
Nenek N dan anak-anaknya cukup
untuk melakukan perawatan.
3. Potensial masalah 1/3 x 1 =1/3 Nenek N sudah 2 tahun jarang
untuk dicegah keluar rumah.
46
Skala: sedang
4. Menonjolkan masalah 0/2 x 1 = 1 Keluarga tidak melihat masalah
Skala: Masalah tidak tersebut
dirasakan.
Diagnosa keperawatan 4:
Resiko jatuh pada keluarga Bapak B, khususnya Nenek N.
No Kriteria Bobot Pebenaran
.
1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Rumah keluarga Nenek N tampak
Skala: resiko gelap dan berantakan. Anak
terakhir Nenek N menyadari hal
ini namun tidak memiliki waktu
yang cukup untuk melakukan
pemeliharaan rumah.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 1 Anak yang tinggal bersama Nenek
masalah dapat diubah: N di rumah hanya berada di rumah
sebagian sibuk bekerja. Tingkat ekonomi
Nenek N dan anak-anaknya cukup
untuk melakukan perawatan.
3. Potensial masalah 2/3 x 1 =1/3 Kondisi rumah Nenek N yang
untuk dicegah gelap dan tidak terawat belum
Skala: sedang dicoba untuk diatasi oleh keluarga
di rumah Nenek N. Masalah ini
berlangsung sudah lama.
4. Menonjolkan masalah 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan klien
Skala: masalah berat, beberapa kali jatuh saat berjalan.
harus segera ditangani
47
3.5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga 48
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA BAPAK B
KHUSUSNYA NENEK N DENGAN MASALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI
31
49
tetapi
berhubungan
dengan lokasi
nyeri, atau
dilokasi yang
terletak antara
otak dan lokasi
nyeri.
Lakukan dalam
waktu <5
menit, 5-10
menit dan 20-30
menit atau setiap
2 jam sekali
tergantung pada
tingkat nyeri dan
pembengkakan
.
Kompres Hangat Respon Anggota keluarga a. Diskusikan cara kompres hangat untuk
psikomotor mampu melakukan mengurangi nyeri kronis dan
kompres hangat merelaksasi otot-otot akibat cidera
untuk mengurangi lama.
nyeri kronis dan b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan
merelaksasi otot- kembali cara melakukan kompres
otot akibat cidera hangat untuk mengurangi nyeri kronis
lama, yaitu: dan merelaksasi otot-otot akibat cidera
Tempelkan lama.
kantong karet/ c. Berikan reinforcement positif terhadap
botol yang kemampuan yang dicapai keluarga.
berisi air hangat
atau handuk
yang telah
dicelupkan ke
dalam air hangat
dengan
54
temperatur 40-
50ºC (jangan
sampai terlalu
panas atau
sesuaikan
panasnya
dengan
kenyamanan
yang akan
dikompres) ke
bagian tubuh
yang nyeri.
Peras kain yang
digunakan
untuk
mengkompres
agar tidak
terlalu basah.
Lakukan
kompres hangat
selama sekitar
15-20 menit
atau dapat
diperpanjang.
Sebaiknya
diikuti dengan
latihan
pergerakan atau
pemijatan.
Latihan Range of Respon a. Diskusikan cara latihan ROM pasif
Motion (ROM) psikomotor untuk meningkatkan kekuatan dan
Anggota keluarga
Pasif kelenturan otot serta mencegah
mampu melakukan
kontraktur dan kekakuan pada
latihan ROM pasif
persendian.
untuk meningkatkan
b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan
55
bawah),
supinasi
(memutar ke
atas), inverse
(gerakan ke
dalam), dan
Setelah dilakukan Respon eversi (gerakan a. Diskusikan cara penggunaan alat bantu
pertemuan kedua psikomotor ke luar). jalan walker.
selama 1x30menit, b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan
anggota keluarga Anggota keluarga kembali cara penggunaan alat bantu
mampu melakukan: mampu melakukan jalan walker.
Penggunaan alat penggunaan alat c. Berikan reinforcement positif terhadap
bantu jalan (walker) bantu jalan walker, kemampuan yang dicapai keluarga.
yaitu:
a. Walker harus
selalu berada di
keempat kaki
saat berhenti.
b. Posisi tubuh
yang benar
harus
dipertahankan,
yaitu postur
tegak, siku
sedikit
menekuk,
pergelangan
tangan
memanjang,
dan bahu santai.
c. Sepatu yang
kuat, nyaman,
dan bersol keras
harus dipakai.
d. Walker dan
kaki yang
57
cedera harus
pindah
bersama-sama.
e. Waspada
dengan bahaya
seperti
permukaan
yang tidak rata
atau lantai
basah.
Melakukan cara Respon Keluarga a. Evaluasi kemampuan keluarga dalam
perawatan fraktur afektif melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
panggul. perawatan fraktur fraktur panggul.
panggul b. Berikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai oleh
keluarga.
4. Memodifikasi
lingkungan yang
sesuai untuk
penderita fraktur
panggul, dengan:
Menyebutkan cara Respon Anggota keluarga a. Diskusikan cara memodifikasi
memodifikasi verbal mampu lingkungan untuk penderita fraktur
lingkungan untuk menyebutkan panggul.
penderita fraktur minimal 2 dari 4 b. Jelaskan cara memodifikasi lingkungan
panggul. modifikasi untuk penderita fraktur panggul.
lingkungan yang c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan
sesuai untuk kembali cara memodifikasi lingkungan.
penderita fraktur d. Tanyakan kepada keluarga materi yang
panggul, yaitu: belum jelas.
Menambahkan e. Jelaskan kepada keluarga materi yang
karpet anti slip belum dimengerti.
untuk Berikan reinforcement terhadap
menghindari kemampuan yang dicapai keluarga.
lantai licin.
Meningkatkan
58
pencahayaan
ruangan dengan
menambahkan
lampu.
Memasang
pegangan
tangan ditempat
yang di
perlukan seperti
misalnya di
kamar mandi.
Menyingkirkan
barang-barang
yang bisa
membuat
terpeleset dari
jalan yang biasa
untuk melintas.
Mendemonstrasikan Respon Keluarga dapat a. Diskusikan dengan keluarga cara
peningkatkan psikomotor mendemonstrasikan peningkatkan pencahayaan ruangan
pencahayaan cara modifikasi dengan menambahkan lampu.
ruangan dengan lingkungan dengan b. Demonstrasikan cara peningkatkan
menambahkan peningkatkan pencahayaan ruangan dengan
lampu. pencahayaan menambahkan lampu.
. ruangan dengan c. Motivasi keluarga untuk
menambahkan mendemonstrasikan kembali apa yang
lampu. diajarkan mengenai peningkatkan
pencahayaan ruangan dengan
menambahkan lampu.
d. Ulangi redemonstrasi jika keluarga
masih memerlukan.
e. Berikan reinsforcement positif atas
upaya keluarga
Melakukan cara Respon Keluarga a. Evaluasi kemampuan keluarga dalam
modifikasi afektif melakukan cara modifikasi lingkungan untuk anggota
lingkungan. modifikasi keluarga dengan fraktur panggul.
59
2. Mampu mengambil
keputusan dalam
merawat anggota
keluarga dengan
masalah kesehatan
osteoporosis,
dengan:
Menyebutkan akibat Respon Keluarga mampu a. Diskusikan bersama keluarga apa yang
osteoporosis. verbal menyebabkan 2 diketahui keluarga mengenai akibat
dari 4 akibat osteoporosis.
osteoporosis: b. Berikan pujian kepada keluarga tentang
Tulang mudah pemahaman keluarga mengenai akibat
patah yang benar.
Rasa nyeri c. Berikan informasi kepada keluarga
Radang sendi mengenai akibat osteoporosis dengan
Deformasi menggunakan leaflet.
d. Berikan kesempatan keluarga bertanya
tentang materi yang disampaikan.
e. Berikan penjelasan ulang tentang materi
yang belum dimengerti.
f. Motivasi keluarga untuk mengulangi
materi yang telah dijelaskan.
g. Berikan reinforcement atas usaha
keluarga.
Mengambil Respon Keluarga a. Bantu keluarga untuk mengenal dan
keputusan untuk verbal mengatakan akan menyadari akan adanya masalah
mengatasi mengatasi osteoporosis dalam keluarga.
osteoporosis osteoporosis b. Bantu keluarga untuk memutuskan
merawat anggota keluarga yang sakit.
c. Berikan reinforcement atas keputusan
yang telah diambil.
3. Mampu melakukan
perawatan sederhana
anggota keluarga
dengan
osteoporosis,
63
dengan:
Menyebutkan cara Respon Keluarga mampu a. Dorong keluarga untuk menceritakan
pencegahan verbal menyebutkan apa yang dilakukan saat osteoporosis
osteoporosis. minimal 3 dari 5 dirasakan dan bagaimana hasilnnya.
cara pencegahan b. Diskusikan cara pencegahan
osteoporosis, yaitu: osteoporosis dengan menggunakan
Olahraga ringan leaflet.
yang teratur c. Motivasi keluarga untuk mengulangi
(misal jalan materi yang telah dijelaskan.
cepat atau d. Berikan reinforcement atas usaha
jogging keluarga.
minimal 30
menit sebanyak
3 kali
seminggu).
Kurangi
konsumsi
kafein
Tidak merokok
dan meminum
alkohol
Jaga berat
badan ideal
Lakukan
pemeriksaan
kepadatan
tulang
(BMD/Bone
Mineral
Density)
Menyebutkan Respon Keluarga dapat a. Diskusikan dengan keluarga tentang
perawatan anggota verbal menyebutkan 2 dari cara perawatan osteoporosis.
keluarga yang 4 cara perawatan b. Beri kesempatan keluarga untuk
mengalami osteoporosis: bertanya.
Suplemen c. Tanyakan kembali pada keluarga
64
papaya, yoghurt
Makan malam:
nasi, sup sayur,
bakso ikan,
nanas.
Diet rendah purin Respon Anggota keluarga a. Diskusikan cara diet rendah purin.
psikomotor mampu melakukan b. Motivasi keluarga untuk menjelaskan
diet rendah purin, kembali cara diet rendah purin.
yaitu: c. Berikan reinforcement positif terhadap
Sarapan: Nasi, kemampuan yang dicapai keluarga.
telur mata sapi,
tumis
wortel+labu,
susu
Snack: pisang
Siang: nasi, ikan
bakar, tempe
goreng, cah
sawi, papaya
Malam: nasi,
semur ayam,
pepes tahu,
tumis kacang,
pisang
Melakukan cara Respon Keluarga a. Evaluasi kemampuan keluarga dalam
perawatan afektif melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
osteoporosis. perawatan osteoporosis.
osteoporosis b. Berikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai oleh
keluarga.
4. Memodifikasi
lingkungan yang
sesuai untuk
penderita
66
osteoporosis,
dengan:
Menyebutkan cara Respon Anggota keluarga a. Diskusikan cara memodifikasi
memodifikasi verbal mampu lingkungan untuk penderita
lingkungan untuk menyebutkan osteoporosis.
penderita minimal 1 dari 2 b. Jelaskan cara memodifikasi lingkungan
osteoporosis. modifikasi untuk penderita osteoporosis.
lingkungan yang c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan
sesuai untuk kembali cara memodifikasi lingkungan.
penderita d. Tanyakan kepada keluarga materi yang
osteoporosis, yaitu: belum jelas.
Mengatur e. Jelaskan kepada keluarga materi yang
jadwal harian belum dimengerti.
(activity daily f. Berikan reinforcement terhadap
living/ADL) kemampuan yang dicapai keluarga.
Olahraga rutin
3 kali seminggu
Mendemonstrasikan Respon Keluarga dapat a. Diskusikan dengan keluarga cara
mengatur jadwal psikomotor mendemonstrasikan mengatur jadwal harian (activity daily
harian (activity cara mengatur living/ADL).
daily living/ADL). jadwal harian b. Demonstrasikan cara mengatur jadwal
(activity daily harian (activity daily living/ADL).
living/ADL). c. Motivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan kembali apa yang
diajarkan mengenai pengaturan jadwal
harian (activity daily living/ADL).
d. Ulangi redemonstrasi jika keluarga
masih memerlukan.
e. Berikan reinsforcement positif atas
upaya keluarga
Melakukan cara Respon Keluarga a. Evaluasi kemampuan keluarga dalam
modifikasi afektif melakukan cara modifikasi lingkungan untuk anggota
lingkungan. modifikasi keluarga dengan osteoporosis.
lingkungan. b. Berikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
67
5. Mampu
menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada untuk
melakukan
perawatan
osteoporosis,
dengan:
Menyebutkan Respon Keluarga dapat d. Diskusikan bersama keluarga mengenai
tempat pelayanan verbal menyebutkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar
kesehatan untuk fasilitas kesehatan tempat tinggal.
dirujuk. yang dapat e. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
dikunjungi: kembali fasilitas kesehatan yang dapat
Puskesmas dikunjungi.
Rumah sakit f. Berikan reinforcement positif atas
Klinik dokter usaha keluarga.
Menyebutkan Respon Keluarga dapat a. Diskusikan bersama keluarga mengenai
manfaat fasilitas verbal menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan yang ada di
kesehatan. manfaat kunjungan sekitar tempat tinggal.
ke fasilitas b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kesehatan, yaitu kembali fasilitas kesehatan yang dapat
mendapatkan dikunjungi.
pemeriksaan, c. Berikan reinforcement positif atas
mendapatkan usaha keluarga.
perawatan,
mendapatkan
penyuluhan atau
pendidikan
kesehatan.
Mengunjungi Respon Keluarga a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke
fasilitas pelayanan afektif memanfaatkan fasilitas kesehatan.
kesehatan untuk pelayanan b. Berikan reinforcement positif atas
memeriksa penyakit kesehatan untuk usaha keluarga untuk menggunakan
osteoporosis. pemeriksaan dan fasilitas pelayanan kesehatan.
pengobatan
68
osteoporosis
dengan
menunjukkan kartu
kesehatan.
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Mobilisasi merupakan salah satu aspek yang paling penting dari fungsi fisiologis
karena hal tersebut merupakan hal pokok untuk memelihara kemandirian. Pada lansia,
mobilisasi dipengaruhi oleh perubahan akibat proses menua dan faktor risiko. Perubahan
anatomis dan fisiologis akibat prosesn penuaan antara lain sistem skeletal yaitu
berkurangnya kekuatan otot, keterbatasan dalam gerak persendian dan menurunnya sistem
pendukung lain yang menambah resiko jatuh dan fraktur pada lansia seperti penurunan
penglihatan dan sistem saraf. Selain perubahan tersebut terdapat beberapa gangguan
mobilisasi yang umum terjadi pada lansia yakni fraktur dan jatuh, osteoporosis, dan
arthritis. Pengkajian sistem muskuloskletal diawali menanyakan riwayat kesehatan lansia,
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan diagnostik. Intervensi keperawatan yang dapat
dilakukan dalam pengelolaan kebutuhan mobilisasi lansia antara lain kompres, ROM,
penggunaan alat bantu jalan, serta diet rendah purin dan tinggi kalsium & vitamin D.
Pada kasus Nenek N (68) yang mengalami gangguan mobilisasi akibat sebelumnya
mengalami fraktur panggul sehingga berjalan dengan pincang, kaki kiri atropi dan
kontraktur serta kaki kanan lebih panjang 5 cm dari kaki kiri. Intervensi keperawatan yang
dapat dilakukan adalah kompres hangat didaerah nyeri akibat fraktur, latihan rentang
pergerakan sendi, diet tinggi kalsium rendah purin serta modifikasi lingkungan untuk
mengurangi risiko jatuh seperti menambah pencahayaan, membuat pegangan tangan, serta
menmbahkan karpet anti slip agar tidak licin.
4.2. Saran
Imobilitas merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi pada lansia yang
dapat mendorong kearah konsekuensi fisiologis dan psikolgis yang serius. Perawat harus
mengkaji perubahan yang terjadi pada mobilisasi lansia akibat proses penuaan normal atau
kondisi patologis. Perawat juga perlu mengidentifikasi dan memasukan hal-hal yang secara
fisik dan struktural akan membatasi mobilisasi ke dalam pendidikan kesehatan. Pengkajian
secara hati-hati pada sistem muskuloskeletal dengan tetap menjaga privasi klien penting
bagi perawat untuk membantu lansia mendapatkan tingkat fungsional yang optimal.
69
31