Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

GAYA KEPEMIMPINAN MENURUT TEORI X DAN Y

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Managemen Keperawatan

OLEH KELOMPOK 3 :

1. AJIB
2. DWI WAHYUNINGSIH
3. LILIS SURYANI
4. AHMAD SIX TABRONI
5. QUNIK ZULFA IMAROH
6. ENI WIDIASTUTI
7. ISTIN YULIA SUSANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR

2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan organisasi, gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah hal
yang penting diperhatikan. Kepemimpinan dalam sebuah organisasi dituntut untuk bisa
membuat individu-individu dalam organisasi yang dipimpinnya bisa berperilaku sesuai
dengan yang diinginkan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi. Maka dari itu
seorang pemimpin haruslah bisa memahami perilaku individu-individu di dalam
organisasi yang dipimpinnya untuk bisa menemukan gaya kepemimpinan yang tepat bagi
organisasinya.
Perilaku individu berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung dari
stimulus atau hal-hal yang bisa memotivasi individu tersebut untuk berprilaku dan juga
bagaimana individu tersebut mengelola menindaklanjuti stimulus tersebut. Perbedaan
inilah yang memunculkan adanya perilaku yang bersifat positif dan negative.
Perilaku individu yang bersifat positif dan negative tersebut tentunya juga
berhubungan dengan gaya kepemimpinan. Hal tersebut dapat dilihat pada teori perilaku
yang dipaparkan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side of Enterprises
(1983) yaitu teori X dan Y. Teori ini menyebutkan bahwa individu terbagi menjadi dua
karakteristik yang berbeda. Teori X mengasumsikan individu bersifat negative dan teori
Y mengasumsikan individu bersifat positif. Salah satu asumsi dari teori X adalah
kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat dan seringkali dipaksa untuk mencapai
tujuan organisasi. Sedangkan asumsi teori Y adalah kebanyakan orang bersifat self-
directed dalam pekerjaannya jika motivasi diberikan dengan cara yang tepat.
Gaya atau perilaku kepemimpinan terkait dengan karakteristik tersebut. Gaya
kepemimpinan menurut Kenneth Blanchard (1988, p.1) adalah pola perilaku pada saat
seseorang mencoba mempengaruhi orang lain dan mereka menerimanya. Pemimpin dapat
dapat memimpin dengan gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan perilaku teori X
dan Y yang dimiliki oleh pegawai/ karyawannya. Penyesuaian ini dibutuhkan agar
pemimpin dapat memimpin dengan baik dan tepat sehingga tidak salah arahan ataupun
sasaran..
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gaya kepemimpinan menurut teori x dan y
2. Apa saja kekuatan dari teori x dan y
3. Apa saja keburukan dari teori x dan y
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan pemahaman tentang gaya kepemimpinan menurut teori x dan y
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan tentang gaya kepemimpinan menurut teori x dan y
b. Menjelaskan Kesesuaian teori perilaku x dan y dengan gaya kepemimpinan
c. Menjelaskan kekuatan gaya kepemimpinan menurut teori x dan y
d. Menjelaskan keburukan gaya kepemimpinan menurut teori x dan y
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teori X dan Y


Teori X dan Teori Y merupakan salah satu teori motivasi manusia yang
diciptakan dan dibangun oleh Douglas McGregorpada 1960-an (www.wapedi.mobi).
McGregor adalah psikolog sosial yang terkenal dengan teorinya tersebut McGregor
menjelaskan bahwa para manajer/pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis
pandangan terhadap para pegawai/karyawan yaitu teori X atau teori Y.
1. Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk
pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil
untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan
hidup yang tinggi (www.organisasi.com). Oleh karena itu, teori X memberikan
petuah manajer harus memberikan pengawasan yang ketat, tugas-tugas yang jelas,
dan menetapkan imbalan atau hukuman.
Proposisi utama teori X, yaitu:

 Manajemen bertanggung jawab untuk mengatur unsur-unsur dari usaha produktif-


uang, bahan, peralatan, dan orang - dalam kepentingan ekonomi berakhir
 Menghormati orang lain, ini adalah proses mengarahkan usaha mereka,
memotivasi mereka, mengendalikan tindakan mereka, dan memodifikasi perilaku
mereka agar sesuai dengan kebutuhan organisasi
 Tanpa intervensi aktif oleh manajemen, orang akan pasif-bahkan resisten-untuk
kebutuhan organisasi. Oleh karena itu mereka harus dibujuk, dihargai, dihukum,
dan dikendalikan. Kegiatan mereka harus diarahkan.
Lebih lanjut menurut asumsi teori Y, orang-orang ini pada hakikatnya menganggap
bahwa:
 Tidak menyukai bekerja
 Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih
menyukai diarahkan atau diperintah
 Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah
organisasi;
 Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja; dan
 Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan organisasi
Menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan alternatif
teori lain yang dinamakan teori Y.
2. Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti
halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam
secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk
bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas,
imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian
tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki
dalam bekerja (www.organisasi.com).
Proposisi utama dari Teori Y adalah sebagai berikut:
 Manajemen bertanggung jawab untuk mengatur unsur-unsur dari usaha
produktif-uang, bahan, peralatan, dan orang-orang dalam kepentingan ekonomi
berakhir.
 Orang tidak dengan sifat pasif atau resisten terhadap kebutuhan organisasi.
Mereka telah menjadi begitu sebagai hasil dari pengalaman dalam organisasi.
 Motivasi, pengembangan potensi, kapasitas untuk mengasumsikan tanggung
jawab, dan kesiapan untuk mengarahkan perilaku ke arah tujuan organisasi
semuanya hadir dalam orang-manajemen tidak menempatkan mereka di sana. Ini
adalah tanggung jawab manajemen untuk memungkinkan orang untuk mengenali
dan mengembangkan karakteristik manusia ini untuk diri mereka sendiri.
 Tugas pokok manajemen adalah untuk mengatur kondisi organisasi dan metode
operasi agar orang dapat mencapai tujuan-tujuan mereka sendiri dengan
mengarahkan usaha mereka ke arah tujuan-tujuan organisasi.
Lebih lanjut menurut teori Y, orang-orang ini pada hakekatnya menganggap
bahwa :

 Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan


kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik
dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan
sama-sama menyenangkan.
 Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
 Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan
organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
 Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan sosial, penghargaan
dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi
dan keamanan.
 Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika
dimotivasi secara tepat.
Dengan memahami asumsi dasar teori Y ini, McGregor menyatakan
selanjutnya bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk
melepaskan tali pengendali dengan memberikan desempatan mengembangkan
potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-
orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan
pengarahan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi
Gambar 2. 2 Teori X dan Y oleh McGregor

‘Theory X’ ‘Theory Y’

management
Theory X - authoritarian, repressive
style. Tight control, no development.
Produces limited, depressed culture. Theory Y - liberating and developmental. Control,
achievement and continuous improvement achieved
Kesesuaian Teori Perilaku X Dan Y Sumber: Alan Chapman, 2001
staff by enabling, empowering and giving responsibility.
(www.businessballs.com)

2.2. Kesesuaian Teori X dan Teori dengan Gaya Kepemimpinan


staff
Jika melihat teori perilaku x dan y, gaya kepemimpinan yang sesuai diterapkan
dalam suatu organisasi adalah otoriter dengan demokratis atau sentralistik denga
staff
management
partisipatif. Pegawai / karyawan dengan asumsi berperilaku x, maka pimpinannya akan
cenderung menggunakan gaya otoriter atau sentralistik. Hal ini disebabkan para pegawai /
karyawan ini membutuhkan tekanan atau dorongan yang kuat dari atasan / pimpinannya
untuk bekerja lebih giat.
Pemimpin ini memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari
dirinya secara penuh. Selain itu pemimpin ini akan membagi tugas dan tanggung jawab
sesuai keinginannya sendiri, sedangkan bawahannya hanya akan melaksanakan tugas
yang diberikan tersebut.
Ciri ciri gaya kepemimpinan otoriter sesuai dengan individu atau pegawai yang
diasumsikan berperilaku Teori X. Pegawai berperilaku X diasumsikan tidak dapat
berbuat apa apa, cenderung malas, dan cenderung menunggu perintah dari atasan. Hal ini
juga berlaku untuk pemimpin dengan gaya kepemimpinan sentralistik. Pemimpin dengan
gaya seperti ini mengambil keputusan secara terpusat atau keputusan berada di
tangannya sendiri, dan tidak menghendaki campur tangan dari bawahannya.
Pegawai dengan asumsi berperilaku Teori Y maka akan sesuai dengan pemimpin
yang memiliki gaya kepemimpinan demokratis atau parsitipatif. Pegawai ini cenderung
berinisiatif tinggi dalam mengerjakan pekerjaannya dan tidak perlu menunggu disuruh
untuk bekerja.
Gaya kepemimpinan demokratis mendiskripsikan pemimpin yang cenderung
mengikutsertakankaryawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan kekuasaan,
mendorong partisipasikaryawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan
yang ingin dicapai. Gaya kepemimpinan partisipatif yaitu pemimpin yang menghendaki
para bawahanya untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan.
2.3. Kekuatan Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Y
1. Teori ini akan dapat dijadikan sebagai satu bentuk penilaian awal terhadap individu.
Dimana dengan hanya melihat dari segi tingkah laku seseorang ia dapat mengenal
pasti individu tersebut dikategorikan dala X atau Y
2. Teori ini bisa dijadikan panduan kepada pengurus organisasi dalam membentuk dan
memotivasi pekerja
3. Boleh dijadikan sebagai pembuat keputusan
4. Mengenal pasti individu individu yang benar benar komited dengan tugas yang
diamanahkan dan juga individu yang mengaggap kerja hanya sebagai satu bentuk
tanggung jawab yang perlu dilaksanakan dan tidak mempunyai harapan yang tinggi
dalam kerjanya.

2.4. Keburukan Gaya Kepemimpinan Teori X dan Y


1. Teori ini hanya menilai individu dari segi luaran saja dan juga tingkah laku yang
dapat dilihat dari luar.
2. Teori ini tidak membenarkan faktor kebolehan dari segi akademik mempengaruhi
keputusan yang dibuat.
3. Seringkali wujudnya kesan halo ke atas penilaian yang dibuat oleh pihak
pengurusan karena pengurus yang bersifat pilih kasih akan menjurus kepada
pemilihan keputusan yang tidak tepat.
4. Wujud jurang besar antara pekerja pekerja yang dikategorikansebagai perilaku X
dan Y
5. Teori ini tidak mementingkan tentang faktor kecakapan dalam diri individu yang
dinilai.
6. Sesuatu keputusan akan menjadi silap sekiramya penilai tidak dapat membuat
penilaian dengan berkesan dan tidak cakap.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Individu (pegawai/ karyawan dalam suatu organisasi) diasumsikan oleh
McGregor memiliki perilaku berdasarkan teori X dan teori Y. Teori X yaitu dimana
seseorang berperilaku cenderung tidak memiliki motivasi, menunggu untuk diperintah
atasan, tidak memiliki inisiatif, dan sebagainya. Sedangkan teori Y yaitu kebalikan dari
teori X, dimana seseorang bermotivasi dan berinsiatif tinggi, mudah berkembang, dan
sebagainya.
Antara teori X dan teori Y ini sebenarnya bukan berarti yang satu lebih baik
dariapada yang lainnya. Namun teori ini lebih untuk mengarahkan kepada bagaimana
tindakan seseorang pemimpin untuk memimpin atau menghadapi pegawai/ karyawannya
yang memiliki berbagai perbedaan karakter/ perilaku. Bagi pegawai yang diasumsikan
berperilaku teori X, maka gaya kepemimpinan yang tepat yaitu dengan gaya otoriter dan
sentralistik. Sedangkan bagi pegawai yang berperilaku teori Y, maka gaya kepemimpinan
yang tepat adalah gaya demokratis dan partisipatif. Dengan teori ini para pemimpin dapat
memberikan sikap yang tepat sehingga pegawai/ karyawannya dapat melaksanakan tugas
dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, berdasarkan penjelasan teori X
dan Y ini dapat diketahui bahwa seorang pemimpin terkadang harus egois dan terkadang
pula harus demokratis, tergantung perilaku pegawai/ karyawan yang dipimpin.
3.2. Saran
Dengan mengetahui gaya dan model kepemimpinan yang ada diharapkan
perawat bisa mengetahui gaya dan model kepemimpinan mana yang pantas dan harus kita
terapkan dalam keadaan dan situasi tertentu. Jangan sampai salah mengambil tindakan
karena setiap situasi dan kondisi selalu berubah.
DAFTAR PUSTAKA

Freud, Sigmund and Strachey, James. 1991. Introductory Lectures on Psychoanalysis.


Penguin Books.

Gibson, James L., Ivancevivh, John M., and Donnelly, James H. 1973. Organizations:
Structure, process, and Behaviour. Business Publications.

Rivai, Vethzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi 2. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary K. 2002. Management Ed. 7th. Prantice Hall.

Singgih-Salim, E.E. dan Sukadji, S (Eds.) Sukses Belajar di Perguruan Tinggi.


Yogyakarta: Panduan.

Yusuf, Syamsu. 2002. Pengantar Psikologi. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP UP

Anda mungkin juga menyukai