Anda di halaman 1dari 15

MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS USAHA MELALUI MOTIVASI

Oleh:
Priyani
Abstrak
motivasi merupakan uatu tendensi seseorang untuk berbuat untuk meningkat guna menghasilkan
suatu hasil atau lebih pengaruh. motivasi sebagai fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan
tindakan kearah tujuan-tujuan tertentu. Motivasi merupakan usaha memperbesar atau
mengandakan gerakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam meningkatkan produktifitas usaha
pasti dibutukannya suatu motivasi untuk membantu perkembangan yang mungkin muncul
peluang-peluang jiwa kewirausahaan dalam diri individu. Adapun untuk meningkatkan
produktifitas usaha melalui motivasi dengan menggali jiwa kewirausahaan dengan menanamkan
motivasi berprestasi, landasan-landasan motivasi yang mungkin dapat memunculkan sikap
berfikir kreatif dan bertindak inofatif, adapun good team player untuk mendukung jalannya
bisnis. Dalam hal ini kami sebagai pemakalah menyajikan analisis deskriptif yang menjelaskan
tentang berbagai pengertian motivasi berprestasi, landasan motivasi berprestasi, good team
player. Diharapkan agar pembaca mudah untuk memahami isi makalah ini.

kata kunci: motivasi berprestasi dan landasan motivasi berprestasi.

A. Pendahuluan
Karyawan yang berkerja dalam suatu organisasi memliliki karakteristik dan
latarbelakang yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap karyawan memiliki kabutuhan
dan keinginan yang berbeda-beda, sehingga kebutuhan dan keinginan ini dapat
memotivasi anggota organisasi untuk melakukan perilaku tertentu. Perbedaan masing-
masing individu tersebut juga mengakibatkan perbedaan prestasi/produktivitas kerja
mereka.
Produktivitas kerja seorang karyawan antara lain dipengaruhi oleh motivasi
karyawan itu sendiri. Perbedaan perilaku diantara anggota organisasi membuat manager
harus memahami motivasi yang dimiliki oleh masing-masing anggota organisasi,
bagaimana memotivasi mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas
mereka.1
Untuk itulah, pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Peningkatan.
produktivitas melalui motivasi yang meliputi faktor yang mempengaruhi timbulnya

1
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2011) h. 23

1
motivasi dan produktivitas, cara mengatasi penurunan motivasi, strategi meningkatkan
produktivitas dan lain sebagainya. Dan makalah ini bertujuan untuk memberikan
wawasan kepada para pembaca bahwa betapa pentingnya arti motivasi dalam
peningkatan produktivitas usaha dalam sebuah usaha.

B. Produktifitas Usaha Melalui Motivasi


1. Pengertian Motivasi Berprestasi
Motivasi memiliki peran penting dalam proses pembelajaran untuk
mendapatkan hasil akademik yang lebih baik, dikarenakan dengan adanya motivasi
ini seseorang akan memiliki energi untuk bergerak, dan mampu mempertahankannya
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Seseorang yang memiliki motivasi
umumnya akan mampu menyelesaikan tujuan yang ingin dicapainya walaupun di
dalam perjalanan mendapatkan tujuan tersebut, dia akan menghadapi rintangan yang
tidak sedikit. Oleh karena itu, banyak ahli yang kemudian menyimpulkan bahwa
motivasi sangat erat kaitannya dengan perilaku, bahkan menurut teori pembelajaran
perilaku konsep motivasi berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang telah
dikuatkan pada masa lalu lebih mungkin diulangi daripada perilaku yang belum
dikuatkan atau yang telah dihukum (Slavin, 2011).2
Motivasi sendiri kemudian didefinisikan sebagai proses internal yang
mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Hal ini
senada dengan kesimpulan yang dikemukakan oleh Awan, dkk (2011), yang
mendefinisikan motivasi sebagai kondisi internal yang menstimulasi, menggerakkan,
dan memelihara perilaku, sedangkan Singh (2011) menyebutkan motivasi sebagai
penggerak untuk mencapai target dan proses untuk memelihara penggerak tersebut.
Dengan bahasa sederhana, motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang
melangkah, membuatnya tetap melangkah, dan menentukan ke mana seseorang
tersebut mencoba melangkah.
Purwanto (2004) mendefinisikan motivasi sebagai suatu usaha yang disadari
untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan

2
Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset, Dan Praktik, (Bandung: Nusa Media 2011) h. 21

2
tertentu. Sedangkan Schunk, Pintrich & Meece (2012) mendefinisikan motivasi
sebagai suatu proses diinisiasikannya dan dipertahankannya aktivitas yang diarahkan
pada pencapaian tujuan. Dalam hal ini Schunk, dkk menjelaskan bahwa motivasi
menyangkut berbagai tujuan yang memberikan daya penggerak dan arah bagi
tindakan, motivasi juga menuntut dilakukannya aktivitas baik fisik maupun mental.3
Para ahli teori motivasi awal mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah sifat
(trait) umum yang selalu ditunjukkan siswa di berbagai bidang. Sebaliknya, sebagian
besar teoritikuskontemporer percaya bahwa motivasi berprestasi mungkin agak
spesifik terhadap tugas dan peristiwa tertentu. Motivasi berprestasi juga terdiri dari
berbagai bentuk yang berbeda, tergantung tujuan spesifik individu. (Ormrod, 2008).
Konsep motivasi berprestasi dirumuskan pertama kali oleh Henry Alexander
Murray. Murray memakai istilah kebutuhan berprestasi (need for achievement) untuk
motivasi berprestasi, yang dideskripsikannya sebagai hasrat atau tendensi untuk
mengerjakan sesuatu yang sulit dengan secepat dan sebaik mungkin (Purwanto,
2004). achievement motivation (motivasi berprestasi) adalah daya penggerak untuk
mencapai taraf prestasi belajar yang setinggi mungkin demi pengharapan kepada
dirinya sendiri. Motivasi berprestasi juga diartikan sebagai sesuatu yang ada dan
menjadi ciri dari kepribadian seseorang dan dibawa dari lahir yang kemudian
ditumbuhkan dan dikembangkan melalui interaksi dengan lingkungan sedangkan
menurut Santrock (2005) motivasi berprestasi adalah keinginan dan dorongan seorang
individu untuk mengerjakan sesuatu dengan hasil baik,
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa
motivasi berprestasi adalah keinginan dan dorongan yang ada dalam diri seseorang
untuk mencapai suatu tujuan yang merupakan pengharapan dari dirinya sendiri
sehingga memungkinkan tercapainya prestasi yang optimal.

2. Landasan Motivasi Berprestasi


Di dalam kehidupan kewirausahaan pengenalan terhadap diri sendiri, baik
yang menyangkut kekuatan maupun kelemahan dari seorang wirausahawan sangat
penting. Dengan mengenal akan gambaran dirinya, seorang wirausahawan dapat

3
Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya 2004) h. 11

3
mengerti secara persis potensi yang sebenarnya ada dan terkandung dalam diri
seorang wirausahawan akan memberikan dorongan yang kuat dalam mencapai tujuan
usaha yang telah diterapkan. Menganalisis dan berusaha memahami kekuatan dan
kelemahan diri dan upaya melakukan hal-hal yang perlu ditingkatkan merupakan
modal dasar bagi seorang wirausahawan.
Mereka yang berhasil dalam usahanya sehingga mampu membesarkan
perusahaannya pasti memahami segala kekuatan dan kelemahan diri mereka. Semakin
yakin seseorang dapat mengorganisasikan berbagai kekuatan dan kelemahan, maka
semakin yakin bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi. Keyakinan dapat
meraih prestasi mampu mengakal berbagai kemungkinan buruk yang mengarahkan
seseorang ke dalam jurang kegagalan. Pribadi seorang wirausahawan yang memiliki
keyakinan mampu meraih prestasi optimal adalah pribadi wirausahawan yang antara
lain :
a. Perilakunya berorientasi pada tindakan serta memiliki motivasi yang tinggi dalam
mengambil risiko guna mencapai tujuan usaha yang telah ditetapkan.4
b. Ia mampu mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang ada padanya secara positif
dan secara konsisten berupaya mengurangi berbagai kelemahan yang ada.
c. Ia mempunyai prilaku yang agresip dalam mengejar tujuan usahanya, dengan kata
lain perilakunya berorientasi pada tujuan dan hasil.
d. Mau belajar dari pengalaman dan menjalankan usahanya dari waktu ke waktu.
e. Memupuk dan mengembangkan pribadinya secara terus-menerus.
Setiap wirausahawan yang menghendaki prestasi optimal harus membentuk
dirinya menurut gambaran yang diinginkannya. Gambaran kepribadian seorang
wirausahawan yang berprestasi tidak datang begitu saja, ia bukan anugerah tetapi
lebih merupakan keadaan perilaku yang terus menerus berproses, dapat dipelajari dan
dikembangkan. Keberhasilan dan kegagalan merupakan serangkaian pengalaman dari
praktik bisnis yang harus dihadapi supaya seorang wirausahawan dapat mawas diri.
Mengungkapkan motivasi berprestasi pada diri seorang wirausahawan adalah hal
yang cukup sulit. Meskipun demikian, motivasi berprestasi seorang wirausahawan itu
mencerminkan cara berfikir dan berperilaku dalam rangka pencapaian aspirasi dan

4
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan…h. 25

4
aktualisasi diri. Untuk itu, seorang wirausahawan harus mengembangkan cara berfikir
dan berperilaku positif.
Sikap positif seorang wirausahawan ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Selalu menggunakan fikiran secara produktif.
b. Bergaul dengan orang yang berfikiran dan bertindak bisnis.
c. Fleksibel terhadap gagasan dan ide.
d. Dapat menyelesaikan konflik mental secepat mungkin.
e. Mampu mengambil keputusan dalam suasana stress.
f. Dapat mengubah lingkungan ke arah yang lebih positif.5
Sejumlah aspek yang menyangkut sikap positif seorang wirausahawan sebagaimana
disebutkan diatas dapat membantu mengembangkan prestasi diri yang pada gilirannya
akan sangat membantu wirausahawan dalam menjalankan usahanya.

3. Good Team Player


tiga prinsip dasar dalam good team player meliputi:
a. Konsultasi
Konsultasi yang dilakukan oleh pemilik bisnis untuk mengetahui
perkembangan bisnis Anda kepada sponsor / Leader Anda setiap minggu, supaya
mendapat bimbingan dari mereka dan dibantu untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang terjadi sehingga bisnis akan tetap berkembang.
b. Modifikasi
Edifikasi mempunyai makna membangun atau memberi kekuatan atau
mempromosikan atau memuji atau menghormati sesuatu. Edifikasi merupakan
prinsip dasar & kunci utama yang harus diterapkan sebagai pembangun jaringan
(Network Builder). Edifikasikan selalu sponsor/Leader anda, perusahaan anda,
partner bisnis anda, cross line anda, buku-buku positif. Sebagai contoh bilamana
anda mau mau meminta bantuan presentasi kepada Leader Anda, maka anda
terlebih dahulu harus menceritakan mengenai kelebihan-kelebihan dari Leader
Anda tersebut, misalnya anda boleh mengatakan bahwa: “Teman saya yang akan
mengajarkan kita bisnis ini adalah orang yang luar biasa, beliau walaupun masih

5
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan…h. 30

5
sekolah tetapi sudah menjadi pengusaha yang cukup sukses, yang bisa membiayai
dirinya sendiri dan bahkan sudah bisa membantu orang tuanya. Karena beliau
lebih berpengalaman dalam bisnis ini maka suatu kehormatan bagi kita semua
karena beliau mau meluangkan waktunya untuk menjelaskan bisnis yang sangat
luar biasa ini kepada kita. Hal ini bertujuan agar prospek Anda mau
mendengarkan dengan baik tentang materi bisnis yang nantinya disampaikan oleh
Leader anda. Jangan pernah mengedifikasi diri sendiri, karena akan terkesan
sombong. Semua orang tidak suka orang sombong. Mintalah partner bisnis Anda
untuk edifikasi anda. kalau terpaksa tidak ada yang mengedifikasi Anda,
edifikasilah para Leader. Anda boleh menceritakan hasil yang anda peroleh di
bisnis ini, hanya jika ditanya oleh prospek anda.
c. No Crossling
Pada intinya, berbagi ilmu, bergaul, tidaklah terlalu menjadi masalah
dalam crosslining. Yang akan menjadi masalah besar adalah ketika crosslining itu
sudah masuk dalam koridor konsultasi. Jangan pernah membicarakan bisnis
apalagi kekurangan anda di bisnis ini kepada orang yang bukan di jaringan anda.
Anda harus membicarakannya kepada Leader Anda. Jika mental anda sedang
turun atau kondisi bisnis anda sedang memburuk segera konsultasikan kepada
Leader anda, bukan kepada down line anda apalagi kepada orang yang bukan satu
garis sponsorisasi. Sebaliknya apabila mental Anda sedang berada di atas,
segeralah memberi semangat kepada para down line/partner bisnis anda. Yang
perlu diingat crossline tidak memiliki kepentingan dengan bisnis kita, crossline
juga tidak mengetahui karakteristik jaringan kita seperti halnya upline kita. Oleh
karena itu konsultasi kepada crossline sangat dilarang dalam network marketing,
karena akan membahayakan jaringan masing-masing. Bilamana hal tersebut
terpaksa harus dilakukan dikarenakan upline anda berada jauh diluar kota maka
crosslining hanya diperkenankan sebatas menimba ilmu bukan untuk sarana
konsultasi.6

6
diakses pada 25 oktober 2018 dari https://mybms.wordpress.com/sistem-pemasaran/langkah-sukses/

6
4. Komunikasi dan Negosiasi
a. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau
informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang
positif atau menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Komunikasi adalah
persepsi dan apresiasi.Memasuki millenium baru, dunia usaha banyak menghadapi
masalah kompleks. Bukan saja karena cakupan bisnisnya yang semakin beragam,
melainkan juga karena skala bisnis sudah menjadi problem yang sangat luas.
Sejumlah ahli mengatakan bisnis sudah menjadi masalah global. Mengapa sampai
demikian? Pertama, karena semakin pesatnya kemajuan di bidang sain dan
teknologi, sehingga merangsang terciptanya sistem dan proses produksi yang
efisien. Produksi barang dan jasa sudah melampaui batas kebutuhan pasar dalam
negeri, sehingga perlu di ekspor.
Kedua, karena teknologi telah mempercepat pembangunan sarana dan
prasarana transportasi, sehingga mobilitas sosial menjadi semakin cepat dan
tinggi. Ketiga, bersamaan dengan itu, kemajuan di bidang transformasi informasi
[komunikasi] juga berlangsung sangat pesat, sehingga informasi tentang keadaan
tertentu dapat disampaikan tanpa tergantung pada jarak geografis. Bukan itu saja,
kemajuan di bidang komunikasi [media massa] telah mempengaruhi pola-pola
bisnis antarmanusia. Fenomena inilah yang menyadarkan banyak orang betapa
pentingnya memahami gejala komunikasi dalam rangka memahami gejala bisnis.
Jika kita melihat bisnis dan komunikasi sebagai sama-sama suatu proses sosial,
kita akan sampai pada kesimpulan bahwa komunikasi adalah bisnis dan,
sebaliknya, bisnis adalah komunikasi. Artinya, pada tingkatan gejala [fenomena],
antara komunikasi dan bisnis merupakan gejala yang terintegrasi. Tidak bisa
dipisah-pisahkan.7
Bisnis dan komunikasi sama-sama memulai kegiatannya dengan
melakukan proses produksi. Lebih jelasnya bisa dijelaskan sebagaimana Dalam
komunikasi, yang diproduksi dinamakan informasi; sedangkan dalam bisnis, yang
diproduksi adalah barang dan jasa. Dalam konteks tertentu, informasi juga

7
diakses pada 25 oktober 2018 dari http://etheses.uin-malang.ac.id/904/6/10410040%20Bab%202.pdf

7
termasuk barang dan jasa. Misalnya : informasi lewat surat kabar, majalah,
televisi, dll. Kemudian, bisnis dan komunikasi menyampaikan produk tsb kepada
pihak lain. Dalam komunikasi, pihak lain bisa disebut communicator, audience,
destination, dst. Sementara dalam kegiatan bisnis pihak lain sering disebut
konsumen, klien, buyer, dst. Komunikasi dan bisnis sama-sama menimbulkan
reaksi tertentu dan mempunyai hambatan-hambatan yang spesifik. Dengan cara
berpikir di atas, kita akan berusaha menjelajahi kajian-kajian yang relevan tentang
hubungan bisnis dengan komunikasi. Ada tiga kajian yang bisa kita telaah :
Kajian tentang kegiatan bisnis dari perspektif komunikasi, Bagaimana
sudut pandangan komunikasi menerangkan gejala bisnis, Kajian tentang kegiatan
komunikasi dari perspektif bisnis, Bagaimana sudut pandang bisnis dalam
menerangkan kegiatan komunikasi dan Atau, secara sederhana, komunikasi
sebagai bisnis dan Kajian tentang faktor-faktor eksternal dari keduanya yang turut
terlibat dalam proses komunikasi maupun bisnis.
Peranan komunikasi Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia.
Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik
dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar,
dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang
tidak akan terlibat dalam komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia
tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan
adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan
berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi
organisasi dapat macet dan berantakan. Misalnya bila dalam suatu sekolah kepala
sekolah tidak memberi informasi kepada guru-guru mengenai kapan sekolah
dimulai sesudah libur semester dan apa bidang studi yang harus diajarkan oleh
masing-masing guru, maka besar kemungkinannya guru tidak datang mengajar.
Akibatnya, murid-murid tidak belajar. Hal ini menjadikan sekolah tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.8
Dari contoh itu kelihatan, bahwa dengan kelupaan memberi informasi saja
sudah memberikan efek yang lebih besar bagi sekolah. Karena pentingnya

8
diakses pada 25 oktober 2018 dari http://etheses.uin-malang.ac.id/904/6/10410040%20Bab%202.pdf

8
komunikasi dalam organisasi maka perlu menjadi perhatian pengelola agar dapat
membantu dalam pelaksanaan tugasnya. Komunikasi yang efektif adalah penting
bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para
komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan
kemampuan komunikasi mereka (Kohler 1981).
Adapun tujuan dari komunikasi ada empat tujuan atau motif komunikasi
yang perlu dikemukakan di sini. Keempat tujuan tersebut adalah :
1) Penemuan diri (personal discovery)
Dengan berbicara tentang diri kita sendiri dengan orang lain kita memperoleh
umpan balik yang berharga mengenai perasaan, pemikiran, dan perilaku kita.
Dari perjumpaan seperti ini kita menyadari, misalnya bahwa perasaan kita
ternyata tidak jauh berbeda dengan perasaan orang lain. Pengukuhan positif
ini membantu kita merasa “normal.” Cara lain di mana kita melakukan
penemuan diri adalah melalui proses perbandingan sosial, melalui
perbandingan kemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan kegagalan kita
dengan orang lain. Artinya, kita mengevaluasi diri sendiri sebagian besar
dengan cara membanding diri kita dengan orang lain.
Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara lebih baik diri kita sendiri
dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Tetapi, komunikasi juga
memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar dunia yang dipenuhi objek,
peristiwa, dan manusia lain.
2) Untuk berhubungan dan memelihara hubungan dengan orang lain
Kita menghabiskan banyak waktu dan energi komunikasi kita untuk membina
dan memelihara hubungan sosial. Berkomunikasi dengan teman dekat di
sekolah, di kantor, dan barangkali melalui telepon berbincang-bincang dengan
orangtua, anak-anak, dan saudara, serta berinteraksi dengan mitra kerja.
3) Untuk meyakinkan
Media masa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah sikap
dan perilaku kita. Media dapat hidup karena adanya dana dari iklan, yang
diarahkan untuk mendorong kita membeli berbagai produk.

9
4) Untuk bermain
Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan
menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan film
sebagian besar untuk hiburan. Demikian pula banyak dari perilaku komunikasi
kita dirancang untuk menghibur orang lain (menceritakan lelucon
mengutarakan sesuatu yang baru, dan mengaitkan cerita-cerita yang menarik).

b. Negosiasi
Negosiasi adalah suatu upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat antara kedua
belah pihak. Negosiasi juga bisa disebut sebagai perundingan. Seseorang yang
melakukan negosiasi disebut negosiator. Dalam melakukan negosiasi seorang
negosiator harus memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan intuitif dalam
melakukan negosiasi. Hal tersebut dikarenakan negosiasi yang baik dan efektif adalah
negosiasi yang berdasarkan data riil, akurat, dan faktual. Negosiasi memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya:
a. Senantiasa melibatkan orang, baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau
perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;
b. Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi
mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
c. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu, baik berupa tawar menawar
(bargain) maupun tukar menukar (barter);
d. Hampir selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak
tubuh maupun ekspresi wajah;9
e. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum
terjadi dan kita inginkan terjadi;
f. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah
pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak
sepakat.
Ada beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang negosiator, antara lain:
a. Informasi

9
diakses pada 25 oktober 2018 dari http://etheses.uin-malang.ac.id/904/6/10410040%20Bab%202.pdf

10
Seorang negosiator harus memiliki kemampuan untuk mencari, mengolah dan
memanfaatkan informasi yang riil, akurat, dan faktual.
b. Ilmu Pengetahuan
Seorang negosiator diharuskan memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara
bernegosiasi yang efektif.
c. Penilaian
Seorang negosiator harus memiliki ketepatan dan kecepatan dalam menilai
situasi dan kondisi proses negosiasi.
d. Bijak/Arif
Seorang negosiator diharapkan bertindak dengan pegangan moral (etika
bisnis) dalam proses negosiasi.
Karakteristik Negosiator yang Baik
Negosiator seperti yang telah diungkapkan di atas adalah orang yang melakukan
negosiasi atau perundingan. Negosiator dibedakan menjadi 2 dilihat dari tujuan dalam
negosiasi tersebut, yaitu:
a. Value Claimers
Seorang negosiator yang memandang negosiasi sebagai proses pertikaian.
Masing-masing pihak berusaha mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau
kemenangan dan memberikan sesedikit mungkin jatah atau kemenangan bagi
lawannya. Cara yang digunakan adalah taktik yang manipulatif, argumen yang
memaksakan, konsesi terbatas dan tawar-menawar yang alot.
b. Value Creator
Seorang negosiator yang mengutamakan proses dinama akan menguntungkan
kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah
pihak yang bernegosiasi. Cara yang digunakan adalah dengan mengembangkan
hubungan yang kolaboratif, mengutamakan penyesuaian kepentingan kedua belah
pihak, bersikap ramah dan kooperatif. Untuk menjadi seorang negosiator yang
baik, seseorang tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dan ilmu
pengetahuan. Selain itu, seorang negosiator yang baik dituntut untuk memiliki
sifat-sifat berikut:
1) Percaya diri

11
Dalam bernegosiasi kepercayaan diri sangat diperlukan, karena yang
dipertimbangkan bukan hanya materi yang disampaikan tetapi juga
bagaimana cara penyampaiannya. Ketika seseorang memiliki
kepercayaan diri yang kurang, maka penyampaian materi juga kurang
optimal, sehingga secara tidak langsung akan membuat ragu pihak lain
yang diajak bernegosiasi.
2) Menghargai orang lain
Sifat menghargai orang lain mungkin dinilai tidak ada kaitannya
dengan negosiasi. Tetapi sebenarnya hal tersebut sangat penting,
karena ketika kita menghargai orang lain kita akan membina sebuah
awal hubungan yang baik, sehingga akan mempermudah proses
negosiasi. Menghargai orang lain dapat berupa kita mengenali orang-
orang disekitar, kemudian lebih fokus pada kelebihan tanpa mencari
kekurangan dan kesalahan orang lain, dan yang paling penting adalah
membangun hubungan saling percaya.
3) Menciptakan penampilan yang baik
Ketika bernegosiasi kita akan dihadapkan pada sebuah interaksi
dengan pihak lain. Dalam sebuah interaksi penampilan yang sopan tapi
menarik akan lebih membuat nyaman, sehingga akan tercipta suasana
yang kondusif untuk mencapai sebuah kesepakatan.
4) Dapat mengendalikan emosi
Dalam bernegosiasi tidak bisa dipungkiri kita akan berada pada sebuah
konflik antara kedua belah pihak. Dalam situasi tersebut, seorang
negosiator harus mampu mengendalikan emosi dan egonya, karena
jika emosi tidak terkendali maka tujuan dari negosiasi tidak akan
tercapai.
5) Tidak merasa sempurna
Ketika seseorang merasa bahwa dirinya sempurna, maka orang
tersebut tidak akan mau menerima kritik atau saran yang ditujukan
kepadanya. Seorang negosiator yang baik harus mampu dan mau

12
menerima kritik dan saran, karena hal tersebut akan membantu
meningkatkan kemampuan dan ilmu pengetahuan dalam bernegosiasi.
6) Ramah, sopan, simpatik dan humor
Sikap ramah dan sopan merupakan sikap yang wajib dimiliki setiap
orang bukan hanya seorang negosiator. Dalam bernegosiasi, sikap
tersebut akan menciptakan persepsi dari pihak lain bahwa kita
memiliki pembawaan yang menyenangkan dan bersahabat kepada
siapa saja. Untuk sikap simpatik, hal tersebut akan menunjukkan
bahwa kita tidak hanya memikirkan dan mementingkan diri sendiri
tetapi juga memperhitungkan keadaan dan kepentingan orang lain.
Humoris juga diperlukan dalam bernegosiasi, karena dengan sedikit
humor akan mencairkan suasana yang tegang sehingga kembali ke
suasana kondusif.
7) Berpikir positif
Seseorang yang berpikir positif akan selalu optimis dalam setiap
langkah yang dijalaninya. Berpikir positif sangat diperlukan untuk
mewujudkan mimpi-mimpi dan rancangan-rancangan yang
dinegosiasikan untuk ke depannya.
8) Sabar, ulet dan tidak mudah putus asa
Sabar dan tidak terburu-buru dalam bernegosiasi menandakan bahwa
kita akan berpikir berulang kali sebelum membuat sebuah keputusan,
dan hal tersebut akan menambah kesan positif kepada pihak yang kita
ajak bernegosiasi. Sifat ulet dan tidak mudah putus asa akan
mencerminkan bahwa kita pekerja keras dan tidak mudah menyerah
untuk mencapai apa yang menjadi tujuan kita.10

9) Mencintai dan memiliki profesi yang ditekuni


Ketika kita mencintai apa yang kita lakukan, kita akan melakukan hal
tersebut dengan bersungguh-sungguh dan seoptimal mungkin dengan

10
diakses pada 25 oktober 2018 dari http://etheses.uin-malang.ac.id/904/6/10410040%20Bab%202.pdf

13
mengharapkan hasil yang sesuai keinginan. Ketika kita memiliki sikap
tersebut, pihak lain tidak akan ragu apabila bekerjasama dengan kita.

C. Kesimpulan
Motivasi berprestasi individu didasarkan atas dua hal, yaitu tendensi untuk meraih
sukses dan tendensi untuk menghindari kegagalan. Individu yang memiliki tendensi
untuk meraih sukses kuat berarti ia memiliki motivasi untuk meraih sukses yang lebih
kuat daripada motif untuk menghindari kegagalan dan responsive dalam berbagai situasi
dan sebaliknya. keinginan untuk melakukan yang terbaik, menjadi sukses, dan merasa
mampu atau memiliki kompetensi. Sebagaimana motivasi pada umumnya, motivasi
berprestasi diasumsikan akan mendorong dan memberi energi tertentu sesuai dengan
situasi yang ada.
Pribadi seorang wirausahawan yang memiliki keyakinan mampu meraih prestasi
optimal adalah pribadi wirausahawan yang antara lain Perilakunya berorientasi pada
tindakan serta memiliki motivasi yang tinggi dalam mengambil risiko guna mencapai
tujuan usaha yang telah ditetapkan, Ia mampu mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang
ada padanya secara positif dan secara konsisten berupaya mengurangi berbagai
kelemahan yang ada, Ia mempunyai prilaku yang agresip dalam mengejar tujuan
usahanya, dengan kata lain perilakunya berorientasi pada tujuan dan hasil.
Adapun tiga prinsip dalam good team player meliputi konsultasi, modifikasi dan
No Crossling. dalam meningkatkan produktifitas usaha melalui motivasi juga
dibutuhkan komunikasi dan negosiasi. komunikasi merupakan suatu proses penyampaian
dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan
terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu yang diharapkan.
sedangkan negosiasi adalah suatu upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat antara
kedua belah pihak.

14
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya 2004
Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset, Dan Praktik, (Bandung: Nusa Media 2011
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan
Sukses (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2011
https://mybms.wordpress.com/sistem-pemasaran/langkah-sukses
http://etheses.uin-malang.ac.id/904/6/10410040%20Bab%202.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai