Kelompok 11:
JITA OLISA
NIM. 0910720049
LAPORAN PENDAHULUAN
Vulnus appertum adalah luka dengan tepi yang tidak bersturan atau compang-camping
biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul
Vulnus appertum adalah luka robek merupakan luka terbuka yang terjadi kekerasan
tumpul yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot
B. Klasifikasi Luka
1. Ekskoriasi atau luka lecet
2.
Vulnus scisum atau luka sayat akibat benda tajam. Pinggir lukanya terlihat rapi
3.
Vulnus laseratum atau luka robek akibat terkena mesin atau benda laiinya yang
menyebabkan robeknya jaringan rusak dalam
4.
5.
6.
7.
Vulnus contusum atau luka memar karena cidera pada jaringan bawah kult akibat benda
tumpul
8.
Vulnus sclopetorum atau luka tembak (Hidayat alimul aziz, 2008, ketrampilan dasar
untuk praktik klinik kebidanan, jakarta salemba medika )
C. Etiologi
1. Kecelakaan
2. Benda runcing atau benda tajam
3. Benda tumpul
4. Gigitan binatang
5. Perang
3.
b. Setelah beberapa hari ada granulasi baik dan tidak ada infeksi
c. Luka dijahit
d. Penyembuhan
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis karena merupakan
suatu kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi saling berkesinambungan. Proses
penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal saja pada
luka, namun dipengaruhi pula oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik
1. Faktor vaskularisasi mempengaruhiluka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah
yang baik untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.
2. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar
protein yang cukup. Oleh sebab itu, orang yang mengalami kekuragan kadar Hb dalam darah
akan mengalami proses penyembuhan lama
3. Usia keepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia
seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga
dapat memperlambat poses penyembuhan luka
4. Penyakit lain. Mempengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya penyakit, seperti diabetes
melitus dan ginjal, dapat memperlambat proses penyebumbuhan luka
5. Nutrisi, merupakan unsur utama dalam membantu perbaika sel, terutama karena kandungan zat
gizi yang terdapat di dalamnya. Sebagai contoh, vitamin A diperlukan utuk membantu proses
epitelisasi atau penutupan luka dan sintesis kalogen: Vitamin B kompleks sebagai kofaktor pada
sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak: vitain c dapat
berfungsi sebagai fibroblas da mencegah adanya infeksi serta membentuk kapiler-kapiler darah:
dan vitamin K yang membantu sintesis protombin dan befungsi sebagai zat pembekuan darah
6. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Orang
yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau stres akan mengalami
proses penyembuhan luka yang lebih lama (Hidayat alimul aziz, 2008, ketrampilan dasar untuk
praktik klinik kebidanan, jakarta salemba medika )
G. Penatalaksanaan Luka
Teknik Perawatan Luka
1. Desinfeksi
Adalah tindakan dalam melakukan pembebasan bakteri dari lapangan operasi dalam hal ini yaitu
luka dan sekitarnya.
Macam bahan desinfeksi: Alkohol 70%, Betadine 10%, Perhidrol 3%, Savlon (Cefrimid
+Chlorhexidine), Hibiscrub (Chlorhexidine 4%)
Teknik : Desinfeksi sekitar luka dengan kasa yang di basahi bahan desinfeksan. Tutup dengan
doek steril atau kasa steril.Bila perlu anestesi Lido/Xylo 0,5-1%
2. Irigasi
Adalah mencuci bagian luka
Bahan yang di gunakan : Perhidrol, Savlon, Boor water, Normal Saline, PZ
Bilas dengan garam faali atau boor water
3. Debridement (Wound Excision)
Adalah membuang jaringan yang mati serta merapikan tepi luka
Memotong dengan menggunakan scalpel atau gunting
Rawat perdarahan dengan meligasi menggunakan cat gut
4. Perawatan perdarahan
Adalah suatu tindakan untuk menghentikan proses perdarahan. Yaitu dengan kompresi lokal atau
ligasi pembuluh darah atau jaringan sekitar perdarahan
5. Penjahitan Luka
Penjahitan luka membutuhkan beberapa persiapan baik alat, bahan serta beberapa peralatan lain.
Urutan teknik juga harus dimengerti oleh operator serta asistennya.
a.
ASUHAN KEPERWATAN
PADA PASIEN VULNUS APPERTUM
1. Kasus
Seorang Mahasiswa X, 20 tahun habis jatuh setelah pulang dari Kuliah dengan mengendarai
sepeda ontel. Terdapat luka pada paha kaki kanan kurang lebih 6 cm, datang dengan keluhan
nyeri pada paha, keadaan sadar, tidak muntah, tidak ada cidera kepala, Tensi 110/70 mmhg,
Nadi 100x/mnit
ANALISA DATA
Data
Masalah
Etiologi
DS
Pasien mengeluh nyeri
DO
Terdapat luka terbuka pada
paha kanan sekitar 6 cm
Wajah tampak kesakitan
Nadi 100x/menit
Skala nyeri 6
Gangguan rasa
Kerusakan
nyaman nyeri
kontinuitas jaringan
Ansietas
Kurangnya
DS
pasien mengataka takut kalau
bekas luka heacting tidak bisa
sembuh seperti kulit biasa
DO
Terdapat luka bekas heacting
Luka tertutup kassa
Nadi 100xm
pengetahuan tentang
proses
penyembuhan luka
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl &
No
1
Diagnosa keperawatan
Kriteria :
Tgl &
No
2
Diagnosa Keperawatan
Cemas berhubugan dengan kurangnya pengetahuan
1.
Kriteria :
2.
3.
4.
5.
TINDAKAN KEPERAWATAN
No
.
1.
Tgl.
15/5/
2012
Jam
Tindakan Keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengkaji keadaan nyeri, nyeri pada luka di paha, skala nyeri
6
3. Mengajarkan pasien tehnik relaksasi nafas dalam dan tehnik
distraksi untuk mengurangi rasa sakit
4. Observasi vital sign
Tensi 100/70 mmhg
Nadi 100x/mnit
N
o
1.
2.
Tgl.
15/5/201
2
Diagnos
a
1
Catatan Perkembangan
S : Pasien mengeluh nyeri
O
Nadi 100x/menit
Skala nyeri 6
A: Cemas
P: Teruskan rencana intervensi.