PENDAHULUAN
Organization, 2004).
Penyebab cedera yang disengaja meliputi bunuh diri, penyerangan,
tindakan kekerasan dan lain-lain. Penyebab cedera yang tidak disengaja misalnya
tertusuk benda tajam, kecelakaan bekerja, tersiram air panaas, tergigit binatang
merupakan cedera yang tidak dapat dikelompokan ke cedera yang disengaja atau
seperti di amerika 53, 8 per 100.000 penduduk dan dieropa 47,6 per 100.000
penduduk, di india sebesar 96,7 per 100.000 penduduk dan dinegara asia lainnya
disengaja maupun yang tidak dapat ditentukan merupakan salah satu penyebab
terjadinya vunus ictum bahkan lebih dari sekedar itu. Komplikasi dari luka
tersebut adalah luka terbuka yang dapat menyebabkan banyak terjadi perdarahan
bila menganai pembuluh darah besar (arteri atau vena), infeksi bakteri ( demam,
radang dan pembentukan nanah) sehingga dalam kasus tersebut butuh segera
dan meluas dari atas dari diafragma sampai pelvis di bawah. Rongga
abdomen dilukiskan menjadi dua bagian yaitu upper abdomen dan lower
abdomen.
dan peritonium parietale. Fascia superficialis dapat dibagi menjadi lapisan luar,
masing sisi garis tengah bagian anterior terdapat sebuah otot vertikal yang lebar,
merupakan membrana serosa tipis yang terdiri atas selapis mesotel yang
dilapisinya.
b. Peritoneum pars visceral, yang melapisi organ intraperitoneal dan
fibrosa yang berjalan vertikal dan terbentang dari symphysis pubica sampai
bagian bawah pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di
kedua sisi otot abdominal, tulang-tulang iliaka dan iga-iga sebelah bawah, di
bagian belakang tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum.
Hati secara luar dilindungi oleh iga-iga. Hati terbagi dalam dua belahan
utama, kanan dan kiri. Selanjutnya hati dibagi lagi dalam empat belahan
(kanan, kiri kuadata dan kwadrata) dan setiap belahan atau lobus terdiri
(duktus hepatikus) yang keluar dari lobus kanan dan kiri yang kemudian
Keterangan gambar:
1.Empedu
2.Hati
\
3.Lambung
4.Limpa
5.Ginjal kanan
6.Ginj al kiri
7.Vena cava inferior
8.Aorta abdominal
9.Vertebrae thoracic
10. Spinal cord
11. Arteri
Hati di suplai oleh dua pembuluh darah yaitu :
1) Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang
akan ditimbun atau di bentuk zat baru, dimana zat tersebut akan
empedu
2) Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen
3) Menyiapkan lemak untuk pemecahan terahir asam karbonat dan
air
4) Hati merupakan pabrik terbesar dalam tubuh sebagai pengantar
metabolisme.
b. Kandung Empedu
Kandung empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong
empedu
2) Getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat
c. Lambung
Lambung terletak disebelah atas kiri abdomen,sebagian
pyloricum.
duodenum
6) Mengasamkan makanan
d. Usus Halus
Usus halus adalah tabung yang panjangnya kira-kira dua
halus.
3) Ileum adalah menempati tiga per lima bagian distal dari usus
halus.
e. Ginjal (Renal)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di
Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri, karena hati menduduki
ruang banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal 6 -7,5 cm. pada orang
darah
3) Eksresi bahan buangan dan kelebihan garam
f. Limpa
Limpa terletak di region hipokondrium kiri di dalam cavum
limposit
2) Setelah dewasa adalah penghancur eritrosit tua dan pembentuk
menyentuh limpa.
Fungsi pancreas sebagai berikut :
1) Fungsi eksokrin, dimana kelenjar eksokrin mengeluarkan cairan
dan karbohidrat.
2) Fungsi endokrin,dimana pancreas bertanggung jawab untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang berasal dari
internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu (Potter & Parry,
2005).
Luka tusuk merupakan bagian dari trauma tajam yang mana luka
tusuk masuk ke dalam jaringan tubuh dengan luka sayatan yang sering
sangat kecil pada kulit ,misalnya luka tusuk pisau. Menusuk dan arah
dilihat. Disebabkan oleh tertususuk paku atau benda yang runcing, lukanya
kecil, dasar sukar dilihat, tetapi pada luka ini kuman tetanus gampang
masuk. Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk ke
dalam kulit, merupakan luka terbuka dari luar tampak kecil tapi didalam
2. Klasifikasi Luka
1) Luka bersih
Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan
infeksi, yang merupakan luka sayat elektif dan steril dimana luka
3) Luka terkontaminasi
10% - 17%.
4) Luka kotor
cairan purulen. Luka ini bisa sebagai akibat pembedahan yang sangat
terkontaminasi. Bentuk luka seperti perforasi visera, abses dan
trauma lama.
b. Berdasarkan Penyebab
permukaan
ataupun tumpul.
3) Vulnus scissum adalah luka sayat atau iris yang di tandai dengan tepi
4) Vulnus laseratum atau luka robek adalah luka dengan tepi yang tidak
goresan benda tumpul. Luka ini dapat kita jumpai pada kejadian
kecelakaan lalu lintas dimana bentuk luka tidak beraturan dan kotor,
5) Vulnus punctum atau luka tusuk adalah luka akibat tusukan benda
hewan tersebut.
7) Vulnus combutio adalah luka karena terbakar oleh api atau cairan
bentuk luka yang tidak beraturan dengan permukaan luka yang lebar
dan warna kulit yang menghitam. Biasanya juga disertai bula karena
3. Etiologi
Menurut Arief Mansjoer (2000), luka tusuk dapat disebabkan oleh
a. Benda tajam dengan arah lurus pada kulit.
b. Suatu gerakan aktif maju yang cepat atau dorongan pada tubuh dengan
digunakan.
4. Patofisiologi
Vulnus punctum terjadi akibat penusukan benda tajam,sehingga
terhadap trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi. Dalam hal
ini ada peluang besar terjadinya infeksi hebat. Proses yang terjadi secara
mengkerut/mengecil. Pada fase ini luka diisi oleh sel radang, fibrolas,
Epitel sel basal ditepi luka lepas dari dasarnya dan pindah menututpi
rata dan lebih rendah, tak dapat naik, pembentukan jaringan granulasi
gatal.
5. Gambaran Klinik
Apabila seseorang terkena luka maka dapat terjadi gejala setempat
2000).
a. Gejala Lokal :
1) Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf sensoris.
pernapasan.
c. Elektrolit serum
Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cidera
listrik.
7. Komplikasi
a. Kerusakan Arteri: Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan
yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan
darah.
c. Infeksi: System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.
d. Shock: Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan
menurunnya oksigenasi.
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan pada luka
1) Hemostasis : Mengontrol pendarahan akibat laserasi dengan cara
perawatan.
5) Mengontrol pendarahan dengan cara penekanan langsung pada
serta berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit primer, sedangkan luka
diberikan antibiotic
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Penyimpangan KDM
Pergerakan terbatas
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah
kemampuan.
Intervensi :
Intervensi:
tenang.
R/ lingkungan yang nyaman dapat memberikan kenyamanan
pada klien.
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
Tujuan : mempertahankan mobilitas fisik
KH :
1) Mempertahankan meningkatkan kekuatan dan fungsi atau
Intervensi :
1) Kaji kemampuan secara fungsional / luasnya kerusakan awal.
R/ kemampuan klien dapat menentukan seberapa berat
gangguan imobilisasi.
2) Bantu dalam aktifitas perawatan diri.
R/ membantu klien agar cepat sembuh.
3) Pantau respon pasien terhadap aktivitas. doenges, (2000:)
R/ respon pasien dapat membantu dalam proses imobilisasi
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan
jaringan.
Tujuan : tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
KH :
1) Bebas tanda tanda infeksi.
2) Mencapai penyembuhan luka tepat waktu
Intervensi :
sekitar luka.
R/ ukuran dan warna luka menentukan tingkat kerusakan kulit.
2) Ajarkan pemeliharaan luka secara aseptik.
R/ pemeliharaan aseptik membantu mempercepat
penyembuhan.
3) Observasi tanda-tanda infeksi.
R/ tanda tanda infeksi menentukan sejauhmana kerusakan
integritas kulit.
e. Resiko infeksi sekunder berhubungan dengan pertahanan primer
A. Discharge Planning
1. Nyeri berhubungan dengan diskontuinitas jaringan
a) Ajarkan kepada pasien dan keluarga mengenal tanda-tanda kekambuhan
meminimalisir nyeri.
c) instruksikan kepada pasien untuk tidak melalukan aktivitas yang berat
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.
a) Instruksikan kepada pasien untuk tidur diawal waktu sebelum
larut malam
b) Instruksikan kepada pasien untuk membaca buku atau Koran dll
disaat tidur
d) Instruksikan kepada pasien dan keluarga untuk menjaga makan
pasien
c) Instruksikan kepada keluarga untuk mengganti posisi tidur pasien
jaringan.
a) Ajarkan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan kulit atau luka
pasien
b) Ajarkan keluarga untuk menjauhkan luka pasien dengan kontak
barang apapun
c) Instruksikan keluarga untuk menghubungi pelayanan kesehatan
pelayanan homecare
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer
Amir, Amri. 2000. Traumatologi [online]. Dalam. Ilmu Kapita Selekta Ilmu
Kedokteran Forensik. Medan dalam http://luka tusuk porensik.com. Diakses
pada Selasa, 19 February 2013. Pukul 19:00 WITA.
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol
3. Jakarta : EGC
Laporan Pendahuluan
16 22 Januari 2017
VULNUS ICTUM
Disusun Oleh :
RENO SURATNO
16 04 064
CI LAHAN CI INSTITUSI
(Ns. Muh. Sahrul S.Kep) (Ns. Muh. Zukri Malik S.Kep., M.Kep)