A. KONSEP MEDIK
1. PENGERTIAN
Dekubitus adalah Kerusakan lokal dari kulit dan jaringan dibawah kulit yang disebabkan
penekanan yang terlalu lama pada area tersebut (Ratna Kalijana, 2008).
Ulkus decubitus adalah suatu daerah yang mati jaringan disebabkan karena kurangnya aliran
darah didaerah yang bersangkutan. Decubitus berasal dari bahasa latin yang artinya berbaring.
Berbaring tidak selalu menyebabkan terjadinya luka baring. Dekubitus sering disebut ulkus
dermal / ulkus dekubitus atau luka tekan terjadi akibat tekanan yang sama pada suatu bagian
tubuh yang mengganggu sirkulasi (Harnawatiaj, 2008).
2. ETIOLOGI
Luka Dekubitus disebabkan oleh kombinasi dari faktor ekstrinsik dan intrinsik pada pasien.
a. Faktor Ekstrinsik
Tekanan
Gesekan dan pergeseran
Kelembaban
Kebersihan tempat tidur
b. Fase Intrinsik
Usia
Penurunan sensori persepsi
Penurunan kesadaran
Malnutrisi
Merokok
Temperatur kulit
Kemampuan sistem kardiovaskuler menurun
Anemia
Hipoalbuminemia
3. Patofisiologi
Dekubitus terjadi sebagai hubungan antara waktu dengan tekanan(Stotts, 1988).
Semakin besar tekanan, maka semakin besar pula insiden terbentuknya luka. Kulit dan jaringan
subkutan dapat mentoleransi beberapa tekanan. Tapi pada tekanan eksternal terbesar daripada
tekanan dasar kapiler akan menurunkan atau menghilangkan aliran darah ke dalam jaringan
sekitarnya. Jaringan ini menjadi hipoksia sehingga terjadi cedera iskemia. Jika tekanan ini lebih
besar dari 32mmHg dan tidak dihilangkan dari tempat yang mengalami hipoksia, maka
pembuluh darah kolaps dan thrombosis (Maklebust,1987). Jika tekanan dihilangkan sebelum titik
kritis maka sirkulasi pada jaringan tersebut akan pulih kembali melalui mekanisme fisiologis
hyperemia reaktif.karena kulit mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mentoleransi
iskemia dari otot, maka dekubitus dimulai di tulang dengan iskemia otot yang berhubungan
dengan tekanan yang akhirnya melebar ke epidermis(Maklebust, 1995)
Pembentukan dekubitus juga berhubungan dengan adanya gaya gesek yang terjadi saat
menaikan posisi klien di atas tempat tidur . Efek tekanan juga dapat ditingkatkan oleh
distribusiberat badan yang tidak merata. Jika tekanan tekanan tidak terdistribusi secara merata
pada tubuh maka gradien tekanan jaringan yang mendapatkan tekanan akan meningkat.
Metabolisme sel kulit di titik tekanan mengalami gangguan. Respon kompensasi jaringan
terhadap iskemi yaitu hyperemia reaktif memungkinkan jaringan iskemia dibanjiri dengan darah
ketika tekanan dihilangkan. Peningkatan aliran darah meningkatkan pengiriman oksigen dan
nutrient ke dalam jaringan. Gangguan metabolic yang disebabkan oleh tekanan dapat kembali
normal. Hyperemia reaktif akan efektif hanya apabila tekanan dihilangkan sebelum terjadi
kerusakan. Beberapa penelitian merasa bahwa interval sebelum terjadi kerusakan berkisar antara
1 sampai 2 jam. Tetapi, hal ini interval waktu subjectif, dan tidak berdasarkan data pengkajian
klien.
4. Manifestasi klinis
Terjadi
pada
pasien-pasien
paraplegia,
quadriplegia,
spina
bifida,
multipel
sklerosis dan imobilisasi lama di rumah sakit. Selain itu, factor lain perlu diketahui dari riwayat
penderita meliputi onset, durasi, riwayat pengobatan sebelumnya, perawatan luka, riwayat
operasi sebelumnya, status gizi dan perubahan berat badan, riwayat alergi, konsumsi alkohol,
merokok serta keadaan sosial ekonomi penderita. Anamnesa sistem termasuk di dalamnya antara
lain demam, keringat malam, spasme (kaku), kelumpuhan, bau, nyeri (Arwaniku, 2007).
Menurut NPUAP ( National Pressure Ulcer Advisory Panel ).
5. Pemeriksaan diagnostik
a. Kultur : pertumbuhan mikroorganisme tiruan atau sel sel jaringan.
b. Albumin serum : protein utama dalam plasma dan cairan serosa lain.
6. Penatalaksanaan
1.
Perawatan luka decubitus
2.
Penerangan untuk pasien dan keluarga
3.
Bila ulkus kecil dapat sembuh sendiri bila faktor penyebab dihilangkan.
4.
Usaha pencegahan keadaan yang lebih buruk.
5.
Mengurangi tekanan dengan cara mengubah posisi selama 5 menit setiap 2 jam.
6.
Menggunakan alas tidur yang empuk, kering dan kebersihan kulit dijaga jangan
sampai kotor karena urin dan feses.
7.
Terapi obat :
Terapi diet
Agar terjadi proses penyembuhan luka yang cepat, maka nutrisi harus adekuat yang
7. Pemeriksaan penunjang
1.
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua
jam post prandial > 200 mg/dl.
2.
Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan
cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau (
+ ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ )
3.
Kultur pus
4.
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jenis kuman.
8. Pengobatan
Pengobatan ulkus dekubitus dengan pemberian bahan topikal, sistemik ataupun
dengan tindakan bedah dilakukan sedini mungkin agar reaksi penyembuhan terjadi lebih cepat.
Pada pengobatan ulkus dekubitus ada beberapa hal yang perlu diperhatkan antara lain :
1.
Mengurangi tekanan lebih lanjut pada daerah ulkus. Secara umum sama dengan
tindakan pencegahan yang sudah dibicarakan di tas. Pengurangan tekanan sangat penting
karena ulkus tidak akan sembuh selama masih ada tekanan yang berlebihan dan terus
menerus.
2.
Mempertahankan keadaan bersih pada ulkus dan sekitarnya. Keadaan tersebut akan
menyebabkan proses penyembuhan luka lebih cepat dan baik. Untuk hal tersebut dapat
dilakukan kompres, pencucian, pembilasan, pengeringan dan pemberian bahan-bahan
topikal seperti larutan NaC10,9%, larutan H202 3% dan NaC10,9%, larutan plasma dan
larutan Burowi serta larutan antiseptik lainnya.
3.
Mengangkat jaringan nekrotik. Adanya jaringan nekrotik pada ulkus akan
menghambat aliran bebas dari bahan yang terinfeksi dan karenanya juga menghambat
pembentukan jaringan granulasi dan epitelisasi. Oleh karena itu pengangkatan jaringan
nekrotik akan memper-cepat proses penyembuhan ulkus.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.
PENGKAJIAN
a.
Identitas
Umur/usia perlu ditanyakan karena adanya hubungan dengan proses penyembuhan luka
atau regenerasi sel.Sedangkan ras dan suku bangsa perlu dikaji karena kulit yang tampak
normal pada ras dan kebangsaan tertentu kadang tampak abnormal pada klien dengan ras
dan kebangsaan lain (Smeltzer & Brenda, 2001). Pekerjaan dan hobi klien juga
ditanyakan untuk mengetahui apakah klien banyak duduk atau sedikit beraktivitas
sehingga terjadi penekanan pembuluh darah yang menyebabkan suplai oksigen
berkurang, sel- sel tidak mendapat cukup zat makanan dan sampah hasil sisa metabolisme
tertumpuk. Akhirnya sel-sel matai, kulit pecah dan terjadilah lubang yang dangkal dan
luka dekubitus pada permukaan( Carpenito , L.J , 1998 ).
b.
Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien sehingga ia mencari pertolongan.
Keluhan yang diungkapkan klien pada umumnya yaitu adanya rasa nyeri. Lokasi luka
biasanya terdapat pada daerah- daerah yang menonjol, misalnya pada daerah belakang
kepala, daerah bokong, tumit, bahu, dan daerah pangkal paha yang mengalami ischemia
sehingga terjadi ulkus decubitus (Bouwhuizen , 1986 ).
c.
Riwayat Penyakit Sekarang
Hal- hal yang perlu dikaji adalah mulai kapan keluhan dirasakan, lokasi keluhan,
intensitas, lamanya atau frekuensi, faktor yang memperberat atau memperingan serangan,
serta keluhan- keluhan lain yang menyertai dan upaya- upaya yang telah dilakukan
perawat disini harus menghubungkan masalah kulit dengan gejalanya seperti: gatal,
panas, mati rasa, immobilisasi, nyeri, demam, edema, dan neuropati ( Carpenito , L.J ,
1998 )
d.
Riwayat Personal dan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan karena penyembuhan luka dapat dipengaruhi
oleh penyakit penyakit yang diturunkan seperti : DM, alergi, Hipertensi ( CVA ).
Riwayat penyakit kulit dan prosedur medis yang pernah dialami klien. Hal ini untuk
memberikan informasi apakah perubahan pada kulit merupakan manifestasi dari penyakit
sistemik seperti : infeksi kronis, kanker, DM
e.
Riwayat Pengobatan
Apakah klien pernah menggunakan obat- obatan. Yang perlu dikaji perawat yaitu: Kapan
pengobatan dimulai, Dosis dan frekuensi,Waktu berakhirnya minum obat.
f.
Riwayat Diet
Yang dikaji yaitu berat badan, tinggi badan, pertumbuhan badan dan makanan yang
dikonsumsi sehari- hari. Nutrisi yang kurang adekuat menyebabkan kulit mudah terkena
lesi dan proses penyembuhan luka yang lama.
g.
Status Sosial Ekonomi
Untuk mengidentifikasi faktor lingkungan dan tingkat perekonomian yang dapat
mempengaruhi pola hidup sehari- hari, karena hal ini memungkinkan dapat menyebabkan
penyakit kulit.
h.
Riwayat Kesehatan, seperti:
Immobilisasi
Inkontinensia
Pasien yang immobilisasi dalam waktu yang lama maka bukan terjadi ulkus pada daerah
yang menonjol karena berat badan bertumpu pada daerah kecilyang tidak banyak jaringan
dibawah kulit untuk menahan kerusakan kulit. Sehingga diperlukan peningkatan latihan
rentang gerak dan mengangkat berat badan. Tetapi jika terjadi paraplegi maka akan
terjadi kekuatan otot tidak ada (pada ekstremitas bawah), penurunan peristaltik usus
(terjadi konstipasi), nafsu makan menurun dan defisit sensori pada daerah yang paraplegi.
k.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan sakit dan gelisah atau cemas akibat adanya
kerusakan integritas kulit yang dialami.
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah normal, nadi cepat, suhu meningkat dan respirasi rate meningkat.
Hidung
Meliputi pemeriksaan mukosa hidung, kebersihan, tidak timbul pernafasan cuping
4)
5)
Abdomen
Bentuk perut datar atau flat, bising usus mengalami penurunan karena inmobilisasi, ada
masa karena konstipasi, dan perkusi abdomen hypersonor jika dispensi abdomen atau
tegang.
Urogenital
Inspeksi adanya kelainan pada perinium. Biasanya klien dengan ulkus dan paraplegi
terpasang kateter untuk buang air kecil.
Muskuloskeletal
Adanya fraktur pada tulang akan menyebabkan klien bet rest dalam waktu lama, sehingga
terjadi penurunan kekuatan otot.
Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran dikaji dengan sistem GCS. Nilainya bisa menurun bila terjadi nyeri
hebat (syok neurogenik) dan panas atau demam tinggi, mual muntah, dan kaku kuduk.
m. Pengkajian Fisik Kulit
Inspeksi kulit
Pengkajian kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk membran mukosa, kulit kepala,
rambut dan kuku. Tampilan kulit yang perlu dikaji yaitu warna, suhu, kelembaban,
kekeringan, tekstur kulit (kasar atau halus), lesi, vaskularitas. Yang harus diperhatikan
oleh perawat yaitu :
Warna, dipengaruhi oleh aliran darah, oksigenasi, suhu badan dan produksi pigmen.
Edema, Selama inspeksi kulit, perawat mencatat lokasi, distribusi dan warna dari
daerah edema.
Kelembaban, Normalnya, kelembaban meningkat karena peningkatan aktivitas atau
suhu lingkungan yang tinggi kulit kering dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
lingkungan kering atau lembab yang tidak cocok, intake cairan yang inadekuat, proses
menua.
Integritas, Yang harus diperhatikan yaitu lokasi, bentuk, warna, distribusi, apakah ada
drainase atau infeksi.
Kebersihan kulit
Vaskularisasi, Perdarahan dari pembuluh darah menghasilkan petechie dan echimosis.
Palpasi kulit, Yang perlu diperhatikan yaitu lesi pada kulit, kelembaban, suhu, tekstur
atau elastisitas, turgor kulit.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)
Kerusakan Integritas Kulit b/d Kerusakan Mekanis Dari Jaringan Sekunder Akibat
3. Rencana Keperawatan
NO
.
1
Diagnosa Keperawatan
Mampu melindungi
kurusan)
kulit dan
o Defisit imunologi
o Kerusakan sirkulasi
mempertahankan
o Kerusakan status
kelembapan kulit
matabolik
dan perawatan alami
o Kerusakan sensasi
o Penonjolan tulang
Tindakan Keperawatan
(NIC)
Skin surveilance
Inspeksi kondisi
insisi bedah, jika
perlu
Observasi ekstremitas
untuk warna, hangat,
bengkak, pulsasi,
tekstur, edema, dan
ulserasi
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
umtuk adanya
kemerahan,
ekstremitas hangat,
atau drainase
Monitor sumber
tekanan dan
pergeseran
Monitor kulit adanya
rash dan abrasi
Monitor suhu dan
warna kulit
Wound care
Buang
debris/benda asing
yang ada pada
luka
Catat karakteristik
Anjurkan pasien
untuk
menggunakanpaka
ian longgar
Hindari kerutan
pada tempat tidur
Jaga kebersihan
kulit agar tetap
bersih
Ubah posisi pasien
settiap 2 jam
sekali
Monitor kulit akan
adanya kemerahan
Oleskan lotion
atau baby oil pada
daerah yang
tertekan
Monitor aktivitas
dan mobilisasi
pasien
Monitor statu
nutrisi pasien
Memandikan
pasien dengan
sabun dan air
hanget
NO
2.
TUJUAN &
DX.
KRITERIA HASIL
KEPERAWATAN
Domain 12
Kelas 1
Kode dx (00132)
Nyeri akut
Factor Berhubungan
dengan:
(NOC)
Setelah
makan
Perubahan tekanan
nyeri
termasuk lokasi,
akut
teratasi,
karakteristik, durasi,
nyeri)
Mampu menggunakan
tehnik
darah
Perubahan
frekuensi jantung
Perubahan
Pain management
Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
karakteristik:
Perubahan selera
keperawatan
selama .x 24 jam
Batasan
dilakukan
tindakan
INTERVENSI (NIC)
non-
farmakologi
untuk
mengurangi
nyeri
(mencari bantuan)
Melaporkan bahwa
presipitasi
Observasi reaksi non verbal
dari ketidaknyamanan
Gunakan tehnik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
masa lampau
Evaluasi bersama klien dan
tim kesehatan lain tentang
nyeri berkurang
ketidakefektifan, control
dengan menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali
nyeri (skala,
frekuensi
intensitas, frekuensi,
pernapasan
Laporan isyarat
Diaphoresis
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
Perilaku distraksi
Mengekspresikan
perilaku
Masker wajah
Perilaku berjaga-
jaga
Focus menyempit
Indikasi nyeri yang
dapat diamati
Perubahan posisi
untuk menghindari
nyeri
Sikap tubuh
melindungi
Dilatasi pupil
Fokus pada diri
sendiri
Gangguan tidur
Melaporkan nyeri
secara verbal
nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi , non
farmakologi dan
interpersonal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter
Analgesic administration
Tentukan lokasi ,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat alergi
Beri analgetik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesic ketika
nyeri
Tentukan analgesic pilihan ,
rute pemberian dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian secara
IV, IM, untuk pengobatan
NO.
3.
Diagnosa
Keperawatan
Resiko Infeksi
Domain 11 : Keamanan /
Perlindungan
Kelas 1 : Infeksi
NDX 00004
Definisi: Peningkatan resiko
masuknya
organisme
patogen.
Faktor-faktor resiko :
Prosedur Invasif
Ketidakcukupan
pengetahuan
untuk
menghindari
paparan
patogen.
Trauma
Kerusakan jaringan dan
peningkatan
paparan
lingkungan
Ruptur membran amnion
Agen
farmasi
(imunosupresan)
Malnutrisi
Peningkatan
paparan
lingkungan patogen
Imunosupresi
Ketidakadekuatan
imun
buatan
Tidak adekuat pertahanan
sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
Tidak adekuat pertahanan
tubuh primer (kulit tidak
utuh, trauma jaringan,
penurunan kerja silia,
cairan
tubuh
statis,
perubahan sekresi pH,
perubahan peristaltik).
Penyakit kronik
Immune Status
infeksi)
lingkungan
Knowledge : Infection Bersihkan
control
setelah dipakai pasien
Risk control
lain
Pertahankan teknik isolasi
Batasi pengunjung bila
Kriteria Hasil :
Klien bebas dari tanda
perlu
Instruksikan
pada
dan gejala infeksi
Mendeskripsikan
pengunjung
untuk
proses
penularan
mencuci tangan saat
penyakit, factor yang
berkunjung dan setelah
mempengaruhi
berkunjung
penularan
serta
meninggalkan pasien
Gunakan
sabun
penatalaksanaannya,
Menunjukkan
antimikrobia untuk cuci
kemampuan
untuk
tangan
Cuci
tangan
setiap
mencegah timbulnya
infeksi
sebelum dan sesudah
Jumlah leukosit dalam
tindakan keperawatan
Gunakan baju, sarung
batas normal
Menunjukkan perilaku
tangan
sebagai
alat
hidup sehat
pelindung
Pertahankan
lingkungan
aseptik
selama
pemasangan alat
Ganti letak IV perifer dan
line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk
umum
Gunakan kateter intermiten
untuk
menurunkan
infeksi kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik bila
perlu
Infection
Protection
(proteksi
terhadap
infeksi)
Monitor tanda dan gejala
granulosit, WBC
Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring
pengunjung
terhadap
menular
Partahankan
aspesis pada
yang beresiko
Pertahankan
isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat
membran
mukosa
terhadap
kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong
keluarga
tanda
gejala infeksi
Ajarkan
menghindari infeksi
Laporkan
kecurigaan
infeksi
penyakit
teknik
pasien
teknik
masukkan
dan
cara
Laporkan kultur
positif
NO
.
4.
Diagnosa Keperawatan
Allowance)
Membran mukosa dan
konjungtiva pucat
Kelemahan otot yang
digunakan untuk
menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada
rongga mulut
Mudah merasa
kenyang, sesaat setelah
mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan
Dilaporkan adanya
sensasi rasa
Perasaan
ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan
makanan cukup
Keengganan untuk
makan
Kram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdominal
Tindakan Keperawatan
(NIC)
Nutrition management
Nutritional status:
Nutritional status :
makanan
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
nutrient intake
Wight control
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
Kriteria hasil :
yang dibutuhkan
Adanya
peningkatan berat
badan sesuai
dengan tujuan
Berat badan ideal
sesuai dengan
untuk meningkatkan
kebutuhan nutrisi
Menunjukan
peningkatan
C
Berikan substansi
gula
Yakinkan diet yang
dimakan
fungsi
mengandung tinggi
pengecapan dari
menelan
Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
serat untuk
mencegah
komplikasi
Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan
makanan harian
Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi
tentang kebutuhan
intake Fe
Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
tinggi badan
Mampu
mengidentifikasi
pasien
Anjurkan pasien
nutrisi
Kaji kemampuan
Kurang berminat
pasien untuk
terhadap makanan
Pembuluh darah
mendapatkan nutrisi
steatorrhea
Kehilangan rambut
yang cukup banyak
(rontok)
Suara usus hiperaktif
Kurangnya informasi,
yang dibutuhkan
Nutrition monitoring
BB pasien dalam
batas normal
Monitor adanya
penurunan berat
misinformasi
Faktor-faktor yang
jumlah aktifitas
berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukkan
atau mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis, atau
ekonomi.
badan
Monitor tipe dan
selama makan
Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
Monitor mual dan
muntah
Monitor kadar
albumin, total
protein, hb, dan
kadar Ht
Monitor makanan
kesukaan
Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nutrisi
Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral
Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet