ULKUS DEKUBITUS
Oleh
Luqman Baihaqi (H1A015059)
Shofi Suryalathifani (H1A015059)
Patofisiologi dan
01 Definisi 04 faktor risiko
02 Epidemiologi 05 Kalasifikasi
03 Etiologi 06 Tatalaksana
Definisi
Ulkus dekubitus adalah jenis cedera yang merusak kulit dan
jaringan di bawahnya akibat tekanan konstan atau kombinasi
dengan shear untuk periode tertentu yang menyebabkan
iskemia jaringan, penghentian pasokan nutrisi dan oksigen ke
jaringan dan akhirnya jaringan nekrosis
Epidemiologi
Secara global, kejadian ulkus tekan bervariasi dari 2 - 20 ulkus /
1000 pasien/hari, tergantung pada institusi dan populasi pasien
yang diteliti, dan prevalensi bervariasi dari 5-13%
Tekana Shear
•
n
Jaringan dapat menahan tekanan
sampai 32 mmHg • Mirip seperti tekanan,
tetapi disertai dengan
tekanan konstan dalam periode adanya penarikan jaringan
waktu tertentu -> iskemik
jaringan -> nekrosis lebih mempengaruhi
tekanan konstan dapat
dibandingkan dari tekanan
menyebabkan atrofi kulit
Faktor Langsung
Geseka
Imobilitas
n
• Foktor primer ulkus
• Bersamaan dengan dekubitus
tekanan dan shear
lebih mudah jika disertai
dapat bekerja secara pada pasien dengan
langsung dan tidak adanya gangguan
langsung sensoris
Faktor Langsung
Gangguan distribusi
Usia
oksigen
Gangguan tissue Kontraktur, gangguan
healing fleksi dan ekstensi
Gangguan fungsi Atrofi kulit akibat
sensoris paralisis
Gangguan pembuluh Gangguan mental dan
darah perifer depresi berat
Instrinsik Ekstrinsik
(dalam diri pasien) (lingkungan pasien)
Iskemik jaringan
Nekrosis jaringan
Ulkus dekubitus
Patofisiologi
Klasifikasi
Ulkus dekubitus dibagi menjadi 6 stadium berdasarkan National Pressure
Ulcer Advisory Panel (NPUAP), yaitu:
Stadium 1 Unstageable
Stadium 4
Stadium 1
Jenis ulkus superfisial
warna menjadi merah pada pada ras kulit putih dan ungu atau biru pada ras
kulit hitam
eritem bukan karena akibat terbakar yang lebih sulit dinilai pada pasien
dengan kulit lebih gelap, edema atau indurasi, rasa hangat pada permukaan
yang terkena.
Stadium 2
Ulkus dekubitus mengenai bagian terluar dari kulit yaitu epidermis dan
bagian dalam dari kulit yaitu dermis
Lapisan kulit yang intak tetapi pada bagian dalam ditandai dengan
adanya gambaran memar pada kulit
TATALAKSAN
A
TATALAKSANA NON-BEDAH
MEMBEBASKAN
01 TEKANAN
Balutan yang digunakan berbeda untuk jenis luka pada setiap stadium ulkus.
Cairan yang berlebihan pada luka dapat menyebabkan maserasi, iritasi, dan
kerusakan jaringan yang sehat.
Ada berbagai macam yang tersedia untuk membantu dengan berbagai tahap
penyembuhan luka, yaitu jenis non-absorbent, absorbent, debriding, self-adhering
dan sebagainya.
Jika ulkus bersih dan kering, Balutan oklusif biasanya diganti setiap minggu.
Pergantian yang sering tentunya dihindari karena sel-sel sehat dapat terangkat
bersamaan dengan debris.
03 ANTIBIOTIK
08 ANTINYERI
09 NUTRISI
Penyembuhan luka membutuhkan protein, zat besi, Vitamin C dan Zinc yang
cukup. Kegagalan untuk memperbaiki defisit nutrisi akan berdampak buruk pada
penyembuhan. Semua pasien dengan ulkus dekubitas harus dinilai oleh ahli gizi
dan suplemen diberikan jika diperlukan.
10 OPTIMASI KEADAAN UMUM
01 DEBRIDEMEN
01 DEBRIDEMEN
CONT’
Debridemen bedah cepat dan efektif dengan ekstensi rongga yang lebih akurat dan
kemampuan untuk mengambil sampel jaringan yang dalam untuk kultur
mikrobiologis, tetapi dapat menyebabkan paparan terhadap tulang atau tendon.
Terdapat banyak risiko dan komplikasi yang dapat terjadi setelah operasi,
termasuk infeksi, nekrosis flap, kelemahan otot, lepuh, kambuhnya tekanan
ulkus septikemia, infeksi tulang (osteomielitis), perdarahan, abses, dan
trombosis vena dalam
Daftar pustaka
• Bhattacharya, S., and Mishra R. K. Pressure Ulcers: Current Understanding and Newer Modalities of Treatment. Indian
Journal of Plastic Surgery. 2015; 48 (1): 4-16
• Hunter, Iain A., and Edwards, Kimberley J. Managing Pressure Sores. Wound Management. 2017
• Al-Hashemi, Hashem, et al. Incidence, Prevalence, And Complications of Pressure Ulcers In General Medical and
Surgical Units Using A Multidisciplinary Model (Prospective Cohort). Biomed Journal of Scientific and Technical
Research. 2019; 18(1)
• Saghalein, Sajed Hadi, et al. Bedsore: Epidemiology; Risk Factor; Classification; Assessment Scale and Management.
Archives of Anesthesiology and Critical Care. 2016; 2(3): 226-230
• Anders J., et al. Decubitus Ulcer: Pathophysiology and Primary Prevention. Deutsches Ärzteblatt International. 2010;
107 (21): 371-382
• Mervis J. S., and Phillips T. J. Pressure Ulcers: Pathophysiology, Epidemiology, Risk Factor, and Presentation. Journal of
the American Academy of Dermatology. 2019; 81 (4).
• Boyko T. V., Longaker M. T. Yang G. P. Review of The Current Management of Pressure Ulcer. Advance in Wound Care.
2016; 7 (2).
• Mervis J. S., and Phillips T. J. Pressure Ulcers: Prevention and Management. Journal of the American Academy of
Dermatology. 2019; 81 (4).
TERIMA KASIH