Anda di halaman 1dari 29

“CARPAL TUNNEL

SYNDROME: SYMPTOMS,
CAUSES AND TREATMENT
OPTIONS. A LITERATURE
REVIEW “
Oleh:
Anggita Erniza Fitri (H1A015007)
Made Dyanti Enantya Suparta (H1A015043)
 
PEMBIMBING
dr. Dyah Purnaning, Sp.OT
Identitas Jurnal
Judul : Carpal Tunnel Syndrome:
Symptoms, Causes and
Treatment Options. A Literature
Reviev
Penulis : Radoslav Zamborsky, Milan
Kokavec, Lukas Simko, Martin
Bohac.
Penerbit : Ortopedia Traumatologia
Rehabilitacja
Tahun : 2017
terbit
Volume : 19
2
ABSTRAK Carpal Tunnel
Syndrome (CTS)

Bentuk entrapment neuropathy


yang paling umum.

Parameter-parameter dalam
patofisiologi

Teknik diagnostic :
tes provokatif, NCS, MRI, USG

Konservatif Pembedahan
LATAR BELAKANG

• Entrapment neuropathy merupakan salah satu jenis neuropati


yang disebabkan oleh tekanan di dalam struktur anatomi yang
tidak fleksibel.CTS merupakan neuropati kompresi dari nervus
medianus di pergelangan tangan.

Tekanan terus
Menghambat mikrosirkulasi
menerus/tekanan tinggi
di nervus medianus
pada Canalis carpi

penurunan aksi potensial,


demielinasi dari saraf dan
degenerasi aksonal
EPIDEMIOLOGI

‐ insidensi tahunan mencapai 276/100.000


‐ wanita >> pria
‐ Usia rata-rata 40 - 60 tahun.
‐ Di Eropa 60% dari gangguan yang berhubungan dengan pekerjaan
dikaitkan dengan CTS.
‐ Beberapa aktivitas seperti pengolahan ikan sekitar 73% mengalami CTS.
‐ Pasien diabetes  prevalensi 14% tanpa neuropati diabetik dan 30% dengan
neuropati diabetik.
‐ CTS selama kehamilan telah dilaporkan sekitar 2% kejadian.
‐ Tertinggi di Inggris yaitu 7-19% sedangkan prevalensi di AS 5%.
‐ Di AS pada tahun 1995, hampir 400.000-500.000 pasien CTS menjalani
operasi, yang menelan biaya $2 miliarbeban yang berat
ANATOMI
ANATOMI

Innervasi n. medianus
‐ Nn. Digitales palmares n.
medianus  jari-jari kesatu,
kedua, ketiga, dan setengah
radial dari jari keempat
‐ Ramus cutaneous palmaris n.
medianus  telapak tangan
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Peningkatan tekanan Perubahan Biokimia


01 05

Cedera saraf (n. Inflamasi


02 medianus) 06

03 Cedera iskemik 07 Peran serat kecil

Sekunder 
Kerusakan sawar
04 darah-saraf 08 diabetes, kehamilan
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Peningkatan • Pada CTS, tekanan pada pergelangan tangan meningkat


drastis hingga 8-10 kali lipat dari tekanan normal (sekitar
tekanan 2-10 mmHg).

• Tekanan yang berulang pada saraf  demielinasi dari

Cedera saraf nervus medianus pada tempat kompresi lalu menyebar ke


seluruh segmen gangguan pada sistem kapiler
endoneural dan berujung pada edema endoneural

Cedera • Iskemia pada ekstremitas dapat meningkatkan parestesia

Iskemik pada pasien CTS


PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Kerusakan pada sawar darah saraf


‐ Sawar darah-saraf dibentuk oleh sel-sel perineurium dan sel-sel endotel
kapiler endoneural yang melewati nervus medianus di canalis carpi.
‐ Peningkatan tekanan di dalam canalis tersebut  vaskulatur kolaps pada
sawar ini  protein dan sel-sel inflamasi menumpuk  dapat
meningkatkan permeabilitas, menambah tekanan cairan endoneural dan
menyebabkan edema intrafascicular.
‐ Pasien dengan komplikasi vaskular atau pajanan persisten terhadap
beban statis biasanya rentan terhadap gangguan pada sawar darah saraf.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Perubahan biokimia
‐ Stress mekanik pada jaringan sinovial di dalam canalis carpi
dapat menyebabkan perubahan biokimia.
‐ Ekspresi keratin sering meningkat pada pasien CTS
dibandingkan orang normal.
‐ Pajanan tekanan terus menerus terhadap tendon dapat
meningkatkan komposisi proteoglikan di matriks tendon yang
menyebabkan peningkatan tekanan di dalam canalis carpi.
‐ Tenascin-C merupakan protein yang terlibat dalam
remodeling jaringan dan terlibat dalam patofisiologi CTS.
PATOFISIOLOGI

6. Inflamasi : Tenosinovitis (inflamasi jaringan sinovial tendon fleksor) 


tekanan tinggi pada canalis carpi  CTS  peningkatan densitas
fibroblas, ukuran dari serat kolagen, proliferasi vaskular, dan kolagen
tipe III pada jaringan ikat synovialpembentukan jaringan skar/parut
konstriktif sekitar nervus medianus nerve tethering

7. Peran serat kecil : Nyeri pada CTS ini sering kali disebabkan oleh
gangguan difusi dari kanal sodium ke dalam serat C kecil 
hipereksitabilitas dan menginduksi pelepasan ektopik
PATOFISIOLOGI

CTS Sekunder
Diabetes Kehamilan
‐ Telah dilaporkan bahwa sebesar ‐ CTS terjadi akibat edema
14% penderita DM tanpa neuropati
yang berhubungan dengan
diabetik dan mencapai 30% pasien
dengan neuropati diabetik. retensi cairan di dalam
‐ Prevalensi CTR pada pasien sinoibum yang meningkatkan
dengan diabetes tipe 2 tekanan pada nervus
diestimasikan mencapai 4-14 kali medianus.
lipat dibandingkan individu normal
DIAGNOSIS CTS

‐ Gejala
‐ Pada tahap awal CTS, pasien mengalami mati rasa pada jari-
jari atau mati rasa saat memegang telepon atau koran.
‐ Tidak merasakan sensasi saat menggerakkan ibu jari.
‐ Gejala lebih intens terjadi di malam hari dibandingkan siang
hari.
‐ Beberapa pasien dapat mengeluhkan gejala-gejala seperti
kram penulis (writer’s cramp) atau kelelahan dan nyeri pada
lengan bawah atau nyeri pada bahu.
TES PROVOKASI

Phalen’s test
Nyeri atau parestesia pada
nervus medianus pada
pergelangan tangan yang ekstensi
dan pertahankan posisi tersebut
selama 60 detik, terindikasi tanda
positif untuk CTS

15
TES PROVOKASI

Tinel’s test
‐ mengetuk permukaan volar dari
pergelangan tangan
‐ Jika positif ditandai dengan
parestesia pada jari-jari yang
diinervasi nervus medianus
seperti jempol tangan, jari kedua
dan jari tengan serta bagian
radial dari jari manis

16
Penilaian Neurofisiologis

1. Nerve conduction study


2. Pemeriksaan persepi
3. vibrometry treshold testing
NERVE CONDUCTION STUDY
‐ Memberikan informasi penting
mengenai kondisi fisiologis dari nervus
medianus yang melewati canalis carpi
‐ Amplitudo dari segmen nervus
medianus yang melewati canalis carpi
akan dibandingkan dengan segmen
saraf lainnya yang tidak melewati
canalis carpi seperti nervus radialis
atau nervus ulnaris.

18
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
‐ MRI sangat berguna untuk menilai penyebab patologis dari
CTS yang jarang seperti deformitas tulang, ganglion,
hemangioma, yang memerlukan tindakan operatif.
‐ MRI memiliki sensitivitas sekitar 96% dan spesifisitasnya
rendah yaitu 33-38%
Ultrasonography
‐ Kepentingan dari pemeriksaan ultrasound (US) adalah sebagai alat diagnosis untuk
evaluasi CTS.
‐ pemeriksaan ini dapat mengukur secara efektif ketebalan dari nervus medianus,
pemipihan dari saraf di dalam carpi dan bowing dari retinaculum flexorum (RF).
Tatalaksana Konservatif
Tatalaksana konservatif biasanya dilakukan pada pasien
dengan gejala ringan sampai sedang. Pilihan terapinya berupa
kortikosteroid, baik oral maupun steroid ; vitamin B6 dan B12 ;
NSAID ; yoga ; mobilisasi tulang karpal ; dan penggunaan
bidai / splint tangan
OPERASI
‐ Pembedahan untuk CTS melibatkan pelepasan carpal tunnel
(CTR= Carpal Tunnel Release), di mana ligamentum karpal
transversal (TCL) dipotong untuk menciptakan lebih
banyak ruang dalam carpal tunnel dan mengurangi tekanan.
Jenis-jenis CTR

‐ open carpal tunnel release (OCTR), mini-OCTR, and endoscopic


carpal tunnel release (ECTR)
mini-OCTR
Kesimpulan
‐ Carpal Tunnel Syndrome adalah bentuk entrapment neurophaty yang
paling umum, sehingga meningkatkan tekanan di dalam terowongan.
‐ Lebih sering terjadi pada wanita daripada pada pria, dengan usia rata-
rata 40-60 tahun. Pasien diabetes telah dilaporkan sangat rentan
terhadap CTS. Kehamilan dan persalinan juga dikaitkan dengan
risiko tinggi CTS.
‐ Patofisiologi CTS melibatkan beberapa faktor seperti cedera
mekanik, cedera saraf, cedera iskemik, dan keterlibatan serat kecil,
peradangan, perubahan biokimia yang bertindak secara terpadu.
Cont.
‐ Penyakit tertentu dapat mempengaruhi sinovium dan dapat
menyebabkan CTS sekunder.
‐ Pada tahap awal CTS, pasien mungkin mengalami mati rasa di jari,
sedangkan pada tahap selanjutnya, nyeri malam hari mungkin lebih
parah daripada rasa sakit di siang hari.
‐ Meskipun tes provokatif telah banyak digunakan untuk mendeteksi
CTS, nilai pemanfaatan dan diagnostiknya dipertanyakan. Mereka
perlu digunakan bersama dengan riwayat klinis pasien dan analisis
konduksi saraf.
Cont.
‐ Meskipun NCS memberikan informasi penting tentang saraf median,
penggunaan metode yang lebih transparan seperti MRI atau ultrasound
dapat membantu.
‐ Penggunaan pengobatan konservatif CTS seperti injeksi steroid dan splint,
meskipun efektif namun masih dipertanyakan mengingat efek sampingnya.
‐ Dibandingkan dengan perawatan konservatif, pembedahan telah terbukti
lebih manjur.
‐ Tidak ada bukti kuat yang mendukung perlunya penggantian pelepasan
terowongan karpal standar dengan prosedur bedah alternatif yang ada

Daftar Pustaka
Zamborsky R., Kokavec M., Simko L., Bohac
M., Carpal Tunnel Syndrome: Symptoms,
Causes and Treatment Options. A Literature
Reviev. 2017. Ortopedia Traumatologia
Rehabilitacja

TERIMA KASIH

29

Anda mungkin juga menyukai