Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

Anemia Berat Pasca Perdarahan Akut


Et Causa Fraktur Terbuka Os Tibialis Dextra

OLEH : FITRATUNNISAH (H1A015027)

PEMBIMBING : dr. Kadek Apik Lestari, Sp.A


OUTLINE

1 Pendahuluan

Laporan Kasus 2

3 Pembahasan

Penutup 4
PENDAHULUAN
Latar Belakang

 Anemia merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh  terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan
 Kehilangan darah sebagai akibat perdarahan akut dapat disebabkan karena trauma/ kecelakaan
yang terjadi secara mendadak.

Fraktur Terbuka  kulit ekstremitas yang terlibat telah ditembus  terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.

Perdarahan hebat merupakan penyebab tersering dari anemia


Aemia merupakan masalah kesehatan yang serius
diseluruh dunia
42% anak <5 tahun diseluruh
WHO, 2020
dunia

TUJUAN
Untuk mengetahui gejala klinis dan
Indonesia manajemen anak anemia berat akibat
Terjadi peningkatan selama 5 2015 37.5% ;
tahun terakhir 2019  38.4 % perdarahan yang disebabkan oleh
perdarahan akut.
Prioritas penanganan anemia pada anak
Indonesi  mutu sumber daya manusia
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. FR   Ibu Ayah


Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 23-02-2018 Nama Ny. I Tn. F
Usia : 3 tahun 5 bulan
Usia 37 tahun 44 tahun
Alamat : Hu,u - Dompu
Nomor RM : 177467 Pendidikan SMP SMP
Tanggal MRS : 23 Juli 2021
Pekerjaan Petani Petani
Tanggal Pemeriksaan : 24 Juli 2021
ANAMNESIS
HETEROANAMNESIS, 24 Juli 2021

KELUHAN UTAMA : LEMAS


Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan lemas dirasakan pasien sejak dua hari yang lalu, lemas dialami
setelah pasien mengalami kecelakaan 1 hari sebelum MRS

Lemas pada pasien tidak membaik meski sudah dilakukan penanganan di


Pasien sempat pucat RS Bima
sehari sebelum masuk
PICU di IGD di trans- Lemas disertai nyeri  Nyeri pada kaki kanan dirasakan sejak mengalami
fusidarah  pucat mem- kecelakaan motor karena tertabrak truk  membaik dengan obat pereda nyeri
baik
Selain dikaki, pasien mengeluhkan nyeri pada wajah dibagian dahi dan pada
tangan kanan

Keluhan mual dan muntah disangkal. Keluhan lain seperti demam,


sesak, kejang dan penurunan kesadaran juga disangkal.
ANAMNESIS
HETEROANAMNESIS, 24 Juli 2021

Riwayat Penyakit Dahulu

Keluhan serupa sebelumnya disangkal

Pasien tidak pernah dirawat inap di RS sebelumnya

Tidak ada riwayat trauma ataupun kecelakaan sebelumnya

Riwayat penyakit kronis, seperti TB, keganasan sebelumnya disangkal.

Kesan tidak ada masalah terkait riwayat penyakit dahulu


ANAMNESIS
HETEROANAMNESIS, 24 Juli 2021

Riwayat Pengobatan

Puskesmas Tente : pasien dilakukan tindakan perwatan luka  pemasangan


RSUD Bima : farmakoterapi balut bidai pada kaki yang luka
ceftriaxone 400 mg IV,
ketorolac ½ ampul intra- RSUD Bima  tindakan penjahitan luka pada kaki  perawatan luka pada
vena, dan paracetamol infus wajah dan tangan dibersihkan
160 mg intravena
Pemeriksaan rhontgen thoraks dan rhontgen regio cruris yang tampak
luka terbuka karena fraktur.
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap didapatkan hasil Hb 7,2 gr/dl/.

Pasien diberikan IVFD NaCl 0,9 %,

Riwayat Pengobatan sebelumnya baik


ANAMNESIS
HETEROANAMNESIS, 24 Juli 2021

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluhan serupa serupa pada keluarga disangkal.

Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, keganasan, penyakit jantung,


asma dan alergi disangkal

Riwayat penyakit keluarga didapatkan kesan normal.

Tidak riwayat penyakit keluarga yang diturunkan


ANAMNESIS
HETEROANAMNESIS, 24 Juli 2021

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Kehamilan Kehamilan Persalinan Persalinan

• Ibu mengandung • Tidak ada kelainan • Pasien lahir dari ibu • Pasien lahir secara
pasien saat usia 34 selama pemeriksaan G3P2A0H2 UK 38- spontan
tahun • Ibu melakukan imu- 39 minggu • Tidak ada penyulit
• Anak terakhir dari 3 nisasi TT 5 kali se- • Lahir di Posyandu saat proses persali-
bersaudara lama hamil dibantu bidan nan
• Kehamilan yang • Ibu rutin mengkon- • Lair alngsung • Tidak pernah dirawat
tidak direncanakan sumsi tablet besi menangis, tidak biru, di NICU
• Periksa kehamilan tidak kuning
setiap bulan ke
psoyandu dan PKM
(bergantian)
• Tidak pernah USG
Riwayat Kehamilan dan Persalinan baik
ANAMNESIS
HETEROANAMNESIS, 24 Juli 2021

Riwayat Makan

saat bayi pasien mengkonsumsi ASI eksklusif selama 6 bulan.

Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien nafsu makannya baik,
pasien makan tiga kali sehari dan tidak memilih-milih dalam makan

Sehari-hari pasien diberikan makanan pokok seprti nasi, lauk, serta sayuran

Kesan tidak ada masalah dalam riwayat


makan pasien.
ANAMNESIS
HETEROANAMNESIS, 24 Juli 2021

Riwayat Imunisasi

Pasien telah diberikan imunisasi Hb0 saat baru lahir

Hepatitis B 4 x saat usia 0 bulan, 2 bulan dan 3 bulan

Vaksin DPT 3 kali saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan

Vaksin polio sebanyak 4 x saat usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan

Imunisasi Campak dilakukan sebanyak 1 x saat usia 9 bulan

Kesan imunisasi dasar tidak lengkap


ANAMNESIS
HETEROANAMNESIS, 24 Juli 2021

Riwayat Sosial Ekonomi – Lingkungan

• Pasien berasal dari


keluarga ekonomi
menengah  • lingkungan
• Pasien tinggal berlima
penghasilan
bersama kedua kakak
rumahnya be-
Rp500.000,00 – • MCK dengan air
dan kedua orangtua rada di lingkun-
Rp1.000.000,- se- • rumah yang terdiri dari 4 sumur
tiap bulan kamar tidur dan 1 ruang • Air minum dengan air gan yang tidak
• Ibu IRT  kadang tamu
• Ventilasi rumah baik
gallon padat penduduk
membantu ayah • Rumah terdiri dari 4 ka- • Pembuangan sam- • Tidak ada yang
sebagai petani mar tidur dan 1 kamar pah dibakar di-
• Ayah  petani. tamu belakang rumah mengalami sakit
• Penghasilan cukup
• Dapur berda diluar
• Lantai rumah semen
di dekat rumah
untuk memenuhi pasien
kebutuhan sehair
hari

Riwayat Sosial ekonomi dan lingkungan baik


ANAMNESIS SISTEM

Thermoregulasi : demam (-)


Sistem serebrospinal : kejang (-)
Sistem kardiovaskular : biru (-), lemas (+)
Sistem respirasi : tarikan dinding dada (-), sesak (-), riwayat batuk (-)
Sistem gastrointestinal : BAB (+), diare (-), konstipasi (-)
Sistem urogenital : BAK (+)
Sistem integumentum : ruam (-), lebam (-), vulnus (+)excoriatum pada wajah &dahi
Sistem muskuloskeletal : nyeri (+), luka dan fraktur terbuka cruris dextra (+)
PEMERIKSAAN FISIK
24 Juli 2021 pukul 20.00 WITA

a. Kesan umum: lemas Status gizi :


Penilaian pertumbuhan
b. Kesadaran : Compos Mentis • Berat badan : 12 kg
c. GCS: E4V5M6 • Tinggi badan : 95 cm
• Lingkar kepala : 49 cm
d. Tanda vital Status gizi:
Frekuensi napas : 22x/menit • BB/U = -2 SD < Z < +2 SD: gizi normal
• PB/U = -2 SD < Z < +2 SD: tinggi badan normal
Frekuensi nadi : 98x/menit • BB/PB = -2 SD < Z < +2 SD: normal
Suhu tubuh : 36,5°C • LK/U = -2 SD < Z < +2 SD: lingkar kepala normal
SpO2: 99% dengan O2 sungkup 5 lpm
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN LOKALIS

Kepala

Inspeksi Normocephali, massa (-), persebaran rambut merata dan berwarna hitam,
edema (-), hematoma (-)

Palpasi Ubun-ubun terbuka

Wajah dan Leher

Wajah Inspeksi Wajah dismorfik (-), luka lecet (+)

Mata Inspeksi Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+)

Telinga Inspeksi Bentuk normal, deformitas (-), simetris


Hidung Inspeksi Simetris, deformitas (-), napas cuping hidung (-), perdarahan (-),
sekret (-), terpasang NGT (+)

Mulut Inspeksi Bibir sianosis (-), mukosa bibir lembab (+), perdarahan (-)

Leher Inspeksi Massa (-), peningkatan JVP (-)


Palpasi Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks
Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris (+/+), retraksi (-)
Palpasi Pengembangan dinding dada simetris (+/+), massa (-), thrill (-)
Auskultasi Cor: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+/+), crackles (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi Distensi (-), luka lecet (+)
Palpasi Turgor kulit normal, hepar dan lien tidak teraba

Auskultasi Bising usus (+) normal

Anogenitalia Anus (+)

Kulit Ikterus (-), pustula (-), ruam (-), ptekie (-), striae (-), nodul (-),
sianosis (-), luka
Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Akral Hangat Hangat Hangat Hangat
Deformitas (-) (-) (-) (-)
- Status Lokalis
Edema (-) (-) (-) (-)
o Luka terbuka pada tibia dextra (+),
Ikterik (-) (-) (-) (-) Bone expose (+), perdarahan aktif
Sianosis (-) (-) (-) (-) (-)
CRT <2 detik <2 detik <2 detik <2 detik o Luka lecet antebrachii dextra (+)
Interpretasi :
-Corakan bronkovascular kedua paru dalam batas normal
-Tidak tampak pemadatan hilus kedua paru
-Cor kesan tidak membesar
Kedua sinus dan diafragma baik
-Tulang-tulang intak
-Jaringan lunak sekitar kesan baik
 

kesan : cor & pulmo dalam batas normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Fraktur komminutif 1/3 distal cruris Os tibia dextra
- Fraktur dislokasi distal fibula dextra dengan dis-
place fragmen fraktur bagian distal ke cranioposte-
rior.
LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium (22-07-2021)
Hemoglobin 5,7 g/dL 12,0-16,0
Lekosit 15230 /uL 4000-10000
Eritrosit 2.52 Juta/uL 3,5-5,0
Trombosit 219000 /uL 150000-400000
Hematokrit 17 % 36-48
MCV 66,7 fL 80,0-100,0
MCH 22.6 Pg 26,0-34,0
MCHC 33.9 g/dL 32,0-36,0
       
Elektrolit
Natrium 135 mmol/L 135-146
Kalium 4.7 mmol/L 3,5-5,1
LABORATORIUM

Faal Hemostasis
PT 14.1 detik 11,5-15,5
APTT 30.3 detik 28,0-38,0
Imuno-Serologi
CRP - mg/dL <6,00
Glukosa mg%  
Faal Ginjal      
Ureum 13 mg% 10-50
Kreatinin 0,4 mg% 0,6-1,1
Faal Hepar
SGOT 52 U/l 0-40
SGPT 23 U/l 0-41
RESUME
Subjektif
Pasien laki-laki, usia 3 tahun 5 bulan, tampak lemah post kecelakaan sehari sebelum datang ke
IGD RSUD Provinsi NTB, lemah disertai pucat. Nyeri dikeluhkan oleh apsien pada bagian kaki
kanan dan pada tangan serta dahi akibat luka lecet dan luka terbuka akibat fraktur. Di RSUD Bima
Dilakukan pemeriksaan Hb didapatkan Hb 7,2 g/dL. Dirujuk ke RSUD Provinsi untuk dilakukan op-
erasi.

Objektif
Pasien tampak lemah, nafas 28x/menit dengan SpO2 99% dengan sUdara ruangan, status gizi baik,
Konjungtiva anemis (-/+), gerak ekstremitas aktif. Didapatkan multiple vulnus ekskoriatum dan luka
terbuka pada regio kruris dextra disertai bone expose. Hasil Pemeriksaan radiologi menunjukkan
adanya Fraktur komminutif 1/3 distal cruris Os tibia dextra dan Fraktur dislokasi distal fibula dextra
dengan displace fragmen fraktur bagian distal ke cranioposterior.
Diagnosis :
Anemia Berat Pasca Perdarahan Akut
Et Causa Fraktur Terbuka Os Tibialis
• Click icon to add picture
Dekstra
PLANNING

Planning Diagnostik Diet

Laboratorium Darah Lengkap post


transfusi • Kebutuhan Cairan: 1100
ml/kg/hari
• Kebutuhan Protein: 1,2g/
KgBB/hari = 1440 g/hari
• Kebutuhan Kalori:
102kkal/KgBB/hari = 1224
kkal/hari
• Bentuk Diet: Makan dan
minum per oral
PLANNING

Terapi Medikamentsoa Non Medikamentosa

• IVFD D5 ¼ NS 500 cc/24 • Transfusi PRC 3 x 100 cc


jam
• Inj. Cefotaxim 2 x 500 mg iv
• Inj. Gentamicin 1 x 40 mg iv
• Inj. Metamizole Sodium 3 x
250 mgiv

Rencana tindakan operatif


Rencana Debridement
Rencana back slab
PEMBAHASAN
gangguan
pada pro-
duksi sel
darah merah
• rendahnya hitung sel darah

Ane- merah dan kadar hemoglobin dan


hematokrit dibawah normal
• Kadar Hb normal :

mia • usia anak 6 bulan – 6 tahun


adalah 11,0 – 14,5 gr/dl
Er-
itropoiesi Penyebab Anemia
s yang
tidak Anemia hemolitik
• anemia ringan sekali (Hb 10-
efektif
13 gr/dl)
Derajat • anemia ringan (Hb 8 – 9,9
gr/dl)

Anemia • anemia sedang Hb 6 gr/dL –


7,9 gr/dl anemia dapat
• anemia berat Hb <6 gr/dl disebabkan
karena kehilan-
gan darah atau
perdarahan akut
Perdarahan akut pada Anemia yang dise-
anemia : akibat dari babkan karena
kecelakaan/ trauma, perdarahan dapat
perdarahan GIT, men-
struasi, maupun iatro-
menyebabkan
genic saat operatif anemia defisiensi
besi

kaki terasa dingin, sesak mata berkunang–


nafas dan dyspneu kunang, pada mata diser-
Sindrom anemia  5L
tai konjugntiva tampak
anemis

Pada mukosa mulut, Manifestasi klinis anemia pada anak bervari-


telapak tangan dan asi tergantung penyebab yang mendasari
jaringan dibawah kuku anemia itu sendiri
Pasien ini didapatkan pasien lemas dan riwayat pucat, pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal, normocephali, adanya konjungtiva anemis, refleks cahaya positif di ke-
dua mata

Pemeriksaan fisik didapatkan beberapa luka lecet dibagian wajah, tangan serta luka
terbuka pada kaki yang fraktur, yang menjadi sumber perdarahan masif

Pasien pada kasus ini didapatkan keluhan lemas setelah mengalami kecelakaan

Penyebab anemia seperti kelaian genetik disangkal pada pasien ini.


Pemeriksaan penunjang diperlukan dalam mene-
gakkan penyebab dari anemia, menyingkirkan kemu-
ngkinan penyakit lainnya serta menentukan tatalak-
sana yang akan dilakukan

Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang pada pasien ini


didapatkan anemia mikrositik hipokromik berdasarkan
besarnya sel dan konsentrasi Hb yang disebabkan karena
defisiensi besi

Anemia defisiensi besi pada pasien ini dapat disebabkan karena


keadaan pasca perdarahan akut

Pada anemia defisiensi besi nilai indeks eritrosit, MCV, MCH,


MCHC menurun sejajar dengan penurunan kadar Hb.
Penanganan awal pada anemia
asesmen yang teliti dari tanda mengidnikasikan terapi
dan gejala dari anemia. kausatifnya

tatalaksana pasien dengan keadaan kritis (critical illnes)


keadaan distress akut dan
dengan anemia berat
tidak stabil

Suportif :
bed rest atau pembatasan aktifitas untuk kelemahan
oksigenasi untuk mengurangi resusitasi cairan untuk men-
kapasitas oxygen-carrying gatasi hypovolemia
Indikasi Rawat Inap /
PICU

CHF dengan anemia berat Keadaan stabil  Anemia berat  perdarahan yang tidak
Bisa rawat inap untuk keperluan
terkontrol, pembedahan
hipotensi mungkin dapat di-
workup diagnostic
indikasikan pada anemia
Perdarahan aktif
akut.
VITAL SIGN TIDAK STABIL

Pembatasan aktivitas atau bed rest indikasi bagi


pasien yang simtomatik dan dengan anemia berat
Transfusi packed red cells (PRC) merupakan tatalaksana universal pada pasien atau indi-
vidu dengan anemia berat akut

• Transfusi PRC dilakukan dengan ketentuan dosis 10-15 ml/kg selama 3-4 jam.
• Kecepatan transfusi bisa dimodifikasi atau disesuaikan berdasarkan situasi pasien.
• Transfusi dilakukan dengan cepat pada individu dengan kehilangan darah akut

• Pada pasien ini untuk mengatasi anemia, dilakukan transfusi PRC


sebanyak tiga kali.
• PRC yang diberikan adalah 100 cc setiap pemberian.
Antibiotik Analgetik
Metamizole
cefotaxim 2
sodium 3 x Pasien juga diberikan tatalaksana terkait intake
x 500 mg
250 mg parenteral diberikan infus D5 ¼ NS 500 cc/24
jam
gentamicin
Intravena
1 x 40 mg

Evaluasi – monitoring tanda vital serta keluhan ob-


jektif

menilai pengobatan sudah berhasil sehingga tata-


KIE
laksana kausatif pada pasien dapat dilakukan
yaitu tindakan operatif dari bagian orthopedi
PENUTUP
KESIMPULAN
• Pasien rujukan dari RSUD BIMA dengan keluhan Lemas. Pasien laki-
laki, usia 3 tahun 5 bulan, riwayat kecelakaan 1 hari sebelum MRS.
• Pasien dibawa dari RSUD Bima dengan anemia berat post kecelakaan
dan didapatkan fraktur terbuka pada regio cruris dextra serta multiple
vulnus excoriasi.
• Dari pemeriksaan, didapatkan adanya lemas, konjungtiva anemis, pu-
cat, serta fraktur terbuka pada kaki kanan.
• Pada pemeriksaan penunjang didapatkan penurunan Hb, penurunan
MCV dan MCH sebagai tanda adanya anemia defisiensi.
• Kadar Hb pasien saat diperiksa 5,7 gr/dl.
• Berdasakran hasil anamensis, pemeriksaan fisik, dan penunjang pasien
mengalami anemia berat pasca perdarahan akut et causa open fraktur
os tibia post KLL.
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, S.A., Wilson, L.M., 2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses. Penyakit. Edisi VI. Jakarta: EGC.
2. WHO. 2021. Anemia. [online] available at https://www.who.int/health-topics/anaemia#tab=tab_1
3. Jong WD. Sjamsuhidajat R (ed). Buku ajar ilmu bedah edisi 2. EGC, Jakarta. 2005. 672-675.
4. FKUI. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius : p. 358-359
5. Kliegman, R., 2020 . Nelson textbook of pediatrics.Edisi 21. Philadelphia, PA: Elsevier.
6. Permono, B., dkk., 2005. Buku Ajar Hematologi-Onkologi. Cetakan II. IDAI. Jakarta
7. Lanzkowsky, P. 2011. Manual of Pediatric Hematology and Oncology 5th Edition. Elsevier.Philadephia
8. Inoue, S., 2019. Pediatric Acute Anemia. Medscape. [online] available at https://emedicine.medscape.com/article/954506-print
9. Janus, J. et al. Evaluation of Anemia in Children. Am Fam Physician. 2010 Jun 15; Vol. 81 (12), pp. 1462-1471.
10. Nahar, A and Ravindranath, Y. Approach to severe anemia in children in the emergency room. Therapy, 2008; Vol.5 (4), pp. 475–
484. Available at : 10.2217/14750708.5.4.475.
11. Mpoya, A . et al. Transfusion and Treatment of severe anaemia in African children (TRACT): a study protocol for a randomised
controlled trial. Trials, 2015; Vol 16 (593), pp 1-14. Available at : 10.1186/s13063-015-1112-4.
12. Ozdemir, N. Iron deficiency anemia from diagnosis to treatment in children . Turk Pediatri Ars, 2015 Mar; Vol.50 (1), pp. 11–19.
Available at : 10.5152/tpa.2015.2337.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai