Anda di halaman 1dari 37

THYPOID

Kelompok 2

1. Fitri Anti
2. Fitri Puji Melani
3. Hasri Nur Azizah
4. Ine Oktaviany
5. Khuznul Abdillah
6. Lisa Yulianti
7. Mella Ayu Anggraeni
8. Melly Rachmawati
9. Muhamad Farhan Syah
10. Muhamad Iqbal Depiputra
11. Namila Nur Afipah
12. Neng Riris Ariska
13. Ossi Melia Rahmah
14. Raha Bistara
15. Regita Camelia
16. Resa Lusiani
17. Ressa Affillia Suwandi
Definisi
Demam typhoid adalah penyakit infeksi bakteri yang
menyerang system pencernaan manusia yang disebabkan
oleh Salmonella typhi dengan gejala demam selama 1
minggu atau lebih disertai dengan gangguan saluran
pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
Etiologi
01 96% disebabkan oleh
salmonella typhi
04 Salmonella paratyphi C

02 Salmonella paratyphi A
05 Feses & urin yang
terkontaminasi dari penderita
typhoid

03 Salmonella paratyphi B
Manifestasi Klinik
- Path Way -
Salmonella typhosa

Saluran pencernaan

Diserap oleh usus halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemis

Kelenjar limfoid Hati Limpa Endotoksin


Usus Halus

Tukak Hepatomegali Splemomegali Demam

Pendarahan Nyeri perabaan Mual/tidak nafsu makan


Perforasi

Perubahan nutrisi

Resiko kurang volume cairan


cairan
Komplikasi
Intestinal Ekstraintestinal

• Komplikasi kardiovaskuler
• Perdarahan usus • Komplikasi darah
• Perforasi usus • Komplikasi paru
• perionitis • Komplikasi hepar dan kandung
kemih
• Komplikasi ginjal
• Komplikasi tulang
• Komplikasi neuropsikiatrik
Penatalaksanaan

Istirahat & Diet & terapi Pemberian


Perawatan penunjang antibiotik

Tirah baring dengan perawatan Diet merupakan hal • Antimikroba


sepenuhnya dapat mempercepat penting dalam proses • Antipiretik seperlunya
masa penyembuhan dan menjaga penyembuhan typhoid • Vitamin B kompleks
kebersihan dan vitamin C
Pencegahan
Primer Sekunder Tersier

Pencegahan primer dapat Pencegahan sekunder dapa


dilakukan dengan cara Pencegahan tersier yaitu
dilakukan dengan cara
imunisasi dengan vaksin upaya yang dilakukan agar
mendiagnosa penyakit secara
yang terbuat dari strain mengurangi keparahan akibat
dini dengan melakukan
Salmonella typhi yang komplikasi
pemeriksaan labolatorium
dilemahkan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid
adalah pemeriksaan labolatorium yang terdiri dari :
• Pemeriksaan leukosit
• Pemeriksaan SGOT dan SPGT
• Biakan darah
• Uji widal
Asuhan Keperawatan
- Gambaran Kasus -
Studi kasus ini adalah 1 orang dengan kriteria yang sesuai dan diagnosa
medis demam typhoid. Subyek adalah An. Z berusia 12 Tahun, beragama
Islam, kabupaten cirebon dengan diagnosa medis Thypoid Fever. Klien masuk
rumah sakit pada tanggal 20 november 2022, dengan keluhan demam Selama
6 hari naik turun, demam di sertai mual, nafsu makan menurun. Klien
sebelumnya pernah mengalami riwayat berobat rawat jalan di Puskesmas
dekat rumah tapi tidak membaik. Saat ini subyek dirawat di ruang 300 kamar
Topaz3 RS Permata Cirebon, Aktivitas klien selama di rumah sakit dibantu
oleh kedua orang tuanya.
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan dapat diketahui
bahwa pasien Pukul 10.00 WIB masuk ke RS Permata Cirebon dengan Suhu
39,3C, dengan mual muntah, nafsu makan menurun kemudian diberikan obat
paracetamol 250mg dan diberi Infus RL 20tpm. An z mengatakan menggigil
badannya, lemas dan pucat.
A. Identitas Klien
PENGKAJIAN
Nama : An.Z
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal lahir : Cirebon, 26-04-2010
Umur : 12 thn/6 bln/25 hr
Anak ke :3
Nama Ayah : Tn.Juanda
Nama Ibu : Ny.Barirah
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Ayah : Tamat SMA
Pendidikan Ibu : Tamat SMA
Umur Ayah : 45 tahun
Umur Ibu : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku/bangsa : Jawa
Tanggal Mrs : 20 November 2022
Tanggal pengkajian : 21 November 2022
No RM : 035-421
Diagnosa Medis : Thypoid
Sumber Informasi ; Pasien dan Keluarga
B. Riwayat keperawatan (nursing history)

pasien mengatakan Keluhan Utama


demam selama
6hari naik turun
disertai mual
muntah a. Lama keluhan : 6 hari
b. Akibat timbul : mual, nafsu makan turun
c. Faktor yang memperberat: Infeksi bakteri
salmonella thypi
1. Riwayat Penyakit d. upaya untuk mengatasi : ibu pasien
Sekarang( SMART) mengatakan telah mengompres dengan
air dingin
Lanjutan

a.Prenatal ; ibu pasien mengatakan tidak ada masalah saat


2. Riwayat prenatal
Keperawatan b.Intranatal : ibu pasien mengatakan tidak ada masalah saat
intranatal
Sebelumnya c.Post natal : ibu pasien mengatakan tidak ada masalah saat
post natal
d.Luka/ operasi : pasien mengatakan tidak pernah mengalami
operasi sebelumnya
e. Alergi : pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
obat maupunmakanan
f.Pola makan : pasiemn mengatakan pola makan dirumah
sebelum sakit 3x sehari (nasi, ikan, sayur) 1 porsi dihabiskan.
Namun setelah di rs menjadi 2x sehari (bubur, habis hanya ½
porsi)
Lanjutan...

g. Tumbuh Kembang

 Imunisasi ; lengkap
 Status gizi : cukup
 tahap perkembanagan : Tahap merasa mampu (ketekunan vs rendah diri)
 Teori kepribadian : fase laten
 Pemeriksaan perkembangan : baik
 kemandirian bergaul : pasien berhubungan baik dengan keluarga maupun
lingkungan, namun setelah sakit pasien hubungan pasien terbatas
 Motorik halus : baik
 Kognitif dan bahasa : - sebelum sakit pasien dapat mengambil keputusan
mandiri, namun setelah sakit keputusan dibantu oleh keluarga. Bahasa yang
digunakan pasien adalah bahasa indonesia
Lanjutan

a.Prenatal ; ibu pasien mengatakan tidak ada masalah saat


2. Riwayat prenatal
Keperawatan b.Intranatal : ibu pasien mengatakan tidak ada masalah saat
intranatal
Sebelumnya c.Post natal : ibu pasien mengatakan tidak ada masalah saat
post natal
d.Luka/ operasi : pasien mengatakan tidak pernah mengalami
operasi sebelumnya
e. Alergi : pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
obat maupunmakanan
f.Pola kebiasaan : pasien mengatakan sering jajan
sembarangan disekolahnya
Lanjutan

a.Komposisi kesehatan
keluarga
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat Saudara Ayah/Ibu Kakek, Nenek
keluarga Penyakit kandung atau anggota
keluarga lainya
1. Penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
yang pernah
di derita
2. Penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
yang sedang
diderita
Lanjutan

3. Riwayat Kesehatan b.Lingkungan rumah dan komunitas


keluarga - Rumah \: dekat dengan masjid dan padat penduduk
- Lingkungan : bersih dan tidak dekat dengan sungai
- Tempat bermain : disekitar lingkungan rumah
c. Kultur dan kepercayaan : pasien bersuku jawa dan
beragama islam dan
d. Fungsi dan hubungan keluarga : baik
e. Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehata: jajan
sembarangan ketika disekolah
f. Persepsi keluarga tentang penyakit : keluarga pasien
mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit segera
dibawa ke pelayanan kesehatan
C. Kebutuhan Dasar Nutrisi
No Jenis pengkajian Di rumah Di Rs
1 Pola nutrisi
- Makan -3x sehari -2x sehari
-Jenis makanan -(nasi, ikan, sayur) 1 porsi -(bubur, habis hanya ½ porsi)
dihaniskan
-Alergi makanan -Tidak ada -Tidak ada

- Minum -5-6 gelas/hari -3-4 helas/hari

2 Pola eliminasi
-BAB 1x/hari, konsistensi lembek, 1x/hari, konsistensi lembek, warna
warna kuning kecoklatan kecoklatan
-BAK 2-4x/hari warna kuning terag 1-3x/hari warna : kuning

3. Pola istirahat tidur


-Malam 9 jam 8-10 jam
-Siang 1-2 jam 3-4 jam

4 Personal hygiene
-Mandi 2x/hari (gosok gigi 2x/hari) 1x pasien hanya dibersihkan dilap
- Ganti pakaian 2x/hari(mandiri) 1x/hari dibantu keluarga
Lanjutan...
No Jenis pengkajian Di rumah Di Rs
4 Personal hygiene
-Mandi -2x/hari (gosok gigi 2x/hari) -1x pasien hanya dibersihkan dilap
- Ganti pakaian -2x/hari(mandiri) -1x/hari dibantu keluarga

5 Pola Aktivitas
- Kegiatan dalam -Sekolah, belajar , berkumpul -Berbaring ditempat tidur
sehari hari dengan keluarga,
beribadah ,bermain
- kegiatan waktu luang -Bermain -Beribadah dan berdoa untuk
kesembuhan
- keluhan dalam -Tidak ada keluhan Demam , mual muntah
beraktivitas\
- keadaan umum -baik -lemas
- kesadaran -compos mentis -compos mentis
- TTV -Td: 120/80 -Td: 90/75 mmhg,N:80x/menit,R:
mmhg,N:100x/menit,R: 24x/meniT,Suhu: 39,3 °C,
22x/meniT,Suhu: 36 °C, spo2 :99%,BB:49kg
Spo2:99%, BB:52kg
D. Pemeriksaan Penunjang
Nama : An. Z
No Rm: 035-421
Tanggal Pemeriksaan : 20/12/2022 10.03
Jam cetak hasil : 20/12/2022 10.21

Jenis Pemeriksan Hasil Nilai Normal


Laboratorium
Hematologi
Eaosinofil 0* 2-4
Moniosit 11* 2-8
Laboratorium
Imonologi
Widal
Salmonella Thypi O Positif 1/320* Negatif
Salmonella Thypi AO Positif 1/320* Negatif
Salmonella Thypi H Positif 1/320* Negatif
Pemeriksaan Head to toe

Kepala Mata
Inspeksi : Kebersihan cukup ,distribusi Telinga
Inspeksi : sklera putih ,konjungtiva merah
rambut merata,warna hitam ,tidak ada Wajah Inspeksi : tidak ada
muda,reflek pupil mengecil
ketombe Inspeksi : Simetris kiri kanan serumen ,simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada bengkak atau benjolan,
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada Palpasi ; tidak ada benjolan
tidak ada nyeri tekan
nyeri tekan

Dada
Leher Inspeksi : ekspansi paru simetris kiri
Mulut Inspeksi : tidak ada distensi vena dan kanan
Hidung Inspeksi :mukosa bibir kering ,gigi Palpasi :taktil fomitus teraba
jugularis
Inspeksi : tidak ada secret lengkap ,tidak ada tonsil Perkusi redup pada daerah jantung
Palpasi : tidak ada pembesaran
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan
firgo,kelenjar limfe,

Perut
Genetalia
Inspeksi tidak ada asites
Auskultasi: terdengar bising usus Tdk terpasang kateterisasi dan
pampers
Palpasi : lemas
E. Terapi Medis
No Jenis Terapi Dosis/Waktu Cara
Pemberian Pemberian
1 Ondansentron 4mg/3x1 Iv (intravena)

2 Antrain 1,5cc/3x(k/p) Iv (intravena)

3 Cefotaxim 1gr, dosis:10cc? Iv (intravena)


3x1
4 Infus Rl 500ml/14tpm Iv (intravena)
-F. Analisa Data -
No Data Etiologi Masalah
.
1. Ds : Salmonella Thyphi Hipetermi berhubungan
Klien mengatakan demam dengan proses infeksi
selama 6 hari naik turun Saluran pencernaan salmonella typhi D.0130
pada saat malam hari.
Do : Diserap usus halus
TTV
TD : 90/75 mmhg Bakteri masuk dalam aliran
N : 80 x/menit darah
R : 24 x/menit
S : 39,3 c Edotoksin
Spo2 : 99%
Bb : Hipetermi
--52Kg(sebelum sakit)
-49Kg(sesudah sakit)
- Klien tampak gelisah
- Badan klien terasa
panas
No Data Etiologi Masalah
.
2. Ds : Salmonella Thyphi Ketidakseimbangan
Ibu klien mengatakan nutrisi kurang dari
anaknya mual, dan tidak Saluran pencernaan kebutuhan berhubungan
nafsu makan. dengan anorexia. D.0019
DO : Diserap usus halus
TD : 90/75 mmhg
N : 80 x/menit Bakteri masuk dalam aliran
R : 24 x/menit darah
S : 39,3 c
SPO2 : 99% Limpa
Bb:
-52Kg(sebelum sakit) Splenomegali
-49Kg (sesudah sakit)
- Klien tampak hanya Mual atau tidak nafsu makan
menghabiskan ½ porsi
makan Ketidakseimbangan Nutrisi
- Klien tampak lemas
- Mukosa bibir kering
G.Prioritas Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi
Hipertermi berhubungan kurang dari kebutuhan
dengan proses infeksi berhubungan dengan anorexia.
salmonella typhi D.0130 D.0019

1 2
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

- Intervensi Keperawatan -
KEPERAWA KEPERAWATAN
TAN
1. Hipetermi Setelah dilkukan 1. Monitor TTV 1. Untuk memonitor
berhubungan tindakan jeperawatan 2. Beri minum yang adanya
dengan selama 1×24 jam cukup peningkatan suhu
proses infeksi diharapkan deman 3. Beri kompres air tubuh
salmonella pasien menurun hangat pada axila, 2. Untuk menghidrasi
typhi.D.0130 dengan kriteria hasil: paha dan temporal tubuh pasien
1. Suhu badan 4. Pakai baju yang 3. Kompres hangat
:36-37 c tipis. dapat
2. Klien tidak menyebabkan
mengeluh dilatasi dan
panas peningkatan
3. Bibir tidak penguapan yg
kering atau mempercepat
pucat penurunan suhu
tubuh
4. Pakaian tipis dapat
membantu
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWA KEPERAWATAN

- Intervensi Keperawatan -
2.
TAN
- -
Ketidakseimb Setelah dilakukan 1. Berikan makanan 1. Untuk mencukupi
angan nutrisi tindakan yang disertai dengan kebutuhan tubuh
kurang dari keperawatan selama suplemen nutrisi 2. Untuk mengurangi
kebutuhan 1×24 jam diharapkan 2. Berikan dengan rasa mual dan
berhubungan nutrisi kolienn porsi sedikit tapi meningkatkan
dengan terpenuhi dengan sering nafsu makan
anorexia. kriteria hasil: 3. Pertahankan 3. Untuk menjaga
D.0019 1. Tidak ada kebersihan kebersihan mulut
Anorexia mulut/oral dan meningkatkan
2. Porsi makan 4. Jelaskan pentingnya selera makan
dihabiskan intake nutrisi yang 4. Agar pasien dan
adekuat untuk keluarga
penyembuhan memahami
penyakit pentingnya asupan
5. Timbang berat badan nutrisi untuk
mempercepat
penyembuhan.peny
akit
Implementasi
NO HARI/TANGGAL/JAM DIAGONASA TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON
KEPERAWATAN

1.  21/11/2022 Hipertemi 1. Memonito TTV 1. Klien mengetahui


berhubungan dengan 2. Memberikan minum yang TD,N,Suhu badan Dll.
proses inflamasi cukup 2. Klien/ keluarga klien
D.0130 3. Memberikan kompres air mengetahui kebutuhan
dingin. cairan tubuh klien.
4. Mengganti baju klien 3. Keluarga mengetahui cara
dengan baju yang tipis. menurunkan demam pada
  anak.
Lanjutan
2. 21/11/2022 Ketidakseimban 1. Memberikan makanan 1. Nafsu makan klien
yang disertai suplemen bertambah
gan nutrisi
nutrisi 2. Kebutuhan nutrisi klien
kurang dari
2. Memberikan makanan terpenuhi.
kebutuhan dengan dengan porsi 3. BB klien seimbang.
berhubungan sedikit tapi sering 4. Klien atau keluarga
dengan 3. Mempertahankan mengetahui pentingnya

anorexia D.0019 kebersihan mulut anak nutrisi bagi tubuh.


4. Menjelaskan pentingnya
intake nutrisi yang
adekuat untuk
penyembuhan pemyakit
5. Timbang berat badan
Evaluasi
NO TANGGAL DIAGNOSA CATATAN TTD
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN
1.   21/11/2022 Hipertemi b.d proses S : Ibu klien mengatakan klien  
insflamasi masih panas
O : S : 37,3 C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1.   21/11/2022 Ketidakseimbangan S : Klien mengatakan belum  
ada nafsu makan
nutrisi kurang dari
O : Porsi makan belum di
kebutuhan
habiskan ½ porsi
berhubungan dengan Bb klien : 45 kg
anorexia D.0019 A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensu
EBP
(EVIDENCE BASED PRACTICE)
Review Jurnal 1
Citation : Cahyani dan Suyami, 2021
Judul : Demam Thypoid Pada Anak di Ruang Hamka RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu P (population) : pasien anak dengan thypoid
Tujuan : Jurnal ini berdasarkan studi kasus yang dilakukan untuk I (Intervensi) : Diagnosa Hipertermi dengan menggunakan
mengetahui penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan manajemen nonfarmakologi seperti kompres air hangat, anjurkan
demam typhoid di ruang rawat inap Hamka RSU PKU konsumsi cairan dengan banyak minum, dan memakain pakaian
Muhammadiyah Delanggu. tipis. Diagnosa Ktidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
dengan menggunakan manajemen nutrisi seperti diet yang
Metode : studi kasus yang dilakukan selama tiga hari pada tanggal 21 mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi protein, dan tidak
sampai - 23 Juni 2021. menimbulkan gas dengan pemberian makan sedikit tapi sering
Hasil : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diagnose dalam bentuk lunak
hipertermi teratasi dan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi teratasi Compare (Intervensi Pembanding) : tidak ada
sebagian . O (Outcome) : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan
diagnosa hipertermi teratasi dan diagnosa ketidakseimbangan
Diskusi : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diagnosa nutrisi teratasi sebagian .
hipertermi teratasi dengan menggunakan manajemen T (Time) : selama tiga hari pada tanggal 21 sampai 23 Juni 2021.
nonfarmakologi seperti kompres air hangat, memakai pakaian tipis,
tingkatkan sirkulasi. Dan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan teratasi sebagian dengan menggunakan
manajemen nutrisi seperti diet yang mengandung cukup cairan,
rendah serat, tinggi protein, dan tidak menimbulkan gas dengan P I C O T
pemberian makan sedikit tapi sering dalam bentuk lunak agar
asupan terpenuhi.
Review Jurnal 2
Citation : Azim dkk 2022
Judul :Penerapan Kompres Hangat Untuk Menurunkan
Hipertermia Pada Anak Dengan Demam Typoid
Tujuan : Jurnal berdasarkan studi kasus ini penerapan terapi
kompres hangat untuk menurunkan hipertermia pada anak P (population) : pasien dua orang anak dengan demam
demam thypoid. thypoid dan sesuai kriteria inklusi
Metode : deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan I (Intervensi) : Kompres Hangat
Compare (Intervensi Pembanding) : tidak ada
studi kasus . O (Outcome) : Hasil studi kasus pasien I dan pasien II terjadi
Hasil : pasien I dan pasien II terjadi penurunan suhu tubuh penurunan suhu tubuh sehingga terdapat manfaat dan pengaruh
sehingga terdapat manfaat dan pengaruh dari penerapan kompres dari penerapan kompres hangat untuk menurunkan hipertermia
hangat untuk menurunkan hipertermia pada pasien demam typhoid di pada pasien demam typhoid di RSUD Dr.Adhyatma, MPH.
RSUD Dr.Adhyatma, MPH. T (Time) : dilakukan selama 31 Desember 2018 sampai 2 Januari
2019.
Diskusi : penerapan terapi kompres hangat dapat menurunkan
suhu tubuh pada anak demam typhoid yang mengalami hipertermia
pada pasien I dan II. Kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh
melalui proses evaporasi, dengan kompres hangat menyebabkan
suhu tubuh diluaran akan menjadi hangat sehingga suhu
akan menginterperensikan bahwa suhu diluaran cukup panas
akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu diotak P I C O T
dengan suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh darah tepi
dikulit melebar dam memahami vasodilatasi.
Review Jurnal 3
Citation : Wulandari dkk 2022
Judul : Efektifitas Kompres Hangat Terhadap Penurunan Suhu
Tubuh Pada Anak Dengan Typhoid.
Tujuan : Untuk mengidentifikasi keefektifan kompres hangat
terhadap penurunan suhu tubuh pada anak dengan thypoid P (population) : pasien anak dengan thypoid.
Metode : Studi literature review menggunakan quasi eksperimen I (Intervensi) : Kompres Hangat
dengan rancangan pre dan post test design. Compare (Intervensi Pembanding) : tidak ada
Hasil : didapatkan hasil bahwa nilai rata – rata suhu tubuh O (Outcome) : Hasil dalam penelitian ini adalah
sebelum dilakukan penerapan kompres hangat berkisar antara 37,8 didapatkan hasil bahwa nilai rata – rata suhu tubuh
– 39C. Rata – rata suhu tubuh setelah dilakukan kompres hangat sebelum dilakukan penerapan kompres hangat berkisar
berkisar antara 36-37C. antara 37,8 – 39C. Rata – rata suhu tubuh setelah
Diskusi : Dalam penelitian ini bahwa penerapan kompres hangat dilakukan kompres hangat berkisar antara 36-37C..
efektif untuk menurunkan suhu tubuh pada anak dengan typhoid T (Time) : dilakukan selama 5 hari.
dengan nilai p-value <0,05. Penerapan kompres hangat terhadap
penurunan suhu tubuh pada anak dengan thypoid sangat efektif dan
dapat diterapkan jika anak mengalami demam. Kompres hangat
memberikan sinyal hangat yang dapat menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah dan terjadi pengeluaran panas tubuh yang lebih
banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah P I C O T
perifer dan berkeringat.
Kesimpulan
Demam typhoid adalah penyakit infeksi bakteri yang menyerang system
pencernaan manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi dengan gejala demam
selama 1 minggu atau lebih disertai dengan gangguan saluran pencernaan dan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran. Gejala klinis demam typhoid yang terjadi ialah pada
anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-
rata 10-20 hari. Masa tunas tersingkat adalah 4 hari, jika infeksi terjadi melalui makanan.
Sedangkan, jika infeksi melalui masa tunas terlama berlangsung 30 hari. Selama masa
inkubasi, mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan yangtidak enak badan,
lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat,
Hii, any question

Anda mungkin juga menyukai