Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN TYPOID

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
1. NOVITA NURSOKHIBA ( A02019052)
2. NOWO SEPTIARSIH (A02019053)
3. NURLITA MUTIARA FLUORENSA ( A02019054)
4. PRATIWI DWI CAHYANINGRUM (A02019055)
5. RAHMAH SARASWATI MALONDA ( A02019056)
6. RETNO TRI WINARSIH ( A02019057)
7. RINA ISNAENI ATUS SANGADAH ( A02019058)
8. RIO RIAN RAMADHAN ( A02019059)
9. ROSINTA PERMADANI ( A02019060)
10. SANIA HUSNA SAPUTRI (A02019061)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Definisi
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran. (Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, 1993).

Etilogi
Salmonella typhii, basil Gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai sekurang - kurangnya empat macam antigen yaitu : antigen 0 (somatik), H
(flagella), Vi dan protein membran hialin. (Mansjoer, 2000).

Pathofisiologi
Kuman salmonella masuk bersama makanan atau minuman, setelah berada dalam usus
halus akan mengadakan invasi ke jaringan limfoid pada usus halus (terutama plak peyer) dan
jaringan limfoid mesentrika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis, kuman lewat
pembuluh limfe masuk ke darah (bakteremia primer) menuju organ retikuloendotelial sistem
(RES) terutama hati dan limpa. Pada akhir masa inkubasi 5 - 9 hari kuman kembali masuk ke
organ tubuh terutama limpa, kandung empedu ke rongga usus halus dan menyebabkan
reinfeksi di usus.
Dalam masa bakteremia ini kuman yang mengeluarkan endotoksin yang susunan
kimianya sama dengan somatik antigen (lipopolisakarida), yang semula di duga bertanggung
jawab terhadap terjadinya gejala - gejala dari demam tifoid.
Demam tifoid disebabkan karena salmonella typhosa dan endotoksinnya yang
merangsang sintesa dan pelepasan zat pirogen oleb leukosit pada jaringan yang meradang.
Selanjutnya beredar mempengaruhi pusat termoregulator di hipotalamus yang akhirnya
menimbulkan gejala demam. (Penyakit infeksi Tropik Pada Anak, 1993).
KASUS

Tn.A berusia 20 tahun datang ke rumah sakit karena sudah 4 hari yang lalu mengalami
demam yang tidak sembuh-sembuh. Pasien datang dengan diantar keluarganya dengan
keluhan panas, nyeri,pusing, mual muntah 3x, semula di rumah sudah diperiksakan ke mantri
setempat, tetapi karena panas lagi maka segera dibawa ke rumah sakit. Pasien mengalami
penurunan BB yang semula 55 kg menjadi 51 kg. TD: 120/80 mmHg, N : 120 x/menit, S :
39° C, RR : 24 x/menit

PENGKAJIAN

A. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Tn.A
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : banyumas
Pekerjaan :-
Pendidikan : SMA
Dx medis : Typoid
Penaggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : ibu dari pasien
1. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan panas sudah 4 hari, muntah 3x
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dengan diantar keluarganya dengan keluhan panas, pusing, mual muntah 3x,
semula di rumah sudah diperiksakan ke mantri setempat, tetapi karena panas lagi maka segera
dibawa ke rumah sakit.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini dan tidak pernah dirawat di rumah sakit,
hanya pilek atau batuk dan biasanya diperiksakan ke mantri setempat. Tidak ada riwayat
alergi.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti ini dan tidak ada penyakit herediter
yang lain.
B. Pengkajian Pola Fungsional Virginia Henderson
1. Bernafas dengan Normal
Sebelum sakit : pasien tidak mengalami sesak, bernafas dengan normal
Saat dikaji : pasien mengatakan tidak sesak nafas, RR 24 x/menit
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Makan 3 x sehari, dengan nasi, lauk dan sayur, makanan yang
tidak          disukai yaitu kubis dan yang paling disukai yaitu mie ayam. Minum 7 - 8
gelas sehari.
Saat dikaji : Makan 3x sehari, dengan diet bubur halus, hanya habis ¼ porsi,
karena lidahnya terasa pahit. Pasien makan dari tempat yang disediakan oleh rumah
sakit. Minum 7 - 8 gelas sehari.
3. Pola Eleminasi
Sebelum sakit: BAB 1 x sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning. BAK 3-4 x
sehari , warna kuning jernih.
Selama sakit:  selama 2 hari pasien belum BAB. BAK 3-4 x sehari, warna kuning
jernih
4. Pola Istirahat - Tidur
Sebelum sakit: pasien tidur pukul 22.00 WIB sampai jam 05.00 WIB. Kadang-kadang
terbangun untuk BAK. Pasien juga terbiasa tidur siang dengan waktu sekitar 2 jam.
Selama sakit : pasien susah tidur karena suasana yang ramai.
5. Pola Aktivitas
Sebelum sakit: pasien bermain dengan teman - temannya sepulang sekolah
Selama sakit: pasien hanya terbaring di tempat tidur.
6. Pola berpakaian
Sebelum sakit : pasien biasa ganti baju 1 x sehari sehabis mandi tanpa bantuan.
Saat dikaji : pasien memakai baju dengan bantuan keluarganya.
7. Pola personal hygine
Sebelum sakit : pasien biasa mandi 2 x perhari, sikat gigi 2x, Keramas 1 x dalam 3
hari tanpa bantuan.
Saat dikaji : pasien hanya diseka dan dibantu oleh keluarganya.
8. Temperatur Suhu
Sebelum sakit : pasien biasa menggunakan selimut jika kedinginan, suhu normal.
Saat dikaji : tubuh pasien teraba hangat,Suhu klien 39 0 C.
9. Rasa Aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien merasa nyaman ditengah – tengah keluarganya, di lingkungan
dan kondisi rumah juga membuat pasien merasa aman.
Saat dikaji : pasien kurang nyaman karena gejalanya
10. Kebutuhan spiritual
Sebelum sakit : pasien biasa solat 5 waktu seperti biasa.
Saat dikaji : pasien tidak bisa tepat waktu dalam memenuhi kebutuhan
spiritualnya.
11. Kebutuhan bekerja
-
12. Kebutuhan bermain
Sebelum sakit : pasien sering bermain bersama teman-temannya naik motor
Saat dikaji : pasien tidak bisa memenuhi kebutuhan bermainnya karena sakit, tidak
bisa beranjak dari tempat tidurnya
13. Kebutuhan Komunikasi
Sebelum sakit : pasien bisa berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa jawa.
Saat dikaji : pasien bicara dengan bahasa jawa dan bahasa Indonesia lancar, tapi
agak lemah.
14. Kebutuhan Belajar
Sebelum sakit : pasien sedikit mengetahui ttg penyakitnya
Saat dikaji : pasien mengetahui penyakitnya.
 

PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : pasien tampak lemah.
b. Kesadaran : composmentis.
c. Kepala : normochepalic, rambut  hitam, pendek dan lurus dengan penyebaran yang merata..
Tidak ada lesi.
d. Mata : letak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
e. Hidung : pernapasan tidak menggunakan cuping hidung, tidak ada polip, bersih.
f. Mulut    :  tidak ada stomatitis, bibir tidak kering.
- gigi       : kotor dan terdapat caries
- lidah     : kotor
g. Telinga : pendengaran baik, tidak ada serumen.
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
i. Dada : simetris, pernapasan vesikuler.
j. Abdomen : nyeri tekan pada epigastrium.
k. Ekstremitas :
- atas : tangan kanan terpasang infus dan aktifitasnya dibantu oleh keluarga.
- bawah : tidak ada lesi
l. Anus : tidak ada haemorroid.
m. Tanda - tanda Vital :
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi                : 120 x/menit
Suhu                : 39° C
Respirasi          : 24 x/menit
ANALISA DATA
DX TANGGAL DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI

1 30 agustus DS : Hipertermi Proses infeksi


2020 a. Pasien mengatakan samonella thypi
badannya terasa panas
b. Pasien rnengeluh pusing
DO:

a. Suhu 39°C

b. Nadi 120 x/ menit


c. Turgor sedang

2 30 agustus DO : Ketidakseimban Intake yang


Pukul gan nutrisi kurang
a. Pasien makan hanya habis
¼ porsi kurang dari

b. Muntah 3 x kebutuhan tubuh

c. Lidah kotor
d. Pasien tampak lemah
e. BB turun:
Sebelum sakit = 55 kg
Setelah sakit = 51 kg
DS :
a. Pasien mengatakan nafsu
makannya berkurang
b. Pasien mengatakan mual
c. Pasien. mengatakan
lidahnya terasa pahit
2 30-09-2020 DS: Nyeri akut Proses inflamasi

a. Pasien rnengeluh nyeri


b. Pasien mengatakan mual
DO:

a. Pasien tampak
meringis kesakitan jika
perutnya ditekan
b. Ekspresi wajah pasien
tegang

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Hipertermia b.d proses infeksi Salmonella thypi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yg kurang
3. Nyeri b.d proses inflamasi

INTERVENSI
No Dx Tujuan Intervensi
1 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan
M Mengobserfasi  tanda –
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 tanda vital
proses ifeksi jam diharapkan suhu tubuh          Pantau aktifitas kejang
salmonella thypi normal dengan indikator          Pantau hidrasi
Indikator Awal Target          Berikan kompres air biasa
Suhu 2 5    Pemberian terapi 0bat anti
Tubuh piretik sesuai program
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Kaji pola dan kebiasaan
keperawatan selama 2 x 24
nutrisi kurang dari makan
jam kebutuhan nutrisi
kebutuhan tubuh b.d terpenuhi dengan indikator:         Observasi adanya muntah
intake yg kurang          Menganjurkan keluarga
Indikator Awal Target
untuk memberi makanan
Asupan 2 4
dalam porsi kecil tapi sering
Makana
dan tidak merangsang
n
produksi asam
Rasio 2 4
        Memberikan terapi
BB
pemberian cairan dan nutrisi
sesuai program
   Memberikan terapi
pemberian anti emetik
sesuai program
3 Nyeri b.d proses Setelah dilakukan tindakan a.kaji tingkat nyeri
inflamasi keperawatan selama 2x24 intensitas dan skala nyeri
jam diharapkan nyeri b.jelaskan penyebab nyeri
berkurang,dengan indikator c.ajarkan teknik distraksi
Indikator Awal Target relaksasi(nafas dalam)
Nyeri yang 3 5 d.posisikan pasien
Dilaporkan senyaman mungkin
Ekspresi 3 5 e. kolaborasi dengan tim
Nyeri medis  pemberian obat
Wajah analgesik

IMPLEMENTASI
Tanggal No Dx Implementasi Respon pasien
30=08-20 1 Mengukur   tanda – tanda vital TD: 120/80 mmHg, N : 120
x/menit, S : 39° C, RR : 24
x/menit

Pasien
         tidak mengalami
kejang
Memantau  aktifitas kejang
Klien sedikit-sedikit mau
   
minum
       Menganjurkan  keluarga untuk
memberikan sedikit minum tapi
sering Pasien bersedia
        memberikan kompres dingin
Terapi diberikan
memberikan terapi sesuai program
31-08-20 1       Mengukur  kembali tanda – tanda Klien bersedia dan koperatif
vital
         Memantau  kembali aktifitas Pasien tidak mengalami
kejang
kejang
         Menganjurkan  kembali keluarga Klien sedikit-sedikit mau
minum
untuk memberikan sedikit minum
tapi sering
       memberikan kompres dingin
memberikan kembali terapi sesuai
Pasien sudah tidak
program dikompres
Terapi diberikan
30-0820 2 Mengkaji pola dan kebiasaan Klien makan hanya 1-3sdm
makan
        Mengobservasi  adanya muntah klien sudah muntah 1x
         Menganjurkan keluarga untuk
memberi makanan dalam porsi Ibu klien mengatakan
anaknya masih susah makan
kecil tapi sering dan tidak
merangsang produksi asam
         Memberikan terapi pemberian Infus terpasang
cairan dan nutrisi sesuai program
Memberikan terapi pemberian
Trapi diberikan
anti emetik sesuai program
31-08-20 Mengkaji kembali pola dan 1. Klien menghabiskan
kebiasaan makan ¼ porsi dari RS
       Mengobservasi  kembali adanya 2. Klien sudah tidak
muntah muntah terus
        Menganjurkan kembali pada 3. Klien terlihat makan
keluarga untuk memberi makanan biskuit,pisang
dalam porsi kecil tapi sering dan
tidak merangsang produksi asam
        Memberikan kembali terapi 4. Infus terpasang

pemberian cairan dan nutrisi


sesuai program
5. Terapi diberikan
Memberikan kembali terapi
pemberian obat anti emetik sesuai
program
30-08-20 Kaji skala nyeri Skala nyeri 4
Memberikan posisi yang nyaman. -
Mengajarkan teknik relaksasi Terlihat nyaman
Memberikan motivasi untuk
kompres air hangat pada bagian -
yang sakit
Memberikan terapi obat analgesik
-
31-08-20 3 kaji kembali skala nyeri Skala 1
Memberikan kembali posisi yang -
nyaman.
Mengajarkan lagi teknik relaksasi Pasien bersedia
Memberikan lagi motivasi untuk Paien bersedia dan kooperaif
kompres air hangat pada bagian
yang sakit
Memberikan kmbali terapi obat -

analgesik

EVALUASI

Hari / tanggal SOAP Ttd

Anda mungkin juga menyukai