Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

Diagnosa Demam Thypoid

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

Dosen pengampu:

Ns. Astuti Ardi Putri, M,Kep.

DISUSUN OLEH:

Nama : Siti Nurjannah

Nim : ( 2001011009 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

DHARMASRAYA

2021
DEMAM TYPHOID

1. Definisi
Demam thypoid ( enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu Minggu,
gangguan pada pencernaan,dan gangguan kesadaran.
Demam thypoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi
salmonella typhi.

2. Etiologi
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella typhi.bakteri
salmonella typhi adalah berupa basil garam negatif, bergerak dengan rambut getar,tidak
berspora,dan mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik yang terdiri atas zat
kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella), dan antigen VI. Dalam serum penderita,
terdapat zat ( aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41°C (optimum 37°C) pada pH
pertumbuhan 6-8. Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan,sistem imun yang rendah,
fese, urine, makanan/minuman yang terkontaminasi,fomitus dll.

3. Tanda dan gejala


Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa
tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan
jika melalui minuman yang terjadi 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan
gejala prodromal, perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing, dan tidak
bersemangat, kemudian disusul gejala klinis yg biasa ditemukan, yaitu:
1. Demam
Pada kasus yang khas,demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan
suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik
setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.
Dalam minggu suhu tubuh berangsur turun dan normal kembali.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah
( ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya
kemerahan. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan
limpa membesar disertai nyeri dan perdagangan.

3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang
terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat
mendapatkan pengobatan). Gejala lain yang juga dapat ditemukan pada punggung
dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik-bintik kemerahan karena
emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam
kadang-kadang ditemukan pula takikardi dan epistaksis.

4. Relaps
(Kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap
berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada Minggu kedua setelah suhu
badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. Menurut teori relaps terjadi
karena terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik
oleh obat maupun oleh zat anti.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA
DEMAM TYPHOID

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama pasien : An. A
Umur : 6 th
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : tebo
Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. B
Umur : 30 th
Jenis kelamin: perempuan
Alamat : tebo
Suku : Melayu
Agama : islam
Hubungan dengan pasien : ibu pasien

2. Status kesehatan saat ini


a) Keluha utama
Ibu pasien mengatakan demam selama 5 hari, bibir pecah-pecah dan ada
selaput kotor dalam mulut anaknya

3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu pasien dan pasien datang ke IGD rumah sakit pada tanggal 6 maret 2022
dengan keluhan demam selama 5 hari.pada saat anaknya demam tinggi Ibu pasien
memberikan obat Paracetamol , tetapi demam pasien tidak turun dan Ibu pasien
mengatakan anaknya susah BAB pada saat dilakukan pengkajian ibu pasien
mengatakan suhu tubuh anaknya semakin meningkat 39°C dan tampak menggigil,ibu
pasien mengatakan anaknya tiba-tiba muntah. Ibu pasien mengatakan anaknya sering
pusing kepala,ibu pasien mengatakan tubuh anaknya lemah dan tidak bersemangat,ibu
pasien mengatakan nafsu makan anaknya menurun,ibu pasien mengatakan anaknya
makan 3-5sedok sudah merasa kenyang klien mengatakan tidur nya terganggu BB
anaknya menurun, klien tampak lemah,letih lesu,klien tampak pucat,suhu tubuh pasien
tinggi, kulit klien tampak merah,klien tampak meringis, TTV TD:. N: 116x/i S:
38,5°C RR: 24x/i

b) Riwayat kesehatan Dahulu


Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mengalami penyakit seperti yang
diderita sekarang dan ibu pasien mengatakan waktu hamil dahulu sering melakukan
pemeriksaan dan tidak terdapat infeksi maupun penyakit lainnya.

c) Riwayat kesehatan keluarga


Ibu pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit yang
sedang diderita anaknya sekarang atau penyakit menular lainnya.

4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum :lemah
b. Tingkat kesadaran : composmentis
c. TTV
TD :
N : 116x/i
S : 39°C
RR : 24x/i
Pemeriksaan head toe toe
1) Kepala
Insfeksi : kebersihan kurang, warna rambut hitam, tidak ada ketombe
Palpasi : tidak ada benjolan
2) Wajah
Insfeksi : simetris kiri dan kanan
3) Mata :
Insfeksi : sclera putih, knjungyiva merah muda
4) Telinga
Insfeksi : tidak ada serumen, simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada benjolan
5) Hidung
Insfeksi : terdapat secret
Palpasi : tidak ada nyeri, benjolan
6) Mulut
Insfeksi : bibir kering, lidah kotor, mukosa kering
7) Leher
Insfeksi : tidak ada distensi vena jugularis
Palpasi : tidak ada pembesaranfirgio, kelenjar limfe
8) Dada
Insfeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : taktil fremitus teraba
Perkusi : redup pada daerah jantung
Auskultasi : tidak ada bunyi
9) Perut
Auskultasi : terdengar bising usus
Insfeksi : tidak ada asites
Palpasi : lemas
Perkusi : splenomegaly
10) Ekstremitas
Atas : pergerakan baik kiri dan kanan
Bawah : pergerakan baik kiri dan kanan
11) Kulit : kuning langsat, akral teraba pedas
5. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


1. ibu pasien mengatakan suhu 1. Pasien tampak lemas
tubuh anaknya semakin 2. Pasien tampak lesu
meningkat dan menggigil 3. Pasien tampak pucat
2. ibu pasien mengatakan anaknya 4. Suhu tubuh pasien tinggi
tiba-tiba muntah 5. Kulit pasien tampak merah
3. ibu pasien mengatakan anaknya 6. TTV
sering pusing kepala TD :
4. ibu pasien mengatakan tubuh S : 39°C
anaknya lemah dan tidak N : 116 x/i
bersemangat RR : 24x/i
5. ibu pasien mengatakan blnafsu
makan anaknya menurun
6. ibu pasien mengatakan makan
3-5 sendok sudah kenyang
7. ibu pasien mengatakan anaknya
sering terjaga malam-malam
8. ibu pasien mengatakan berat
badan anaknya menurun
5. Analisa Data

Data Etiologi Problem


Ds. Proses penyakit (mis. Infeksi) Hipertermia
1. Ibu pasien mengatakan
anaknya demam sudah
5 hari
2. Ibu pasien mengatakan
tubuh anaknya lemah
dan tidsk bersemangat
3. Ibu pasien mengatakan
suhu tubun anaknya
semakin meningkat

Do.
1. Pasien tampak pucat
2. Kulit pasien tmapak
merah
3. Suhu tubuh pasien
tinggi
4. TTV
TD :
N : 116x/i
S : 39°C
RR : 24x/i
Ds. Ketidakmampuan mencerna Deficit nutrisi
1. Ibu pasien mengatakan makanan
nafsu makan anaknya
menurun
2. Ibu pasien mengatakan
anaknya makan 3-5
sendok sudah kenyang
3. Ibu pasien megatakan
anaknya tiba-tiba
muntah

Do.
1. Pasien tmapak lemah
2. Pasien tampak lesu

B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (mis. Infeksi) ditandai dengan ibu
pasien mengatakan suhu tubuh meningkat
2. Deficit nutisi berhubungan dengan ketdakmampuan mencerna makanan ditandai dengan
ibu pasien mengatakan nafsu makan anaknya menurun

C. Intervensi keperawatan

SDKI SLKI SIKI


Suhu tubuh meningkat di Tujuan: Observasi:
atas rentang normal tubuh Setelah dilakukan tindakan  Monitor suhu sampai
keperawatan selama 3x24 stabil
jam ibu pasien mengalami  Monitor tekanan
hipertermia b/d proses tubuh
penyakit membaik dengan  Monitor warna
KH: dankulit tubuh
 Suhu tubuh membaik  Monitor dan catat
(5) tanda dan gejala
 Suhu kulit membaik hipotermia dan
(5) hipertermia
 Ventilasi membaik Terapeutuk
(5)  Pasanng alat
 Tekanan darah pemantau suhu
membaik (5)  Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi
yang adekuat
 Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
 Jelaskan cara
pencegahan hipotermi
karena terpapar udara
dingin
Kolabrasi
 Kolabrasi pemberian
antipiretik

Asupan nutrisi tidak cukup Tujuan: Observasi


untuk memenuhi kebutuhan Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi status
metabolisme keperawatan selama 3x24 nutrisi
jam pasien mengalami deficit  Identifikasi makanan
nutrisi b/d ketidakmampuan yang disukai
mencerna makanan.  Identifikasi kebutuhan
Membaik dengan KH: kalori dan jenis nutrisi
 Nafsu makan  Monitor asupan
membaik (5) makanan
 Berat badan membaik  Monitor berat badan
(5) Terapeutik
 Sajikan makanan
secara menarikdan
sushu yang sesuai
 Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan
Edukasi
 Anjurkan posisi
duduk
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan

D. Implementasi keperawatan

No. Tgl/hari/jam diagnosa implementasi Evaluasi


1 11/jumat/13.00 Hipertermia Observasi: S: ibu pasien
berhubungan  Memonitor suhu mengatakan
dengan proses sampai stabil suhu tubuh
penyakit (mis.  Memonitor tekanan anaknya mulai
Infeksi) tubuh menurun
 Memonitor warna
dankulit tubuh O: pasien

 Memonitor dan tampak mulai

catat tanda dan ceria


gejala hipotermia
dan hipertermia A: masalah
Terapeutuk teratasi
 memasang alat
pemantau suhu P: intervensi

 meningkatkan dihentikan

asupan cairan dan


nutrisi yang
adekuat
 mesesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
 menjelaskan cara
pencegahan
hipotermi karena
terpapar udara
dingin
Kolabrasi
 mengkolabrasi
pemberian
antipiretik

2 11/jumat/13.00 Deficit nutisi Observasi S: ibu pasien


berhubungan  mengidentifikasi mengatakan
dengan status nutrisi anaknya sudah
ketdakmampuan  mengidentifikasi mau makan
mencerna makanan yang walaupun
makanan disukai sedikit
 mengidentifikasi
kebutuhan kalori O: pasien

dan jenis nutrisi tampak mau

 Memonitor asupan makan lagi


makanan
A: masalah
 Memonitor berat teratasi
badan
Terapeutik P: intervensi

 menyajikan dihentikan

makanan secara
menarikdan sushu
yang sesuai
 memberikan
makanan tinggi
kalori dan tinggi
protein
 memberikan
suplemen
makanan
Edukasi
 mengnjurkan posisi
duduk
Kolaborasi
 mengkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang
dibutuhkan

E. evaluasi

No. Tgl/hari/jam diagnosa evaluasi


1 11/jumat/13.00 Hipertermia berhubungan dengan S: ibu pasien
proses penyakit (mis. Infeksi) mengatakan suhu
tubuh anaknya mulai
menurun
O: pasien tampak
mulai ceria

A: masalah teratasi

P: intervensi
dihentikan
2 11/jumat/13.00 Deficit nutisi berhubungan dengan S: ibu pasien
ketdakmampuan mencerna mengatakan anaknya
makanan sudah mau makan
walaupun sedikit

O: pasien tampak
mau makan lagi

A: masalah teratasi

P: intervensi
dihentikan

Anda mungkin juga menyukai