Anda di halaman 1dari 29

Departemen Keperawatan Dasar Profesi (KDP)

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSA MEDIS FEBRIS PADA Ny.S


DI RUANGAN BEDAH (BAJI ADA)
RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

OLEH
ARHAM, S.Kep
17.04.055
CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
T.A 2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS
A. KONSEP MEDIS
1.Definisi
Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di
hipotalamus (Corwin, Elizabeth J, 2000).Dikatakan demam jika suhu orang
menjadi lebih dari 37,5 ºC (Oswari, E, 2006). Demam terjadi karena
pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang
oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu
infeksi (Noer, Sjaifoellah,2004).

Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya


vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan
pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena
meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan
produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan
maka rasa demam bertambah pada pasien.

2. Tipe-tipe Demam

1. Demam Septik

Pada demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali
pada mlam hari dan turun kembali ketingkat yang diatas normal pada pagi
hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam Remiten

Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat
dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhuyang dicatat
pad demam septic.

3. Demam Intermiten

Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ketingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari
sekali, disebut tersiana dan bila terjadi duahari bebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.

4. Demam Kontinyu

Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menrus tinggi sekali
disebut hiperpireksia.

5. Demam Siklik

Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari
ayng diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

B. Etiologi

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan


toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga gangguan
pada pusat regulasi suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada
dasarnya untuk mencapai diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:
ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan
fisik, observasi perjalanan penyakit, dan evaluasi pemeriksaan laboratorium
serta penunjang lain secara tepat dan holistic.

Beberapa hal khusus prlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam serta keluhan dan
gejala lain yang menyertai demam.

Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang


pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dengan suhu
badan diatas 38,3 ºC dan tetap belum ditemukan penyebabnya walaupun
telah diteliti ssatu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana
laboratorium dan penunjang lainnya.

C. Patofisiologi

Dengan adanya peningkatan titik patokan tersebut, maka hipotalamus


mengirim sinyal untuk menaikkan suhu tubuh. Tubuh berespon dengan
menggigil dan peningkatan metabolisme basal.
Demam timbul sebagai respon terhadap pembentukkan interleukin-1, yang
disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neurofil aktif,
makrofag, dan sel- sel yang mengalami cedera. Interleukin-1 tampakanya
menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin, yang merangsang
hipotalamus.

D. Pemeriksaan Penunjang
a. Sebelum meningkat ke pemeriksaan- pemeriksaan yang mutakhir, yang
siap tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atu
scanning, masih pdapat diperiksa bebrapa
b. uji coba darah,contoh pada demam dengue terdapat leucopenia pada hari
ke-2 atau hari ke-tiga pada DBD di jumpai trombositopenia dan
hemokonsentrasi.Masa pembekuan masih normal,masa pendarahan
biasanya memanjang,dapat di temukan penurunan factor II,V,VII,IX,dan
XII pada pemeriksaan kimia darah tampak
hipoproteinemia,hiponatremia,hipokloremia.SGOT,serum glutamit
piruvat (SGPT).ureum,dan pH darah mungkin meningkat reverse alkali
menurun.
c. Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis
dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai.
Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau
limfangiografi.

E. Penatalaksanaan Therapeutik

1. Antipiretik

2. Antibiotik

3. Hindari kompres aklohol dan air es.


ASUHAN KEPERAWATAN

Kelompok : IIA Waktu pengkajian : 07.30 WITA

Ruangan : K3 baji ada Tanggal pengkajian : 13 Maret 2018

1. IDENTITAS
a. KLIEN
1) Nama : Ny.S
2) Tempat/tanggal lahir (umur) : 17 Tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Status perkawinan : Belum menikah
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMA
7) Pekerjaan : Pelajar
8) Alamat : JL. kecapi Blok/V/No.D/2
9) Bahasa yang digunakan : Indonesia
10) Tanggal masuk RS : 05 Maret 2018
11) Rekam Medis : 35.99.74
12) Diagnosa Medik : FEBRIS + DHF
b. PENANGGUNG JAWAB
1) Nama : Asiah ilyas
2) Umur : 40 tahun
3) Pendidikan : sarjana ekonomi
4) Pekerjaan : PNS
5) Alamat : jl.kecapi.Blok/V/N0.D/2
6) Hubungan dengan klien : Anak
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Pasien
Riwayat Penyakit Sekarang

1) Keluhan utama : Demam


2) Kronologi penyakit saat ini
Keluarga pasien mengatakan kalau selain demam pasien juga selalu munta
ketika ada makan yang masuk kedalam perutnya dan juga mengatakan
nafsu makannya menurun.
3) Pengaruh penyakit terhadap pasien
Selama di rawat di RS pasien mengatakan merasa susah melakukan
aktivitas fisik seperti biasanya karena status penyakitnya, dan ingin cepat
kembali beraktivitas seperti biasa.
4) Yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan
Pasien berharap mendapatkan pelayanan yang utama agar dia bisa cepat
sembuh dari kondisinya saat ini.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit Yang Pernah Dialami :
a) Kanak-kanak : Tidak pernah.
b) Kecelakaan : tidak pernah
c) Pernah dirawat: tidak pernah
d) Operasi : tidak pernah
e) Alergi : Tidak pernah
2) Imunisasi : Keluarga pasien mengatakan pasien melakukan
imunisasi.
3) Kebiasaan : Tidak ada.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga

1972

17

keterangan :

: laki-laki

: Perempuan

: Sudah meninggal

: Garis keturunan

: Pasien

Generasi I : kake dan nenek dari ayah dan ibu sudah meninggal karena tidak
diketahui penyebabnya.

Generasi II : Bapak dan ibu pasein masih hidup dan merupakan anak
tunggal,tidak ada riwayat penyakit yang sama pada generasi ke dua

Generasi III : pasien saat ini berumur 17 tahun sedang di rawat dengan demam
sudah 5 hari,pasien merupakan anak tunggal.keluarga pasien dalam
keadaan sehat,pasien tinggal bersama kedua orang tuanya.
c. Pengkajian Biologis
1) Rasa Aman Dan Nyaman

No Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Provokatif Tidak ada penyakitnya

Klien mengatakan

2. Quality Tidak ada terasa seperti


tertusuk-tusik

Perut bagian kiri


3. Region Tidak ada bawah

4. Skala seviritas Tidak ada 3

Saat klien merasa


5. Timing Tidak ada mual muntah

Nyeri
6 mengganggu Tidak mengganggu Tidak

aktivitas
Yang dilakukan
untuk Tidak ada
7 Tidak ada
mengurangi/meng
hilangkan nyeri
Yang digunakan
8 untuk mengurangi Tidak ada Tidak ada

nyeri efektif
Riwayat Tidak ada
9 Tidak ada
pembedahan
2) Aktifitas Istirahat – Tidur
Aktifitas

No Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Kegiatan olahraga Jarang Tdk ada kegiatan

Menggunakan alat
2. bantu dalam Tidak Tidak ada
aktivitas

3 Gangguan aktivitas Tidak ada Tidak ada

Pasien
Berapa lama melakukan
melakukan aktivitas aktivitas perhari
4 Tidak ada
sehari dan jam ± 10 jam, mulai
berapa mulai kerja kerja jam 08.00-
17.00
5 Ketrampilan khusus Tidak ada Tidak ada

Dalam melakukan
Aktivitas fisik saat
6 Tidak ada setiap aktivitas
ini
selalu mandiri
Istirahat

No Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit

Siang ± 1 jam
Kapan dan berapa Siang ± 1 jam, Dan malam tidak
1. lama waktu dan malam ± 7 teratur jam tidurnya
beristirahat jam dalam sehari hanya 5
jam waktu tidurnya

Kegiatan untuk Berkumpul


2. dengan keluarga Menonton TV
mengisi waktu luang
dan rekreasi
Menyediakan waktu
3 Tidak Tidak
khusus untuk istirahat

Pengisian waktu luang


4 Tidak ada Tidak ada
sesuai hoby

5 Istirahat klien saat ini Teratur Tidak teratur

Tidur

No Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Waktu tidur
a. Lama tidur perhari 8 jam/hari (23.00- Siang ± 1 jam
05.00) Dan malam tidak
ada teratur jam tidurnya
b. Kebiasaan
Tidak teratur
pengantar tidur
tidak ada kebiasaan Sulit tidur karena
c. Kebiasaan saat tidur
Tidak ada keluhan sakit yang dirasakan
d. Kesulitan dalam Ya
Tidur: Tidak ada keluhan Ya
1) Menjelang tidur Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2) Sering/mudah
terbangun Tidak ada keluhan
3) Merasa tidak
puas setelah
bangun tidur

Cairan

No Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit

Banyaknya pasien
1. ± 3 liter/hari ± 750 ml/hari
minum perhari

Minuman yang disukai


2. dan yang biasa I Air Mineral
diminum klien

Minuman yang
3 Tidak ada Tidak ada
disukai/dipantang

Kebiasaan minum
4 Tidak ada Tidak ada
alcohol

Pola pemenuhan cairan


5 Tidak ada Tidak ada
perhari

Program pembatasan
6 Tidak ada Tidak ada
cairan
Pola nutrisi

No Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jenis Makanan Nasi & lauk pauk Makan sesuai di RS

Pola pemenuhan nutrisi Tidak ada, dan


2 klien, berapa kali kebiasaan makan 3x perhari

perhari 3x perhari

Semua jenis Semua jenis


3 Makanan yang disukai makanan
makanan

Makanan yang tdk Tidak ada


4 tidak ada
disukai
Keluarga pasien Keluarga klien
mengatakan mengatakan pasien
5 Minum pasien sering jarang minum sekitar
minum ± 3 ± 250 ml/hari
liter/hari

6 Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada

7 Nafsu makan Baik Kurang/malas

8 Riwayat alergi makanan Tidak ada Tidak ada

9 Kesulitan menelan Tidak ada Tidak ada

10 Alat bantu dalam makan Tidak ada Tidak ada

11 Gangguan pencernaan Tidak ada Tidak ada

Kondisi gigi klien, Gigi masih Gigi lengkap (gigi


12
jumlah gigi, gigi palsu lengkap dan dan kekuatan gigi
dan kekuatan gigi kekuatan gigi masih baik
masih baik
Riwayat pembedahan
dan pengobatan yang Tidak ada
13 Tidak ada
berkaitan dengan
13ectum pencernaan

Eliminasi Urine Dan Feses


Eliminasi Feses Dan Urine

No Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Buang Air Besar

a. Pola dalam defekasi


3x
1) Frekuens
Pagi, malam hari Selama klien masuk
2) Waktu
Kecoklatan rumah sakit klien
3) Warna
belum perna BAB
4) Konsistensi Padat
b. Kebiasaan Tidak pernah
Tidak pernah
menggunakan obat
pencahar
c. Kesulitan dalam BAB

Tidak pernah BAB


d. Usahan yang Tidak ada
selama sakit
dilakukan klien untuk kesulitan BAB

mengatasi masalah Tidak ada


Tidak ada

e. Penggunaan alat
bantu untuk defekasi
Tidak ada

Tidak ada

2. Buang Air Kecil

a. Pola BAK
± 3 kali sehari > 3 kali sehari
1) Frekuensi
Seperti kuning Kuning jernih
2) Warna
jernih
Pesing Pesing
3) Bau
Tidak ada Tidak ada.

4) Keluhan lain Tidak ada Tidak ada

b. Riwayat pembedahan Tidak ada Tidak ada

c. Penggunaan alat
bantu dalam miksi
Kebutuhan Oksigenasi Dan Karbondioksida
1) Pernapasan
a) Kesulitan bernapas :
Klien tidak mengalami kesulitan bernapas, bunyi napas
bronkovesikuler dan tidak terjadi dyspnue
b) Klien tidak menggunakan alat bantu pernapasan
c) Pasien mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler
d) Klien biasa merokok dan tidak pernah menggunakan obat untuk
melancarkan pernapasan
e) Klien tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan dan debu.
f) Klien tidak pernah dirawat dengan gangguan pernapasan
g) Klien tidak memiliki riwayat gangguan pernapasan.
2) Kardiovaskular
a) Klien mengatakan tidak mudah lelah (-)
b) Tidak ada keluhan jantung berdebar-debar, nyeri dada dan rasa berat
didada(-)
c) Klien tidak menggunakan alat pacu jantung(-)
d) Klien tidak memiliki riwayat penyakit jantung(-)
3) Personal hygiene
a) Pola personal hygiene klien : selama di rawat klien berlumperna mandi
hanya sekedar sikat gigi saja
b) Selama dirawat klien belum pernah mandi
4) Sex
a) Selama sakit klien mengalami gangguan sex(-)
b) Penyakit sekarang mengganggu fungsi seksual (-)
c) Jumlah anak : -
d. Pengkajian psikososial dan spiritual
1) Pola 15ectu dan persepsi
a) Alat bantu yang digunakan : Pasien tidak menggunakan alat bantu
b) Kesulitan yang dialami : Pasien tidak mempunyai kesulitan
2) Persepsi Sendiri
a) Hal yang amat dipikirkan saat ini : Keluarga pasien menerima kondisi
sakit pada keluarganya.
b) Harapan setelah perawatan : Keluarga pasien berharap setelah dirawat
di RSUD Labuang Baji Makassar dan menjalankan pengobatan pasien
dapat sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasanya.
c) Perubahan setelah sakit : Keluarga pasien berharap ada perubahan pada
pasien dan mampu beraktivitas seperti sebelum sakit.
3) Suasana hati : Keluarga pasien merasa ikhlas selama pasien sakit.
Rentang Perhatian : Terarah dan 15ectu.
4) Hubungan / Komunikasi
a) Tempat tinggal
Bersama keluarga, yaitu pasien tinggal bersama ibu dan dan ayahnya
b) Bicara
Kooperatif
Bahasa utama: Bahasa Indonesia.
c) Kehidupan keluarga
Adat istiadat yang dianut : Pasien menganut adat istiadat Toraja
Endrekang
Pembuat keputusan keluarga : Pasien sebagai kepala keluarga
Pola komunikasi : Komunikasi pasien setiap hari bersama keluarga
menggunakan Bahasa Indonesia
d) Kesulitan dalam hubungan keluarga
Tidak ada kesulitan berkomunikasi dengan keluarganya
5) Pertahanan koping
a) Pengambilan keputusan : Dibantu keluarga.
b) Yang ingin di rubah dalam kehidupan: Keluarga pasien mengatakan
kedepannya ingin menjaga kondisi pasien agar tidak sakit lagi.
c) Yang dilakukan jika stress: Mencari pertolongan.
d) Apa yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman : Keluarga
pasien mengatakan tindakan keperawatan yang tepat dan segera.
6) Sistem nilai dan kepercayaan
a) Siapa atau apa sumber kekuatan : Keluarga pasien mengatakan adalah
keluarga sumber kekuatan yang utama.
b) Apakah Allah, agama, kepercayaan penting bagi anda : Keluarga pasien
mengatakan iya.
c) Kegiatan agama yang di lakukan : tidak ada kegiatan agama
d) Kegiatan agama / kepercayaan yang ingin dilakukan di RS : Keluarga
pasien dzikir untuk mendoakan pasien agar pasien dapat sembuh
7) Tingkat Perkembangan
Usia : 17 tahun.
3. PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : GCS 15 ( E4M6V5) composmentis
2) Keadaan Umum : Lemah
3) Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg.
HR : 84 x/I
T : 39 °C.
RR : 24 x/i
4) Pertumbuhan fisik :
TB : 175 cm
BB : 60 kg
5) Keadaan kulit :
Warna : sawo matang.
Tekstur kulit : Lentur
Kelainan kulit : Tidak ada
b. Pemeriksaan Cepalo Kaudal
Pengkajian head to toe
1) Kepala
a) Bentuk : mesonchepal, tidak ada benjolan
b) Penyebaran dan keadaan rambut : merata dan sedikit kotor
c) Kulit kepala : tidak teraba benjolan, lesi, dan tidak ada nyeri
tekan
d) Mata : simetris, Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
Pupil
reflek terhadap cahaya
e) Hidung : tampak simetris, tidak ada pengeluaran pada
hidung,
tampak lesi.
f) Telinga : tidak terdapat masalah pada telinga

g) Mulut dan gigi : klien mampu berbicara dengan jelas, bibir tampak
lembab,

dan tampak luka bakar dibagian tepi bibir


2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
3) Dada
a) Inspeksi
(1) Bentuk dada : ekspansi dada simetris
(2) Kelainan bentuk : tidak ada kelainan bentuk
(3) Retraksi otot dada : tidak terdapat retraksi otot dada
b) Palpasi : tidak terdapat nyeri
c) Perkusi : tidak ada gangguan
d) Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
4) Abdomen
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada benjolan pada abdomen
Perkusi : tidak ada gangguan
Auskultasi : peristaltic usus 10x/menit
5) Genetalia, anus dan 18ectum
Inspeksi : tidak terpasang alat bantu
Palpasi : tidak dikaji
6) Ekstremitas
Inspeksi : ekstermitas atas dan bawah tampak simetris
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada ekstremitas bawah sebelah
kiri
Kekuatan otot : 4 5
5 5
ROM : tidak ada aktivitas terbatas hanya terpasang infuse di
tangan sebelah kanan.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
5. Laboratorium : darah lengkap
Hasil lab :
WBL : 6000 HCT : 42,2%
RBC : 4.880.000 titer : O (-)
HB : 14,5 titer : 1/80
6.
7. TERAPI YANG DILAKUKAN
a. Alat-alat kesehatan yang digunakan : Terpasang infuse Ringer Laktat 20 tts /
menit terpasang di tangan bagian dextra (kanan)
b. Obat-obatan
Nama obat Pemberian Dosis
cefriaxone Intravena 1 gr/12 j
PCT tab 3x1
Ranitidine tab 2x1
Cetepain intravena ½ btl/mp
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN


DS :
1. Pasien mengatakan merasa panas
dan badannya rasa panas
2. Keluarga pasien mengatakan Hipertermi b/d proses penyakit
pasien sering berkeringat
DO :
1. Pasein Nampak berkeringat
2. Kulit klien teraba panas
Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg.
HR : 84 x/I
T : 39 °C.
RR : 24 x/i

DS :
1. Keluarga pasien mengatakan
sering mersa kepanasan Ketidakefektifan Termoregulasi b/d fluktuasi
2. Kelurga pasien mengatakan suhu lingkungan
kalau malam hari dememnya
turun dan di pagi hari
demamnya naik lagi
DO :
1. Pasien Nampak gelisa
Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg.
HR : 84 x/I
T : 39 °C.
RR : 24 x/i

DS :
1. Keluarga pasien mengatakan
kalau pasien malas makan
2. Keluarga pasien mengatkan Ketidakeseimbangan Nutrisi Kurang Dari
setiap pasien mau makan Kebutuhan Tubuh b/d intake yang kurang
pasti mual munta diaporesis
3. Keluarga pasien mengatakan
porsi mknnya sedikit saja.
DO :
1. pasien Nampak mual munta
saat mau makan
2. pasien Nampak nasi masih
banyak tersisa.
INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSE KEPERAWATAN TUJUAN DAN CRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN


Hipertermi b/d proses penyakit Thermoregulation NIC
Criteria : NOC Faver treatment:
 Suhu tubuh dalam rentang normal 1. Monitoring suhu sesering mungkin
 Nadi dam RR dalam rentang normal 2. Monitoring warna dan suhu kulit
 Tidak ada perubahan warna kulit dan 3. Berikan kompres air hangat
tidak ada pusing Temperature regulation :
1. Monitoring tanda-tanda hipertermi
2. Selimuti pasien untuk mencegah hiangnya
kehangatan tubuh
Vital sign monitoring :
1. Monitoring TD,nadi,suhu,dan RR
Ketidakefektifan Termoregulasi b/d NOC : NIC
fluktuasi suhu lingkungan  Hidration Temperature regulation (pengaturan suhu )
 Risk control 1. Monitoring suhu tiap 2 jam
 Risk detection 2. Rencanakan monitoring suhu yang kontinyu

Criteria Hasil : 3. Anjurkan pada pasien cara mencegah keletiahan


akibat panas
1. Keseimbangan antara produksi panas
yang di terima dan kehilangan panas
2. Temperature stabil : 36oc-37oc
3. Tidak ada kejang
4. Pengembalian risk :hipertermi
Ketidakeseimbangan Nutrisi Kurang NOC NIC
Dari Kebutuhan Tubuh b/d intake Nutritional status Nutrition management
yang kurang diaporesis Nutrient intake 1. Kaji adanya alergi makanan
Criteria hasil : 2. Monitoring mual muntah
1. Berat badan dan tinggi badan yang ideal 3. Monitoring turgor kulit
2. Tidak terjadi penururan BB yang berarti
3. Menunjukan peningkatan fungsi
pengecapan dari menelan
Departemen Keperawatan Dasar Profesi (KDP)

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN


“HIPERTERMIA” PADA Ny.S
DI RUANGAN BEDAH (BAJI ADA)
RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

OLEH
ARHAM, S.Kep
17.04.055
CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
T.A 2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR RASA
NYAMAN “HIPERTERMIA”
A. Definisi

Hipertermia adalah keadaan dimana seseorang mengalami kenaikan suhu


tubuh terus menerus lebih tinggi dari 37,5◦C. Demam adalah suhu tubuh seseorang di
atas 37,5◦C yang di ukur dibawh kondisi istirahat,Suhu tuuh adalah perbedaan antara
jumlah panas yang diproduksi oleh jumlah panas yang hilang kelingkungan keluar.

B. Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu . zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut
pirogen . zat pirogen ini dapat berupa protein , pecahan protein , dan zat lain .
terutama toksin polisakarida , yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan
sakit .Proses infeksi,luka pada sistem saraf,reaksi pada obat-obatan

C. Patofisiologi (pathway)
Infeksi agent toxius Monocytes macrophages Pyrogenik cytokines
mediator of inflamasi IL,I,TNF,IL-6,IFNs
Endothel cell other cell types

Eleveted thermoregulatory PGE2 Anterior hyphotalamus


heat point

t
Heat conservation heat Fever Hipertermi Metabolism basal meningkat
prodiction

Ketidakefektifan O2 ke otak menurun Ketidak seimbangan nutrisi


termogulasi kurang dari kebutuhan tubuh
D.. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala awal hipertermia adalah
1. Suhu tinggi 37.80C (1000F) peroral atau 38.80C (1010F)
2. Taki kardia
3. Kulit kemerahan
4. Hangat pada sentuhan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
8. Kulit memerah

1. Proses Terjadi
a). Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)
1. Peningkatan denyut jantung
2. Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan
3. Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4. Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi
5. Merasakan sensasi dingin
6. Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi
7. Rambut kulit berdiri
8. Pengeluaran keringat berlebihan
9. Peningkatan suhu tubuh
b). Fase II: proses demam :
1. Proses menggigil lenyap
2. Kulit terasa hangat / panas
3. Merasa tidak panas atau dingin
4. Peningkatan nadi dan laju pernafasan
5. Peningkatan rasa haus
6. Dehidrasi ringan hingga berat
7. Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf
8. Lesi mulut herpetik
9. Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )
10. Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme
protein
c.) Fase III: pemulihan :
1. Kulit tampak merah dan hangat
2. Berkeringat
3. Menggigil ringanKemungkinan mengalami dehidrasi
Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi dalam diri manusia
bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini, terjadi pelepasan interleukin-1
yang akan mengaktifkan sel T. suhu tinggi (demam) juga berfungsi
meningkatkan keaktifan (kerja) sel T dan B terhadap organisme pathogen.
Namun konsekuensi demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan
demam (peningkatan suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme
menimbulkan konsekuensi berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh,
peningkatan metabolisme, juga peningkatan kadar sisa metabolisme. Selain itu,
pada keadaan tertentu demam dapat mengaktifkan kejang.
E. Kemungkinan komplikasi
a. Insomnia yaitu sulit tidur
b. Inomnia pimer
c. Penderita dapat tidur bahkan sampai mendengkur,tetapi tidak bisa menikmati
tidur
d. Insomnia sekunder penyakit organik
e. narkolapsi : penderita dapat tertidur pada setiap saat jika mendapatserangan
tidur
f. night terroris : mimpi buruk pada saat tidur (biasanya teriak-teriak, pucat)
g. nokturnal enurisis : ngompol pada saat tidur
h. bruxisme: menggesek-gesekkan gigi geraham pada saat tidur.

F. Penatalaksanaan
a. memberi obat parasetamol
b. memberi kompres air hangat
c. memberi kompres air dingin

Anda mungkin juga menyukai