LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH
ARHAM, S.Kep
17.04.055
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
2. Tipe-tipe Demam
1. Demam Septik
Pada demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali
pada mlam hari dan turun kembali ketingkat yang diatas normal pada pagi
hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2. Demam Remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat
dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhuyang dicatat
pad demam septic.
3. Demam Intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ketingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari
sekali, disebut tersiana dan bila terjadi duahari bebas demam diantara dua
serangan demam disebut kuartana.
4. Demam Kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menrus tinggi sekali
disebut hiperpireksia.
5. Demam Siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari
ayng diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
B. Etiologi
Beberapa hal khusus prlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam serta keluhan dan
gejala lain yang menyertai demam.
C. Patofisiologi
D. Pemeriksaan Penunjang
a. Sebelum meningkat ke pemeriksaan- pemeriksaan yang mutakhir, yang
siap tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atu
scanning, masih pdapat diperiksa bebrapa
b. uji coba darah,contoh pada demam dengue terdapat leucopenia pada hari
ke-2 atau hari ke-tiga pada DBD di jumpai trombositopenia dan
hemokonsentrasi.Masa pembekuan masih normal,masa pendarahan
biasanya memanjang,dapat di temukan penurunan factor II,V,VII,IX,dan
XII pada pemeriksaan kimia darah tampak
hipoproteinemia,hiponatremia,hipokloremia.SGOT,serum glutamit
piruvat (SGPT).ureum,dan pH darah mungkin meningkat reverse alkali
menurun.
c. Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis
dengan lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai.
Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau
limfangiografi.
E. Penatalaksanaan Therapeutik
1. Antipiretik
2. Antibiotik
1. IDENTITAS
a. KLIEN
1) Nama : Ny.S
2) Tempat/tanggal lahir (umur) : 17 Tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Status perkawinan : Belum menikah
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMA
7) Pekerjaan : Pelajar
8) Alamat : JL. kecapi Blok/V/No.D/2
9) Bahasa yang digunakan : Indonesia
10) Tanggal masuk RS : 05 Maret 2018
11) Rekam Medis : 35.99.74
12) Diagnosa Medik : FEBRIS + DHF
b. PENANGGUNG JAWAB
1) Nama : Asiah ilyas
2) Umur : 40 tahun
3) Pendidikan : sarjana ekonomi
4) Pekerjaan : PNS
5) Alamat : jl.kecapi.Blok/V/N0.D/2
6) Hubungan dengan klien : Anak
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Pasien
Riwayat Penyakit Sekarang
1972
17
keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: Sudah meninggal
: Garis keturunan
: Pasien
Generasi I : kake dan nenek dari ayah dan ibu sudah meninggal karena tidak
diketahui penyebabnya.
Generasi II : Bapak dan ibu pasein masih hidup dan merupakan anak
tunggal,tidak ada riwayat penyakit yang sama pada generasi ke dua
Generasi III : pasien saat ini berumur 17 tahun sedang di rawat dengan demam
sudah 5 hari,pasien merupakan anak tunggal.keluarga pasien dalam
keadaan sehat,pasien tinggal bersama kedua orang tuanya.
c. Pengkajian Biologis
1) Rasa Aman Dan Nyaman
Klien mengatakan
Nyeri
6 mengganggu Tidak mengganggu Tidak
aktivitas
Yang dilakukan
untuk Tidak ada
7 Tidak ada
mengurangi/meng
hilangkan nyeri
Yang digunakan
8 untuk mengurangi Tidak ada Tidak ada
nyeri efektif
Riwayat Tidak ada
9 Tidak ada
pembedahan
2) Aktifitas Istirahat – Tidur
Aktifitas
Menggunakan alat
2. bantu dalam Tidak Tidak ada
aktivitas
Pasien
Berapa lama melakukan
melakukan aktivitas aktivitas perhari
4 Tidak ada
sehari dan jam ± 10 jam, mulai
berapa mulai kerja kerja jam 08.00-
17.00
5 Ketrampilan khusus Tidak ada Tidak ada
Dalam melakukan
Aktivitas fisik saat
6 Tidak ada setiap aktivitas
ini
selalu mandiri
Istirahat
Siang ± 1 jam
Kapan dan berapa Siang ± 1 jam, Dan malam tidak
1. lama waktu dan malam ± 7 teratur jam tidurnya
beristirahat jam dalam sehari hanya 5
jam waktu tidurnya
Tidur
1. Waktu tidur
a. Lama tidur perhari 8 jam/hari (23.00- Siang ± 1 jam
05.00) Dan malam tidak
ada teratur jam tidurnya
b. Kebiasaan
Tidak teratur
pengantar tidur
tidak ada kebiasaan Sulit tidur karena
c. Kebiasaan saat tidur
Tidak ada keluhan sakit yang dirasakan
d. Kesulitan dalam Ya
Tidur: Tidak ada keluhan Ya
1) Menjelang tidur Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
2) Sering/mudah
terbangun Tidak ada keluhan
3) Merasa tidak
puas setelah
bangun tidur
Cairan
Banyaknya pasien
1. ± 3 liter/hari ± 750 ml/hari
minum perhari
Minuman yang
3 Tidak ada Tidak ada
disukai/dipantang
Kebiasaan minum
4 Tidak ada Tidak ada
alcohol
Program pembatasan
6 Tidak ada Tidak ada
cairan
Pola nutrisi
perhari 3x perhari
e. Penggunaan alat
bantu untuk defekasi
Tidak ada
Tidak ada
a. Pola BAK
± 3 kali sehari > 3 kali sehari
1) Frekuensi
Seperti kuning Kuning jernih
2) Warna
jernih
Pesing Pesing
3) Bau
Tidak ada Tidak ada.
c. Penggunaan alat
bantu dalam miksi
Kebutuhan Oksigenasi Dan Karbondioksida
1) Pernapasan
a) Kesulitan bernapas :
Klien tidak mengalami kesulitan bernapas, bunyi napas
bronkovesikuler dan tidak terjadi dyspnue
b) Klien tidak menggunakan alat bantu pernapasan
c) Pasien mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler
d) Klien biasa merokok dan tidak pernah menggunakan obat untuk
melancarkan pernapasan
e) Klien tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan dan debu.
f) Klien tidak pernah dirawat dengan gangguan pernapasan
g) Klien tidak memiliki riwayat gangguan pernapasan.
2) Kardiovaskular
a) Klien mengatakan tidak mudah lelah (-)
b) Tidak ada keluhan jantung berdebar-debar, nyeri dada dan rasa berat
didada(-)
c) Klien tidak menggunakan alat pacu jantung(-)
d) Klien tidak memiliki riwayat penyakit jantung(-)
3) Personal hygiene
a) Pola personal hygiene klien : selama di rawat klien berlumperna mandi
hanya sekedar sikat gigi saja
b) Selama dirawat klien belum pernah mandi
4) Sex
a) Selama sakit klien mengalami gangguan sex(-)
b) Penyakit sekarang mengganggu fungsi seksual (-)
c) Jumlah anak : -
d. Pengkajian psikososial dan spiritual
1) Pola 15ectu dan persepsi
a) Alat bantu yang digunakan : Pasien tidak menggunakan alat bantu
b) Kesulitan yang dialami : Pasien tidak mempunyai kesulitan
2) Persepsi Sendiri
a) Hal yang amat dipikirkan saat ini : Keluarga pasien menerima kondisi
sakit pada keluarganya.
b) Harapan setelah perawatan : Keluarga pasien berharap setelah dirawat
di RSUD Labuang Baji Makassar dan menjalankan pengobatan pasien
dapat sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasanya.
c) Perubahan setelah sakit : Keluarga pasien berharap ada perubahan pada
pasien dan mampu beraktivitas seperti sebelum sakit.
3) Suasana hati : Keluarga pasien merasa ikhlas selama pasien sakit.
Rentang Perhatian : Terarah dan 15ectu.
4) Hubungan / Komunikasi
a) Tempat tinggal
Bersama keluarga, yaitu pasien tinggal bersama ibu dan dan ayahnya
b) Bicara
Kooperatif
Bahasa utama: Bahasa Indonesia.
c) Kehidupan keluarga
Adat istiadat yang dianut : Pasien menganut adat istiadat Toraja
Endrekang
Pembuat keputusan keluarga : Pasien sebagai kepala keluarga
Pola komunikasi : Komunikasi pasien setiap hari bersama keluarga
menggunakan Bahasa Indonesia
d) Kesulitan dalam hubungan keluarga
Tidak ada kesulitan berkomunikasi dengan keluarganya
5) Pertahanan koping
a) Pengambilan keputusan : Dibantu keluarga.
b) Yang ingin di rubah dalam kehidupan: Keluarga pasien mengatakan
kedepannya ingin menjaga kondisi pasien agar tidak sakit lagi.
c) Yang dilakukan jika stress: Mencari pertolongan.
d) Apa yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman : Keluarga
pasien mengatakan tindakan keperawatan yang tepat dan segera.
6) Sistem nilai dan kepercayaan
a) Siapa atau apa sumber kekuatan : Keluarga pasien mengatakan adalah
keluarga sumber kekuatan yang utama.
b) Apakah Allah, agama, kepercayaan penting bagi anda : Keluarga pasien
mengatakan iya.
c) Kegiatan agama yang di lakukan : tidak ada kegiatan agama
d) Kegiatan agama / kepercayaan yang ingin dilakukan di RS : Keluarga
pasien dzikir untuk mendoakan pasien agar pasien dapat sembuh
7) Tingkat Perkembangan
Usia : 17 tahun.
3. PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : GCS 15 ( E4M6V5) composmentis
2) Keadaan Umum : Lemah
3) Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg.
HR : 84 x/I
T : 39 °C.
RR : 24 x/i
4) Pertumbuhan fisik :
TB : 175 cm
BB : 60 kg
5) Keadaan kulit :
Warna : sawo matang.
Tekstur kulit : Lentur
Kelainan kulit : Tidak ada
b. Pemeriksaan Cepalo Kaudal
Pengkajian head to toe
1) Kepala
a) Bentuk : mesonchepal, tidak ada benjolan
b) Penyebaran dan keadaan rambut : merata dan sedikit kotor
c) Kulit kepala : tidak teraba benjolan, lesi, dan tidak ada nyeri
tekan
d) Mata : simetris, Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
Pupil
reflek terhadap cahaya
e) Hidung : tampak simetris, tidak ada pengeluaran pada
hidung,
tampak lesi.
f) Telinga : tidak terdapat masalah pada telinga
g) Mulut dan gigi : klien mampu berbicara dengan jelas, bibir tampak
lembab,
DS :
1. Keluarga pasien mengatakan
sering mersa kepanasan Ketidakefektifan Termoregulasi b/d fluktuasi
2. Kelurga pasien mengatakan suhu lingkungan
kalau malam hari dememnya
turun dan di pagi hari
demamnya naik lagi
DO :
1. Pasien Nampak gelisa
Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg.
HR : 84 x/I
T : 39 °C.
RR : 24 x/i
DS :
1. Keluarga pasien mengatakan
kalau pasien malas makan
2. Keluarga pasien mengatkan Ketidakeseimbangan Nutrisi Kurang Dari
setiap pasien mau makan Kebutuhan Tubuh b/d intake yang kurang
pasti mual munta diaporesis
3. Keluarga pasien mengatakan
porsi mknnya sedikit saja.
DO :
1. pasien Nampak mual munta
saat mau makan
2. pasien Nampak nasi masih
banyak tersisa.
INTERVENSI KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH
ARHAM, S.Kep
17.04.055
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
B. Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu . zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut
pirogen . zat pirogen ini dapat berupa protein , pecahan protein , dan zat lain .
terutama toksin polisakarida , yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan
sakit .Proses infeksi,luka pada sistem saraf,reaksi pada obat-obatan
C. Patofisiologi (pathway)
Infeksi agent toxius Monocytes macrophages Pyrogenik cytokines
mediator of inflamasi IL,I,TNF,IL-6,IFNs
Endothel cell other cell types
t
Heat conservation heat Fever Hipertermi Metabolism basal meningkat
prodiction
1. Proses Terjadi
a). Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)
1. Peningkatan denyut jantung
2. Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan
3. Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4. Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi
5. Merasakan sensasi dingin
6. Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi
7. Rambut kulit berdiri
8. Pengeluaran keringat berlebihan
9. Peningkatan suhu tubuh
b). Fase II: proses demam :
1. Proses menggigil lenyap
2. Kulit terasa hangat / panas
3. Merasa tidak panas atau dingin
4. Peningkatan nadi dan laju pernafasan
5. Peningkatan rasa haus
6. Dehidrasi ringan hingga berat
7. Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf
8. Lesi mulut herpetik
9. Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )
10. Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme
protein
c.) Fase III: pemulihan :
1. Kulit tampak merah dan hangat
2. Berkeringat
3. Menggigil ringanKemungkinan mengalami dehidrasi
Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi dalam diri manusia
bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini, terjadi pelepasan interleukin-1
yang akan mengaktifkan sel T. suhu tinggi (demam) juga berfungsi
meningkatkan keaktifan (kerja) sel T dan B terhadap organisme pathogen.
Namun konsekuensi demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan
demam (peningkatan suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme
menimbulkan konsekuensi berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh,
peningkatan metabolisme, juga peningkatan kadar sisa metabolisme. Selain itu,
pada keadaan tertentu demam dapat mengaktifkan kejang.
E. Kemungkinan komplikasi
a. Insomnia yaitu sulit tidur
b. Inomnia pimer
c. Penderita dapat tidur bahkan sampai mendengkur,tetapi tidak bisa menikmati
tidur
d. Insomnia sekunder penyakit organik
e. narkolapsi : penderita dapat tertidur pada setiap saat jika mendapatserangan
tidur
f. night terroris : mimpi buruk pada saat tidur (biasanya teriak-teriak, pucat)
g. nokturnal enurisis : ngompol pada saat tidur
h. bruxisme: menggesek-gesekkan gigi geraham pada saat tidur.
F. Penatalaksanaan
a. memberi obat parasetamol
b. memberi kompres air hangat
c. memberi kompres air dingin