Anda di halaman 1dari 62

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.

“S”
DENGAN KASUS “LIMFOMA MALIGNA NON HODGKIN" (LNH)
DI RUANG PERAWATAN ONCOLOGY LONTARA 3
RUMAH SAKIT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VIII

1. 2104016 NELMY APRIANI 5. 210404 WINARTI


3
2. 2104017 NOVIYANTI I. SYAFITRI 6. 210404 YULIA
4
3. 2104033 SRI DAMAYANTI 7. 210405 RIKA WULANDARI
1
4. 2104038 SURIANI

CI LAHAN PEMBIMBING INSTITUSI

(Elisa Sinaga, S.Kep.,Ns) (Ns. I Kade Wijaya, M.Kep )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKUKANG MAKASSAR

PROGRAM STUDY PROFESI NERS


2021

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
Nama mahasiswa yang mengkaji: Kelompok VIII NIM : -
Ruangan : Lontara 3 (Onkologi) Tanggal Pengkajian : 10/01/2022
Kamar : 7/1 Tanggal masuk RS : 07/12/2021
No. RM : 953633 Waktu pengkajian : 10.00

I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Ny.S
Tempat/tanggal lahir (umur) : 10/03/1975
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama/suku : Islam
Warga negara : WNI
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Panaikang
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. W
Alamat : Panaikang
Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung

II. DATA MEDIK


A. Dikirim oleh : IGD
B. Diagnosa Medik
Saat masuk : Tumor maxilla dextra
Saat pengkajian : Limfoma Malignan non hodgin (LNH)
C. Pengunaan alat medic : terpasang Infuse dengan cairan NaCl 0,9%

III. KEADAAN UMUM


A. KEADAAN SAKIT : Pasien nampak terbaring dan kadang-kadang
terduduk ditempat tidur
B. KELUHAN UTAMA: Demam
C. RIWAYAT KELUHAN UTAMA:
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan demam. Dirasakan 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit dan memberat 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Demam, menggigil disertai nyeri pada wajah sebelah kanan. Nyeri
yang dirasakan klien seperti tertusuk tusuk dan terasa panas, klien juga
tidak bisa membuka mata karena bengkak pada kedua mata akibat luka
pada wajah kanan. Klien mengatakan merasa mual ketika makanan yang
diberikan rumah sakit langsung dihabiskan.
D. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantitatif : E4 M6 V5
Skala Coma Glasgow : Respon motorik : 6
Respon bicara : 5
Respon membuka mata : 4
Tremor : Tidak ada
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Suhu : 38,2°C
Nadi : 113 x/menit
2. Pernapasan frekuensi : 20 x/menit
Irama : teratur
Jenis : pernafasan dada
E. PENGUKURAN
1. Tingi Badan : 157 cm
2. Berat Badan : 50 kg
3. Indeks Massa Tubuh : 20,8 kg/m2

F. GENOGRAM

GI

GII

GIII

47 51
45 40 38

18 15 11
Keterangan :

: Laki-laki Generasi I : Kakek dan nenek Pasien telah


meninggal dunia dan tidak memiliki
: Perempuan
riwayat penyakit yang sama dengan

: Meninggal pasien
Generasi II : Ayah dan ibu Pasien telah
: Pasien meninggal dan tidak memiliki
riwayat penyakit yang sama dengan
pasien
Generasi III : Pasien merupakan anak pertama 4
bersaudara, dan tidak ada saudara
lain yang memiliki penyakit yang
sama dengan pasien.
PENGKAJIAN POLA KESEHATAN

A. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN KESEHATAN


1. Riwayat penyakit yang pernah di alami :
Riwayat operasi reveral tumor eksisi luas dengan dengan tumor sub
mandibula dextra, telah dilakukan pemeriksaan PA dengan hasil
“malignant tumor kesan limpoma maligna non hodgkin large cell
type”
2. Riwayat kesehatan sekarang :
Subjektif :
Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit, ia masih mampu melakukan aktivitas
seperti biasanya.
Keadaan sejak sakit/sakit saat ini
1. Pasien mengatakan lemas
2. Pasien mengatakan demam
3. Pasien mengatakan menggigil
4. Pasien mengatakan merasa tidak nyaman terkait dengan kondisinya
5. Pasien mengatakan nyeri pada bagian wajah
6. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan pada rentang skala 8
7. Pengkajian nyeri
P: Nyeri dirasakan jika banyak gerak
Q: Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk
R: Wajah sebelah kanan
S: Skala 8 (NRS)
T: Dirasakan secara hilang timbul
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul, akan
berkurang Ketika telah di suntik obat anti nyeri namun akan
dirasakan Kembali setelah reaksi obat tidak ada.
8. Pasien mengatakan tidak bisa membuka mata karena bengkak

Objektif :
1. Aktivitas pasien terkadang dibantu dan didampingi oleh keluarga
2. Terdapat luka post op pada wajah sebelah kanan
3. Wajah nampak kemerahan, bengkak dan ada lesi
4. Klien nampak sering memegang wajah yang di verband
5. Pasien nampak lemas
6. Mukosa tidak kering, gusi tidak pucat, bibir lembab
7. Kebersihan rambut : rambut Nampak kusam, pertumbuhan rambut
jarang
8. Kulit : Nampak kering, elastisitas kulit baik
9. Kebersihan kulit : kulit area badan Nampak bersih, namun pada
daerah wajah Nampak memerah dan ada lesi
10. Genetalia dan anus : tidak dilakukan pengkajian
11. Tanda scar/vaksinasi : tidak ada

B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK


Subjektif :
Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu bervariasi, diserta selingan
1-2x sehari.

Keadaan sejak sakit/sakit saat ini


1. Pasien mengatakan makanan yang diberikan dihabiskan tetapi sedikit
demi sedikit.
2. Pasien mengatakan mual jika makan yang diberikan ahli gizi langsung
dihabiskan sekaligus.
Objektif :
1. Kepala
a. Keadaan rambut : rambut tipis, mudah tercabut
b. Mata: udem pada kedua kelopak mata karena luka pada wajah
membengkak
c. Hidung: Nampak membengkak
d. Rongga mulut: Bibir lembab, mukosa tidak kering
e. Leher : tidak ada benjolan pada leher
2. Abdomen
a. Inspeksi bentuk: Simetris kiri dan kanan, datar,tidak ada distensi
abdomen
b. Perkusi: Timpani
c. Auskultasi : Bising usus normal, 15 x/menit
d. Hepar : Tidak ada pembesaran
e. Lien :Tidak ada pembeasaran
C. KAJIAN POLA ELIMINASI
Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar.
Keadaan sejak sakit/sakit saat ini
Pasien mengatakan BAB dan BAK selama di rumah sakit juga lancar
D. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
Subjektif :
Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit mampu melakukan aktivitas seperti
biasanya
Keadaan sejak sakit/sakit saat
pasien mengatakan bisa makan sendiri, bisa ke kamar mandi dengan bantuan
anak nya, dan bisa memakai baju sendiri.

Objektif :

Aktivitas harian

Makan : 0 Mobilisasi ditempat tidur : 1


Ambulasi : 2
Mandi : 0 Anggota gerak cacat : Tidak ada
Berpakaian: 0 Tracheostomi : Tidak ada

Kerapian: 0 Keterangan :
0 : Mandiri
BAB : 0 1 : Bantuan dengan alat
BAK : 0 2 : Bantuan orang
3 : Bantuan orang dan alat
4 : Bantuan penuh
a. Pemeriksaan fisik
1) Thoraks dan pernapasan
a) Inspeksi : Dinding dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : Ekspansi dinding dada simetris kiri dan
kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
b) Auskultasi : suara nafas vesikuler , Tidak ada ronchi
dan wheezing
2) Jantung
Inspeksi ictus cordis : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra
batas kiri ICS V linea midlavikula sinistra
batas kanan ICS IV linea stemalis dextra
Auskultasi : Reguler, Tidak ada suara murmur
3) Lengan dan tungkai
Kekuatan otot :
a) Uji kekuatan otot
5 5
5 5

Keterangan :
5 : Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan penuh.
4 : Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan sedang.
3 : Hanya mampu melawan gaya gravitasi
2 : Tidak mampu melawan gaya gravitasi (gerakan pasif)
1 : Tidak ada kontraksi otot
Refleks fisiologis : Positif
Refleks patologis : Negatif
Clubbing finger : Negatif
Varices tungkai : Negatif
4) Columna vertebralis
Inspeksi kelainan bentuk : Tidak ada kelainan
Palpasi
 Nyeri tekan : Positif
 N. I : Mampu membedakan bau, minyak
angin dan pewangi (parfum)
 N. II : Pandangan sedikit kabur
 N.III-IV_VI : pasien mampu mengunyah dengan
baik, pasien mampu mengangkat
kelopak mata ke atas, pasien
mampu melirik ke sebelah kiri dan
kanan.
 N. VII sensorik : Mampu mengespresikan wajah
tersenyum dan sedih, tidak mampu mengangkat kelopak
mata sebelah kiri
 N.VIII : Pendengaran baik
 N.XI : Pasien mampu berbicara dengan
orang lain, pasien menggerakkan
kepala ke kiri dan ke kanan
 Kaku kuduk : NegatifRSUIEN PASIEN R SUD
PANEMBAHAN SENOPATI
E. KAJIAN POLA TIDUR
Subjektif :
Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan pola tidur teratur, malam hari 7-8 jam, siang hari 2-3
jam

Keadaan sejak sakit/sakit saat


Pasien mengatakan tidurnya dimalam hari sekitar 3-4 jam dan untuk tidur
siangnya sekitar setengah jam terkadang jika nyerinya muncul pasien tidak
tidur
Objektif :
Pasien nampak terbaring ditempat tidur
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF
Subjektif :

Keadaan sebelum sakit


Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan alat bantu pendengaran
dan penglihatan
Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan sulit untuk membuka mata, sehingga tidak dapat
mengenali wajah orang, akan tetapi klien bisa mendengar dengan baik
Objektif :
Tidak mampu mengenali orang secara visual namun mampu mengenali
apabila mendengar suara
1. Pemeriksaan fisik
Penglihatan (tidak di kaji karena klien mengeluh nyeri jika disentuh)
a. Cornea : tidak di kaji karena klien mengeluh nyeri
jika disentuh
b. Pupil : isokor kiri dan kanan
c. Lensa mata :

Pendengaran
a. Pina : Simetris
b. Canalis : Ada serumen

G. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


Subjektif :
Keadaan sebelum sakit:
Pasien mengatakan sangat berteman baik dengan lingkungan tetangga,
maupun tempat iya tinggal.
Keadaan sejak sakit:
Pasien mengatakan merasa takut akan tindakan kemoterapi yang akan
dijalaninya
Objektif :
a. Observasi
1) Kontak mata: Pasien menghadap teman bicara namun pandangan
terhalang oleh kelopak mata yang bengkak
2) Rentang perhatian : Pasien memperhatikan teman bicara ketika
berkomunikasi.
3) Suara dan tata bicara : Suara sedikit kecil, serak dan sedikit
lambat saat berbicara mau pun merespon pertanyaan dari orang
lain.
b. Pemeriksaan fisik
1) Kelainan bawaan yang nyata : tidak ada
2) Abdomen
Bentuk: Tidak ada pembesaran
Bayangan vena : Tidak nampak
Bayangan massa :Tidak ada
H. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
Subjektif :

Keadaan sebelum sakit:


Pasien mengatakan sering beradaptasi dengan masyarakat di lingkungan
tempat pasien tinggal
Keadaan sejak sakit:
Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas seperti biasa namun
terkadang di bantu oleh anaknya.
Objektif :
Selama di rumah sakit pasien ditemani oleh anak nya
I. KAJIAN MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP
STRESS
Subjektif :
Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan takut akan tindakan kemoterapi yang akan dihadapi.

Objektif :
Pasien bergantung keluarga, kebutuhan dipenuhi oleh keluarga. Pasien
tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa.
Pemeriksaan fisik
TD : 120/70 mmHg
Suhu : 38,2°C
Nadi : 113 x/menit
RR : 20x/menit
J. KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
Subjektif :
Pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit mempengaruhi kegiatan
ibadahnya yaitu sholat
Objektif :
Pasien tidak sholat karena masih lemas dan lebih banyak terbaring
ditempat tidur
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Foto Thorax PA/AP (tanggal 16-11-2021)
 Corakan bronchovaskular kedua paru normal
 Tidak tampak bercak infiltrate, konsolidasi maupun lesi noduler
pada kedua paru
 Cor : CTI normal, aorta normal
 Kedua sinus dan diafragma baik
 Tulang-tulang intak
 Jaringan lunak sekitar baik
 Kesan : tidak tampak tanda-tanda metastasis pada foto thorax
saat ini, cor dan pulmo normal
b. USG Thyroid (tanggal 16-11-2021)
 Isthmus : tidak menebal
 Thyroid dan lobus dextra: tampak lesi mixechoic dominan solid,
batas tegas, wider than tall, tepi regular dengan kalsifikasi
didalamnya berukuran ± 2,20 x 1,09 x 2,67 cm yang dengan colour
doppler tampak vascularisasi intralesi
 Thyroid lobus sinistra : tampak lesi hypoechoic, batas tegas, tepi
regular, non kalsifikasi berukuran ±0,54 x 0,37 x 0,58 cm yang
dengan colour doppler tidak tampak vaskularisasi intralesi
 Tampak multiple KGB dengan berbagai ukuran pada regio
submandibular dextra, dengan ukuran terbesar ±2,00 x 1,51, pada
regio submental berukuran ±0,36 x 0,27 cm, pada regio colli dextra
berukuran ± 0,44 x 0,32 dan pada regio submandibula sinistra
berukuran ±0,91 x 0,59 cm serta pada regio colli sinistra dengan
ukuran terbesar ±0,64 x 0,28 cm yang dengan colour doppler tidak
tampak vaskularisasi intralesi
 Kesan : multiple lymphadenopathy regio colli bilateral level 3,
regio submandibula bilateral level IB dan regio submental level
IA sugestif malignancy, nodul thyroid dextra (TIRADS 3) ,
nodul thyroid sinistra (TIRADS 2)

c. MSCT Kepala 3 Dimensi (Tanpa Kontras) tanggal 24-12-2021


 Tampak massa heterogen (9-38 HU) dengan batas tidak tegas, tepi
regular, tidak berkalsifikasi, tidak mendestruksi tulang kesan paa
soft tissue regio maxilla dextra yang meluas ke regio mandibula,
zygomaticum, orbita dan nasal dextra disertai obliterasi lemak
disekitarnya
 Parenkim otak yang terscan dalam batas normal
 Tampak perselubungan (27 HU) pada sinus maxilaris bilateral
disertai distruksi dinding lateral et medial sinus maxilaris dextra.
Tampak perselubungan (25 HU) pada sinus frontalis kanan, sinus
ethmoidalis bilateral, dan sinus spenoidalis sinistra
 Aircell mastoid yang ter scan dalam batas normal
 Kedua bulbus oculi dan struktur retrobuller yang terscan dalam
batas normal
 Tulang-tulang lainnya yang terscan intak
 Kesan : sof tissue mass regio maxilla dextra yang meluas ke regio
mandibula, zygomaticum, orbita, mucocele sinus maxillaris dextra,
multisinusitis

d. USG Abdomen atas + bawah (whole abdomen) tanggal 04-01-2022


 Hepar : ukuran membesar dan echo parenkim meningkat halus
homogen disertai atenuasi posterior, permukaan regular, tip tumpul.
Vascular dan system biliaris tidak dilatasi. Tidak tampak echo SOL
 GB : dinding tidak menebal, mukosa regular, tidak tampak echo
batu/sludge
 Pancreas : ukuran tidak membesar dan echo parenkim dalam batas
normal. Ductus pankreatikus tidak dilatasi. Tidak tampak echo
SOL.
 Lien : ukuran membesar dan echo parenkim dalam batas normal.
Tidak tampak echo SOL
 Kedua ginjal : ukuran, echo cortex dan diferensiasi
corticomedullary dalam batas normal. PCS tidak dilatasi, tidak
tampak echo batu/SOL
 VU : mukosa regular dan menebal, tidak tampak echo batu atau
mass
 Tidak tampak cairan bebas intraperineum
 Tidak tampak pembesaran KGB pada aorta abdominal
 Kesan : tidak tampak tanda-tanda metastasis pada USG
abdomen saat ini, hepatoslenomegali disertai fatty liver grade I
e. Pemeriksaan Patologi Anatomi (29-12-2021
 Bahan/lokasi : maxilla dextra
 Keterangan klinik : luka pada daerah wajah semakin meluas,
awalnya seperti jerawat pada sudut mata kanan.
 Diagnose klinik : tumor maxilla dextra + fasciitis necroticans
 Pemeriksaan PA : blok paraffin
 Makroskopik : diterima 5 buah wada sebagai berikut :
 Wadah I (label dorsum nasi) : berisi 1 jaringan ukuran 1,2 x 1
x 0,5 cm, berwarna kecoklatan, konsistensi padat kenyal,
penampang irisan warna kecoklatan, dibuat 1 kaset semua
cetak
 Wadah II (label zygoma dextra) : berisi 1 jaringan ukuran 3,5
x 2,3 x 1,2 cm berwarna kecoklatan, terdapat lemak,
penampang irisan berwarna putih kekuningan, dibuat 3 kaset
semua cetak, (IIA, IIB, IIC)
 Wadah III (label subsilier dextra) : berisi 1 jaringan ukuran
1x0,6x0,4 cm berwarna kecoklatan, konsistensi padat kenyal,
kesan rapuh, dibuat 1 kaset semua cetak
 Wadah IV (label septum nasi) : berisi 1 jaringan ukuran
0,8x0,5x0,3 cm berwarna kecoklatan, konsistensi padat,
kesan kondroid, dibuat 1 kaset semua cetak
 Wadah V (label frontal dextra) : berisi 1 jaringan ukuran 1,4
x 1,5 x 0,4 cm berwarna keputihan, konsistensi padat kenyal
Sebagian kondorid, penampang irisan putih, dibuat 1 kaset
semua cetak.
 Mikroskopik
 I : IIA,B,C,: ketiga sediaan jaringan asal dorsum nasi,
zygoma dextra dan frontal dextra menunjukkan banyak massa
tumor inti bulat, ukuran inti lebih dari 2x limfosit matang,
kromatin inti kasar, nucleoli prominent ditengah, dan terdapat
banyak sel mitosis. Sel umumnya tersusun solid , tidak
tampak sel datia, Sebagian sarang tumor mengelilingi
pembuluh darah , Sebagian tumbuh infiltrate diantara
jaringan ikat, jaringan lemak, dan jaringan otot dengan
banyak area-area nekrosis tumor dan sel-sel radang limfosit
dan netrofil di sekitar tumor
 III sediaan jaringan asal subsilier dextra menunjukkan
jaringan yang dilapisi epitel squamous berlapis yang
mengalami hyperplasia pseudoepithelimatous. Pada sub
epitel terdiri dari jaringan ikat, focus-fokus perdarahan dan
sebukan sel-sel radang limfosit, sel plasma, netrofil padat dan
terdapat sedikit sel-sel inti kesan nekrotik
 IV sediaan asal septum nasi menunjukkan massa tumor
nekrosis
 Kesimpulan : malignant tumor kesan limfoma malignan non
Hodgkin large cell type

f. Pemeriksaan Patologi Anatomi tanggal 04 januari 2022


 Bahan : Blok Parafin
 Permintaan : LCA, CK, Vimentin
 Diagnose klinik : tumor maxilla dextra + fasciitis necroticans
 Pemeriksaan IHC : telah dilakukan pewarnaan imunohistokimia
dengan menggunakan antibody LCA (CD45), Cytokeratin dan
Vimentin, ekspresi LCA (CD45): terwarnai pada membrane
sitoplasma sel-sel tumor, ekspresi cytokeratin : tidak terwarnai pada
sel-sel tumor. Ekspresi vimentin : tidak terwarnai pada sel-sel tumor
 Kesimpulan :
 LCA (CD45) : positif
 CUTOKERATIN : NEGATIF
 VIMENTIN : NEGATIF
 Kesan : Sesuai untuk Limfoma Maligna Non-Hodgkin
g. Pemeriksaan Lab
Tanggal: 10-01-2022

PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN


RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
WBC 3.0 4.00-10.00 10^3/uL

RBC 3.77 4.00-6.00 10^6/uL

HGB 10.7 12.0-16.0 g/dl

HCT 32.3 37.0-48.0 %

MCV 86 80.0-97.0 fl

MCH 28.3 26.5-33.5 pg

MCHC 33.0 31.5-35.0 g/dl

PLT 123 150-400 10^3/uL

RDW-SD 44 37.0-54.0 fL

RDW-CV 14.4 10.0-15.0 %

PDW 17.3 10.0-18.0 fL

MPV 8.8 6.50-11.0 fL

P-LCR 13.0-43.0 %

PCT 0.15-0.50 %
80.5 52.0-75.0 %
NEUT
11.9 20.0-40.00 %
LYMPH
6.8 2.00-8.00 10^3/uL
MONO
0.3 1.00-3.00 10^3/uL
EO
0.5 0.00-0.10 10^3/uL
BASO
KIMIA DARAH
Fungsi Ginjal
Ureum 16 10-50 mg/dl
0.30 L(<1.3): P(<1.1) mg/dl
Kreatinin

Fungsi Hati 76 <38 U/L


SGOT 35 <41 U/L
SGPT 3.5-5.0 gr/dl
Albumin
Elektrolit 132 136-145 mmol/l

Natrium 2.5 3.5-5.0 gr/dl

Kalium 100 97-111 mmol/l

Klorida
Kesan :
Leukopenia

h. Terapi Medis

No. Nama Obat Dosis Indikasi Kontra indikasi


1. NaCl 0,9 % 20 tpm/infus Mengembalikan Gagal jantung
keseimbangan elektrolit kongestif, hipertensi
2. Metronidazole 500 mg/8 Antibiotic pada infeksi Dapat menimbulkan
jam/IV karena bakteri anaerob alergi
3. Prednisone 4 tab/8 jam/IV Supresi inflamasi dan Infeksi sistemik,
gangguan alergi hindari pemberian
vaksin virus hidup
pada pemberian dosis
imunosupresif
(respon serum
antibody berkurang)
4. Ketorolac 30 mg/8 Penanganan jangka Anak usia dibawah
jam/IV pendek untuk nyeri akut 16 tahun, gangguan
pasca bedah yang fungsi ginjal sedang
sedang hingga berat hingga berat.
5. Olanzapine 2,5 mg/24 Skizofrenia Glaucoma sudut
jam/oral sempit, Wanita
menyusui, infark
miokard akut, angina
tidak stabil, hipotensi
atau bradikardi berat,
sick sinus syndrome,
pasca bedah jantung
6. Ranitidine 50 mg/12 jam/ Tukak lambung, tukak Penderita yang
IV duodenum, refluks diketahui
esophagitis, dyspepsia hipersensitif terhadap
episodic kronik ranitidine
7. Fluoxetine 20 mg/ 24 Depresi Penyakit jantung,
jam/oral epilepsy, gangguan
hati dan ginjal, hamil
dan menyusui
8. Paracetamol 500 mg/8 Nyeri ringan sampai Gangguan fungsi hati
jam/oral sedang, nyeri sesudah berat,
operasi, cabut gigi, hipersensitivitas
pireksia
9. Eritromicyn 500 mg /8 Alternatif untuk pasien Penyakit hati (garam
jam/oral yang alergi penisilin, estotat)
untuk pengobatan
enteritis kampilobakter,
pneumonia, penyakit
legionnaire, sifilis,
urethritis non
gonokokus, prostatitis
kronik, acne vulgaris,
dan profilaksis difteri
dan pertusis
10. Ciloztasol 100 mg/24 Mengobati gejala-gejala Predisposisi pada
jam/oral iskemia seperti ulkus, perdarahan seperti
rasa sakit dan dingin tukak lambung,
pada penyakit oklusi stroke
arteri kronik haemorhagikprolifera
tif retinopati karena
diabetes, hipertensi
tidak terkontrol,
gagal jantung
kongestif, gangguan
fungsi hati, gangguan
fungsi ginjal
11. KCL 50mcg/24 Kehilangan kalium Kerusakan ginjal
jam/IV berat, kadar plasma
kalium diatas 5
mmol /liter
12. Vit C 500 mg/24 Pencegahan dan Tukak lambung
jam/IV pengobatan scurvy
L. KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif Data Objektif

1) Klien mengatakan demam. 1) Kulit klien terasa hangat.


2) Klien mengatakan menggigil 2) Suhu tubuh diatas nilai normal
3) Klien mengatakan merasa ( T=38,2̊C)..
tidak nyaman terkait dengan 3) Klien tampak meringis
kondisinya kesakitan.
4) Klien mengeluh nyeri.
4) Klien tampak gelisah.
5) Klien mengatakan nyeri akan
5) TTV :
berkurang ketika telah
TD : 120/70 mmHg
disuntik obat anti nyeri
S : 38,2 C
namun akan dirasakan
N : 113 ×/menit
kembali setelah reaksi obat
P : 20 ×/menit
tidak ada.
6) Terdapat luka post op pada
6) (NRS) :
wajah sebelah kanan.
P : nyeri akibat
7) Wajah nampak kemerahan,
pembengkakan diwajah.
bengkak dan ada lesi
Q : nyeri yang dirasakan
8) Klien Nampak sering
tajam seperti ditusuk-tusuk.
memegang wajah yang di
R : nyeri dirasakan pada
verban.
wajah sebelah kanan.
9) Pasien nampak lemas.
S : nyeri berat dengan skala 10) Klien tampak tegang.
8 11) Muka klien tampak pucat.
T : nyeri yang dirasakan 12) Terdengar suara klien bergetar.
hilang timbul (5-10 menit). 13) WBC : 3.0
7) Klien mengatakan merasa PLT : 123

malu dan minder.


8) Klien mengatakan tubuhnya
menjadi berubah bentuk.
9) Klien mengatakan wajahnya
tidak seperti dulu lagi.
10) Pasien mengatakan merasa
takut akan tindakan
kemoterapi yang akan
dijalaninya
11) Klien mengeluh pusing
12) Klien merasa tidak berdaya.

M. ANALISA DATA

No Data Etiologi Problem


1. DS : Limpoma maligna
1) Klien mengatakan ↓
demam Respon Inflamasi

2) Klien mengatakan
Mengaktifkan
badannya menggigil. neutrophil dan Hipertermi
3) Klien mengatakan magrofag
merasa tidak nyaman ↓
terkait dengan Pelepasan pirogen
kondisinya. endogen
DO : ↓
Erangsang sel-sel
1. Kulit klien terasa
hipotalamus
hangat.

2. Suhu tubuh diatas nilai
Mengeluarkan asam
normal ( T=38,2̊C). arakhidonat
3. Tampak kulit klien ↓
berwarna kemerahan. Memacu pengeluaran
4. WBC : 3.0 prostaglandin
PLT : 123 ↓
Mempengaruhi kinerja
Thermostat
hipotalamus

Hipotalamus
meningkatkan patokan
suhu tubuh

Suhu tubuh meningkat

Hipertermi
2. DS : Limpoma maligna

1) Klien mengeluh nyeri. Mengenai nodus limfe
2) Klien mengatakan ↓
Pelepasan mediator
nyeri akan berkurang kimia : Bradikinin,
ketika telah disuntik histamine, dan
prostaglandin
obat anti nyeri namun ↓
akan dirasakan kembali Impuls ke pusat nyeri
diotak (Thalamus)
setelah reaksi obat ↓
tidak ada. Nyeri dipersepsikan
oleh somasensori Nyeri Akut
3) (NRS) : korteks otak
P : nyeri akibat ↓
Nyeri
pembengkakan diwajah
Q : nyeri yang
dirasakan tajam seperti
ditusuk-tusuk.
R : nyeri dirasakan
pada wajah sebelah
kanan.
S : nyeri berat dengan
skala 8
T : nyeri yang
dirasakan hilang timbul
(5-10 menit).
DO :
1) Klien tampak meringis
kesakitan.
2) Klien tampak gelisah.
3) TTV :
TD : 120/70 mmHg
S : 38,2 C
N : 113 ×/menit
P : 20 ×/menit

3. DS : Limpoma maligna

1) Klien mengatakan
Adanya
merasa malu dan pembengkakan
kelenjar limfe
minder.

2) Klien mengatakan Menyumbat aliran Gangguan citra
darah tubuh
tubuhnya menjadi

berubah bentuk. Pembengkakan di
daerah wajah
3) Klien mengatakan

wajahnya tidak seperti Penampakan abnormal
tubuh
dulu lagi.

DO : Gangguan citra
tubuh
1) Terdapat luka post op
pada wajah sebelah
kanan.
2) Wajah nampak
kemerahan, bengkak
dan ada lesi
3) Klien Nampak sering
memegang wajah yang
di verban.
4) Pasien nampak lemas.

4. DS : Limpoma maligna

1) Pasien mengatakan
Terapi
merasa takut akan ↓
Kemoterapi
tindakan kemoterapi

Ansietas
yang akan dijalaninya. Menimbulkan efek
samping
2) Klien mengeluh pusing

3) Klien merasa tidak Kurang terpapar
berdaya. informasi
DO : ↓
1) Klien tampak gelisah. Koping tidak efektif

2) Klien tampak tegang. Ansietas
3) Muka klien tampak
pucat.
4) Terdengar suara klien
bergetar.

N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama / Umur : Ny.S / 47 Tahun
Ruang / Kamar : Ruang Lontara 3 Belakang / Kamar 7/1.

No Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Neoplasma).
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh.
4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
O. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSIS INTERVENSI KEPERAWATAN
NO KEPERAWATAN Tujuan/Kriteria Hasil
Intervensi keperawatan (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
1. Hipertermi berhubungan Tujuan: Manajemen Hipertermia (I.15506)
dengan proses infeksi, Setelah dilakukan tindakan Observasi :
ditandai dengan : keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
Data Subjektif : jam diharapkan Dehidrasi, terpapar lingkungan panas).
1) Klien mengatakan hipertermi klien 2. Monitor suhu tubuh.
demam menurun, dengan, kriteria Terapeutik :
2) Klien mengatakan
hasil: 1. Longgarkan atau lepaskan pakaian.
badannya
menggigil. 1. Suhu tubuh dalam batas 2. Berikan cairan oral.
3) Klien mengatakan normal. 3. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
merasa tidak
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih).
nyaman terkait
dengan 4. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Kompres
kondisinya dingin pada dahi, leher,dada dan aksila).
Data Objektif :
Edukasi :
1. Kulit klien terasa
1. Anjurkan tirah baring.
hangat.
Kolaborasi :
2. Suhu tubuh diatas 1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
nilai normal intravena, jika perlu.
( T=38,2̊C).
3. Tampak kulit klien
berwarna
kemerahan.

2. Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri (l.08238)


dengan agen pencedera keperawatan selama 3x24 Observasi :

fisiologis (Neoplasma), jam diharapkan tingkat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

ditandai dengan : nyeri menurun dengan kualitas, intensitas nyeri

Data Subjektif : Kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri

1. Klien mengeluh 1. Keluhan nyeri 3. Identifikasi respons nyeri non verbal.

nyeri. menurun. Terapeutik :

2. Klien mengatakan 2. Meringis menurun 1. Berikan tehnik non-farmakologis untuk mengurangi

nyeri akan 3. Gelisah menurun. rasa nyeri (Teknik relaksasi napas dalam).

berkurang ketika 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

telah disuntik obat 3. Fasilitasi istirahat dan tidur.

anti nyeri namun Edukasi :


akan dirasakan 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
kembali setelah 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
reaksi obat tidak 3. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
ada. 4. Anjurkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
3. (NRS) : rasa nyeri.
P : nyeri akibat Kolaborasi :
pembengkakan 1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
diwajah
Q : nyeri yang
dirasakan tajam
seperti ditusuk-tusuk.
R : nyeri dirasakan
pada wajah sebelah
kanan.
S : nyeri berat dengan
skala 8
T : nyeri yang
dirasakan hilang
timbul (5-10 menit).
Data Objektif :
1. Klien tampak
meringis kesakitan.
2. Klien tampak
gelisah.
3. TTV :
TD : 120/70
mmHg
S : 38,2 C
N : 113 ×/menit
P : 20 ×/menit

3. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan Promosi Citra Tubuh (I.09305)
berhubungan dengan keperawatan selama 3X24 Observasi :
perubahan bentuk tubuh, jam diharapkan gangguan 1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
ditandai dengan : citra tubuh dapat perkembangan.
Data Subjektif : meningkat dengan kriteria 2. Identifikasi perubahan citra tubuh yang
1. Klien mengatakan hasil : mengakibatkan isolasi sosial.
merasa malu dan 1. Melihat bagian
minder. tubuh meningkat. Terapeutik :
2. Klien mengatakan 2. Verbalisasi 1. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya.
tubuhnya menjadi kecacatan bagian 2. Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi
berubah bentuk. tubuh meningkat. citra tubuh (mis. Luka, penyakit dan
3. Klien mengatakan 3. Respon non-verbal pembedahan).
wajahnya tidak seperti pada perubahan Edukasi :
dulu lagi. tubuh membaik. 3. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
Data Objektif : perubahan citra tubuh.
1. Terdapat luka post op
pada wajah sebelah
kanan.
2. Wajah nampak
kemerahan, bengkak
dan ada lesi
3. Klien Nampak sering
memegang wajah
yang di verban.
4. Pasien nampak lemas.
4. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (I.09314)
dengan kurang terpapar keperawatan selama 3X24 Observasi :
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
informasi, ditandai dengan jam diharapkan tingkat Kondisi dan stressor)
: ansietas menurun dengan 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non
verbal)
Data Subjektif : kriteria hasil : Terapeutik :
1. Pasien mengatakan 1. Perilaku gelisah 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
merasa takut akan menurun. kepercayaan.
2. Dengarkan dengan penuh perhatian.
tindakan kemoterapi 2. Keluhan pusing 3. Gunakan pendekatan yang tenang dan
yang akan dijalaninya menurun. meyakinkan.
2. Klien mengeluh 3. Perilaku tegang Edukasi :
1. Informasikan secara factual mengenai diagnosis,
pusing menurun. pengobatan dan prognosis.
3. Klien merasa tidak 2. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan.
berdaya.
3. Latih teknik relaksasi.
Data Objektif : Kolaborasi :
1. Klien tampak gelisah. 1. Kolaborasi pemberian obat anti-ansietas, jika perlu.
2. Klien tampak tegang.
3. Muka klien tampak
pucat.
4. Terdengar suara klien
bergetar.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

HARI PERTAMA
NO HARI/
TANGGAL DIAGNOSIS JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL JAM EVALUASI
1. SENIN/ Hipertermi Manajemen Hipertermia (I.15506) S:
17-01-2022 berhubungan 09:00 09:45
Observasi : Pasien mengatakan demam dan
dengan proses
1. Mengidentifikasi penyebab menggigil
infeksi
hipertermia (mis. Dehidrasi, O:
terpapar lingkungan panas). Pasien dengan suhu diatas
09:10 Hasil : klien mengatakan normal 38.2˚C
09:50
demam A:
2. Memonitor suhu tubuh. Masalah belum teratasi
Hasil : suhu tubuh diaras P:

09:25 normal (38,2˚c) Lanjutkan intervensi


Terapeutik : 09:55 a. Identifikasi penyebab
1. Melonggarkan atau lepaskan hipertermia (mis.
pakaian. Dehidrasi, terpapar
Hasil : pasien memakai lingkungan panas).
pakaian longgar tidak sempit b. Monitor suhu tubuh.
2. Memberikan cairan oral. c. Berikan cairan oral.
09.30
Hasil : pasien mengatakan d. Lakukan pendinginan
minum sesekali eksternal (mis. Kompres
3. Mengganti linen setiap hari dingin pada dahi,
atau lebih sering jika leher,dada dan aksila).
09.40
mengalami hyperhidrosis e. Kolaborasi pemberian
(keringat berlebih). cairan dan elektrolit
Hasil : pasien tidak intravena, jika perlu.
mengalami keringat berlebih
4. Melakukan pendinginan
eksternal (mis. Kompres
dingin pada dahi, leher,dada
dan aksila).
Hasil : pasien dikompres
pada dahi,leher dan aksila
ketika demam.
Edukasi :
1. Menganjurkan tirah baring.
Hasil : pasien selalu terbaring
Kolaborasi :
Penatalaksanaan pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika perlu.
Hasil : telah dilakukan kolaborasi
pemberian cairan NaCl 0,9%

2. Nyeri akut Manajemen Nyeri (l.08238) S:


berhubungan 10.00 Observasi : 10:45
Pasien mengatakan masih nyeri
dengan agen 1. Mengidentifikasi lokasi, dengan skala 3 jika tanpa obat dan
pencedera
karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri skala 2 jika obat nyeri
fisiologis
(Neoplasma), kualitas, intensitas nyeri diberikan
Hasil : O:
P : nyeri akibat pembengkakan Pasien memlakukan teknik
diwajah relaksasi
Q : nyeri dirasakan tajam seperti A:
10.10
ditusuk-tusuk Masalah belum teratasi
10:50
R: nyeri dirasakan pada wajah P:
seblah kanan Lanjutkan intervensi
S: nyeri ringan dengan skala 3 a. Identifikasi lokasi,
2. Identifikasi skala nyeri karakteristik, durasi,
Hasil : nyeri skala 3 frekuensi, kualitas,
10.15 10:55
3. Mengidentifikasi respons nyeri intensitas nyeri
non verbal. b. Identifikasi skala nyeri
Hasil : klien tampak meringis c. Identifikasi respons nyeri
kesakitan non verbal.
Terapeutik : d. Berikan tehnik non-
1. Memberikan tehnik non- farmakologis untuk
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
10.20
mengurangi rasa nyeri e. Jelaskan penyebab, periode,
(Teknik relaksasi napas dan pemicu nyeri
dalam). f. Jelaskan strategi meredakan
Hasil : pasien melakukan nyeri
teknik relaksasi napas dalam g. Anjurkan menggunakan
2. Mengontrol lingkungan yang analgetik secara tepat
memperberat rasa nyeri h. Anjurkan tehnik
10.25
Hasil : pasien tampak nonfarmakologis untuk
memakai kipas mengurangi rasa nyeri
10.30 3. Menfasilitasi istirahat dan i. Kolaborasi pemberian
tidur. analgetik, jika perlu
Hasil : pasien Nampak
sesekali tidur
Edukasi :
1. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Hasil : pasien belum
memehami penyebab dan
10.35
pemicu nyerinya
2. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
Hasil : pasien diajarkan
teknik relaksasi napas dalam
3. Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Hasil : klien meminum obat
10.40
anti nyeri tepat waktu
4. Menganjurkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Hasil : posisikan pasien
senyamannya dan ajarkan
teknik relaksasi napas dalam
Kolaborasi :
1. Penatalaksanaan pemberian
analgetik, jika perlu.
Hasil : pasien telah diberikan
analgetik ketorolac 30 mg/ 8
jam/ IV
3. Gangguan citra Promosi Citra Tubuh (I.09305) S:
tubuh 16:00 16:30
Observasi : Pasien mengatakan merasa malu
berhubungan
1. Mengidentifikasi harapan dan minder
dengan
perubahan citra tubuh berdasarkan tahap O:
bentuk tubuh perkembangan. Pasien sering memgang wajah
Hasil : klien mengatakan yang diverban
tubuhnya menjadi beruah A:
bentuk 16:35 Masalah belum teratasi
2. Mengidentifikasi perubahan P:
16:10 citra tubuh yang Lanjutkan intervensi
mengakibatkan isolasi sosial. a. Identifikasi harapan citra
Hasil ; klien mengatakan tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
wajahnya tidak seperti dulu
b. Identifikasi perubahan
lagi
citra tubuh yang
16:45
mengakibatkan isolasi
Terapeutik :
sosial.
16:15 1. Mendiskusikan perubahan
c. Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya.
tubuh dan fungsinya.
Hasil : pasien mengatakan
d. Diskusikan kondisi stress
merasa malu dan minder
yang mempengaruhi citra
2. Mendiskusikan kondisi stress
tubuh (mis. Luka, penyakit
yang mempengaruhi citra
dan pembedahan).
tubuh (mis. Luka, penyakit

16:25 dan pembedahan).


Hasil : klien mengatakan
kepikiran dengan luka
diwajahnya disertai
pembengkakan disekitar
wajah
Edukasi :
1. Menjelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan
citra tubuh.
Hasil : keluarga memahami
perunahan pada klien
4. Ansietas 22:00 Reduksi Ansietas (I.09314) 22: 45 S:
berhubungan Observasi : Pasien mengatakan wajahnya
dengan kurang 1. Mengidentifikasi saat tingkat
tidak seperti dulu lagi dan merasa
terpapar ansietas berubah (mis. Kondisi
informasi. dan stressor) takut akan tindakan kemoterapi
Hasil : klien mengatakan yang dijalaniinya
cemas akan kondisinya yang
O:
sekarang
2. Memonitor tanda-tanda Pasien Nampak tegang dan
ansietas (verbal dan non 22:50 gelisah
22:10 verbal)
A:
Hasil : klien Nampak gelisah
dan tegang Masalah belum teratasi
Terapeutik : P:
1. Menciptakan suasana Lanjutkan intervensi
terapeutik untuk 1. Identifikasi saat tingkat
menumbuhkan kepercayaan. ansietas berubah (mis.
Hasil : klien menceritakan Kondisi dan stressor)
22:20 apa keluahnnya 22:55 2. Identifikasi saat tingkat
2. Mendengarkan dengan penuh ansietas berubah (mis.
perhatian. Kondisi dan stressor)
Hasil : pasien menceritakan 3. Latih kegiatan pengalihan
semua yang klien rasa untuk mengurangi
22:25 3. Menggunakan pendekatan ketegangan.
yang tenang dan meyakinkan. 4. Latih teknik relaksasi.
Hasil : klien tidak ragu untuk 5. Kolaborasi pemberian obat
bercerita anti-ansietas, jika perlu.
Edukasi :
1. Informasikan secara factual
mengenai
22:30 diagnosis,pengobatan dan
prognosis.
Hasil : klien mengetahui
mengenai diagnosis
penyakitnya dan prosedur
pengobatannya.
2. Melatih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan.
Hasil : anjurkan
megungkapkan perasaan dan
berikan teknik relaksasi
3. Melatih teknik relaksasi.
Hasil : klien mengatakan rasa
cemasnya sedikit berkurang
setelah melakukan teknik
relaksasi yang dianjurkan
(relasasi napas dalam)
Hasil :
Kolaborasi :
1. Penatalaksanaan pemberian
obat anti-ansietas, jika perlu.
Hasil : telah dilakukan
kolaborasi pemberian obat
Fluoxetine 20 mg/ 24 jam/ oral

HARI KEDUA
NO HARI/
TANGGA DIAGNOSIS JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL JAM EVALUASI
L
1. SELASA/ Hipertermi Manajemen Hipertermia (I.15506) S:
18-01- berhubungan 11.10 11:45
Observasi : Pasien mengatakan demam dan
2022 dengan proses
1. Mengidentifikasi penyebab menggigil
infeksi
hipertermia (mis. Dehidrasi, O:
11:15
terpapar lingkungan panas). 22:50 Pasien dengan suhu diatas
Hasil : klien mengatakan normal 38.0˚C
masih demam A:
2. Memonitor suhu tubuh. Masalah belum teratasi
Hasil : suhu tubuh diatas P:
11:25
normal (38,2˚c) 22:55 Lanjutkan intervensi
Terapeutik : 1. Identifikasi penyebab
1. Melonggarkan atau lepaskan hipertermia (mis.
pakaian. Dehidrasi, terpapar
Hasil : pasien memakai lingkungan panas).
11:35
pakaian longgar tidak sempit 2. Monitor suhu tubuh.
2. Memberikan cairan oral. 3. Berikan cairan oral.
Hasil : pasien mengatakan 4. Lakukan pendinginan
minum sesekali eksternal (mis. Kompres
3. Mengganti linen setiap hari dingin pada dahi,
11:40 atau lebih sering jika leher,dada dan aksila).
mengalami hyperhidrosis 5. Kolaborasi pemberian
(keringat berlebih). cairan dan elektrolit
Hasil : pasien tidak mengalami intravena, jika perlu.
keringat berlebih
4. Lakukan pendinginan eksternal
(mis. Kompres dingin pada dahi,
leher,dada dan aksila).
Hasil : pasien dikompres pada
dahi,leher dan aksila ketika
demam.
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring.
Hasil : pasien selalu terbaring
Kolaborasi :
1. penatalaksanaan pemberian
cairan dan elektrolit intravena,
jika perlu.
Hasil : telah diberikan cairan
NaCl 0,9%
2. Nyeri akut Manajemen Nyeri (l.08238) S:
berhubungan 13.00 Observasi : 13: 45
Pasien mengatakan masih nyeri
dengan agen 1. Mengidentifikasi lokasi, dengan skala 3 jika tanpa obat dan
pencedera
karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri skala 2 jika obat nyeri
fisiologis
(Neoplasma), kualitas, intensitas nyeri diberikan
Hasil : O:
P : nyeri akibat Pasien melakukan teknik
13:15 13:50
pembengkakan diwajah relaksasi
Q : nyeri dirasakan tajam A:
seperti ditusuk-tusuk Masalah belum teratasi
R: nyeri dirasakan pada P:
wajah seblah kanan Lanjutkan intervensi
S: nyeri ringan dengan 1. Identifikasi lokasi,
skala 3 karakteristik, durasi,
13:20 13:55
2. Mengidentifikasi skala nyeri frekuensi, kualitas,
Hasil : nyeri skala 3 intensitas nyeri
3. Mengidentifikasi respons nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
non verbal. 3. Identifikasi respons nyeri
Hasil : klien tampak meringi non verbal.
kesakitan jika timbul nyeri 4. Berikan tehnik non-
Terapeutik : farmakologis untuk
13:25 1. Memberikan tehnik non- mengurangi rasa nyeri
farmakologis untuk 5. Jelaskan penyebab,
mengurangi rasa nyeri (Teknik periode, dan pemicu
relaksasi napas dalam). nyeri
Hasil : pasien melakukan 6. Jelaskan strategi
teknik relaksasi napas dalam meredakan nyeri

13:30 2. Mengontrol lingkungan yang 7. Anjurkan menggunakan


memperberat rasa nyeri analgetik secara tepat
Hasil : pasien tampak memakai 8. Anjurkan tehnik
kipas nonfarmakologis untuk
3. Menfasilitasi istirahat dan mengurangi rasa nyeri
tidur. 9. Kolaborasi pemberian
Hasil : pasien Nampak sesekali analgetik, jika perlu
tidur
Edukasi :
13:35
1. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Hasil : pasien belum
memehami penyebab dan
pemicu nyerinya
2. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
13:40
Hasil : pasien diajarkan teknik
relaksasi napas dalam
3. Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Hasil : pasien telah diberika
obat analgetic ketorolac tepat
waktu
4. Menganjurkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Hasil : posisikan pasien
senyamannya dan ajarkan
teknik relaksasi napas dalam
Kolaborasi :
1. Penatalaksanaan pemberian
analgetik, jika perlu.
Hasil : telah diberikan
analgetik ketorolac 30 mg/ 8
jam/ IV
3. Gangguan citra Promosi Citra Tubuh (I.09305) S:
tubuh 17:00 17: 40
Observasi : Pasien mengatakan merasa malu
berhubungan
1. Mengidentifikasi harapan citra dan minder
dengan perubahan
bentuk tubuh tubuh berdasarkan tahap O:
perkembangan. Pasien sering memgang wajah
Hasil : klien mengatakan yang diverban
tubuhnya menjadi beruah A:
bentuk Masalah belum teratasi
17:10 2. Mengidentifikasi perubahan 17:50 P:
citra tubuh yang Lanjutkan intervensi
mengakibatkan isolasi sosial. 1. Identifikasi harapan citra
Hasil ; klien mengatakan tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
wajahnya tidak seperti dulu
2. Identifikasi perubahan
lagi citra tubuh yang
17:20 17:55
Terapeutik : mengakibatkan isolasi
1. Mendiskusikan perubahan sosial.
tubuh dan fungsinya. 3. Diskusikan perubahan
Hasil : pasien mengatakan tubuh dan fungsinya.
kadang merasa malu dan 4. Diskusikan kondisi stress
minder yang mempengaruhi citra
2. Mendiskusikan kondisi stress tubuh (mis. Luka, penyakit
yang mempengaruhi citra dan pembedahan).
17:30
tubuh (mis. Luka, penyakit dan
pembedahan).
Hasil : klien mengatakan
menerima kondisinya sekarang
Edukasi :
1. Menjelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan
citra tubuh.
Hasil : keluarga memahami
perunahan pada klien
4. Ansietas Reduksi Ansietas (I.09314) S:
berhubungan 23:00 Observasi : 23: 45
Pasien mengatakan wajahnya
dengan kurang 1. Mengidentifikasi saat tingkat
tidak seperti dulu lagi dan merasa
terpapar ansietas berubah (mis. Kondisi
informasi. dan stressor) takut akan tindakan kemoterapi
Hasil : klien mengatakan cemas yang dijalaniinya
akan kondisinya yang sekarang
O:
2. Memonitor tanda-tanda ansietas
(verbal dan non verbal) Pasien Nampak tegang dan
Hasil : klien Nampak gelisah gelisah
dan tegang 23:50 A:
23:10 Terapeutik :
1. Menciptakan suasana terapeutik Masalah belum teratasi
untuk menumbuhkan P:
kepercayaan. Lanjutkan intervensi
Hasil : klien menceritakan apa
keluahnnya 1. Identifikasi saat tingkat
2. Mendengarkan dengan penuh ansietas berubah (mis.
perhatian. Kondisi dan stressor)
23:55 2. Identifikasi saat tingkat
Hasil : pasien menceritakan
semua yang klien rasa ansietas berubah (mis.
3. Menggunakan pendekatan yang Kondisi dan stressor)
23:20
tenang dan meyakinkan. 3. Latih kegiatan pengalihan
Hasil : klien tidak ragu untuk untuk mengurangi
ketegangan.
nercerita 4. Latih teknik relaksasi.
23:30 5. Kolaborasi pemberian obat
Edukasi : anti-ansietas, jika perlu.
1. Informasikan secara factual
mengenai
diagnosis,pengobatan dan
prognosis.
Hasil : klien mengetahui
23:40
mengenai diagnosis
penyakitnya dan prosedur
pengobatannya
2. Melatih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan.
Hasil : anjurkan megungkapkan
perasaan dan berikan teknik
relaksasi
3. Melatih teknik relaksasi.
Hasil : klien mengatakan
cemasnya berkurang setelah
menerapkan relaksasi napas
dalam

Kolaborasi :
1. Penatalaksanaan pemberian obat
anti-ansietas, jika perlu.
Hasil : telah dilakukan
kolaborasi pemberian obat
Fluoxetine 20 mg/ 24 jam/ oral

HARI KEIGA
NO HARI/
TANGGA DIAGNOSIS JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL JAM EVALUASI
L
1. RABU/ Hipertermi 08:00 Manajemen Hipertermia (I.15506) 08:45 S:
19-01- berhubungan Observasi : Pasien mengatakan demamnya
2022 dengan proses
1. Mengidentifikasi penyebab berkurang
infeksi
hipertermia (mis. Dehidrasi, O:
08:50
08:10 terpapar lingkungan panas). Pasien dengan suhu diatas
Hasil : klien mengatakan normal 37.9˚C
demam berkurang A:
2. Memonitor suhu tubuh. Masalah belum teratasi
Hasil : suhu tubuh diaras P:
08:55
08:15 normal (37,9˚c) Lanjutkan intervensi
Terapeutik : 1. Identifikasi penyebab
1. Melonggarkan atau lepaskan hipertermia (mis.
pakaian Dehidrasi, terpapar
Hasil : pasien memakai lingkungan panas).
08:25 pakaian longgar tidak sempit 2. Monitor suhu tubuh.
2. Memberikan cairan oral. 3. Berikan cairan oral.
Hasil : pasien mengatakan sudah 4. Lakukan pendinginan
sering minum dengan porsi eksternal (mis. Kompres
08:40 sedikit tapi sering dingin pada dahi,
3. Mengganti linen setiap hari leher,dada dan aksila).
atau lebih sering jika 5. Kolaborasi pemberian
mengalami hyperhidrosis cairan dan elektrolit
(keringat berlebih). intravena, jika perlu.
Hasil : pasien tidak mengalami
keringat berlebih
4. Melakukan pendinginan
eksternal (mis. Kompres dingin
pada dahi, leher,dada dan
aksila).
Hasil : pasien dikompres pada
dahi,leher dan aksila ketika
demam.
Edukasi :
1. Menganjurkan tirah baring.
Hasil : pasien selalu terbaring
Kolaborasi :
1. penatalaksanaan pemberian
cairan da
Hasil : pasien telah
dipasangkan cairan NaCl 0,9%
2. Nyeri akut 12:00 Manajemen Nyeri (l.08238) 12:45 S:
berhubungan Observasi : Pasien mengatakan nyerinya
dengan agen 1. Mengidentifikasi lokasi, berkurang bila sudah diberikan
pencedera
karakteristik, durasi, frekuensi, obat
fisiologis
(Neoplasma), kualitas, intensitas nyeri O:
Hasil : Pasien memlakukan teknik
P : nyeri akibat pembengkakan relaksasi
diwajah A:
12:10 12:50
Q : nyeri dirasakan tajam seperti Masalah belum teratasi
ditusuk-tusuk P:
R: nyeri dirasakan pada wajah
seblah kanan Lanjutkan intervensi
S: nyeri ringan dengan skala 3 1. Identifikasi lokasi,
2. Identifikasi skala nyeri karakteristik, durasi,
Hasil : nyeri skala 3 frekuensi, kualitas, intensitas
3. Mengidentifikasi respons nyeri non nyeri
verbal. 12:55 2. Identifikasi skala nyeri
Hasil : klien tampak meringis jika 3. Identifikasi respons nyeri non
12:20 timbul nyeri dan jika dimasukkan verbal.
obat anti nyeri Nampak pasen 4. Berikan tehnik non-
membaik farmakologis untuk
Terapeutik : mengurangi rasa nyeri
1. Memberikan tehnik non- 5. Jelaskan penyebab, periode,
farmakologis untuk mengurangi dan pemicu nyeri
rasa nyeri (Teknik relaksasi 6. Jelaskan strategi meredakan
napas dalam). nyeri
Hasil : pasien melakukan teknik 7. Anjurkan menggunakan

12:35 relaksasi napas dalam analgetik secara tepat


2. Mengontrol lingkungan yang 8. Anjurkan tehnik
memperberat rasa nyeri nonfarmakologis untuk
Hasil : pasien tampak memakai mengurangi rasa nyeri
kipas 9. Kolaborasi pemberian
3. Fasilitasi istirahat dan tidur analgetik, jika perlu
Hasil : pasien Nampak sesekali
tidur
Edukasi :
1. Menjelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
Hasil : pasien belum memehami
penyebab dan pemicu nyerinya
2. Menjelaskan strategi meredakan

12:40 nyeri
Hasil : pasien diajarkan teknik
relaksasi napas dalam
3. Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Hasil :
4. Menganjurkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Hasil : posisikan pasien
senyamannya dan ajarkan teknik
relaksasi
Kolaborasi :
1. Penatalaksanaan pemberian
analgetik, jika perlu.
Hasil : telah diberikan obat
ketorolac ketorolac 30 mg/ 8
jam/ IV
3. Gangguan citra 18:00 Promosi Citra Tubuh (I.09305) 18:40 S:
tubuh Observasi : Pasien mengatakan menerima
berhubungan
1. Mengidentifikasi harapan citra kedaannhya
dengan perubahan
bentuk tubuh tubuh berdasarkan tahap O:
perkembangan. Pasien Nampak sering
18:10 Hasil : klien mengatakan memgang wajah yang
tubuhnya menjadi beruah diverban
bentuk 18:45 A:
2. Mengidentifikasi perubahan Masalah belum teratasi
citra tubuh yang P:
mengakibatkan isolasi sosial. Lanjutkan intervensi
18:20 Hasil ; klien mengatakan 1. Identifikasi harapan citra
wajahnya tidak seperti dulu tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
lagi
2. Identifikasi perubahan
Terapeutik :
citra tubuh yang
1. Mendiskusikan perubahan
mengakibatkan isolasi
tubuh dan fungsinya. 18:55
sosial.
18:25 Hasil : pasien mengatakan
3. Diskusikan perubahan
merasa mulai menerima
tubuh dan fungsinya.
keadaannya
4. Diskusikan kondisi stress
2. Mendiskusikan kondisi stress
yang mempengaruhi citra
yang mempengaruhi citra
tubuh (mis. Luka, penyakit
tubuh (mis. Luka, penyakit dan
18:35 dan pembedahan).
pembedahan)
Hasil : klien mengatakan siap
menjalani kemoterapi yang
akan dijalaninya
Edukasi :
1. Menjelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan
citra tubuh.
Hasil : keluarga memahami perubahan
pada klien
4. Ansietas Reduksi Ansietas (I.09314) S:
berhubungan 01:00 Observasi : 01:50
Pasien mengatakan siap
dengan kurang 1. mengidentifikasi saat tingkat
menjalankan tindakan kemoterapi
terpapar ansietas berubah (mis. Kondisi
informasi. dan stressor) yang dijalaniinya
Hasil : klien mengatakan mulai O:
menerima kondisinya
Pasien Nampak tegang dan
2. Memonitor tanda-tanda ansietas
01:10
(verbal dan non verbal) gelisah
Hasil : klien Nampak gelisah 01:55 A:
Terapeutik :
Masalah belum teratasi
1. Menciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan P:
kepercayaan. Lanjutkan intervensi
01:20 Hasil : klien menceritakan apa 1. Identifikasi saat tingkat
keluahnnya ansietas berubah (mis.
2. Dengarkan dengan penuh Kondisi dan stressor)
perhatian 2. Identifikasi saat tingkat
Hasil : pasien menceritakan 02:00 ansietas berubah (mis.
semua yang klien rasa Kondisi dan stressor)
3. Menggunakan pendekatan yang 3. Latih kegiatan pengalihan
tenang dan meyakinkan. untuk mengurangi
Hasil : klien tidak ragu untuk ketegangan.
nercerita 4. Latih teknik relaksasi.
Edukasi : 5. Kolaborasi pemberian obat
01:45
1. Informasikan secara factual anti-ansietas, jika perlu.
mengenai diagnosis,pengobatan
dan prognosis.
Hasil : klien mengetahui
mengenai diagnosis penyakitnya
dan prosedur pengobatannya
2. Melatih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan.
Hasil : anjurkan megungkapkan
perasaan dan berikan teknik
relaksasi
3. Latih teknik relaksasi.
Hasil : diajarkan relaksasi napas
dalam
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat anti-
ansietas, jika perlu.
Hasil : telah dilakukan kolaborasi
pemberian obat Fluoxetine 20 mg/
24 jam/ oral

Anda mungkin juga menyukai