“S”
DENGAN KASUS “LIMFOMA MALIGNA NON HODGKIN" (LNH)
DI RUANG PERAWATAN ONCOLOGY LONTARA 3
RUMAH SAKIT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VIII
I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Ny.S
Tempat/tanggal lahir (umur) : 10/03/1975
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama/suku : Islam
Warga negara : WNI
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Panaikang
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. W
Alamat : Panaikang
Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung
F. GENOGRAM
GI
GII
GIII
47 51
45 40 38
18 15 11
Keterangan :
: Meninggal pasien
Generasi II : Ayah dan ibu Pasien telah
: Pasien meninggal dan tidak memiliki
riwayat penyakit yang sama dengan
pasien
Generasi III : Pasien merupakan anak pertama 4
bersaudara, dan tidak ada saudara
lain yang memiliki penyakit yang
sama dengan pasien.
PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
Objektif :
1. Aktivitas pasien terkadang dibantu dan didampingi oleh keluarga
2. Terdapat luka post op pada wajah sebelah kanan
3. Wajah nampak kemerahan, bengkak dan ada lesi
4. Klien nampak sering memegang wajah yang di verband
5. Pasien nampak lemas
6. Mukosa tidak kering, gusi tidak pucat, bibir lembab
7. Kebersihan rambut : rambut Nampak kusam, pertumbuhan rambut
jarang
8. Kulit : Nampak kering, elastisitas kulit baik
9. Kebersihan kulit : kulit area badan Nampak bersih, namun pada
daerah wajah Nampak memerah dan ada lesi
10. Genetalia dan anus : tidak dilakukan pengkajian
11. Tanda scar/vaksinasi : tidak ada
Objektif :
Aktivitas harian
Kerapian: 0 Keterangan :
0 : Mandiri
BAB : 0 1 : Bantuan dengan alat
BAK : 0 2 : Bantuan orang
3 : Bantuan orang dan alat
4 : Bantuan penuh
a. Pemeriksaan fisik
1) Thoraks dan pernapasan
a) Inspeksi : Dinding dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : Ekspansi dinding dada simetris kiri dan
kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
b) Auskultasi : suara nafas vesikuler , Tidak ada ronchi
dan wheezing
2) Jantung
Inspeksi ictus cordis : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra
batas kiri ICS V linea midlavikula sinistra
batas kanan ICS IV linea stemalis dextra
Auskultasi : Reguler, Tidak ada suara murmur
3) Lengan dan tungkai
Kekuatan otot :
a) Uji kekuatan otot
5 5
5 5
Keterangan :
5 : Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan penuh.
4 : Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan sedang.
3 : Hanya mampu melawan gaya gravitasi
2 : Tidak mampu melawan gaya gravitasi (gerakan pasif)
1 : Tidak ada kontraksi otot
Refleks fisiologis : Positif
Refleks patologis : Negatif
Clubbing finger : Negatif
Varices tungkai : Negatif
4) Columna vertebralis
Inspeksi kelainan bentuk : Tidak ada kelainan
Palpasi
Nyeri tekan : Positif
N. I : Mampu membedakan bau, minyak
angin dan pewangi (parfum)
N. II : Pandangan sedikit kabur
N.III-IV_VI : pasien mampu mengunyah dengan
baik, pasien mampu mengangkat
kelopak mata ke atas, pasien
mampu melirik ke sebelah kiri dan
kanan.
N. VII sensorik : Mampu mengespresikan wajah
tersenyum dan sedih, tidak mampu mengangkat kelopak
mata sebelah kiri
N.VIII : Pendengaran baik
N.XI : Pasien mampu berbicara dengan
orang lain, pasien menggerakkan
kepala ke kiri dan ke kanan
Kaku kuduk : NegatifRSUIEN PASIEN R SUD
PANEMBAHAN SENOPATI
E. KAJIAN POLA TIDUR
Subjektif :
Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan pola tidur teratur, malam hari 7-8 jam, siang hari 2-3
jam
Pendengaran
a. Pina : Simetris
b. Canalis : Ada serumen
Objektif :
Pasien bergantung keluarga, kebutuhan dipenuhi oleh keluarga. Pasien
tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa.
Pemeriksaan fisik
TD : 120/70 mmHg
Suhu : 38,2°C
Nadi : 113 x/menit
RR : 20x/menit
J. KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
Subjektif :
Pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit mempengaruhi kegiatan
ibadahnya yaitu sholat
Objektif :
Pasien tidak sholat karena masih lemas dan lebih banyak terbaring
ditempat tidur
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Foto Thorax PA/AP (tanggal 16-11-2021)
Corakan bronchovaskular kedua paru normal
Tidak tampak bercak infiltrate, konsolidasi maupun lesi noduler
pada kedua paru
Cor : CTI normal, aorta normal
Kedua sinus dan diafragma baik
Tulang-tulang intak
Jaringan lunak sekitar baik
Kesan : tidak tampak tanda-tanda metastasis pada foto thorax
saat ini, cor dan pulmo normal
b. USG Thyroid (tanggal 16-11-2021)
Isthmus : tidak menebal
Thyroid dan lobus dextra: tampak lesi mixechoic dominan solid,
batas tegas, wider than tall, tepi regular dengan kalsifikasi
didalamnya berukuran ± 2,20 x 1,09 x 2,67 cm yang dengan colour
doppler tampak vascularisasi intralesi
Thyroid lobus sinistra : tampak lesi hypoechoic, batas tegas, tepi
regular, non kalsifikasi berukuran ±0,54 x 0,37 x 0,58 cm yang
dengan colour doppler tidak tampak vaskularisasi intralesi
Tampak multiple KGB dengan berbagai ukuran pada regio
submandibular dextra, dengan ukuran terbesar ±2,00 x 1,51, pada
regio submental berukuran ±0,36 x 0,27 cm, pada regio colli dextra
berukuran ± 0,44 x 0,32 dan pada regio submandibula sinistra
berukuran ±0,91 x 0,59 cm serta pada regio colli sinistra dengan
ukuran terbesar ±0,64 x 0,28 cm yang dengan colour doppler tidak
tampak vaskularisasi intralesi
Kesan : multiple lymphadenopathy regio colli bilateral level 3,
regio submandibula bilateral level IB dan regio submental level
IA sugestif malignancy, nodul thyroid dextra (TIRADS 3) ,
nodul thyroid sinistra (TIRADS 2)
MCV 86 80.0-97.0 fl
RDW-SD 44 37.0-54.0 fL
P-LCR 13.0-43.0 %
PCT 0.15-0.50 %
80.5 52.0-75.0 %
NEUT
11.9 20.0-40.00 %
LYMPH
6.8 2.00-8.00 10^3/uL
MONO
0.3 1.00-3.00 10^3/uL
EO
0.5 0.00-0.10 10^3/uL
BASO
KIMIA DARAH
Fungsi Ginjal
Ureum 16 10-50 mg/dl
0.30 L(<1.3): P(<1.1) mg/dl
Kreatinin
Klorida
Kesan :
Leukopenia
h. Terapi Medis
M. ANALISA DATA
3. DS : Limpoma maligna
↓
1) Klien mengatakan
Adanya
merasa malu dan pembengkakan
kelenjar limfe
minder.
↓
2) Klien mengatakan Menyumbat aliran Gangguan citra
darah tubuh
tubuhnya menjadi
↓
berubah bentuk. Pembengkakan di
daerah wajah
3) Klien mengatakan
↓
wajahnya tidak seperti Penampakan abnormal
tubuh
dulu lagi.
↓
DO : Gangguan citra
tubuh
1) Terdapat luka post op
pada wajah sebelah
kanan.
2) Wajah nampak
kemerahan, bengkak
dan ada lesi
3) Klien Nampak sering
memegang wajah yang
di verban.
4) Pasien nampak lemas.
4. DS : Limpoma maligna
↓
1) Pasien mengatakan
Terapi
merasa takut akan ↓
Kemoterapi
tindakan kemoterapi
↓
Ansietas
yang akan dijalaninya. Menimbulkan efek
samping
2) Klien mengeluh pusing
↓
3) Klien merasa tidak Kurang terpapar
berdaya. informasi
DO : ↓
1) Klien tampak gelisah. Koping tidak efektif
↓
2) Klien tampak tegang. Ansietas
3) Muka klien tampak
pucat.
4) Terdengar suara klien
bergetar.
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama / Umur : Ny.S / 47 Tahun
Ruang / Kamar : Ruang Lontara 3 Belakang / Kamar 7/1.
No Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Neoplasma).
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh.
4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
O. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSIS INTERVENSI KEPERAWATAN
NO KEPERAWATAN Tujuan/Kriteria Hasil
Intervensi keperawatan (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
1. Hipertermi berhubungan Tujuan: Manajemen Hipertermia (I.15506)
dengan proses infeksi, Setelah dilakukan tindakan Observasi :
ditandai dengan : keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
Data Subjektif : jam diharapkan Dehidrasi, terpapar lingkungan panas).
1) Klien mengatakan hipertermi klien 2. Monitor suhu tubuh.
demam menurun, dengan, kriteria Terapeutik :
2) Klien mengatakan
hasil: 1. Longgarkan atau lepaskan pakaian.
badannya
menggigil. 1. Suhu tubuh dalam batas 2. Berikan cairan oral.
3) Klien mengatakan normal. 3. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
merasa tidak
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih).
nyaman terkait
dengan 4. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Kompres
kondisinya dingin pada dahi, leher,dada dan aksila).
Data Objektif :
Edukasi :
1. Kulit klien terasa
1. Anjurkan tirah baring.
hangat.
Kolaborasi :
2. Suhu tubuh diatas 1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
nilai normal intravena, jika perlu.
( T=38,2̊C).
3. Tampak kulit klien
berwarna
kemerahan.
fisiologis (Neoplasma), jam diharapkan tingkat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
nyeri akan 3. Gelisah menurun. rasa nyeri (Teknik relaksasi napas dalam).
3. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan Promosi Citra Tubuh (I.09305)
berhubungan dengan keperawatan selama 3X24 Observasi :
perubahan bentuk tubuh, jam diharapkan gangguan 1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
ditandai dengan : citra tubuh dapat perkembangan.
Data Subjektif : meningkat dengan kriteria 2. Identifikasi perubahan citra tubuh yang
1. Klien mengatakan hasil : mengakibatkan isolasi sosial.
merasa malu dan 1. Melihat bagian
minder. tubuh meningkat. Terapeutik :
2. Klien mengatakan 2. Verbalisasi 1. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya.
tubuhnya menjadi kecacatan bagian 2. Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi
berubah bentuk. tubuh meningkat. citra tubuh (mis. Luka, penyakit dan
3. Klien mengatakan 3. Respon non-verbal pembedahan).
wajahnya tidak seperti pada perubahan Edukasi :
dulu lagi. tubuh membaik. 3. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
Data Objektif : perubahan citra tubuh.
1. Terdapat luka post op
pada wajah sebelah
kanan.
2. Wajah nampak
kemerahan, bengkak
dan ada lesi
3. Klien Nampak sering
memegang wajah
yang di verban.
4. Pasien nampak lemas.
4. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (I.09314)
dengan kurang terpapar keperawatan selama 3X24 Observasi :
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
informasi, ditandai dengan jam diharapkan tingkat Kondisi dan stressor)
: ansietas menurun dengan 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non
verbal)
Data Subjektif : kriteria hasil : Terapeutik :
1. Pasien mengatakan 1. Perilaku gelisah 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
merasa takut akan menurun. kepercayaan.
2. Dengarkan dengan penuh perhatian.
tindakan kemoterapi 2. Keluhan pusing 3. Gunakan pendekatan yang tenang dan
yang akan dijalaninya menurun. meyakinkan.
2. Klien mengeluh 3. Perilaku tegang Edukasi :
1. Informasikan secara factual mengenai diagnosis,
pusing menurun. pengobatan dan prognosis.
3. Klien merasa tidak 2. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan.
berdaya.
3. Latih teknik relaksasi.
Data Objektif : Kolaborasi :
1. Klien tampak gelisah. 1. Kolaborasi pemberian obat anti-ansietas, jika perlu.
2. Klien tampak tegang.
3. Muka klien tampak
pucat.
4. Terdengar suara klien
bergetar.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
HARI PERTAMA
NO HARI/
TANGGAL DIAGNOSIS JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL JAM EVALUASI
1. SENIN/ Hipertermi Manajemen Hipertermia (I.15506) S:
17-01-2022 berhubungan 09:00 09:45
Observasi : Pasien mengatakan demam dan
dengan proses
1. Mengidentifikasi penyebab menggigil
infeksi
hipertermia (mis. Dehidrasi, O:
terpapar lingkungan panas). Pasien dengan suhu diatas
09:10 Hasil : klien mengatakan normal 38.2˚C
09:50
demam A:
2. Memonitor suhu tubuh. Masalah belum teratasi
Hasil : suhu tubuh diaras P:
HARI KEDUA
NO HARI/
TANGGA DIAGNOSIS JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL JAM EVALUASI
L
1. SELASA/ Hipertermi Manajemen Hipertermia (I.15506) S:
18-01- berhubungan 11.10 11:45
Observasi : Pasien mengatakan demam dan
2022 dengan proses
1. Mengidentifikasi penyebab menggigil
infeksi
hipertermia (mis. Dehidrasi, O:
11:15
terpapar lingkungan panas). 22:50 Pasien dengan suhu diatas
Hasil : klien mengatakan normal 38.0˚C
masih demam A:
2. Memonitor suhu tubuh. Masalah belum teratasi
Hasil : suhu tubuh diatas P:
11:25
normal (38,2˚c) 22:55 Lanjutkan intervensi
Terapeutik : 1. Identifikasi penyebab
1. Melonggarkan atau lepaskan hipertermia (mis.
pakaian. Dehidrasi, terpapar
Hasil : pasien memakai lingkungan panas).
11:35
pakaian longgar tidak sempit 2. Monitor suhu tubuh.
2. Memberikan cairan oral. 3. Berikan cairan oral.
Hasil : pasien mengatakan 4. Lakukan pendinginan
minum sesekali eksternal (mis. Kompres
3. Mengganti linen setiap hari dingin pada dahi,
11:40 atau lebih sering jika leher,dada dan aksila).
mengalami hyperhidrosis 5. Kolaborasi pemberian
(keringat berlebih). cairan dan elektrolit
Hasil : pasien tidak mengalami intravena, jika perlu.
keringat berlebih
4. Lakukan pendinginan eksternal
(mis. Kompres dingin pada dahi,
leher,dada dan aksila).
Hasil : pasien dikompres pada
dahi,leher dan aksila ketika
demam.
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring.
Hasil : pasien selalu terbaring
Kolaborasi :
1. penatalaksanaan pemberian
cairan dan elektrolit intravena,
jika perlu.
Hasil : telah diberikan cairan
NaCl 0,9%
2. Nyeri akut Manajemen Nyeri (l.08238) S:
berhubungan 13.00 Observasi : 13: 45
Pasien mengatakan masih nyeri
dengan agen 1. Mengidentifikasi lokasi, dengan skala 3 jika tanpa obat dan
pencedera
karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri skala 2 jika obat nyeri
fisiologis
(Neoplasma), kualitas, intensitas nyeri diberikan
Hasil : O:
P : nyeri akibat Pasien melakukan teknik
13:15 13:50
pembengkakan diwajah relaksasi
Q : nyeri dirasakan tajam A:
seperti ditusuk-tusuk Masalah belum teratasi
R: nyeri dirasakan pada P:
wajah seblah kanan Lanjutkan intervensi
S: nyeri ringan dengan 1. Identifikasi lokasi,
skala 3 karakteristik, durasi,
13:20 13:55
2. Mengidentifikasi skala nyeri frekuensi, kualitas,
Hasil : nyeri skala 3 intensitas nyeri
3. Mengidentifikasi respons nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
non verbal. 3. Identifikasi respons nyeri
Hasil : klien tampak meringi non verbal.
kesakitan jika timbul nyeri 4. Berikan tehnik non-
Terapeutik : farmakologis untuk
13:25 1. Memberikan tehnik non- mengurangi rasa nyeri
farmakologis untuk 5. Jelaskan penyebab,
mengurangi rasa nyeri (Teknik periode, dan pemicu
relaksasi napas dalam). nyeri
Hasil : pasien melakukan 6. Jelaskan strategi
teknik relaksasi napas dalam meredakan nyeri
Kolaborasi :
1. Penatalaksanaan pemberian obat
anti-ansietas, jika perlu.
Hasil : telah dilakukan
kolaborasi pemberian obat
Fluoxetine 20 mg/ 24 jam/ oral
HARI KEIGA
NO HARI/
TANGGA DIAGNOSIS JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL JAM EVALUASI
L
1. RABU/ Hipertermi 08:00 Manajemen Hipertermia (I.15506) 08:45 S:
19-01- berhubungan Observasi : Pasien mengatakan demamnya
2022 dengan proses
1. Mengidentifikasi penyebab berkurang
infeksi
hipertermia (mis. Dehidrasi, O:
08:50
08:10 terpapar lingkungan panas). Pasien dengan suhu diatas
Hasil : klien mengatakan normal 37.9˚C
demam berkurang A:
2. Memonitor suhu tubuh. Masalah belum teratasi
Hasil : suhu tubuh diaras P:
08:55
08:15 normal (37,9˚c) Lanjutkan intervensi
Terapeutik : 1. Identifikasi penyebab
1. Melonggarkan atau lepaskan hipertermia (mis.
pakaian Dehidrasi, terpapar
Hasil : pasien memakai lingkungan panas).
08:25 pakaian longgar tidak sempit 2. Monitor suhu tubuh.
2. Memberikan cairan oral. 3. Berikan cairan oral.
Hasil : pasien mengatakan sudah 4. Lakukan pendinginan
sering minum dengan porsi eksternal (mis. Kompres
08:40 sedikit tapi sering dingin pada dahi,
3. Mengganti linen setiap hari leher,dada dan aksila).
atau lebih sering jika 5. Kolaborasi pemberian
mengalami hyperhidrosis cairan dan elektrolit
(keringat berlebih). intravena, jika perlu.
Hasil : pasien tidak mengalami
keringat berlebih
4. Melakukan pendinginan
eksternal (mis. Kompres dingin
pada dahi, leher,dada dan
aksila).
Hasil : pasien dikompres pada
dahi,leher dan aksila ketika
demam.
Edukasi :
1. Menganjurkan tirah baring.
Hasil : pasien selalu terbaring
Kolaborasi :
1. penatalaksanaan pemberian
cairan da
Hasil : pasien telah
dipasangkan cairan NaCl 0,9%
2. Nyeri akut 12:00 Manajemen Nyeri (l.08238) 12:45 S:
berhubungan Observasi : Pasien mengatakan nyerinya
dengan agen 1. Mengidentifikasi lokasi, berkurang bila sudah diberikan
pencedera
karakteristik, durasi, frekuensi, obat
fisiologis
(Neoplasma), kualitas, intensitas nyeri O:
Hasil : Pasien memlakukan teknik
P : nyeri akibat pembengkakan relaksasi
diwajah A:
12:10 12:50
Q : nyeri dirasakan tajam seperti Masalah belum teratasi
ditusuk-tusuk P:
R: nyeri dirasakan pada wajah
seblah kanan Lanjutkan intervensi
S: nyeri ringan dengan skala 3 1. Identifikasi lokasi,
2. Identifikasi skala nyeri karakteristik, durasi,
Hasil : nyeri skala 3 frekuensi, kualitas, intensitas
3. Mengidentifikasi respons nyeri non nyeri
verbal. 12:55 2. Identifikasi skala nyeri
Hasil : klien tampak meringis jika 3. Identifikasi respons nyeri non
12:20 timbul nyeri dan jika dimasukkan verbal.
obat anti nyeri Nampak pasen 4. Berikan tehnik non-
membaik farmakologis untuk
Terapeutik : mengurangi rasa nyeri
1. Memberikan tehnik non- 5. Jelaskan penyebab, periode,
farmakologis untuk mengurangi dan pemicu nyeri
rasa nyeri (Teknik relaksasi 6. Jelaskan strategi meredakan
napas dalam). nyeri
Hasil : pasien melakukan teknik 7. Anjurkan menggunakan
12:40 nyeri
Hasil : pasien diajarkan teknik
relaksasi napas dalam
3. Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Hasil :
4. Menganjurkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Hasil : posisikan pasien
senyamannya dan ajarkan teknik
relaksasi
Kolaborasi :
1. Penatalaksanaan pemberian
analgetik, jika perlu.
Hasil : telah diberikan obat
ketorolac ketorolac 30 mg/ 8
jam/ IV
3. Gangguan citra 18:00 Promosi Citra Tubuh (I.09305) 18:40 S:
tubuh Observasi : Pasien mengatakan menerima
berhubungan
1. Mengidentifikasi harapan citra kedaannhya
dengan perubahan
bentuk tubuh tubuh berdasarkan tahap O:
perkembangan. Pasien Nampak sering
18:10 Hasil : klien mengatakan memgang wajah yang
tubuhnya menjadi beruah diverban
bentuk 18:45 A:
2. Mengidentifikasi perubahan Masalah belum teratasi
citra tubuh yang P:
mengakibatkan isolasi sosial. Lanjutkan intervensi
18:20 Hasil ; klien mengatakan 1. Identifikasi harapan citra
wajahnya tidak seperti dulu tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
lagi
2. Identifikasi perubahan
Terapeutik :
citra tubuh yang
1. Mendiskusikan perubahan
mengakibatkan isolasi
tubuh dan fungsinya. 18:55
sosial.
18:25 Hasil : pasien mengatakan
3. Diskusikan perubahan
merasa mulai menerima
tubuh dan fungsinya.
keadaannya
4. Diskusikan kondisi stress
2. Mendiskusikan kondisi stress
yang mempengaruhi citra
yang mempengaruhi citra
tubuh (mis. Luka, penyakit
tubuh (mis. Luka, penyakit dan
18:35 dan pembedahan).
pembedahan)
Hasil : klien mengatakan siap
menjalani kemoterapi yang
akan dijalaninya
Edukasi :
1. Menjelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan
citra tubuh.
Hasil : keluarga memahami perubahan
pada klien
4. Ansietas Reduksi Ansietas (I.09314) S:
berhubungan 01:00 Observasi : 01:50
Pasien mengatakan siap
dengan kurang 1. mengidentifikasi saat tingkat
menjalankan tindakan kemoterapi
terpapar ansietas berubah (mis. Kondisi
informasi. dan stressor) yang dijalaniinya
Hasil : klien mengatakan mulai O:
menerima kondisinya
Pasien Nampak tegang dan
2. Memonitor tanda-tanda ansietas
01:10
(verbal dan non verbal) gelisah
Hasil : klien Nampak gelisah 01:55 A:
Terapeutik :
Masalah belum teratasi
1. Menciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan P:
kepercayaan. Lanjutkan intervensi
01:20 Hasil : klien menceritakan apa 1. Identifikasi saat tingkat
keluahnnya ansietas berubah (mis.
2. Dengarkan dengan penuh Kondisi dan stressor)
perhatian 2. Identifikasi saat tingkat
Hasil : pasien menceritakan 02:00 ansietas berubah (mis.
semua yang klien rasa Kondisi dan stressor)
3. Menggunakan pendekatan yang 3. Latih kegiatan pengalihan
tenang dan meyakinkan. untuk mengurangi
Hasil : klien tidak ragu untuk ketegangan.
nercerita 4. Latih teknik relaksasi.
Edukasi : 5. Kolaborasi pemberian obat
01:45
1. Informasikan secara factual anti-ansietas, jika perlu.
mengenai diagnosis,pengobatan
dan prognosis.
Hasil : klien mengetahui
mengenai diagnosis penyakitnya
dan prosedur pengobatannya
2. Melatih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan.
Hasil : anjurkan megungkapkan
perasaan dan berikan teknik
relaksasi
3. Latih teknik relaksasi.
Hasil : diajarkan relaksasi napas
dalam
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat anti-
ansietas, jika perlu.
Hasil : telah dilakukan kolaborasi
pemberian obat Fluoxetine 20 mg/
24 jam/ oral