Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

FEBRIS

DISUSUN OLEH:
AINA SARI
03-21-076
LAPORAN PENDAHULUAN
FEBRIS

1. Pengertian
Demam/ febris apabila suhu tubuh >37,7ºC, ada yang menyebutkan bahwa
demam sebagai peningkatan suhu tubuh diatas 38-40ºC, hiperpireksia apabila
suhu tubuh >41ºC, dan subfebris apabila suhu tubuh diatas normal tapi lebih
rendah dari 37,7 ºC. (zein 2012)

2. Etiologi
Peningkatan suhu tubuh ini di sebabkan oleh beredarnya suatu molekul kecil
di dalam tubuh yang disebut dengan PIROGEN, yaitu zat pencetus panas,
biasanya penyebab demam sudah dapat di ketahui dalam dua sampai tiga hari
dengan pemeriksaan medis yang terarah.
Demam dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, yaitu keadaan dimana
terdapat racun yang tidak diketahui dan tidak dikenali oleh tubuh atau reaksi
terhadap pemakaian obat, pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosa
penyebab demam diperlukan pengambilan riwayat penyakit pasien laboratorium
secara tepat.

3. Menifestasi kinis
Menurut (nuarif 2015) tanda dan gejala febris sebagai berikut:
a. Anak rewel (suhu lebih dari 37,5ºC -39ºC).
b. Kulit kemerahan.
c. Meningkatnya frekuensi pernafasan.
d. Hangat jika disentuh.
e. Kehilangan nafsu makan.
f. Menggigil.
g. Dehidrasi.
4. Klasifikasi
Tipe demam antara lain:
a. Demam Septik
Suhu tubuh berangsur naik ketingkat tinggi pada malam hari dan turun
kembali ketingkat normal pada pagi hari.
b. Demam Remittem
Suhu badan turun setiap hari tapi suhu badan normal.
c. Demam Intermittem
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
d. Demam Kontiyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda hanya lebih dari satu derajat.
e. Demam Siklik
Kenaikan suhu selama beberapa hari yang di ikuti oleh priode bebas demam
untuk beberapa hari, kemudian di ikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

5. Komplikasi
a. Dehidrasi demam meningkatkan meningkatkan penguapan cairan tubuh.
b. Kejang pada demam jarang terjadi (1 dari 30 anak demam) sering terjadi pada
anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, serangan pertama umum nya tidak lama
tidak berulang dan kejang demam ini tidak membahayakan bagi otak.
c. Takikardi insufisiensi jantung insufisiensi pulmonal.

6. Diagnosa
a. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.
b. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kurangnya cairan yang
masuk.
c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
d. Kekurangan pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Uji Coba Darah
Contoh pada demam DBD dijumpai trombositopenia dan pada pemeriksaan
kimia darah tampak hiponatremia dll.
b. Pembiakan kuman dari cairan tubulesi, contohnya seni mungkin dapat
ditemukan albuminuria ringan.

8. Penatalaksanaan
Demam dapat menguntungkan dan meningkat pada tingkatan tertentu demam
merupakan bagian dari pertahanan tubuh, antara lain daya fagostotis meningkat
dan viabilitas kuman menurun, tetapi juga merugikan karna menggangu aktivitas
serta kualitas tidur serta makan dan minum.
a. Secara Fisik
1) Observasi suhu tubuh setiap 4-6 jam sekali.
2) Gunakan pakaian tipis.
3) Tempatkan di ruangan bersuhu normal.
4) Kompres menggunakan air hangat.
5) Berika minuman yang cukup karna kebutuhan air meningkat.
b. Pemberian Obat
1) Pemberian antipiretik.
2) Antibiotik sesuai dosis.
3) Pemerian cairan penetral.
ASUHAN KEPERAWATAN

FEBRIS

1. Pengkjian
a. Identitas Pasien
Nama : An. F
Umur : 3 Tahun
Jenis kelamin : Laki -laki
Agama : Islam
Alamat : Kumai Hilir 02
Tanggal masuk : 3 Juli 2023
Tanggal keluar : 5 Juli 2023
Diagnosa : Febris
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. E
Umur : 29 Tahun
Jenis kelamin : Prempuan
Agama : Islam
Alamat : Kumai Hilir 02
Hubungan dengan pasien : Ibu Pasien
Perkerjaan : IRT

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan badan anaknya panas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu pasien datang ke puskesmas pada tanggal 3 juli 2023, pukul 13:45 WIB,
dengan pemeriksaan 38ºC, mengatakan bahwa anaknya panas selama 2 hari,
mual dan muntah sebanyak 4 kali dalam sehari.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien pernah mengalami penyakit yang sama.

3. Pola Kesehatan
a. Pola Presepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien
pernah mengonsumsi obat paracetamol.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan mengonsumsi obat
dari puskesmas.
b. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan dalam aktivitas
sehari-hari pasien aktif dan ceria.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan aktivitas pasien
terganggu karna penyakitnya.
c. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan bahwa pasien
makan 3x sehari dan minum 3-4 gelas
dalam sehari.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan pasien tidak nafsu
makan dan minum.
d. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan pasien BAB 3x
sehari dengan konsistansi padat lunak dan
berwarna kuning, BAK 2-4x dalam sehari.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan pasien BAB 1x
sehari dengan konsistansi padat lunak dan
berwarna kuning, BAK 2-3x dalam sehari.
e. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan pasien tidur normal
7-8 jam dalam sehari.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan tidut pasien
terganggu hanya 6-5 jam dalam sehari.
f. Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan pasien mandi 2-3x
Sehari.
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan tidak mandi karna
panas.
g. Pola Presepsi Kongnitif dan Perseptual
Sebelum sakit : Tidak ada gangguan penglihatan.
Saat sakit : Tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
h. Pola Seksual dan Reproduksi
Ibu pasien mengatakan kelamin anak usia 3 tahun.

4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Pemeriksaan TTV : N : 85x per menit
RR : 22x per menit
S : 38ºC
TD :-
SPO2 : 98%

5. Head To Toe
Rambut : Bersih dan berwarna hitam, rambut pendek
Kepala : Simetris
Mata : Simetris, penglihatan baik
Telinga : Simetris, bersih dan tidak ada serumen
Hidung : Simetris, bersih dan tidak ada serumen
Mulut : Mukosa bibir kering, gigi bersih dan tidak ada kotoran
Leher : Tidak ada pembengkakan tyroid

6. Thorax
I : Bentuk dada simetris
A : Sonor (lup dup)
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Pekak
7. Jantung
I : Simetris
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Pekak
A : Terdengar bunyi lup dup

8. Abdomen
A : Tidak kembung
I : Simetris
P : Bising usus 12x menit
P : Tidak ada nyeri tekan

9. Extermitas
Kanan atas : Tidak terpasang infus dan utuh.
Bawah : Tidak terdapat luka odem dan utuh.
Kiri atas : Terpasang infus RL 20 tpm.
Bawah : Tidak terpasang luka odem dan utuh.
10. Analisa data

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1 DS : Ibu pasien Hypertermi Suhu meningkat
mengatakan badan
anaknya panas

DO : Pasien
nampak
pucat
N : 86x
RR : 24x
S : 38 ºC
2 DS : Ibu pasien Ketidakseimbangan Ketidakmampuan
mengatakan anaknya nutrisi kurang dari mencerna
mual dan muntah 4x kebutuhan tubuh makanan
sehari

DO: Tubuh pasien


nampak lemas
N : 86x
RR : 24x
S : 38 ºC
3 DS :Ibu pasien Kurang pengetahuan Ketidaktauan
mengatakan dirinya berhubungan
tidak tau tetang dengan
penyakit anaknya kurangnya
terpapar
DO : Ibu pasien informasi
nampak bingung
11. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil kajian yang muncul pada anak F adalah
1. Pengkajian suhu tubuh : Hypertermi berhubungan dengan suhu tubuh
meningkat.
2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan kurangnya nutrisi
yang masuk kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi/
tidak mengenal sumber informasi.

Anda mungkin juga menyukai