Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DF ( DENGUE FEVER)

DISUSUN
O
L
E
H

NAMA KELOMPOK 4 :
1 Mansye Latumahina 7 Ramalia Pattiekon
2 Meilissa Lesilolo 8 Siti Hajar Kelsaba
3 Moh Hijan Tehuayo 9 Saraju Rumfot
4 Putri Arsyi 10 Tini Sampulawa
5 Nurmina Kaimudin 11 Risti R Umasugi
6 Ribiyanti Rumfot

KELAS : A2 Siang (Kairatu)


SEMESTER : V (Lima)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MALUKU HUSADA
KAIRATU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN DF (DENGUE FEVER)” dapat diselesaikan pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, walaupun penulis berusaha
semaksimal mungkin dan telah memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
masukkan dari pembaca untuk perbaikan makalah ini akan sangat dihargai dan penulis tidak
lupa mengucapkan terima kasih.

Kairatu, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Manfaat

BAB II TINJAUAN KASUS


2.1. Kasus
2.2. Pengkajian Keperawatan
2.3. Analisa Data
2.4. Diagnosa Keperawatan Prioritas
2.5. Intervensi Keperawatan

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dengue, merupakan penyakit virus yang diperantarai oleh nyamuk, sering terjadi pada
manusia. Gambaran awal gejala mirip dengue pertama sekali disebutkan dalam Chinese
Encyclopedia and Symptoms selama dinasti chin (265-420 M). Penyakit ini disebut juga dengan
“racun air” dan berhubungan dengan serangga yang terbang dekat air. Sekarang, dengue
diketahui disebabkan oleh virus RNA strain tunggal dengan nucleocapsid icosahedral dan
ditutupi oleh kapsul lipid.

Demam Dengue (dengue fever, selanjutnya disingkat DF) adalah penyakit yang terutama
terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda - tanda klinis demam, nyeri otot
dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenopati,
demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa mengecap yang
terganggu, trombositopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan (petekie) spontan.

Demam Berdarah Dengue (dengue haemorrhagic fever, selanjutnya disingkat DHF), ialah
penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Uji tourniquet akan positif dengan
tanpa ruam disertai beberapa atau semua gejala perdarahan seperti petekie spontan yang timbul
serentak, purpura, ekimosis, epitaksis. hematemesis, melena, trombositopenia, masa
perdarahan dan masa protrombin memanjang, hematokrit meningkat dan gangguan maturasi
megakariosit.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan DF (Dengue Fever) ?

1.3.Manfaat Penulisan
1. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan DF (Dengue Fever).
BAB II
TINJAUAN KASUS

2.1. Kasus
Tn. A berusia 25 tahun, menjalani perawatan di RS pada hari ke-4 dengan diagnosa DF.
Keluhan yang dirasakan Tn.A yaitu : lemas, demam, kepala pusing dan haus. TD 100/70
mmHg, nadi 105x/mnt, pernapasan 22x/mnt, rentang suhu 38-39°C sudah terjadi hampir 3 hari
SMRS dan saat ini 38,5°C. Uji torniket positif, petekie (+), BAB terakhir encer. Hasil lab : Ht
55,3%, Hb 20g/dL, LED 50mm/jam, Leukosit 5700/μL.

2.2. Pengkajian Keperawatan


1. Identitas
 Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai swasta
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Ambon
Alamat : Batu Merah
Tanggal MRS : 28 Oktober 2019
Tanggal pengkajian : 01 November 2019
Sumber Informasi : pasien dan keluarga
Diagnosa masuk : DF
 Penanggung
Nama : Ny. K
Hubungan dengan pasien : Istri

2. Riwayat keluarga
Genogram (kalau perlu) :-
Keterangan genogram :-

3. Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama : pasien mengeluh demam, dan mudah haus.
Alasan masuk Rumah Sakit : saat masuk rumah sakit pasien mengeluh demam, kepala pusing.
Saat ini pasien merasa lemas, dan mudah haus.

b. Status Kesehatan Masa Lalu


- Pasien mengatakan belum pernah dirawat menderita penyakit DF
- Pasien mengatakan belum pernah dirawat karena penyakit tertentu..
- Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat atau makanan dan belum pernah
memiliki riwayat transfuse.
- Pasien biasanya merokok dan minum kopi.

4. Riwayat Penyakit Keluarga :


- Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular dan
penyakit DF. Namun ada tetangga dalam jarak rumah berdekatan dengan pasien yang
mengalami penyakit DF.

5. Diagnosa Medis : DF

6. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan : pasien mengatakan dirinya ingin kembali
sehat lagi.
b. Nutrisi/metabolic :
- Pasien tidak mengalami perubahan porsi dan nafsu makan sebelum dan setelah sakit.
Sebelum sakit pasien biasanya makan 3-4 kali sehari dengan porsi makan 1 porsi,
setelah sakit pasien makan 3 kali sehari dengan porsi makan 1 porsi.
- Saat sakit pasien sering minum air karena mudah merasa haus.
c. Pola eliminasi : berdasarkan pengkajian pasien mengalami BAB terakhir encer
d. Pola aktivitas dan latihan (ADL)
- Pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri, namun kadang dibantu istrinya
ketika pasien merasa lemas.
e. Pola istirahat dan tidur : sebelum sakit pasien tidur 2 kali sehari yaitu siang (3-4 jam) dan
malam (7-8 jam) dan setelah sakit pasien tidur 2 kali sehari yaitu siang (2-3 jam) dan malam
(5-6 jam).
f. Pola manajemen koping stress : pasien mengungkapkan keluhan yang dirasakan baik pada
perawat maupun keluarga.
g. Pola keyakinan-nilai : pasien tidak mampu melakukan sholat saat sakit jadi pasien hanya
berdoa ditempat tidur.

7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran: Composmentis
TTV : TD: 100/70 mmHg, Nadi : 105x/mnt, Suhu: 38,5° C, RR: 22x/mnt
A. Kulit :
- Inspeksi : terdapat ruam kemerahan, tidak ada edema dan lesi
- Palpasi : tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, akral pasien panas.

B. Kepala:
- Inspeksi : keadaan rambut dan kulit kepala bersih, tidak ada lesi
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan edema

C. Mata
- Inspeksi : pandangan baik, konjuctiva an-anemis dan sklera an-ikterik
- Palpasi : -

D. Telinga
- Inspeksi : telinga simetris, tidak ada lesi
- Palpasi : -

E. Hidung
- Inspeksi : tidak ada lesi, tidak terdapat sekret
- Palpasi : -

F. Mulut
- Inspeksi : mukosa mulut kering
- Palpasi : -

G. Leher
- Inspeksi : ada tidak ada pembesaran kelenjar tiroid pada leher

O. Neurologi
- tingkat kesadaran pasien (Composmentis)

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan :
Hematokrit : 55,3% (normal: 35-45%)
HB : 20g/dl. (normal 13-16g/dl)
LED : 50 mm/jam
Leukosit : 5700/uL (normal: 5000-10.000/uL)
Plt : 34.000/uL (normal: 150-400)
b. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
Hasil torniket (+)

2.3. Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1 DS : Pasien merasa lemas Peningkatan permeabilitas Kekurangan volume
dan mudah haus. kapiler cairan
DO :
mukosa bibir kering
TD : 100/70 mmHg
N : 105x/mnt
Hasil pemeriksaan lab
yang menunjukan :
- Ht: 55,3%
- Hb: 20 g/dl
- LED : 5700/μL
- Plt: 34.000 /μL

2 DS : Proses penyakit Hipertermi


Pasien mengeluh demam
DO :
akral pasien panas
- Suhu tubuh 38,5°

2.4. Diagnosa Keperawatan Prioritas


Diagnosa Keperawatan (berdasarkan prioritas) :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan mekanisme regulasi ditandai dengan
peningkatan hematocrit.
2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit DHF ditandai dengan kulit panas ketika disentuh.

2.5. Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Rencana keperawatan
keperawatan
Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1 Hipertermi Setelah diberikan NIC: Fever Treatment
berhubungan tindakan Fever Treatment 1. Agar mengetahui
dengan penyakit keperawatan 1.Memonitor perubahan suhu
DHF ditandai selama 1x4 jam di temperatur pasien yang dialami pasien
dengan kulit harapkan suhu paling sedikit setiap 2 dan jika tidak ada
panas ketika tubuh pasien jam perubahan atau ke
disentuh. menuju normal arah yang lebih
2. Monitor frekuensi
Dengan kriteria buruk dapat
pernafasan, nadi dan
hasil : diberikan medikasi
tekanan darah pasien
yang sesuai
NOC: agar tetap dalam
Thermoregulation rentang normal 2. Untuk mengetahui
1. Terjadi perubahan yang
3. Monitor intake dan
penurunan pada terjadi pada
output pasien sesuai
suhu kulit pasien pernafasan, nadi dan
dengan kebutuhan
yaitu saat disentuh tekanan darah pasien
4. Berikan cairan
tidak terasa panas dan dapat diberikan
melalui IV dengan
medikasi yang
2. Warna kulit jumlah sesuai anjuran
sesuai
pasien kembali ke
5. Berikan obat anti
warna aslinya 3. Agar terjadi
piretik dengan dosis
keseimbangan antara
3. Pasien tidak sesuai anjuran dokter
intake dan output
mengalami
6. Berikan kompres serta menghindari
dehidrasi selama
hangat pada lipat paha dehidrasi yang
hipertermi
dan aksila pasien mungkin terjadi
Vital signs 7. Monitor komplikasi pada pasien
1. Suhu tubuh terkait demam 4. Mempertahankan
stabil stabil dan (kejang, penurunan kebutuhan cairan
menuju rentang kesadaran, status pasien sehingga
normal yaitu ketidakabnormalan mencegah terjadinya
36,5°C -37,5°C. elektrolit, dehidrasi
ketidakseimbangan
2. Frekuensi 5. Untuk
asam basa)
pernafasan (16- menurunkan panas
20x/menit), 8. Fasilitasi konsumsi pasien dari 38,5°C
tekanan darah cairan sesuai anjuran
6. Dengan kompres
(120/80mmHg) dan kebutuhan pasien
hangat pembuluh
dan nadi (60-
darah melebar
100x/menit) pasien
sehingga pori-pori
dalam rentang
kulit terbuka dan
normal
membuat panas yang
terperangkap dalam
tubuh bisa menguap
keluar selain itu saat
kompres hangat
membuat
hipotalamus
menangkap pesan
bahwa suhu tubuh
tinggi sehingga
panas tubuh harus
diturunkan
7. Untuk mengetahui
komplikasi yang
dapat terjadi dan
menentukkan
tindakan yang harus
dilakukan
8. Konsumsi cairan
dapat mencegah
dehidrasi pada
pasien

2 Kekurangan Setelah diberikan NIC Label: Fluid Management


volume cairan tindakan Fluid Management 1. Untuk mengetahui
berhubungan keperawatan 1. Memasang kateter jumlah urine yang
selama 1x24 jam di urine pada pasien dapat dihasilkan
dengan harapkan cairan sesuai indikasi oleh pasien dan
penurunan tubuh pasien terpenuhinya
2. Memonitor status
mekanisme terpenuhi dan keseimbangan cairan
hydrasi pasien seperti
regulasi ditandai hematokrit menuju (intake cairan =
keadaan membrane
dengan rentang normal output cairan)
mukosa.
Dengan kriteria
peningkatan 2. Mukosa yang
hasil : 3. Memonitor tekanan
hematocrit. kering terutama
NOC Label: darah pasien.
mukosa bibir dapat
Fluid Balance 4. Memonitor hasil lab menjadi indikasi
1. Tekanan darah terutama adanya pasien kekurangan
pasien dalam penurunan dari cairan.
rentan normal yaitu hematocrit pasien dari
120/80 mmHg. 3. Memastikan
55,3% dapat turun
tekanan darah pasien
2. Turgor kulit sampai batas normal
tidak terlalu rendah
pasien normal. yaitu 40 – 48%.
di bawah normal.
3. Hematocrit 5. Memberikan terapi
4. Hematocrit pasien
pasien dalam cairan intravena pada
dehidrasi akan
keadaan normal pasien sesuai
mengalami
yaitu 40 – 48%. kebutuhan.
peningkatan, maka
Hydration 6. Memberikan cairan perlu mengetahui
1. Intake cairan melalui oral sesuai jumlah hematocrit.
pasien terpenuhi kebutuhan.
(intake cairan = 7. Memberikan 5. Pasien yang
output cairan) makanan atau kekurangan cairan
minuman yang harus mendapatkan
2. Pasien mampu
mengandung banyak cairan baik oral
menghasilkan
air seperti buah, juice maupun intravena.
urine.
dan minuman berasa.
6. Menambah cairan
3. Bagian
8. Memonitor pasien tubuh pasien
membrane mukosa
yang mendapatkan
tubuh tidak kering 7. Makanan atau
terapi elektrolit.
(seperti mulut) minuman yang
mengandung banyak
4. Pasien tidak
air membantu dalam
merasa kehausan
penambahan cairan
pada tubuh pasien
8. Agar dapat
menentukan
tindakan yang perlu
dilakukan
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan Tn. A dengan DF, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Melakukan pengkajian pada Tn. A terkait dengan DF
Dalam melakukan pengkajian pada Tn. A, penulis mengalami kesulitan dalam
melakukan komunikasi dengan Tn. A karena Tn. A kesulitan berbicara. Maka
dari itu, penulis tidak hanya melakukan wawancara pada pasien saja, tetapi juga
pada anggota keluarga Tn. A

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. A


Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis, penulis memprioritaskan 2
diagnosa yaitu kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan
mekanisme regulasi ditandai dengan peningkatan hematocrit dan hipertermi
berhubungan dengan penyakit DHF ditandai dengan kulit panas ketika disentuh.

3. Melakukan perencanaan terhadap Tn. A


Perencanaan yang dibuat disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga
intervensi yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik terkait dukungan dan
kerjasama dari Tn. A dalam mengatasi penyakit yang dideritanya. Saat penulis
melakukan kontrak waktu untuk pemberian asuhan keperawatan yang akan
dilakukan selanjutnya, klien dan keluarga klien juga kooperatif.

3.2. Saran
1. Institusi Pendidikan
Penulis berharap Institusi Pendidikandapat menyediakan sumber buku dengan
tahun dan penerbit terbaru sebagai bahan informasi yang penting dalam
pembuatan seminar kecil dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan
teruatama dengan pembuatan asuhan keperawatan dalam praktek maupun teori.

2. Profesi Perawat
Penulis berharap agar perawat ruangan dapat meningkatkan mutu pelayanan,
lebih ramah lagi tehadap pasien dan dapat memberikan asuhan keperawatan
dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). Sixth Edition. America: Elsevier

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International Nursing Diagnoses:
Definition & Classification, 2015-2017. 10th ed. Oxford : Wiley Blackwell

Shidiq, P. (2010). Keefektifan Penyuluhan Keluarga Terhadap Pemberantasan Demam


Berdarah Dengue Di Kabupaten Bondowoso. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sudjana, P. (2010). Diagnosis Dini Penderita Dengue Dewasa. Buletin Jendela Epidemiologi
Volume 2 Kementrian Kesehatan RI

Wahyono, T. (2010). Demam Berdarah Dan Upaya Penanggulangannya. Buletin Jendela


Epidemiologi Volume 2 Kementrian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai