Anda di halaman 1dari 28

Kasus 17 Demam Thypoid

Windy Risqe Atika Pravitasari


201410410311026
Farmasi B
Apa itu Demam Tyfoid ?
Definisi

Demam Typhoid adalah suatu


penyakit infeksi sistemik bersifat
akut yang di sebabkan oleh
Salmonella Typhi (bakteri aerob
gram negatif).

Manusia dapat terinfeksi tifoid


ketika mengkonsumsi makanan /
minuman yang terkontaminasi
feses atau urin yang tercemar
Salmonella Typhi
EPIDEMIOLOGI

Demam tifoid merupakan salah


satu penyakit infeksi endemik
Di Indonesia insidens
di Asia, Afrika, Amerika latin,
penyakit tersebut tergolong
Karibia, dan Oceania, termasuk
masih tinggi. Penyakit
Indonesia penyakit yang masih
tersebut diduga erat
tergolong endemik di negara-
hubungannya dengan
negara yang berkembang
kebersihan perorangan yang
seperti Indonesia. Penyakit
kurang baik, sanitasi
infeksi yang ditularkan melalui
lingkungan yang jelek
makanan dan minuman ini,
disebabkan oleh kuman S.
Typhi.
ETIOLOGI DEMAM TIFOID

Macam bakteri
Salmonella : para
typhi A. B dan C.

Pasien
Bentuk Penularan

dengan
demam
typhoid

Pasien Carier adalah orang yang sembuh dari


dengan carier. demam typhoid dan masih terus
mengekresi salmonella typhi dalam tinja
dan air kemih selama lebih dari 1 tahun
Penularan Salmonella Thypi dapat
ditularkan Melalui Berbagai Cara,
yang dikenal dengan 5F yaitu

Food Fomitus
(makanan) (muntah)

5F

Fingers (jari Fly (lalat)


tangan/kuku)

Feses atau
tinja
MANIFESTASI KLINIS
Panas lebih dari 7 hari, biasanya mulai dengan
panas yang makin hari makin meninggi, sehingga
pada minggu ke 2 panas tinggi terus menerus
terutama pada malam hari.
Gejala gastrointestinal dapat berupa, diare,
mual, muntah, dan kembung, hepatomegali,
splenomegali dan lidah kotor tepi hiperemi.
Gejala saraf sentral berupa delirium, apatis,
somnolen, sopor, bahkan sampai koma.
Penegakan Diagnosis ( Assessment )

Suspek demam tifoid ( Suspect case )


Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam, gangguan
saluran cerna dan petanda gangguan kesadaran. Diagnosis suspek tifoid
hanya dibuat pada pelayanan kesehatan primer.

Demam tifoid klinis ( Probable case )


Suspek demam tifoid didukung dengan gambaran laboratorium yang
m enunjukkan tifoid.

Diagnosis Banding
Demam berdarah dengue, Malaria, Leptospirosis, infeksi saluran kemih,
Hepatitis A, sepsis, Tuberkulosis milier, endokarditis infektif, demam rematik
akut, abses dalam, demam yang berhubungan dengan infeksi HIV
.
2.Komplikasi Ekstra Intestinal
Komplikasi Kardiovaskuler :kegagalan sirkulasi
perifer (renjatan septik),miokarditis,trombosis
dan tromboflebitis
Komplikasi darah : anemia hemolitik
,trombositopenia, dan /atau Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC) dan Sindrom
1. Komplikasi Intestinal uremia hemolitik
Perdarahan usus Komplikasi paru : Pneumonia,empiema,dan
Perforasi usus pleuritis
Ileus paralitik Komplikasi hepar dan kandung empedu :
hepatitis dan kolesistitis
Komplikasi ginjal :
glomerulonefritis,pielonefritis, dan perinefritis
Komplikasi tulang :
osteomielitis,periostitis,spondilitisdan Artritis
Komplikasi Neuropsikiatrik : Delirium,
meningismus, meningitis, polineuritis
perifer, sindrom guillain-barre, psikosis dan
sindrom katatonia
Pemeriksaan data
darah lengkap

Pemeriksaan
Tes Tubex IgM IgG
Salmonela. sp

Pemeriksaan Uji
Widal

Kultur Darah
1.Perawatan.
Istirahat dan perawatan profesional yang bertujuan mencegah
komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Pasien harus tirah baring
absolut sampai minimal 7 hari bebas demam /selama 14 hari. Tujuan
untuk mencegah komplikasi perdarahan usus. Mobilisasi dilakukan
bertahap sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien. Dalam perawatan
yang harus diperhatikan adalah hygiene perseorangan, kebersiahan
tempat tidur, pakaian dan peralatan yang dipakai pasien.

2.Diet.
Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein. Diet pertama yang
Penatalaksanaan diberikan adalah bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi
dan sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Namun dari beberapa
pengobatan penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini
yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dan
serat kasar) dapat diberikan dengan aman.

3.Obat-obatan.
Pemberian antibiotik yang dapat digunakan : Kloramfenikol,
Ampisilin/amoksilin, Ciproloxacin, Kotrimoksazol,sefalosporin
(sesuai dengan anjurandokter).
RIWAYAT PASIEN

Inisial Pasien : Tn. S


Berat Badan : - kg
Ginjal :-
Umur : 50 tahun
Keluhan utama : Diare, Tinggi Badan : - cm
demam menggigil Hepar :+
Kondisi SMRS : Pasien datang
melalui poli rawat jalan dengan
Kepatuhan : - keluhan diare 6-8 kali/hari, 4
Alergi : - hari SMRS, kotoran cair,
Merokok: + berwarna hitam, dan disertai
Kopi : + demam menggigil
Obat Tradisional : -
Diagnosis : Typhoid
OTC : -
Makanan pedas : + Riwayat Penyakit : DM (-)

Riwayat pengobatan : -
Catatan perkembangan pasien

Tanggal Problem / Kejadian / Tindakan Klinisi


10/5/2010 Pasien datang melalui poli rawat jalan dengan keluhan diare 6-8 kali/hari, 4
hari SMRS, kotoran cair, berwarna hitam, dan disertai demam menggigil.
Pasien juga mengeluh mual dan nyeri di perut. Dari hasil laboratorium
diketahui kadar trombosit pasien yeng rendah mencapai 81.000/mm3.
Pasien didiagnosa suspect typhoid. Pasien mendapatka terapi infus
D5:RL, dexanta, ranitidin, ciprofloxacin, neurodex dan salofalk
(mesalazine).

11/5/2010 Data klinis pasien masih sama seperti hari sebelumnya tetapi sudah tidak
diare lagi. Kadar trombosit pasien semakin rendah, kadar hemoglobin,
hematokrit dan MCV pasien rendah. Selain itu kadar kalium pasien juga
rendah. Terapi obat yang diberikan sama seperti pada hari sebelumnya.
Tanggal Problem / Kejadian / Tindakan Klinisi
12/5/2010 Suhu tubuh pasien sudah mulai menurun. Kadar trombosit

pasien sudah mulai mengalami peningkatan, kadar


hemoglobin, hematokrit dan MCV masih tetap rendah. Dari
hasil uji widal dapat diketahui bahwa pasien positif menderita
tifoid. Terapi yang diberikan sama seperti pada hari sebelumnya,
tetapi mendapatkan tambahan terapi omeprazol.
13/5/2010 Data klinis pasien masih sama seperti pada hari sebelumnya. Dari

data laboratorium diperoleh kadar WBC pasien mengalami


peningkatan, mencapai 15.000/mm3. Terapi yang diberikan sama
seperti hari sebelumnya.
Tanggal Problem / Kejadian / Tindakan Klinisi
14/5/2010 Pasien menjalani endoskopi, dan diketahui bahwa pasien
mengalami gastritis. Gejala klinis pasien masih sama seperti hari
sebelumnya. Terapi yang diberikan kepada pasien antara lain
dexanta, omeprazol, NS, ivelip, metcur, dan amoxicillin
15/5/2010 Kondisi klinik pasien sudah mulai membaik. Terapi yang diberikan
sama seperti hari sebelumnya
16/5/2010 Kondisi klinik pasien sudah mulai membaik. Terapi yang diberikan
dexanta, omeprazol, metcur, dan amoxicillin

17/5/2010 Kondisi klinik pasien sudah mulai membaik. Terapi yang diberikan
sama seperti hari sebelumnya
Pharmaceutical Care

S-O-A-P
S : Subjective

Pasien datang melalui poli rawat jalan


dengan keluhan diare 6-8 kali/hari
4 hari SMRS
kotoran cair, berwarna hitam
disertai demam menggigil

Diagnosa : SuspectTyphoid
O : OBJECTIVE
Data Klinik dan Data Lab

NILAI TGL
DATA KLINIK
NORMAL 10/5 11/5 12/5 13/5 14/5 15/5 16/5 17/5
Tekanan Darah 120/80 110/70 110/70 110/70 120/70 110/80 120/80 110/70 110/80
mmHg
Nadi 60- 84 88 92 84 80 80 80 80
80x/menit
RR 20x/menit 20 20 20 20 20 20 20 20

Suhu 37,0 0,5oC 38 38 37,8 37 37,5 37 36,8 36,5

Diare (-) + - - - - - - -

Demam (-) + + + + + - - -
Pusing (-) + + + + + - - -

Nyeri perut (-) + + + + + -

Mual (-) + + + + + -

Sulit tidur (-) + + + + -


Nyeri kaki (-) + + + +
TGL
DATA LABORATORIUM NILAI NORMAL
10/5 11/5 12/5 13/5 14/5
WBC (4-10).103/mm3 9,9 8,5 10,0 15,0
RBC (3,9-5,0).106/mm3 4,89 4,26 4,44 4,29

HGB 13-17/g% 13,7 12,2 12,8 13,6


HCT 40-54% 38,9 33,4 34,8 37,6
MCV 82-92 fl 79,5 78,4 78,3 87,6
MCH 27-31 fl 28 28,6 28,8 31,7
Tromb (150-400) .103/mm3 81,0 78,0 86,0 116,0

Protein urin (-) +


Leukosit urin (0-1) 0-1
Epitel urin (0-1) 4-6
Bakteri urin (-) -
GDP 76-110 mg/dl 98
SGOT 0-35 62 57
SGPT 0-37 38 47
BUN 10-24 25
Kreatinin 0,5-1,5 1,7
Na 135-145 mmol/L 135

K 3,5-5 2,8
Cl 95-108 101
Widal Tifi O +1/80
Tifi H +1/80
Paratifi AH -
Paratifi BH -
Profil Pengobatan
Jenis Obat Tanggal
Nama Regimen
No 10/ 11/ 12/ 13/ 14/ 15/ 16/
Dagang/Generi Dosis 17/5
5 5 5 5 5 5 5
k
1 Infus D5:RL 2:1
2 Dexanta` 3x1
3 Ranitidin 2x1 po
2x500 mg
4 Ciprofloxacin
po
5 Neurodex 2x1 po
Salofalk 2x25 mg
6
(Mesalazine) po
Ozid 2x20 mg
7
(Omeprazol) po
8 NS : Ivelip 1:2
9 Methioson 1-1-0
10 Curcuma 1-1-0
11 Amoxicillin syr 2x2

Tanggal 14/5/2010: Dilakukan endoskopi : gastritis


A :Assesment
Problem S/O Terapi analisis
medik
Typhoid Diare Infus D5:RL Pengganti cairan/ elektrolit
yang hilang
Mual dan nyeri Dexanta Menetralisir asam lambung
perut (3x1)
Omeprazol Menghambat sekresi asam
lambung
Ranitidin Menghambat sekresi asam
(2x150 mg) lambung
Widal tifi O Ciprofloxaci antibiotik spektrum luas yang
Tifi H n bekerja menghambat kerja
WBC enzim DNA girase pada
kuman
Salofalk Untuk pengobatan fase
(mesalazine) akut ringan sampai sedang
penyakit radang usus

Neurodex Vit neurotropik


assesment
Terapi Analisis

NS:Ivelip Sebagai sumber energi dan


asam lemak esensial

methioson Membantu memenuhi


kebutuhan vitamin asam
amino dan kolin.Vitamin B
kompleks berguna untuk
membantu metabolisme
karbohidrat dan protein
Curcuma Membantu memelihara
kesehatan fungsi hati,
memperbaiki nafsu makan
dan melancarkan buang air
besar
Amoxicillin Antibiotik sprektrum luas
P : Plan

Sebaiknya digunakan antibiotik kloramfenicol apabila belum


mengalami resisten terhadap kloramfenicol .
Kombinasi Dexanta dengan ranitidin diberiakn di awal saja.
konseling

Methioson diminum setelah makan pagi dan siang.


Ranitidin diminum setiap 12 jam sekali
Selalu menjaga kebersihan.
Masak air sampai mendidih supaya tidak ada
kuman/bakteri.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai