Anda di halaman 1dari 23

HIPERTENSI

KELOMPOK 1 (A6-17) :

1. NADIA NURUL WACHIDA (1351710378)


2. ELLY YANA SUSANTI (1351710379)
3. RADIFA LAILATUS SA’DIYAH (1351710383)
4. INEKE KINTAN (1351710384)
5. BRIAN RISTAMA PUTRA (1351710386)
6. RENATA COERUNISSA HADI (1351710388)
7. ERSALINDA RACHMAWATI (1351710391)
PENGERTIAN HIPERTENSI
 Hipertensi adalah tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2000 : 144).
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh
darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode. Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (ignatavicius,1994).
 Menurut WHO batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan
tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan WHO tersebut tidak
membedakan usia dan jenis kelamin (Wajan juni U, 2011: 101).
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
 Perubahan volume cairan memengaruhi tekanan arteri sistemik. Bila tubuh mengalami kelebihan garam
dan air, tekanan darah meningkat melalui mekanisme fisiologi kompleks yang mengubah aliran balik
vena ke jantung dan mengakibatkan peningkatan curah jantung. Bila ginjal berfungsi secara adekuat,
peningkatan tekanan arteri mengakibatkan diuresis dan penurunan tekanan darah. kondisi patologis yang
mengubah ambang tekanan pada ginjal dalam mengekskresikan garam dan air akan meningkatkan
tekanan arteri sistemik.
 Renin dan angiotensin memegang peranan dalam pengaturan tekanan darah. Ginjal memproduksi renin
yaitu suatu enzim yang bertindak sebagai substrat protein plasma untuk memisahkan angiotensin I, yang
kemudian diubah oleh converting enzym dalam paru menjadi bentuk angiotensin II kemudian menjadi
angiotensin III. Angiotensin II dan III mempunyai aksi vasokonstriktor yang kuat pada pembuluh darah
dan merupakan makanisme kontrol terhadap pelepasan aldosteron. Aldosteron sangat bermakna dalam
hipertensi terutama pada aldosteronisme primer.
 Auteregulasi vaskular merupakan mekanisme lain yang terlibat dalam hipertensi. Auteregulasi
vaskular adalah suatu proses yang mempertahankan perfusi jaringan dalam tubuh relatif konstan. Jika
aliran berubah, proses-proses autoregulasi akan menurunkan tahanan vascular dan mengakibatkan
pengurangan aliran, sebaliknya akan meningkatkan tahanan vaskular sebagai akibat dari peningkatan
aliran. Auteregulasi vaskular nampak menjadi mekanisme penting dalam menimbulkan hipertensi
berkaitan dengan overload garam dan air.
ETIOLOGI HIPERTENSI
1. Hipertensi essensial
Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang jelas.
Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi essensial. Penyebab hipertensi meliputi faktor
genetik dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan
terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-
lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress
emosi, obesitas dan lain-lain.
Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup tampaknya
memiliki peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien hipertensi
memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai populasi menunjukkan bahwa
kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko 65-70 % untuk terkena
hipertensi primer.
2. Hipertensi Sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder dari penyakit komorbid atau obat-
obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat
penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-
obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat
hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering
berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem
saraf pusat.
CARA MENCEGAH HIPERTENSI :
 Menjaga berat badan ideal : Berat badan berlebih bisa membuat seseorang lebih berisiko terserang hipertensi.
 Berolahraga secara rutin : Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih terhindar dari risiko terserang
hipertensi. Lakukan jalan cepat atau bersepeda 2-3 jam setiap minggu.
 Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat : roti dari biji-bijian utuh, beras merah, buah dan
sayuran.
 Kurangi garam : Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh.
 Kurangi konsumsi alkohol : Mengonsumsi lebih dari takaran alkohol yang disarankan, bisa meningkatkan
risiko hipertensi.
 Berhenti merokok : Meski rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tetapi rokok bisa membuat
arteri menyempit, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
 Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan : Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa
meningkatkan risiko hipertensi.
STUDI KASUS 1 “HIPERTENSI”
PROFIL PENDERITA
 Identitas penderita  Riwayat penyakit
- No. DMK : 10816186 -Keluhan utama : Nyeri dada sejak 4jam sebelum
masuk rumah sakit, tidak hilang
- Initial pasien : Tn. S
dengan istirahat, nyeri menjalar ke
- Umur/BB/TB : 64th/75kg leher, berdebar(-), sesak (+)
- Alamat : Surabaya - Diagnosa : IMA anterior STEMI + Hipertensi
(HT) ST I
- MRS : 18-03-2011
- Riwayat penyakit dahulu : HT (+) Kontrol tidak rutin
- KRS : 24-03-2011
- Riwayat Obat :-
- Riwayat sosial : Umum
- Alergi :-
- Merokok/Alkohol :-
- Obat Tradisional :-
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Tgl Problem/ Kejadian/ Tindakan Klinis Terapi Data Klinis/ Data Lab
18/3 Pasien MRS dengan keluhan nyeri dada Oksigen nasal 31pm/ 24 jam Data pemeriksaan klinis:
sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit, Captropil 6,25 mg 3dd1 TD 142/73; N 92; RR 24; suhu
tidak hilang dengan istirahat, nyeri ISDN sublingual 3dd5 mg 37; GCS 456; nyeri dada(+);
menjalar ke leher, berdebar (-), sesak ASA loading dose 300 mg 1dd1 sesak(+)
(+), perut terasa perih dan BAB kurang di IRD Data pemerikasaan laboratorium:
lancar. ASA 100 mg 1-0-0 Jam 14.24:
Diagnosa: IMA anterior STEMI + Plavix loading dose p.o WBC 9,8; RBC 4,92; HB 15,2;
Hipertensi (HI) st 1 1dd300mg PLT 284; K 3,85; Ca 112,8;
Plavix 75 mg 1dd1 glukosa 103; CKMB 12;
LMWH i.v 2 dd 0,6cc creatinine 1; BUN 17; AST 39;
Laxadin susp 3dd1C ALT 25; ureum 36,4; pH 7,61;
Ranitidin 50mg i.v 2dd1 ampul pCO2 20; pO2 129; HCO 20,1;
Simvastatin 20 mg 0-0-1 TCO2 20,7
Jam 22.00:
CKMB 197
Tgl Problem/ Kejadian/ Tindakan Klinis Terapi Data Klinis/ Data Lab
19/3 Nyeri dada berkurang & sedikit sesak Infus RL i.v 7tts/ menit 24 jam Data pemeriksaan klinik:
nafas Oksien nasal 31pm/24 TD 120/80; suhu 36,7; N 84x/
Captropil 12,5 mg 3dd1 menit; RR 22x/ mnt; GCS 456
Bisoprolol 2,5mg 1-0-0
Data laboratorium:
ISDN 5mg 3dd1
ASA 100mg 1-0-0 K 33; Na 135; kolesterol total
Plavix 75mg 1dd1 173; TG 67; LDL 118; HDL 42;
LMWH i.v 2dd 0,6ml (1 ampul) UA 3,6
Laxadin susp 3dd1C
Ranitidin 50mg i.v 2dd1 ampul
Simvastatin 20mg 0-0-1
Diazepam p.o 5mg 0-0-1
20/3 Pasien berkeringat dingin, denyut RL + KCL i.v drip (1L : 25 mg KCL) Data pemeriksaan klinik:
jantung melemah, kondisi tubuh Oksien nasal 31pm/24 TD 113/67; N 90x/mnt; RR
melemah dan sesak nafas Captropil 12,5 mg 3dd1 18x/mnt; GCS 456
Bisoprolol 2,5mg 1-0-0
ISDN 5mg 3dd1
ASA 100mg 1-0-0
Plavix 75mg 1dd1
LMWH i.v 2dd1amp 0,6ml
Laxadin susp 3dd1C
Ranitidin 50mg i.v 2dd1 ampul
Simvastatin 20mg 0-0-1
Diazepam p.o 5mg 0-0-1
Tgl Problem/ Kejadian/ Tindakan Klinis Terapi Data Klinis/ Data Lab
Kondisi pasien secara umum cukup Infus RL i.v 7tts/mnt 24jam Data pemeriksaan klinis : TD 110/60 ;
21/3 baik, tanda-tanda hipokalemia Oksigen nasal 31pm/mnt 24 Suhu 36,7 ; N 85x/mnt ; RR 20x/mnt ;
(aritmia, keringat dingin, lemah tubuh) jam GCS 456 ; tidak nyeri dada & tidak
berkurang sehingga pemberian infus Captopril 12,5mg 3dd1 sesak nafas
KCl off Bisoprolol 2,5mg 1-0-0
ISDN 5mg 3dd1
ASA 100mg 1-0-0
Plavix 75mg 1dd1
LMWH i.v 2dd1amp (0,6cc)
Laxadin susp 3dd1C
Raitidin 50mg i.v 2dd1ampul
Simvastatin 20mg 0-0-1
Diazepam p.o 5mg 0-0-1
22/3 Kondisi pasien cukup baik Terapi tetap seperti hari Data pemeriksaan Laboratorium :
sebelumnya Kalium 4,2
Data pemeriksaan klinis : TD 110/80 ;
Suhu 36,8 ; N 85x/mnt ; RR 20x/mnt ;
GCS 456 ; tidak nyeri dada & tidak
sesak nafas
Tgl Problem/ Kejadian/ Tindakan Klinis Terapi Data Klinis/ Data Lab

23/3 Kondisi pasien membaik, pemberian RL & LMWH off, terapi lain tetap Data pemeriksaan Klinis : TD
infus RL & LMWH iv.off 110/70 ; Suhu 36,5 ; N 85x/mnt ;
RR 20X/mnt ; GCS 456 ; tidak
nyeri dada & tidak sesak nafas
24/3 Kondisi pasien membaik, pasien Terapi rawat jalan : Data pemeriksaan klinis:
disarankan KRS & berobat di poli Captopril 12,5mg 3dd1 TD 120/80 ; Suhu 36,5 ; N
jantung Bisoprolol 2,5mg 1-0-0 86x/mnt ; RR 16x/mnt ; GCS 456
ISDN 5mg 3dd1
ASA 100mg 1-0-0
Plavix 75mg 1dd1
LMWH i.v 2dd1amp (0,6cc)
Laxadin susp 3dd1C
Raitidin 150mg 2dd1
Simvastatin 20mg 0-0-1
Diazepam p.o 5mg 0-0-1
LEMBAR PENGUMPUL DATA
Nilai Maret 2011
No. Data Klinik
Normal 18 19 20 21 22 23 24
1. Tekanan 110/70- 142/73 120/80 113/67m 110/67 110/67m 120/80m
darah 120/80 mmHg mmHg mHg mmHg mHg mHg
mmHg
2. Nadi 80x/ mnt 92x/ mnt 80x/ mnt 90X/mnt 85x/mnt 16x/mnt 16x/mnt

3. RR 20x/mnt 24x/mnt 22x/mnt 18x/mnt 20x/mnt 16x/mnt 16x/mnt

4. Suhu (oC) 36,5-37,5 37 36,7 36,7 36,5 36,5


5. GCS 456 456 456 456 456 456 456
Nilai Maret 2011
No. Data Klinik
Normal 18 19 20 21 22 23 24
6. Nyeri Dada (-) +++ ++ - - - -
7. Sesak (-) ++ + ++ - - - -
8. Perut Perih (-) + - - - - - -
9. Denyut Jantung baik baik baik lem baik baik baik baik
ah
10. Bab Kurang (-) + - - - - - -
Lancar
11. Keringat Dingin (-) - - + - - - -
12. Kondisi Tubuh baik baik baik lem baik baik baik baik
ah
DATA LABORATORIUM
Data Tanggal-Maret 2011
Nilai Normal
Laboratorium 18 (14.24) 18 (22.00) 19 22
WBC 3,5-10,0 L x 103/mm3 9,8
RBC 3,8-5,8 106/mm3 4,92
HB 11,0-16,5 g/dL 15,2
PLT 150-390 L 103/mm3 284
K 3,5-5,0 mmol/L 3,85 3,3 4,2
Na 135-145 mmol/L 135
Ca 8,8-10,4 mg/dl 112,8
Cl 98-106 mmol/L
Glukosa <200 mg/dl 103
CKMB <24 U/L 12 197
Kolesterol total 130-200 173
Data Tanggal-Maret 2011
Nilai Normal
Laboratorium 18 (14.24) 18 (22.00) 19 22
Trigliserida 34-143 67
LDL <150 118
HDL >50 42
Uric Acid 3-7 mg/dl 3,6
Cr 0,6-1,2 mg/dL 1
BUN 10-50 mg/dL 17
AST 11-41 U/I 39
ALT 10-41 U/I 25
Ureum 10-50 mg/dL 36,4
pH 7,35-7,45 7,61
PCO2 35-45 20
PO2 80-100 129
HCO3 21-28 20,1
TCO2 23-27 mmol/L 20,7
PROFIL PENGOBATAN

TANGGAL – MARET 2011


OBAT RUTE DOSIS FREKUENSI
18 19 20 21 22 23 24
Oksigen Nasal 31 pm/24 jam √ √ √ √ √ √
Captopril Oral 6.25 mg 3 x Sehari √
ISDN Sublingual 5 mg 3 x Sehari √ √ √ √ √ √ √
ASA Oral 300 mg 1 x Sehari √
ASA Oral 100 mg 1 x Sehari Pagi Hari √ √ √ √ √ √ √
Plavix Oral 300 mg 1 x Sehari √
Plavix Oral 75 mg 1 x Sehari √ √ √ √ √ √ √
LMWH Intravena 0.6 ml 2 x Sehari √ √ √ √ √ √
Laxadin susp. Oral 1 x Sehari 1 Sendok Makan √ √ √ √ √ √ √
Ranitidin Intravena 50 mg 2 x Sehari 1 Ampul √ √ √ √ √ √ √
Simvastatin Oral 20 mg 1 x Sehari Malam Hari √ √ √ √ √ √ √
Infus RL intravena √ √ √
Captopril Oral 12.5 mg 3 x Sehari √ √ √ √ √ √
Bisoprolol Oral 2.5 mg 1 x Sehari Pagi Hari √ √ √ √ √ √
Diazepam Oral 5 mg 1 x Sehari Malam Hari √ √ √ √ √ √
ASUHAN KEFARMASIAN

OBAT DRP USULAN KEFARMASIAN


ISDN, Captopril, Bisoprolol Interaksi Obat : Diberi jeda waktu minum dan dilanjutkan dengan
Bila dikonsumsi bersamaan dapat penurunan dosis, dan dilakukan monitor tekanan
menyebabkan Hipotensi dan denyut darah serta diminum dengan cara duduk bersandar
jantung melemah dan ditunggu ± 10 menit lalu berdiri.
ASA, Plavix, LMWH Interaksi Obat : Dimonitoring dan harus dipantau PTT dan APTT
Bila digunakan bersamaan dapat untuk melihat reaksi darah.
menyebabkan perdarahan
Captopril Efek Samping : Diinformasikan kepada pasien dan diberi obat
Batuk kering tambahan untuk menangani batuk kering.
MONITORING
Parameter Tujuan
Tekanan Darah Memonitoring tekanan darah dari pemberian obat ISDN, Captopril,
dan Bisoprolol. Serta memonitoring stabilitas tekanan darah.
Elektrolit tubuh Memonitoring keseimbangan elektrolit pada saat pemberian obat
(K, Na, dan Ca) KCl.
PTT dan aPTT Memonitoring pembekuan darah dari pemberian obat ASA, Plavix,
dan LMWH.
RR (Respiratory Rate) Memonitoring pemberian obat sesak nafas dan nyeri dada termasuk
Oksigen nasal, ISDN.
CKMB Memonitoring IMA dari pemberian obat ASA, Plavix agar tidak terjadi
pembekuan darah.
Hb Memonitoring terjadinya pendarahan dari pemberian obat ASA,
Plavix dan LMWH.
Batuk Kering Memonitoring terjadinya efek samping batuk kering dari pemberian
obat Captopril.
KONSELING
Obat Materi Konseling
Captropil 6,25 mg diminum 3 kali sehari 1 tablet, untuk hipertensi
ASA 100mg diminum 1 kali sehari 1 tablet pada saat pagi hari sebagai pengencer darah.
diminum 1 kali sehari 1 tablet, untuk pencegahan terjadinya gumpalan darah
Plavix 75mg
(anti koagulan).
Laxadin suspensi diminum 3 kali sehari 1 sendok makan, untuk susah buang air besar
diminum 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari, untuk stabilisasi plak
Simvastatin 20mg
arterosklerosis.
Captropil 12,5 mg diminum 3 kali sehari 1 tablet, untuk hipertensi dan gagal jantung
Bisoprolol 2,5 mg diminum 1 kali sehari 1 tablet pada pagi hari, untuk penghambat beta bloker
Diazepam 5mg diminum 1 kali 1 tablet pada malam hari, untuk relaksasi otot.
PEMBAHASAN
 Pasien MRS mendapatkan oksigen nasal 3lpm selama 24 jam dan captopril untuk menurunkan tekanan darah.
 Pasien mendapat captopril, bisoprolol dan ISDN dimana efek samping yang di timbulkan menyebabkan hipotensi
postural atau yang disebut turunnya tekanan darah secara drastis. Cara mengantisipasi adanya efek tersebut ketika
mengkonsumsi obat Diberi jeda waktu minum, dilanjutkan dengan penurunan dosis, dan dilakukan monitor tekanan
darah
 Pasien mendapat terapi ASA dan Plavix yang dimana obat tersebut menyebabkan viskositas darah menjadi lebih kental
sehingga aliran darah dalam tubuh sedikit lebih lambat, maka dari itu pasien diberi terapi injeksi LMWH 6cc dengan
tujuan sebagai antikoagulan atau mencegah terjadinya penggumpalan darah pada pembuluh darah , pada penggunaan
LMWH diperlukan pemeriksaaan PTT dan aPPT untuk mendeteksi ada tidaknya gangguan sistem koagulasi.
 Pasien mendapatkan terapi obat simvastatin 20 mg tetapi pasien tidak terdapat riwayat penyakit kolestrol. Pemberian
obat simvastatin 20m bertujuan menstabilisasi plak arterosklerosis. Pemberian obat ini diberikan pada malam hari.
 Pasien juga mendapatkan terapi obat diazepam dengan tujuan sebagai relaksasi otot.
 Pasien mendapat terapi KCl i.v garam kalium dalam darah, karena kondisi pasien berkeringat dingin dan denyut jantung
melemah yang merupakan indikasi hypokalemia. Pasien mendapat terapi infus RL dan terapi KCl.
KESIMPULAN
Pasien dengan diagnosa penyakit hipertensi mendapatkan terapi pengobatan :
 Captopril dan bisoprolol sebagai antihipertensi atau menurunkan tekanan darah
 ASA dan plavix untuk mencegah viskositas darah mengental dan menghambat terjadinya agregasi platelet.
 LMWH sebagai anti koagulan untuk mencegah penggumpalan darah
 Simvastatin untuk menstabilisasi plak arterosklerosis
 ISDN untuk vasodilatator otot jantung
 KCl untuk mencegah hipokalemia yang dapat menyebabkan denyut jantung melemah.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa terapi obat dengan diagnosa penyakit hipertensi sudah selesai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai