Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN HEALTH

EDUCATION (HE) DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LUKA PADA

PASIEN ULKUS DIABETIKUM

SARMILA
PO.71.3.202.20.1.060

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN KEPERAWATAN MAKASSAR
PRODI KEPERAWATAN PAREPRE
TAHUN 2021

i
ABSTRAK

Ulkus diabetikum merupakan penyakit yang sangat sering mengakibatkan


masalah pada semua orang.Selain dapat meningkatkan abnormalitas, juga
mengganggu pembuluh darah arteri perifer.Tujuan dari studi literatur ini adalah
untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan dengan pemberian health education
dalam menjaga kebersihan luka pada ulkus diabetikum. Metode yang digunakan
adalah studi literatur berupa pengambilan data dilakukan melalui studi pustaka
dengan cara melakukan penulusuran hasil publikasi ilmiah dengan rentang tahun
2015-2021 dengan menggunakan scholar.google.com. Hasil penelusuran kemudian
dianalisis dan disimpulkan.Hasil penelitian dapat diidentifikasinya asuhan
keperawatan dengan pemberian health education dalam menjaga kebersihan pada
luka ulkus diabetikum.Kesimpulan dalam penelitian studi literatur ini adalah
beberapa literatur setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien ulkus
diabetikum selama kurang lebih 3 hari, masalah dapat teratasi.Semoga penelitian
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaunan Asuhan Keperawatan pemenuhan rasa nyaman pada

klien gastritis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 11

B. Tempat dan waktu penelitian ...................................................... 11

C. Subjek studi kasus ....................................................................... 11

D. Fokus studi .................................................................................. 12

E. Jenis dan teknik pengumpulan data ............................................ 12

F. Metode analisa data ..................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis serius yang disebabkan oleh faktor
keturunan atau lingkungan.DM adalah gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein yang berhubungan dengan defisiensi relatif atau absolut kerja insulin
dan atau defisiensi relatif dan absolut sekresi insulin yang ditandai dengan
hiperglikemia. DM akan menyebabkan perubahan patofisiologi pada berbagai
sistem organ seperti mata, ginjal, ekstremitas bawah.1 Kaki diabetik adalah infeksi,
ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan dengan neuropati
dan penyakit vaskuler perifer pada tungkai bawah.2 Hiperglikemia pada DM yang
tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi kronis yaitu
neuropati perifer dan angiopati. Dengan adanya angiopati perifer dan neuropati,
trauma ringan dapat menimbulkan ulkus pada penderita DM. Ulkus DM mudah
terinfeksi karena respons kekebalan tubuh pada penderita DM biasanya
menurun.Ketidaktahuan pasien dan keluarga membuat ulkus bertambah parah dan
menjadi gangren yang terinfeksi.3 kulit.( WHO, 2018).

Tahun 2019, WHO mencatat satu miliar orang di dunia menderita ulkus diabetikum.
Dua per tiga di antaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah
dan sedang. Indonesia berada dalam deretan 10negara dengan prevalensi ulkus
diabetikum di dunia, bersama Myanmar, India, Srilanka, Bhutan, Thailand, Nepal,
Maldives. Prevalensi ulkus diabetikum akan terus meningkat, dan diprediksi pada
tahun 2025 sebanyak 30% orang dewasa di dunia terkena serangannya (WHO, Mei
2019).Angka kejadian ulkus diabetikum di Sulawesi selatan berdasarkan hasil
pengukuran pada umur ≥ 18 tahun yaitu sebesar 20,9% jiwa yang menderita
hipertensi,Prevalensi penyakit hipertensi tertinggi terdapat pada kelompok usia ≥
75 tahun yaitu 62,4%.Prevalensi hipertensi di kota Pinrang mencapai 1,3% (BPPK
Kemenkes, 2020).

Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada penderita DM adalah terjadinya ulcer atau
luka pada kaki. Luka kaki diabetik merupakan kejadian infeksi, ulcer dan atau kerusakan
jaringan yang lebih dalam yang terkait dengan gangguan neurologis dan vaskuler pada
tungkai penderita DM. Kondisi ini akan menyebabkan memanjangnya waktu perawatan,
meningkatnya biaya perawatan, peningkatan angka kecacatan, penurunan kualitas hidup
dan juga peningkatan risiko kematian. Seorang penderita diabetes akan berisiko
mengalami luka pada kaki sebesar 15- 20% dengan tingkat kekambuhan 50- 70% dalam 5
tahun, dimana 85% penderita yang mengalami luka pada kaki akan menjalani amputasi
(Brem et.al, 2015). Risiko terjadinya luka kaki diabetik ini bisa dicegah bila telah terdeteksi

1
sejak dini, namun seringkali tidak mendapat perhatian yang cukup dari pemberi
perawatan dikarenakan keterbatasan waktu, dimana perawatan lebih difokuskan pada
sistem tubuh yang lain yang dianggap lebih penting, sepertia jantung, ginjal otak dan
mata. Saat ini telah dikembangkan alat skreening risiko luka kaki diabetik yang mudah dan
sederhana serta hanya membutuhkan waktu 60 detik dalam melakukan pemeriksaan.
Dengan terdeteksinya risiko kaki diabetik sejak awal, maka penanganan bisa dilakukan
lebih dini untuk mencegah terjadinya komplikasi lanjutan.(brem et ai,2015)

Alat deteksi ini dikembangkan oleh Inlow tahun 2017 untuk mendeteksi penderita DM
yang berisiko tinggi mengalami luka kaki diabetes. Alat ini terdiri dari 12 item penilaian
yaitu : Kulit, kuku, deformitas, penggunaan alas kaki, temperatur, rentang sendi, sensasi,
nadi dorsalis pedis/posterioir tibia, kemerahan pada area yang tergantung serta erytema.
Hasil pemeriksaan akan dikelompokan dalam 4 kelompok, dimana masing-masing
kelompok akan mendapat treatment yang berbeda. Dengan menggunakan alat ini dapat
diketahui penderita DM yang memerlukan tindakan khusus untuk mencegah terjadinya
luka kaki diabetik dan juga mencegah terjadinya komplikasi luka kaki diabetik seperti
infeksi, sepsis, amputasi dan juga kematian.(Brem et.al, 2017).

Adapun edukasi yang dapat diterapkan pada pasien ulkus diabetikum diantaranya ,
lakukan pemeriksaan terhadap kedua kaki setiap hari, termasuk area di antara jari kaki.
Bila pasien tidak dapat melakukannya , minta orang untuk membantu, cuci kaki setiap hari
dengan air suhu ruangan, dan dikeringkan secara perlahan dan hati-hati. Gunakan
palembab untuk kaki kering, tapi hindari area di antara jari kaki, serta potong kuku secara
rutin dan rapi , tetapi tidak terlalu pendek. Jangan mengobati callus sendiri menggunakan
obat atau tempelan, sebaiknya rujuk ke tenaga Kesehatan untuk diangkat oleh tenaga
terlatih. Selalu gunakan kaos kaki dengan sepatu dan periksa ada atau tidak benda asing
di dalam sepatu sebelum menggunakannya, lalu hindari berjalan tanpa alas kaki dan
periksa kaki secara rutin.(15.Clement, S.,et al. Management of diabetes and
hyperglycemia in hospital, Diab Care.2018).

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan dalam menjaga
dan merawat kebersian yang tepat adalah suatu cara yang tepat agar penyakit ulkus
diabetikum dapat dikontrol, serta agar masyarakat mengetahui cara perawatan luka yang
tepat bagi penderita ulkus diabetikum. Maka dari itu peneliti tertarik untuk membahas
judul “ Studi Literatur Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Health Education (HE)
Dalam Menjaga Kebesihan Luka Pada Pasien Ulkus Diabetikum“

Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan penerapan teknik kebersihan perawatan pada


penderita ulkus diabetikum?

Tujuan Studi Kasus

2
Mampu melakukan asuhan keperawatan penerapan teknik kebersihan perawatan pada
penderita ulkus diabetikum.

Manfaat Studi Kasus

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

Masyarakat

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Teknik kebesihan perawatan pada


penderita ulkus diabetikum

Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam melakukan


penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Penerapan Teknik kebesihan perawatan pada
penderita ulkus diabetikum

Penulis

Sebagai pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur/ Asuhan Keperawatan


Penerapan Teknik kebersihan perawatan pada penderita ulkus diabetikum.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep diabetes melitus 1 (DM)

Definisi

Diabetes melitus berasal dari bahasa Yunani, yaitu diabetes yang berarti "sypon" atau
pembentukan urine yang berlebihan, serta melitus yang berasal dari kata "meli" yang
artinya madu. Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan
beberapa faktor.Diabetes melitus ditandai dengan adanya hiperglikemia kronis akibat
gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin, ataupun keduanya.Diabetes melitus
tipe 1 lebih diakibatkan oleh karena berkurangnya sekresi insulin akibat kerusakan sel
beta pankreas yang didasari oleh proses autoimun (Rustama dkk.,2018).

Etiologi

Diabetes melitus tipe 1 diakibatkan oleh kerusakan sel beta pankreas yang
diperantarai berbagai faktor. Faktor genetik dan dipicu oleh faktor lingkungan diduga
sebagai penyebab terjadinya proses autoimun yang menyebabkan destruksi sel beta
pankreas. Onset diabetes melitus tipe 1biasanya terjadi sebeum usia25-30 tahun.
Beberapa faktor lingkungan yang diduga memicu terjadinya diabetes melitus tipe 1
antara lain infeksi virus (rubela kongenital, mumps, dan sitomegalovirus), radiasi,
ataupun makanan (Rustama dkk.,2018).

Patofisiologi

Pada DM tipe 1 terjadi penurunan produksi dan sekresi insulin akibat destruksi sel-sel
beta pankreas oleh proses autoimun. Insulin memegang peranan penting dalam proses
sintesis cadangan energi sel. Pada keadaan normal, insulin disekresikan sebagai respon
terhadap adanya peningkataglukosa darah yang diatur oleh suatu mekanisme kompleks
yang melibatkan sistem neural, hormonal, dan substrat. Hal ini memungkinkan
pengaturan disposisi energi yang berasal dari makanan menjadi energi yang akan
dipakai ataupun disimpan dalam bentuk lain. Dengan menurunnya produksi insulin
pada DM tipe 1, cadangan glukosa tidak dapat masuk kedalam hepar ataupun sel otot
untuk disimpan (glikogenesis) dan menimbulkan keadaan hiperglikemia post prandial
(sesudah makan) di dalam darah (Danescu dkk., 2018).

Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi (>180 mg/dL), ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar.Hal ini mengakibatkan lolosnya
glukosa tersebut dari proses rearbsorpsi ginjal dan glukosa akan muncul dalam urin
(glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke urin, ekskresi ini
akandisertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan pula. Keadaan ini

4
dinamakan diuresis osmotik yang menyebabkan pasien mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria). Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang
berlebihan,pasienakanmengalami dehidrasi dan rasa haus (polidipsia) (Homenta,2019).
Menyebabkan penurunan berat badan.Pasien dapat mengalami peningkatan selera
makan (polifagia) akibat menurunnya simpanan kalori. Di dalam hepar juga terjadi proses
ketogenesis yang mengakibatkan meningkatnya konsentrasi keton di dalam darah,
menyebabkan terjadinya kondisi asidosis metabolik yang disebut ketoasidosis diabetikum
pada pasien dengan DM tipe I (Luong dkk., 2016).

Manifestasi klinis

Perjalanan penyakit diabetes melitus tipe 1 melalui 4 tahapan sebelum akhirnya menetap
seumur hidup. Keempat tahapan tersebut adalah:

Tahappre-diabetes

Fase pre-diabetes diawali dengan kerentanan genetik dan diakhiri dengan kerusakan
total sel beta pankreas. Kerusakan sel beta pankreas ditandai oleh menurunnya sekresi
C-peptide. Periode ini ditandai dengan ditemukannya Islet cell autoantibodies (ICA),
Glutamic acid decarboxylas (GAD) autoantibodies, Insulin autoantibodies (IA), dan IA2
(dikenal sebagai ICA 512 atau tyrosine posphatase autoantibodies) yang merupakan
prediktor terhadap timbulnya diabetes klinis. Ditemukannya lebih dari satu
autoantibodi akan meningkatkan kemungkinan timbulnya diabetes. Sebagai salah satu
contoh, jika terdapat IA2 dan GAD, maka risiko untuk menjadi DM tipe 1 dalam kurun
waktu lima tahun adalah sebesar 70% (Nam dkk.,2018).

Tahap manifestasi klinisdiabetes.

Studi observasional jangka panjang menunjukkan bahwa gejala klinis DM tipe 1 sangat
bervariasi, mulai dari gejala klasik DMyang muncul dalam beberapminggu atau muncul
sebagai ketoasidosis diabetikum yang terjadi secara akut. Selain itu, penelitian
Diabetes Prevention Trial menunjukkan bahwa 73% pasien yang didiagnosis DM tipe 1
tidak menunjukkan gejala klinis (Rustama dkk.,2016).

Tahap"honeymoon"

Periode "honeymoon" ini merupakan periode "remisi parsial" akibat berfungsinya


kembali jaringan residual pankreas sehingga pankreas mensekresikan kembali sisa
insulin. Periode ini berakhir apabila pankreas sudahmenghabiskan seluruh sisa insulin.
Secara klinis, periode ini dicurigai bila seorang penderita baru DM tipe 1 sering
mengalami seranganhipoglikemia sehingga kebutuhan insulin harus dikurangi untuk
menghindari hipoglikemia.Periode ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa
minggu atau bulan setelah terapi insulin.Kriteria periode "honeymoon" yaitu bila
kebutuhan insulin kurang dari 0,5U/kgBB/hari dengan HbAlc <7%. Hal ini perlu

5
dijelaskan kepada keluarga yang biasanya menganggap fenomena ini sebagai tanda-
tanda kesembuhan serta perlu dijelaskan kepada keluarga bahwa pada saat cadangan
insulin sudah habis, penderita akan kembali membutuhkan insulin dan mulai memasuki
periode ketergantungan total terhadap insulin (Rustama dkk.,2016).

Tahap ketergantungan terhadapinsulin

Perjalanan penyakit dari periode "honeymoon" ke periode ketergantungan insulin


seumur hidup biasanya cukup lama, tetapi bisa dipercepat denganadanya penyakit lain.
Terapi sulih insulin merupakansatu-satunya pengobata.

untukDM tipe 1. Sebagian besar penderita DM tipe 1 mempunyai riwayat perjalanan


klinis yang akut.Biasanya gejala poliuria, polidipsi, polifagia, dan berat badan yang cepat
menurun terjadi antara satu sampai dua minggusebelum diagnosis ditegakkan. Apabila
gejala-gejala klinis ini disertai dengan hiperglikemia maka diagnosis DM tipe 1 tidak
diragukan lagi.Insiden DM tipe I di Indonesia belum diketahui secara pasti, sehingga
sering terjadi kesalahan diagnosis yang mengakibatkan keterlambatan diagnosis.
Akibatnya pasien sering datang dengan ketoasidosis diabetikum pada saat awitan
diagnosis.Kesalahan diagnosis yang sering terjadi adalah pola napas kusmaul disangka
sebagai bronkopneumonia atau dehidrasi disangka disebabkan oleh gastroenteritis
(Ghosh dkk.,2018).

C. Asuhan Keperawatan Ulkus Diabetikum

Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses keperawatan kemudian dalam
mengkaji harus memperhatikan data dasar dari pasien, untuk informasi yang diharapkan
dari pasien. Pada pengkajien klien dengan ulkus diabetikum,data yang dikaji meliputi
tekanan darah, suhu, nadi.Selain itu, data umum yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:

a. Identitas atau biodata klien

Pengkajian ini meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi,
diagnosa medis, dan identitas penanggung jawab.

6
b. Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama,Keluhan yang paling di rasakan oleh klien pada umumnya riwayat
kesehatan sekarang Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan nyeri, kesemutan pada
esktremitas,luka yang sukar sembuh Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah,
kesemutan, lemah otot, disorientasi, dan bingung. Riwayat kesehatan lalu, biasanya klien
DM mempunyai riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti Infark miokard .

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan nyeri, kesemutan pada esktremitas,luka yang
sukar sembuh sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
disorientasi, letargi, koma dan bingung.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Biasanya klien DM mempunyai Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti Infark


miokard.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Hal ini perlu diketahui yaitu apakah ada anggota keluarga dari klien mengalami penyakit
yang sama dengan klien, jika ada perlu dikaji mengenai adanya penyakit tersebut.
biasanya Ada riwayat anggota keluarga yang menderita DM

f. Riwayat Psikososial

Respon emosi klien terhadap penyakit yang di deritanya dan peran klien dalam keluarga
dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.

Pola persepsi Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan
tatalaksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gangren pada
kaki diabetik, sehingga menimbulkan persepsi negatif terhadap diri dan kecendurangan
untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama,lebih dari 6 juta
dari penderita DM tidak menyadari akan terjadinya resiko kaki diabetik bahkan mereka
takut akan terjadinya amputasi (Debra Clair,Jurnal Februari 2015)

Pola nutrisi metabolik Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya defisiensi
insulin maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan
sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan mudah lelah.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme
yang dapat mempengarui status kesehatan penderita. Nausea, vomitus, berat badan
menurun, turgor kulit jelek, mual muntah.

7
Pola eliminasi Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang
menyebabkan pasien sering kencing(poliuri) dan pengeluaran glukosa pada
urine(glukosuria). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.

Pola ativitas dan latihan 57 Kelemahan, susah berjalan dan bergerak, kram otot, gangguan
istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan bahkan
sampai terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahan otot otot pada tungkai bawah
menyebabkan penderita tidak mampu melakukan aktivitas sehari hari secara maksimal,
penderita mudah mengalami kelelahan.

Pola tidur dan istirahat Istirahat tidak efektif adanya poliuri,nyeri pada kaki yang
luka,sehingga klien mengalami kesulitan tidur

1. Pemeriksan fisik

Kepala : meliputi bentuk wajah apakah simetris atau tidak, keadaan rambut dan keadaan
kulit kepala, biasanya terdapat adanya cloasma gravidarum

Wajah : pucat atau tidak diliat dari ekspresi wajah

Mata : terkadang adanya pembekakan pada kelopak mata, konjungtiva dan kadang
kadang keadaan selaput mata pucat ( anemia ) karna kurangnya pola istrihat tidur.

Hidung : ada polip atau tidak, bersih atau kotor, dan apabila pada hipertensi kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung.

Gigi : bersi atau kotor, ada keries atau tidak, utuk mengetagui kecukupan kalsium

Lidah : bersih atau kotor, untuk mengetahui indikasi yang mengarah pada penyakit
tertentu misalnya tifoid

Bibir : pecah atau tidak, ada stomatitis atau tidak, untuk mengetahui kecukupan vitamin
dan mineral.

Telinga : bersih atau kotor, ada peradangan maupun benjolan atau tidak, untuk
mengetahui adanya tanda infeksi atau tumor.

2. Diagnosis

Gangguan rasa nyaman : iritasi pada kulit berisiko infeksi pada luka ulkus diabetikum

Mengidentifikasi adanya faktor risiko infeksi pada ulkus diabetikum dengan ikut
menentukan panduan pengobatan

Perencenaan

8
Adapun intervensi yang difokuskan berdasaerkan maslah studi kasus yang diangkat adalah
diagnose keperawatan : gangguan rasa nyaman iritasi pada kulit berisiko infeksi pada luka
ulkus diabetikum Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan mampu menunjukkan perubahan yang baik, dengan kriteria hasil klien
mampu melakukan aktivitas fisik secara mandiri. Rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut.

Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi terapeutik. rasional :


Hubungan saling percaya merupakan dasar interaksi dalam menyelesaikan masalah yang
di alami klien.

Bantu pasien pasien menentukan retujuan yang realistis untuk perkembangan dan
pemulihan kesehatanya. Rasional dengan mengetahui program rehabilitas, pasien akan
mudah dalam menerapkan menajemen ulkus diabetikum.

Anjurkan klien mengutarakan perasaanya. Rasional untuk mengetahui tingkat kecemasan


dan khawatiran pasien sehingga dapat menentukan intervensi lanjutan.

Libatkan keluarga dalam membangun menajemen hipertensi klien. Rasional dukungan


keluarga dapat membantu dalam kecemasan dan khawatiran klien.

Berikan HE (Health Education) tentang pentingnya pemberian nutrisi yang tepat dalam
menajemen ulkus diabetikum. Rasional meningkatkan pengetahuan klien tentang ulkus
diabetikum dan pentingnya pemberian perawatan yang tepat.

Pelaksanaan

Penatalaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan data focus rencana keperawatan


yang telah ditentukan. Adapun implementasi keperawatan yang akan di terapkan dalam
studi kasus yaitu, sebagai berikut:

Melakukan kunjungan pasien untuk membina hubungan saling percaya dengan


menggunakan komunikasi terpeutik.

Membantu pasien melakukan tujuan pemulihan kesehatanya dengan mendiskusikan


perkembangan kondisi kesehatanya.

Menganjurkan klien mengutarakan perasaannya dengan mendengarkan keluhan klien


berdasarkan kecemasan yang klien rasakan dan membantu dorongan moral.

Melibatkan keluarga dalam membangun menajemen ulkus diabetikum klien

Memberikan health educatin (HE) tentang pentingnya pemberian perawatan yang tepat
dalam menajemen ulkus diabetikum.

9
Evaluasi

Evaluasi keperawatan yang diharapkan dalam studi kasus ini berdasarkan konsep evaluasi
hasil pada penatalaksanaan asuhan keperawatan yang memuat indicator SOAP, yaitu data
subjektif, data objektif, assessment dan planning atau perencanaan tindakan
lanjut.Adapun evaluasi hasil yang diharapkan dalam studi kasus ini yaitu menajemen ulkus
diabetikum klien meningkat sehingga terhindar dari gangguang kenyamanan dalam
pemberian nutrisi yang baik dan sehat.

10
BAB III

METODE PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian menggunakan studi literatur.Menurut


Danial dan Warsiah Studi Literatur merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengumpulkan sejumlah buku - buku, majalah yang berkaitan dengan masalah
dan tujuan penelitian.Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai
teori - teori yang relevan dengan permasalahan yang berfokus pada “Asuhan Kepeawatan
Dengan Pemberian Health Education (HE) Dalam Menjaga Kebesihan Luka Pada Pasien
Ulkus Diabetikum”.

Fokus Studi

Fokus studi Tentang Pemberian Health Education (HE) Dalam Menjaga Kebesihan Luka
Pada Pasien Ulkus Diabetikum.

Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data skunder.Data skunder adalah sumber data
penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang
berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun
yang tidak dipublikasikan secara umum.

11
Kriteria Literatur

Subjek studi literatur pada pasien Tentang Pemberian Health Education (HE) Dalam
Menjaga Kebesihan Luka Pada Pasien Ulkus Diabetikum:

Kriteria inklusi

Jurnal update 5 tahun terakhir (2015-2020)

Dipublikasikan pada jurnal terakreditasi

Kriteria ekslusi

Jurnal yang update dibawah tahun 2015

Artikel literatur review

Jurnal yang tidak sesuai dengan topik penelitian.

Metode Pegumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dengan cara melakukan
penelusuran hasil publikasi ilmiah rentang tahun 2015-2020 dengan menggunakan google
scholar. Hasil penelusuran kemudian dianalisis dan disimpulkan.

Analisa Data dan Penyajian Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan diimplementasikan yang bertujuan agar informasi data akan menjadi lebih jelas.
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif kualitatif yaitu
merangkum sekumpulan data dalam memberikan informasi yang disajikan dalam bentuk
tabel.Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan satu atau lebih variabel
penelitian secara mendalam tanpa untuk mengetahui perbedaan atau hubungan nilai
atau data antar variabel (Sosila dan Suyanto, 2015). Tahapan analisa data yaitu:

Data Colettion (Pengumpulan Data)

Data yang didapatkan dari hasil penelusuran menggunakan internet pada google
scholar dengan kata kunci Asuhan Keperawatan pada klienTentang Pemberian Health
Education (HE) Dalam Menjaga Kebesihan Luka Pada Pasien Ulkus Diabetikum, didapatkan
5 jurnal.5 jurnal tersebut kemudian dikumpulkan menjadi satu buah folder dan diurutkan
agar mempermudah dalam menganalisis.

Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi. Cara


mereduksi data adalah dengan membuat ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan

12
ke dalam pola-pola dengan membuat tabel penelitian untuk mempertegas, membuang
yang tidak penting, dan mempermudah mengambil kesimpulan.

Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi yang tersusuan sehingga memberikan


kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan agar sajian data tidak
menyimpang dari pokok permasalahan.Sajian dalam penelitian ini diwujudkan dalam
sebuah tabel yang berisikan peneliti (tahun)dan judul, tujuan penelitian, desain
penelitian, respondent, pengumpulan data, serta hasil penelitian.

Conclusions/Verifying (Penarikan Kesimpulan)

Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan
pola-pola penjelasan.Kesimpulan di analisa adalah isi dari jurnal yang tersurat, tampak,
bukan dari makna yang dirasakan oleh peneliti guna menjawab jawaban dari rumusan
masalah dan tujuan penelitian.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, M,. Adriyani, M,.Stejomo. 2016. Keperawatan Medikal Intugumen: Sistem Ulkus
Diabetikum. Jakarta: PenerbitErlangga.

Doenges, M E dkk. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan


Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Irianto Koes. 2018. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Alfabet.

Jennifer, Kowalak, Welsh, Williams. 2018. Buku Ajar Patofisiologi. Alih Bahasa Andry
Hartono. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Johnson, Marion, Maas, Meridean, and Moorhead, Sue. 2018. Nursing Outcomes
Classification (NOC) second edition. USA: Mosby.

Kowalski, Robert. 2015. Ulkus Diabetikum: Program 8 minggu Menurunkan Tekanan Gula
Darah .Alih Bahasa: Rani Ekawati. Bandung: Qanita Mizan Pustaka.

Kusuma. 2017. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan


Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Lesu, V.G., 2019. Asuhan Keperawatan Ny. YN dengan Hipertensi di Puskesmas Bakunase
Kota Kupang.

MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 11. 2018. Jakarta: Penerbit Asli (MIMS
Pharmacy Guide)

NANDA (Nursing Diagnosis and Clasification) 2015-2016. USA: NANDA.

Nasir D, P., 2018. Asuhan keperawatan Keluarga Pada Nyonya ‘’N” Dengan Penyakit ulkus
diabetikum di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri.

Pudiastuti, D, R. 2016. Penyakit Pemicu Stroke. Yogjakarta: Nuha Medika

Qordiyah, S., 2018.Penerapan Tetapi Akupresur Terhadap Pasien Ulkus Diabetikum Pada
Lanjut UsiaDiPosyandu LansiaDesaKebocoran Kecamatan Kedung Banten Kabupaten
Banyumas (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Purwokerto).

Rahmawati, P.M., Musviro, M. and Deviantony, F., 2018.Efektifitas Progressive Muscle


Relaxation (PMR) Terhadap Penurunan Tekanan Gula Darah Pada

14
Penderita Ulkus Diabetikum.The Indonesian Journal of Health Science, pp.188-193.

Ridwan, M. 2015. Mengenal, Mencegah, Mangatasi Silent Killer Hipertensi. Semarang:


Penerbit Pustaka Widyamarwa.

Riskesdas. 2017. Riset Kesehatan Dasar Indonesia, hal : 88 – 99.

Rosjidi. 2016. Ulkus Diabetikum The Silent Killer. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter
Indonesia.

Soetriono, & Hanafi, R. 2019. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.

Sylvia., M, Lorraine. 2017. Patofisiologi Edisi 6 Vol 2 Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit.Jakarta : EGC.

Thendria, T., Toruan, I.L. and Natalia, D., 2019.Hubungan ulkus dan Penyakit Diabetes
Melitus Berdasarkan Nilai Ankle-Brachial Index.eJournal KedokteranIndonesia.

Udjianti, Wajan. 2016. Keperawatan intugumen. Jakarta: Salemba Medika.

1
2

Anda mungkin juga menyukai