Disusun oleh :
NIM : 1820161074
Alamat : Jl. Ganesha I Purwosari Telp./Faks. (0291) 442993 / 437218 Kudus 59316
Dehisensi dapat dibagi dalam dehisensi inkomplit atau parsial dan dehisensi
komplit. Dehisensi disebut inkomplit bila hanya meliputi jaringan kulit atau jaringan
dibawahnya dan terkadang mencapai jaringan fascia. Dehisensi dikatakan komplit
apabila peritoneum juga ikut terbuka.
Berdasarkan waktu terjadinya dehisensi luka operasi dapat dibagi menjadi dua:
a. Dehisensi luka operasi dini : terjadi kurang dari 3 hari pasca operasi yang biasanya
disebabkan oleh teknik atau cara penutupan dinding perut yang tidak baik.
b. Dehisensi luka operasi lambat : terjadi kurang lebih antara 7 hari sampai 12 hari
paska operasi. Pada keadaan ini biasanya dihubungkan dengan usia, adanya infeksi,
status gizi dan faktor lainnya (Sjamsudidajat R, 2008).
1.2 ETIOLOGI
Luka dehiscence dapat disebabkan oleh teknik bedah yang buruk seperti
penjahitan yang tidak benar, jahitan lebih-diperketat atau jenis yang tidak pantas dari
jahitan. Luka dehiscence juga dapat disebabkan oleh meningkatnya stres ke daerah luka
sebagai akibat dari latihan berat, angkat berat, batuk, tertawa, bersin, muntah atau
bantalan turun terlalu keras dengan gerakan usus. Dalam beberapa kasus, dehiscence
luka bisa menjadi sekunder untuk luka infeksi atau penyembuhan yang buruk seperti
yang terlihat pada pasien dengan penyakit kronis, kurang gizi atau sistem kekebalan
tubuh yang lemah. Luka dehiscence sekunder dapat terjadi pada pasien dengan AIDS,
penyakit ginjal, diabetes mellitus dan mereka yang menjalani kemoterapi atau
radioterapi.
1.4 PATOFISIOLOGI
Terdapat 4 hal faktor yang berperan terhadap terjadinya dehisensi yaitu:
a. Inokulasi bakteri
b. Virulensi bakteri
c. Lingkungan mikro
d. Daya tahan tubuh penderita
Selanjutnya kontaminasi bakteri dapat melalui udara ruang operasi, peralatan
operasi dan operator yang kontak dengan luka. Inokulasi bakteri terbesar dipengaruhi
pula oleh letak operasi, dalam hal ini organ gastrointestinal berisiko tinggi tempat
koloni bakteri. Kemungkinan infeksi juga semakin besar bila virulensi suatu bakteri
pencemar semakin besar. Suatu bakteri yang jarang menginfeksi namun memiliki
virulensi yang berat seperti Clostridium perfringens hanya memerlukan inokulasi
bakteri yang sedikit hingga menyebabkan infeksi pada luka operasi. Bacteroides sp
memiliki virulensi yang rendah namun bila tumbuh bersama bakteri lain yang
mengkonsumsi oksigen maka akan menimbulkan sinergi mikroba yang menyebabkan
infeksi yang cukup bermakna.
Lingkungan mikro menjadi faktor yang lebih memudahkan terjadinya infeksi
misalnya keadaan hematom dan adanya jaringan nekrotik. Adanya pemecahan ferrum
memacu proliferasi bakteri dan jaringan nekrotik akan menghalangi proses fagositosis
oleh tubuh sel darah putih. Daya tahan tubuh penderita yang lemah bisa sebagai akibat
dari kondisi awal pasien (innate) atau akibat langsung dari penyakit dan tindakan
operasi (acquired) misalnya keadaan syok, hipoksia, hipoalbuminemia, hipotermia dan
lain-lain.
1.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK WOUND DEHISCENCE
1. Sinar X Abdomen
Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya tinggi kadar gas dalam usus atau
obstruksi usus.
2. Laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui resiko yang dapat memperparah
penyakit. Pemeriksaan laboratorium ini meliputi pemeriksaan darah lengkap dan
kimia darah.
3. CT scan atau MRI
Untuk mendiagnosa kelainan-kelainan yang terdapat dalam tubuh manusia, juga
sebagai evaluasi terhadap tindakan atau operasi maupun terapi yang akan dilakukan
terhadap pasien
4. Tes BGA
Hemoglobin, serum protein, gula darah, serum kreatinin, dan urea. Hitung darah
lengkap dan serum elekrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit), peningkatan sel darah putuh, dan ketidakseimbangan elektrolit.
a. Kerusakannya adalah penutupan dari satu atau dua lapisan pada lubang
b. Lubang adalah jahitan luka pada tempat dari jahitan luka yang menembus lapisan
tebal dinding abdomen
c. Perubahan balutan dan granulasi bentuk jaringan berikutnya, akhirnya berpengaruh
pada permukan yang bisa di bungkus dengan pemindahan robekan kulit.
Terdapat perbedaan tipe dari “mesh” yang mempunya keuntungan dan
permasalahan masing-masing :
Salemba Medika
mechanisms. Dalam: Oldham KT, Colombani PM, Foglia RP, Skinner MA,