Anda di halaman 1dari 12

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Sejarah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja

Rumah sakit umum Dr. Ibnu Sutowo Baturaja dibangun pada tahun

1936 pada zaman pemerintahan Belanda dengan kesepakatan 13 marga dan

di bangun dari hasil pungutan cukai para pemimpin oleh seorang dokter

Belanda. Seorang Zr. Josi dari Rumah Sakit Pring Sewu pada tahun 1948

datang ke Rumah Sakit Charitas Palembang kemudian ia pindah ke Rumah

Sakit Budiman yang sekarang berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum

Baturaja dan bertugas selama 3 tahun sampai tahun 1951. Rumah Sakit ini

terdiri dari Poliklinik, UGD, zaal khusus penyakit Jiwa, dan kamar mayat,

ketenagaan terdiri dari 1 dokter dari Belanda dan beberapa perawat dan

setelah penyerahan Republik Indonesia Rumah Sakit Budiman Menjadi

Rumah Sakit Umum Daerah Baturaja.

Rumah Sakit Umum Daerah Baturaja menjadi pusat rujukan kesehatan

di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), diresmikan menjadi fasilitas

pelayanan kesehatan pada tanggal 24 Oktober 1987 dan ditetapkan menjadi

kelas C januari 1993, waktu dan jarak yang ditempuh untuk mencapai

Rumah sakit Provinsi (RSUP Dr. Muhammad Hoesin) ± 3,5 – 4 jam (±195

Km).

31
32

Luas area RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja sekitar 17. 663, 75 m² dan

luas Bangunan sekitar 6.701,01 m² dan rumah sakit ini berdiri di tengah-

tengah kota Baturaja.

Wilayah RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja berbatasan dengan

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Rumah Penduduk.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan A. Yani

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Dr. Moh Hatta

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Ogan.

5.1.2 Visi Dan Misi RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja

a. Visi

Visi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja yaitu

menjadi Rumah Sakit yang Bermutu, Profesional, Aman, Nyama,

Berorientasi Kepada Kepuasan Pelanggan

b. Misi

Misi RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja yaitu:

1) Memberikan Pelayanan Yang Cepat, Tepat, Aman Dan Nyaman

Terjangkau Oleh Masyarakat

2) Meningkatkan profesionalisme sumber daya Manusia

3) Mengupayakan tingkat kesejahteraan karyawan lebih baik

4) Mewujudkan Rumah Sakit Yang Asri, Bersih, dan Peduli

Lingkungan
33

Misi Seksi Keperawatan RSUD Dr. Ibnu Sutowo Yaitu:

1) Memberikan pelayanan keperawatan yang cepat, tepat, aman,

nyaman, terjangkau oleh masyarakat

2) Meningkatkan professional sumber daya manusia keperawatan

3) Mengupayakan tingtkat kesejahteranan perawat menjadi lebih

baik.

4) Mewujudkan rumah sakit memberikan suasanan lingkungan

perawat yang terapeutik bagi pasien dan keluarga.

5.2 Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

persentase dari variabel independen, dan variabel dependen serta data

disajikan dalam bentuk tabel dan teks.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 60 responden di RRI Bedah

RSUD Dr.Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2016 sebagai berikut:

1. Luka Post Op Hernia


Tabel 5.1
Distribusi frekuensi Penyembuhan Luka Post Op Hernia Di Ruang Rawat Inap Bedah
RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
tahun 2016
Luka Post Op Hernia Frekuensi %
Ya 25 41,7
Tidak 35 58,3
Jumlah 60 100

Dari tabel 5.1 dari 60 responden didapatkan responden yang

mengalami kejadian Post Op Hernia sebanyak 25 (41,7%), dan responden

yang tidak mengalami Post Op Hernia sebanyak 35 (58,3%).

2. Personal hygiene
Tabel 5. 2.
34

Distribusi frekuensi personal hygiene Di Ruang Rawat Inap Bedah


RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
tahun 2016
Personal hygiene Frekuensi %
Baik 28 46,7
Tidak baik 32 53,3
Jumlah 60 100

Dari tabel 5.2 dari 60 responden yang personal hygiene baik sebanyak

28 (46,7 %), sedangkan yang personal hygiene tidak baik sebanyak 32

(53,3%).

3. Mobilisasi dini
Tabel 5. 3.
distribusi frekuensi mobilisasi dini Di Ruang Rawat Inap Bedah
RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2016
Mobilisasi dini Frekuensi %
Ya 28 46,7
Tidak 32 53,3
Jumlah 60 100

Dari tabel 5.3 dari 60 responden yang mobilisasi dini sebanyak 28

(46,7 %), sedangkan yang tidak mobilisasi dini sebanyak 32 (53,3%).

4. Pola makan
Tabel 5. 4.
Distribusi frekuensi pola makan Di Ruang Rawat Inap Bedah
RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
tahun 2016
Pola Makan Frekuensi %
Teratur 33 55,0
Tidak teratur 27 45,0
Jumlah 60 100

Dari tabel 5.4 dari 60 responden yang pola makan teratur sebanyak 33

(55,0 %), sedangkan yang pola makan tidak teratur sebanyak 27 (45,0%).

5.3 Analisa Bivariat


35

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen, dan variabel dependen dengan batas kemaknaan p. value ≤.0,05

artinya ada hubungan yang bermakna (signifikan) dan bila p.value > 0,05 maka

hubungan tidak bermakna, uji statistik digunakan adalah uji chi-square

1. Hubungan personal hygiene dengan Penyembuhan Luka Post Op Hernia

Tabel 5. 5.
Hubungan personal hygiene dengan Penyembuhan Luka Post Op Hernia
Di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
tahun 2016

Post Op Hernia
Personal hygiene Jumlah p. Value
Ya Tidak
16 12 28
Baik
57,1 % 42,9 % 100 %
9 23 32
Cukup 0,044
28,1 % 71,9 % 100 %
25 35 60
Jumlah
41,7 % 58,3% 100 %

Dari tabel 5.5 diketahui 60 responden didapatkan responden yang

personal hygiene baik mengalami post op hernia sebanyak 16 (57,1%) lebih

besar dibandingkan dengan proporsi responden yang personal hygiene cukup

mengalami post op hernia sebanyak 9 (28,1%) setelah dilakukan Uji statistik

Chi-square didapat p value 0,044 tersebut menunjukan adanya hubungan

yang bermakna antara personal hygiene dengan post op hernia.

2. Hubungan mobilisasi dini dengan Penyembuhan Luka Post Op Hernia

Tabel 5. 6.
hubungan mobilisasi dini dengan Penyembuhan Luka Post Op Hernia Di Ruang Rawat
Inap Bedah RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
tahun 2016
36

Post Op Hernia
Mobilisasi Dini Jumlah p. Value
Ya Tidak
21 16 37
Ya
56,8 % 43,2 % 100 %
4 19 23
Tidak 0,006
17,4 % 82,6 % 100 %
25 35 60
Jumlah
41,7 % 58,3% 100 %

Dari tabel 5.6 diketahui 60 responden yang Mobilisasi Dini mengalami

post op hernia sebanyak 21 (56,8%) lebih besar dibandingkan dengan

proporsi responden yang Tidak Mobilisasi Dini mengalami post op hernia

sebanyak 4 (17,4%) setelah dilakukan Uji statistik Chi-square didapat p value

0,006 tersebut menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara

mobilisasi dini dengan post op hernia.

3. Hubungan pola makan dengan Penyembuhan Luka Post Op Hernia

Tabel 5. 7.
Hubungan pola makan dengan Penyembuhan Luka Post Op Hernia Di Ruang Rawat Inap
Bedah RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
tahun 2016.

Post Op Hernia
Pola makan Jumlah p. Value
Ya Tidak
37

19 14 33
Teratur
57,6 % 42,4 % 100 %
6 21 27
Tidak Teratur 0,012
22,2 % 77,8 % 100 %
25 35 60
Jumlah
41,7 % 58,3% 100 %

Dari tabel 5.7 diketahui 60 responden yang Pola makan teratur

mengalami post op hernia sebanyak 19 (57,6%) lebih besar dibandingkan

dengan proporsi responden yang Pola makan tidak teratur mengalami post op

hernia sebanyak 6 (22,2%) setelah dilakukan Uji statistik Chi-square didapat

p value 0,012 tersebut menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara

pola makan dengan post op hernia.

BAB VI

PEMBAHASAN
38

6.1 Hubungan personal hygiene dengan Penyembuhan Luka Post Op

Hernia

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden yang

personal hygiene baik mengalami post op hernia sebanyak 16 (57,1%) lebih

besar dibandingkan dengan proporsi responden yang personal hygiene

cukup mengalami post op hernia sebanyak 9 (28,1%) setelah dilakukan Uji

statistik Chi-square didapat p value 0,044 maka hasil tersebut menunjukan

adanya hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan post op

hernia.

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal

yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan

adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahtaraan fisik dan psikis (Jabbar, 2014).

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering

terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,

infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

Penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wartonah (2006)

yang mengatkan bahwa Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan

kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena menganggap masalah kebersihan

adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
38
mempengaruhi kesehatan secara umum.
39

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali Yusni

(2014) Berdasarkan analisa Bivariat hasil uji statistik Chi-square diperoleh

p.value 0,043 (≤ 0,05) hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara hygiene dengan Perawatan Luka Post operasi Hernia.

6.2 Hubungan mobilisasi dini dengan Penyembuhan Luka Post Op Hernia

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden yang

Mobilisasi Dini mengalami post op hernia sebanyak 21 (56,8%) lebih besar

dibandingkan dengan proporsi responden yang Tidak Mobilisasi Dini

mengalami post op hernia sebanyak 4 (17,4%) setelah dilakukan Uji statistik

Chi-square didapat p value 0,006 maka hasil tersebut menunjukan adanya

hubungan yang bermakna antara mobilisasi dini dengan post op hernia.

Mobilisasi dini adalah kebijakan untuk segera membimbing penderita

keluar dari tempat tidurnya dan membimbing penderita berjalan. Mobilisasi

dini adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan aktifitas atau

kegiatan.

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas

dan merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca

bedah, mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi

fisiologis karena hal ini esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dengan

demikian mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian

sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan

fungsi fisiologi. Bahwa mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk sesegera


40

mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbing

sesegera mungkin berjalan

6.3 Hubungan pola makan dengan Penyembuhan Luka Post Op Hernia

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden yang Pola

makan teratur mengalami post op hernia sebanyak 19 (57,6%) lebih besar

dibandingkan dengan proporsi responden yang Pola makan tidak teratur

mengalami post op hernia sebanyak 6 (22,2%) setelah dilakukan Uji statistik

Chi-square didapat p value 0,012 maka hasil tersebut menunjukan adanya

hubungan yang bermakna antara pola makan dengan post op hernia.

Pola makan adalah gambaran mengenai macam, jumlah, dan

komposisi bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang yang

merupakan ciri khas dari suatu kelompok masyarakat tertentu (Harna,2009).

Pola makan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha

untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang dimaksud

pola makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau usaha dalam

pengaturan jumlah dan jenis bahan makanan dengan maksud tertentu seperti

mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu

kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan

seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya

BAB VII
41

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 60 responden yang

merupakan pasien di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr Ibnu Sutowo

Baturaja bulan januari s.d Juni 2016 serta pembahasan BAB sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Adanya hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan post

op hernia. setelah dilakukan Uji statistik Chi-square didapat p value

0,044

2. Adanya hubungan yang bermakna antara mobilisasi dini dengan post op

hernia. setelah dilakukan Uji statistik Chi-square didapat p value 0,006

3. Adanya hubungan yang bermakna antara pola makan dengan post op

hernia. setelah dilakukan Uji statistik Chi-square didapat p value 0,012

7.2 Saran

1. Diharapkan responden dapat menjaga kebersihan dan kesehatan diri setelah

dilakukan post op hernia sehingga tidak timbulnya infeksi dan gangguan fisik

yang sering terjadi seperti gangguan integritas kulit, gangguan membran dan

gangguan fisik lainnya seperti iritasi kulit.

2. Diharapkan responden dapat bergerak dengan bebas Dengan bergerak, otot-otot

perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat

kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian responden merasa

sehat dan mempercepat kesembuhan. Faal usus dan kandung kencing lebih
41
42

baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.

Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti

semula.

Anda mungkin juga menyukai