Anda di halaman 1dari 21

1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja UPT puskesmas Muara Teweh dan

UPT puskesmas Lanjas. UPT puskesmas Muara Teweh Kelurahan Melayu,

Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara. Luas wilayah kerja

Puskesmas Muara Teweh ini sekitar 1.172 Km 2 dengan jumlah penduduk

wilayah Puskesmas Muara Teweh sebanyak 28.182 Jiwa. Waktu tempuh

yang diperlukan menuju ke Puskesmas Muara Teweh pada jarak terdekat

adalah ± 15 menit dan jarak terjauh adalah ± 30 menit. UPT puskesmas

Lanjas terletak di wilayah kecamatan Tewah Tengah dan berada di tepi jalan

utama kabupaten Barito Utara. Luas wilayah kerja 109,87 Km 2 dengan

jumlah penduduk 14,165 jiwa Waktu tempuh yang diperlukan menuju ke

Puskesmas Muara Teweh pada jarak terdekat adalah ± 15 menit dan jarak

terjauh adalah ± 45 menit.

Dari total 66 ibu hamil daerah kerja UPT puskesmas Muara Teweh dan

UPT puskesmas Lanjas hanya 32 responden yang memiliki kriteria inklusi

untuk penelitian ini diambil masing-masing 15 orang ibu hamil dengan

untuk dijadikan sampel kontrol dan intervensi secara acak.


2

1.4 Skema Pengambilan dan Pemilihan Responden

Ibu Hamil Daerah Kerja UPT


Puskesmas Muara Teweh
dan UPT puskesmas Lanjas
(n= 64 responden)

n = 34 Responden Yang Tidak


Memenuhi Kriteria

Responden Penelitian
n = 30 Responden

KELOMPOK INTERVENSI Kelompok Kontrol


N =15 n=15

1. Diberikan Jus Semangka


Sebanyak 700ml Setiap Pagi 1. Dilakukan pemeriksaan
Selama 7 Hari tekanan darah setiap hari
2. Dilakukan pemeriksaan selama 7 hari
tekanan darah setiap hari

Responden yang
menyelesaikan Penelitian
n = 30 Responden
3

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan dari tujuan umum untuk Untuk mengetahui efektivitas

pemberian jus buah semangka terhadap penurunan hipertensi pada ibu hamil

maka bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasannya.

Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel. Pada hasil

penelitian akan diuraikan tentang variabel dependen, variabel independen

dan variabel confounding. Variabel dependen meliputi ibu hamil yang

hipertensi, variabel independen pemberian jus semangka dan variabel

confounding usia, paritas, pola makan, istirahat ibu dan status gizi.

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik ibu berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Distribusi berdasarkan Umur

Frekuensi Persentasi
Variabel
(N=30) %

Umur ibu 20-35 Tahun 25 83,3


>35 Tahun 5 16,7
Total 30 100,0

Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan distribusi frekuensi dari 30

responden sebagian besar responden dengan umur 20-35 tahun yaitu

sebanyak 25 responden (83,3%) dan responden dengan umur >35 tahun

yaitu sebanyak 5 responden (16,7%) dan tidak ada responden yang

berumur <20 tahun.


4

b. Karakteristrik ibu berdasarkan Paritas

Tabel 4.2 Distribusi berdasarkan Paritas

Frekuensi Persentasi
Variabel
(N=30) %

Primipara 9 30,0
Paritas Multipara 20 66,7
Grandemultipara 1 3,3
Total 30 100,0

Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan distribusi frekuensi dari 30

responden, sebagian besar responden dengan multipara yaitu sebanyak 20

responden (66,7%) dan responden dengan primipara sebanyak 9

responden (30,0%).

c. Karakteristik ibu berdasarkan Pola Makan

Tabel 4.3 Distribusi berdasarkan Pola Makan Karbohidrat


Frekuensi
(n=30)
Variabel Tidak
Sering % Jarang % Perna %
h
Nasi 30 100
Jagung 4 13,3 26 86,7
Karbohidrat
Ubi Jalar 2 6,7 15 50,0 13 43,3
Singkong 1 3,3 10 33,3 19 63,3
Telur dan 30 100
Produk
Olahannya
Daging Sapi 4 13,3 15 50,0 11 36,7
Daging 1 3,3 29 96,7
Protein Kambing
Daging 29 96,7 1 3,3
Ayam
Ikan Air 20 66,7 8 26,7 2 6,7
Tawar
Ikan Laut 10 33,3 12 40,0 8 26,7
5

Susu Bubuk 20 66,7 8 26,7 2 6,7


Susu dan Susu Kental 10 33,3 19 63,3 1 3,3
Produk Manis
Susu Keju 9 30,0 10 33,3 11 36,7
Youghurt 1 3,3 15 50,0 14 46,7
Mie Instan 16 53,3 14 46,7
Burger 19 63,3 7 23,3 4 13,3
Makanan Bakso 29 96,7 1 3,3
Cepat Saji Mie Ayam 19 63,3 10 33,3 1 3,3
Sosis 12 40,0 15 50,0 3 10,0
Gorengan 30 100

Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan distribusi frekuensi dari 30

responden yang dilakukan penelitian, sebagian besar responden dengan

sumber karbohidrat dari nasi yaitu sebanyak 30 responden (100%),

sumber protein dari telur dan olahannya sebanyak 30 responden (100%),

susu dan produk susu sebagian besar dari susu bubuk yaitu sebanyak 20

responden (66,7%) dan makan cepat saji sebagian besar gorengan yaitu

30 responden (100%).

d. Karakteristik Ibu berdasarkan Pola Istirahat

Tabel 4.4 Distribusi berdasarkan Pola Istirahat

Frekuensi Persentasi
Variabel
(N=30) %

Istirahat ibu Cukup 7 23,3


Baik 23 76,7
Total 30 100,0

Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan distribusi frekuensi dari 30

responden, sebagian besar responden dengan istirahat yang baik yaitu

sebanyak 23 responden (76,7%) dan responden dengan istirahat yang


6

cukup yaitu sebanyak 7 responden (23,3%) dan tidak ada responden

dengan pola istirahat yang kurang.

e. Karakteristik Ibu berdasarkan Status Gizi

Tabel 4.5 Distribusi berdasarkan Status Gizi

Frekuensi Persentasi
Variabel
(N=30) %

Normal 6 20,0
Status Gizi Gizi Lebih 17 56,7
Obesitas 7 23,3
Total 30 100,0

Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan distribusi frekuensi dari 30

responden, sebagian besar responden dengan status Gizi Lebih yaitu

sebanyak 17 responden (56,7%) dan obesitas sebanyak 7 responden

(56,7%) dan tidak ada responden dengan status gizi kurang.

2. Analisis Bivariat

Analisi Bivariat dilakukan untuk menganalisis efektivitas jus buah

semangka terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil sebelum dan

sesudah diberikan jus semangka dan dianalisis dengan uji paired t test.

Tabel 4.6 Hasil efektivitas jus buah semangka terhadap penurunan


tekanan darah pada ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan jus
semangka

N P
Tekanan Darah Mean Min Max
Value

Sistolik Pre Test 167,13 155 175 15 0,000


7

Post test 115,73 100 155 15

Pre Test 102,07 100 110 15 0,000


Diastolik Post test 85,00 80 90 15

Dari tabel 4.6 diatas memperoleh nilai p = 0,000. Dengan demikian,

ada pengaruh pemberian jus semangka terhadap ibu hamil yang

menderita hipertensi.

Tabel 4.7 Hasil penurunan tekanan darah pada ibu hamil sebelum
dan sesudah pada kelompok kontrol

N P
Tekanan Darah Mean Min Max
Value

Pre Test 163,27 148 176 15


Sistolik 0,005
Post test 164,80 148 179 15

Pre Test 104,00 90 116 15


Diastolik Post test 105,40 100 112 15 0,378

Dari tabel 4.6 diatas memperoleh nilai sistolik p = 0,005 dan

diastolik p = 0,378. Dengan demikian, tidak ada perubahan yang

signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada kelompok kontrol.

3. Analisis Multivariat
8

Tabel 4.7 Hasil penurunan tekanan darah pada ibu hamil


sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol

Variabel Mean F Sig

Umur 1447,204 1,848 0,187

Paritas 351,533 0,449 0,644

Pola
Sistolik 3,772 0,005 0,945
Istirahat
Status
245,740 0,314 0,734
Gizi

Umur 261,624 2,066 0,164

Paritas 39,930 0,315 0,733

Pola 1,570 0,012 0,912


Diastolik Istirahat
Status 101,710 0,803 0,460
Gizi

C. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik ibu berdasarkan umur

Pada penelitian ini tidak ada responden yang berumur <20 tahun,

sebagian besar responden berada pada umur 20-35 tahun berjumlah 12


9

responden (80,0%), umur >35 tahun 3 responden (20,0%) pada kelompok

intervensi dan pada kelompok kontrol umur 20-35 tahun 14 responden

(93,3%), umur >35 tahun berjumlah 1 orang (6,7%).

Semakin umur bertambah, terjadi perubahan pada arteri dalam

tubuh menjadi lebih lebar dan kaku yang mengakibatkan kapasitas dan

rekoil darah yang diakomodasikan melalui pembuluh darah menjadi

berkurang. Pengurangan ini menyebabkan tekanan sistol menjadi

bertambah.Menua juga menyebabkan ganggun mekanisme eurohormonal

seperti system reninangiotensin-aldosteron dan juga menyebabkan

meningkatnya konsentrasi plasma perifer danjuga adanya

Glomerulosklerosis akibat penuaan dan intestinal ibrosis mengakibatkan

peningkatan vasokonstriksi dan ketahanan vaskuler, sehingga akibatkan

meningkatnya tekanan darah (hipertensi) (Nuraeni, eni 2019).

Menurut penelitian dari Febby Hendra (2012) menunjukkan adanya

hubungan usia dengan kejadian hipertensi, hal ini disebabkan karena

tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan bertambahnya usia,

terjadinya regurgitasi aorta, serta adanya peruses degeneratif , yang lebih

sering pada usia tua.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Basri Hasan, dkk

(2018) yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada

Ibu Hamil di Kota Makassar” dari hasil analisis menyimpulkan ada

hubungan usia dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai p

= 0,000.
10

b. Karakteristik Ibu berdasarkan Paritas

Pada penelitian ini paritas dibagi menjadi tiga kategori yaitu

primipara, multipara dan grandemultipara. Berdasarkan hasil analisis

distribusi sebagian besar responden dengan multipara. Pada kelompok

intervensi multipara sebanyak 12 responden (80,0%), primipara

berjumlah 3 responden (20,0%) dan pada kelompok kontrol multipara

sebanyak 8 responden (53,3%), primipara berjumlah 6 responden

(40,0%), Grandemultipara berjumlah 1 responden (3,3%).

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Yurianti et al., 2020) bahwa

ada hubungan antara paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil.

Paritas merupakan sebuah keadaan yang berkaitan dengan jumlah anak

yang dilahirkan, baik itu lahir hidup atau lahir mati.

Hal ini sejalan dengan penelitian Suciati R dan Pipit F. W (2021)

dengan judul “Hubungan Paritas dengan Kejadian Hipertensi Pada

Kehamilan” disampaikan hasil uji analisis data yang didapatkan nilai p-

value 0,025 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan

antara paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil di lingkungan

Puskesmas Air Putih, kota Samarinda.

c. Karakteristik ibu berdasarkan Pola Makan

Pada penelitian ini Pola Makan dibagi menjadi empat kategori

yaitu Sumber Karbohidrat, Sumber Protein, Susu dan Produk Susu, dan

Makanan Cepat saji. Berdasarkan hasil analisis distribusi dengan kategori


11

sumber karbohidrat yang terdiri dari Nasi, Jagung, Ubi Jalar dan

Singkong, Sebagian besar responden mengkonsumsi nasi sebagai sumber

karbohidrat sebanyak 30 responden (100%), Jagung 4 responden

(13,3%), Ubi Jalar 2 responden (6,7%) dan singkong 1 responden (3,3%).

Berdasarkan kategori sumber protein yang terdiri dari telur dan

produk olahan, daging sapi, daging kambing, daging ayam, ikan air

tawar, dan ikan laut sebagian besar responden memilih telur produk

olahanya sebanyak 30 responden (100%), daging ayam 29 responden

(96,7%), ikan air tawar 20 responden (66,7%), ikan laut 10 responden

(33,3%), daging sapi 4 responden (13,3%) dan daging kambing 1

responden (3,3%).

Berdasarkan kategori susu dan produk susu yang terdiri dari susu

bubuk, susu kental manis, keju dan youghurt sebagian besar responden

memilih susu bubuk sebanyak 20 responden (66,7%), susu kental manis

10 responden (33,3%), Keju 9 responden (30,0%) dan youghurt 1

responden (3,3%).

Berdasarkan kategori makanan cepat saji yang terdiri dari mie

instan, burger, bakso, mie ayam, sosis dan gorengan sebagian besar

responden memilih gorengan sebanyak 30 responden (100,0%), bakso 29

responden (96,7%), sosis 12 responden (40,0%), burger dan mie ayam 19

responden (63,3%).

Penelitian yang dilakukan Sihotang Corry Pesta, dkk (2016)

dengan judul “ Hubungan Pola Makan Dan Kecukupan Istirahat Tidur


12

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

Puskesmas Biromaru” hasil uji statistic chi-square p-value 0,000 ≤ α 0,05

peneliti menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pola makan

ibu hamil dengan hipertensi. Kebiasaan makan-makanan berlemak dan

bergaram sering dihubungkan dengan tekanan darah karena kosumsi

lemak yang berlebih dapat memicu aterosklerosis yang merupakan faktor

penyebab terjadinya hipertensi dan kosumsi garam yang berlebih dapat

meningkatkan timbunan cairan dalam darah (diuretik) yang

menyebabkan sirkulasi darah terganggu sehingga jantung akan berkerja

lebih kuat dan akhirnya tekanan darah seseorang akan tinggi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Basri Hasan, dkk (2018)

yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Ibu

Hamil di Kota Makassar” menyimpulkan variabel konsumsi makanan

cepat saji menunjukan ada hubungan antara konsumsi makanan cepat saji

dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan nilai p=0,000.

d. Karakteristik Ibu berdasarkan Pola istirahat

Pada penelitian ini Pola istirahat dibagi menjadi tiga kategori yaitu

kurang, cukup dan baik. Berdasarkan hasil analisis distribusi sebagian

besar responden dengan istirahat yang baik dan tidak ada responden

dengan pola istirahat yang kurang. Pada kelompok Intervensi pola

istirahat baik yaitu 10 responden (66,7%), cukup 5 responden (33,3%)

dan pada kelompok kontrol pola istirahat baik yaitu 13 responden

(86,7%), cukup yaitu 2 responden (13,3%).


13

Gangguan tidur dikeluhkan ibu hamil sebesar 25% pada trimester

pertama dan terus meningkat hingga menjadi 75% pada trimester ketiga.

Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan dampak pada berbagai

sistem tubuh ibu hamil, diantaranya sistem kardiovaskular,

neuroendokrin, metabolisme dan imunitas (Sari, dkk 2019).

Penelitian yang dilakukan Sihotang Corry Pesta, dkk (2016)

dengan judul “ Hubungan Pola Makan Dan Kecukupan Istirahat Tidur

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

Puskesmas Biromaru ”Penelitian yang dilakukan Hasil uji statistik

diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti

ada hubungan yang signifikan antara Pola makan dengan kejadian

hipertensi pada ibu hamil.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Arifansyah, dkk

(2018) yang berjudul “Hubungan Kualitas Tidur Degan Tekanan Darah

Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Puskesmas Dinoyo Malang” hasil

penelitian dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rank didapatkan

0,00 (p value < 0,05) yaitu ada hubungan antara kualitas tidur dengan

tekanan darah pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Dinoyo Malang.

e. Karakteristik ibu berdasarkan status gizi

Pada penelitian ini status gizi dibagi menjadi empat kategori yaitu

gizi kurang, normal, gizi lebih dan obesitas. Berdasarkan hasil analisis

distribusi sebagian besar responden dengan status gizi lebih dan tidak ada

responden dengan gizi yang kurang. Pada kelompok intervensi responden


14

dengan Gizi lebih yaitu 8 responden (53,3%), normal 4 responden

(26,7%), obesitas 3 responden (20,0%) dan pada kelompok kontrol

responden dengan Gizi lebih yaitu 9 responden (60,0%), obesitas 4

responden (26,7%), normal 2 responden (13,3%).

Menurut penelitian, dari wanita yang mengalami kenaikan berat

badan sebanyak 4.5 - 10 kg, hingga mereka yang mengalami kenaikan

berat badan lebih dari 25 kg, sama-sama memiliki kenaikan risiko

hipertensi. Semakin banyak kenaikan berat badan seseorang, semakin

tinggi juga risikonya terkena hipertensi (kepmenkes, 2014)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Basri Hasan, dkk

(2018) yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada

Ibu Hamil di Kota Makassar” dari hasil analisis bivariat menggunakan uji

chi-square menyimpulkan ada hubungan antara penambahan berat badan

dengan kejadian hipertens pada ibu hamil dengan nilai p=0,048

Penelitian yang dilakukan Triandini Rini (2021) dengan judul

“Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Di

Puskesmas Dua Puluh Tiga Ilir Kota Palembang Tahun 2021”

menyimpulkan ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi

melalui hasil uji chi-square p-value = 0,030 <= 0,05.

2. Analisis Bivariat

Berdasarkan tabel 4.6 terdapat hasil analisis penelitian yaitu dari 15

responden terlebih dahulu diukur tekanan darah sebelum diberikan jus

semangka. Dari hasil analisis pretest responden memperoleh nilai


15

tekanan darah sistol minimal 155, maksimal 175 dengan rata-rata 167,13

dan tekanan darah diastol minimal 100, maksimal 110 dengan rata-rata

102,07. Setelah diberikan jus semangka secara berturut-turut kepada 15

responden

Maka dilakukan pemeriksaan tekanan darah kembali dan diperoleh hasil

analisis posttest didapatkan nilai tekanan darah sistol minimal 100,

maksimal 110 dengan rata-rata 115,73 dan diastolik minimal 80,

maksimal 90 dengan rata-rata 85,00 yang artinya terdapat penurunan

tekanan darah sistolik dan diastolik pada ibu hamil setelah diberikan jus

semangka. Hasil penelitian ini dengan nilai signifikan p value 0,000(<

0,05) pada masing-masing tekanan darah sistolik dan diastolik yang

menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian jus semangka terhadap ibu

hamil yang menderita hipertensi.

Berdasarkan tabel 4.7 terdapat hasil analisis penelitian pada

kelompok kontrol yaitu dari 15 responden terlebih dahulu diukur tekanan

darah dari hasil analisis pretest responden memperoleh nilai tekanan

darah sistol minimal 148, maksimal 176 dengan rata-rata 163,27 dan

tekanan darah diastol minimal 90, maksimal 116 dengan rata-rata 104,00

dan setelah dilakukan observasi beberapa hari secara berturut-turut

kepada 15 responden dilakukan pemeriksaan tekanan darah kembali dan

diperoleh hasil analisis posttest didapatkan nilai tekanan darah sistol

minimal 148, maksimal 179 dengan rata-rata 164,80 dan diastolik

minimal 100, maksimal 112 dengan rata-rata 105,40 yang artinya terjadi
16

kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok kontrol

sesudah dilakukan obervasi dan dari hasil analisis memperoleh nilai

sistolik p = 0,005 dan diastolik p = 0,378. Yang menyatakan tidak ada

perubahan yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada

kelompok kontrol.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurleny

(2019) dengan judul “Pengaruh Jus Semangka Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Nanggalo” hasil menunjukkan penurunan tekanan darah setelah

intervensi jus semangka dibandingkan sebelumnya.berdasarkan hasil uji

statistik

didapatkan nilai p value =0,000 (p<0,05).

Penelitian yang dilakukan Desi Ferika dan Dewi S.R.T tahun 2022

juga menunjukkan adanya pengaruh signifikan pemberian jus buah

semangka terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil di Desa

Damakurat Kec. Sipispis Kab. Serdang Bedagai sebelum diberikan buah

semangka 20 orang bahwa responden paling banyak tekanan darah 140

yaitu sebanyak 7 orang (35,0%) dan paling sedikit tekanan darah 160

sebanyak 3 orang (15,0%).Mengkonsumsi buah semangka sewaktu hamil

dalam menurunkan hipertensi pada ibu hamil di Desa Damakurat Kec.

Sipispis Kab. Serdang Bedagai setelah diberikan buah semangka 20

orang bahwa responden paling banyak tekanan darah 120 yaitu sebanyak

8 orang (40,0%) dan paling sedikit tekanan darah 110 sebanyak 5 orang
17

(25,0%) dengan uji analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon rank test

diperoleh nilai P =0,000.


67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu menganalisis efektivitas

jus buah semangka terhadap penurunan hipertensi pada ibu hamil di UPT

puskesmas Melayu dan UPT puskesmas Lanjas Kabupaten Barito Utara secara

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik ibu berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan paritas di

wilayah kerja puskesmas Jekan Raya yaitu sebagai berikut:

a. Karakteristik ibu berdasarkan umur dari 15 responden kelompok

intervensi dan kelompok kontrol, sebagian besar berumur 20-35 tahun

yaitu sebanyak 12 responden (80,0%) pada kelompok intervensi dan

sebanyak 14 responden (93,3%) pada kelompok kontrol.

b. Karakteristik ibu berdasarkan paritas dari 15 responden kelompok

intervensi dan kelompok kontrol, sebagian besar dengan multipara yaitu

sebanyak 12 responden (40,0%) pada kelompok intervensi dan

sebanyak 8 responden (53,3%) pada kelompok kontrol.

c. Karakteristik ibu berdasarkan pola makan ibu dari 30 responden

kelompok intervensi dan kelompok kontrol, berdasarkan hasil analisis

distribusi dengan kategori sumber karbohidrat yang terdiri dari Nasi,

Jagung, Ubi Jalar dan Singkong, Sebagian besar responden

mengkonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat sebanyak 30 responden


67

(100%), Jagung 4 responden (13,3%), Ubi Jalar 2 responden (6,7%) dan

singkong 1 responden (3,3%).

d. Karakteristik ibu berdasarkan pola istirahat dari 15 responden

kelompok intervensi dan kelompok kontrol, sebagian besar dengan pola

istirahat baik yaitu sebanyak 10 responden (66,7%) pada kelompok

intervensi dan sebanyak 13 responden (86,7%) pada kelompok kontrol

dan tidak ada responden dengan pola istirahat kurang.

e. Karakteristik ibu berdasarkan status gizi ibu dari 15 responden

kelompok intervensi dan kelompok kontrol, sebagian besar dengan

status gizi lebih yaitu sebanyak 8 responden (53,3%) pada kelompok

intervensi dan sebanyak 9 responden (60,0%) pada kelompok kontrol.

2. Berdasarkan analisis bivariat menyatakan bahwa menyatakan bahwa ada

pengaruh pemberian jus semangka terhadap ibu hamil yang menderita

hipertensi dengan nilai signifikan p value 0,000.

B. Saran

1. Bagi ibu hamil

Bagi ibu hamil diharapkan dapat menambah pengetahuan dan upaya

preventif serta kuratif bagi ibu hamil dengan hipertensi dengan pemberian

jus semangka membantu menurunkan tekanan narah sehingga dapat

mengurangi risiko preeklamsia pada proses persalinan.


67

2. Bagi institusi

Diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya terutama dalam memilih intervensi yang diberikan kepada

pasien dengan penderita hipertensi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dalam mengembangkan dan

menambah pengetahuan tentang upaya penurunan tekenan darah baik

berupa olahan jus buah atau sayur.

Anda mungkin juga menyukai