Anda di halaman 1dari 20

TRADISIONAL MATERNITY CARE DAN

FAMILY CENTERED MATERNITY CARE

YANG DISUSUN OLEH:


ADHI NUR FADILAH
JOHAN PRANATA
PONI LUSIAWATI
TANTI PUTRI UTAMI
FERRA LUSIANA TESTAROSSA
PENGERTIAN TRADISIONAL MATERNITY CARE
 Keperawatan maternitas yang dilakukan secara
tradisional
Model Konsep
TMC (Tradisional MATERNITY CARE)
1. Memisahkan ibu dari keluarga selama proses
persalinan.
2. Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke
ruang persalinan.
3. Melarang ibu beraktifitas selama proses
persalinan.
4. Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-
obatan.
5. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan
& operasi.
• LANJUTAN
6. Kontak orang tua & anak kurang.
7. Pemberian susu bayi dibatasi.
8. Waktu berkunjung dibatasi.
9. Rooming-in dibatasi.
10. Tidak ada Follow-up ke rumah.
11. Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke
enam.
Model Konsep
FCMC (FAMILY CENTERED MATERNITY
CARE)
1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal
orang tua.
2. Mengikut sertakan keluarga dalam perawatan
kehamilan, persalinan, dan nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menetapkan peraturan berkunjung yang flexibel.
• LANJUTAN
6. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
7. Mengadakan kontrak dini bayi dan orang tua.
8. Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung
untuk ibu hamil).
9. Mengikut sertakan anak-anak dalam proses
perawatan.
10.Melibatkan keluarga dalam perawatan bayi
NICU.
11. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti
Follow-up (pengunjungan post natal).
JUDUL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM di
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ( DIY )
LATAR BELAKANG
Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum.
TUJUAN PENELITIAN
 TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui faktor faktor kejadian perdarahan post
partum di Daerah Istimewa Yogyakarta

 TUJUAN KHUSUS
1. Mengidentifikasi angka kematian ibu post partum diDaerah
khususnya bantul dan sleman,Yogyakarta
2. Mengidentifikasi penyebab utama kematian ibu di Daerah
Istimewa Yogyakarta
3. Mengidentifikasi penyebab lain yg mempengaruhi tingginya
angka kematian ibu post partum di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
METODOLOGI PENELITIAN
 POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING
 Populasi dalam penelitian ini adalah semua berkas rekam medis ibu
bersalin di RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul tahun
2015 yaitu sebanyak 2.178. kelompok kasus (berkas rekam medis
ibu bersalin dengan perdarahan postpartum) yaitu sebanyak 40 dan
dipasangkan dengan kelompok kontrol (berkas rekam medis ibu
bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum) yaitu
sebanyak 2.138.
 Cara Pengambilan Sampel untuk kelompok kasus cara
pengambilan sampel adalah dengan mengambil total sampel
sebanyak 40 berkas rekam medis ibu bersalin dengan perdarahan
postpartum.
LANJUTAN
 Teknik sampling :
Hasil perhitungan bila p value lebih kecil dari nilai signifikan < a
(0,05) maka H0 ditolak, dan bila p value lebih besar dari nilai
signifikan > a (0,05) maka H0 diterima.
Jenis Penelitian
 Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional
Analitik metode case control dengan pendekatan retrospektif,
artinya penelitian yang berusaha melihat ke belakang
(backward looking), pengumpulan data dimulai dari efek atau
akibat yang akan terjadi.
PENDEKATAN
 Upaya untuk menurunkan kematian ibu, antara lain melalui :
1. Penempatan bidan di desa.
2. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan
menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA).
3. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta penyediaan fasilitas kesehatan.
4. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di
Puskesmas perawatan dan Pelayanan
5. Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di
rumah sakit.
6. Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah program
Jampersal (Jaminan Persalinan)
HASIL PENELITIAN
 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 7 ibu yang bersalin dengan
umur <20 tahun seluruhnya tidak mengalami perdarahan postpart 61ibu
yang bersalin dengan umur 20-35 tahun sebagian besar tidak mengalami
perdarahan postpartum yaitu sebanyak 31 responden (50,8%), dan dari 12
ibu yang bersalin dengan umur >35 tahun sebagian besarmengalami
perdarahan postpartum yaitu sebanyak 10 responden (83,3%). Dari 30 ibu
yang bersalin dengan paritas primipara sebagian besar tidak mengalami
perdarahan postpartum yaitu sebanyak 22 responden (73,3 %), sedangkan
dari 49 ibu yang bersalin dengan paritas multipara sebagian besar
mengalami perdarahan postpartum yaitu sebanyak 31 responden (63,3%),
dan 1 responden (100%) yang bersalin dengan paritas grande multipara
mengalami perdarahan postpartum.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karateristik Responden
Responden
Karateristik Kasus Kontrol Total

N % N % N %

Umur

Umur <20 tahun 0 0 7 100 7 100

Umur 20-35 tahun 30 49,2 31 50,8 61 100

Umur >35 tahun 10 83,3 2 12 12 100

Paritas

Primipara 8 26,7 22 73,3 30 100

Multipara 31 63,3 18 36,7 49 100

Grande Multipara 1 100 0 0 1 100


Distribusi Frekuensi Kejadian Perdarahan Postpartum Di
RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2015
Berdasarkan Tabel dibawah dari 80 responden yang menjadi subyek
penelitian jumlah sampel kasus yaitu ibu bersalin yang mengalami
perdarahan postpartum yaitu sebanyak 40 responden (50%),
kemudian diambil sampel untuk kontrol yaitu ibu yang bersalin
tidak dengan perdarahan postpartum dengan jumlah yang sama yaitu
40 responden (50%).

No Perdarahan Postpartum Frekuensi Presentase (%)

1 Perdarahan Postpartum 40 50%

2 Tidak perdarahan Postpartum 40 50%

Jumlah 80 100%
Berdasarkan Tabel dibawah dapat diketahui bahwa dari 4 ibu bersalin
dengan partus lama yang mengalami perdarahan postpartum adalah
sebanyak 2 kasus (50%) sebanding dengan jumlah yang tidak
mengalami perdarahan postpartum yaitu sebanyak 2 kasus (50%),
sedangkan dari 76 ibu bersalin tidak dengan partus lama yang
mengalami perdarahan postpartum sebanyak 38 kasus (50%)
sebanding dengan yang tidak mengalami perdarahan postpartum yaitu
sebanyak 38 kasus (95%). Penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu yang bersalin di RSUD Panembahan Senopati
Bantul Tahun 2015 bersalin dalam kurun waktu normal.
Distribusi Silang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Perdarahan Postpartum Di RSUD Panembahan Senopati
Bantul Tahun 2015
Faktor-faktor Kasus Kontrol Total OR P
N % N % N %
Partus Lama 2 50 2 50 4 100 1,000 1,000
Tidak partus lama 38 50 38 50 76 100
Paritas Berisiko 12 35,3 22 64,7 34 100 0,351 0,042
(1 atau >3)
Paritas tidak 28 60,9 18 39,1 46 100
berisiko (2-3)
Peregangan uterus 2 40 3 60 5 100 0,649 1,000
Berlebihan
Tidak peregangan 38 50,7 37 49,3 75 100
uterus berlebihan
Oksitosin drip 16 84,2 3 15,8 19 100 8,222 0,002
Tidak oksitosin drip 24 39,3 37 60,7 61 100
Anemia 14 77,8 4 22,2 18 100 4,846 0,016
Tidak anemia 26 41,9 36 58,1 62 100
Persalinan dengan 5 33,3 10 66,7 15 100 0,429 0,252
Tindakan
KESIMPULAN
 Ada hubungan antara faktor paritas, oksitosin drip, dan anemia
dengan perdarahan postpartum di RSUD Panembahan Senopati
Bantul Tahun 2015.
 Tidak ada hubungan antara partus lama, faktor peregangan uterus
yang berlebihan, dan persalinan dengan tindakan dengan
perdarahan postpartum di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tahun 2015.
 Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian perdarahan
postpartum di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2015
adalah faktor oksitosin drip, ibu yang bersalin dengan oksitosin
drip berpeluang 18,8 kali mengalami perdarahan postpartum.
•TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai