Anda di halaman 1dari 6

1Hubungan

JurnalUmur
Ibu dan
dan Paritas
Anak. Volume
dengan1, Nomor 2,
Kejadian November
Retensio 2016 Halaman 1-9 1
Plasenta.......

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN


RETENSIO PLASENTA DI DESA CONCONG LUAR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS CONCONG LUAR
KABUPATEN INDRA GIRI HILIR

Juraida Roito Hrp, Nurlindawati


Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau,
Alumni Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau

ABSTRAK

Angka Kematian Ibu Tahun 2012 sebesar 359/100.000 kelahiran hidup.


Salah satu penyebab kematian ibu adalah perdarahan diantaranya retensio plasenta
(16-17%), atonia uteri ( 50-60%), laserasi jalan lahir (4-5%), kelainan darah (4-
5%). Berdasarkan register Puskesmas Concong Luar Tahun 2013 terdapat 57
orang ibu bersalin dengan komplikasi persalinan di antaranya 32 orang
mengalami retensio plasenta. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui hubungan
umur dan paritas dengan kejadian retensio plasenta di Desa Concong Luar
wilayah kerja Puskesmas Concong Luar Kecamatan Concong Kabupaten Indragiri
Hilir Tahun 2013. Jenis penelitian bersifat kuantitatif analitik dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian dilaksananakan pada bulan Januari-Juni 2014 di Desa
Concong Luar. Populasi adalah ibu bersalin dengan komplikasi saat persalinan
berjumlah 57 orang dan sampel diambil secara total populasi. Pengolahan data
dilakukan secara komputerisasi dengan analisa data bivariat menggunakan uji
statistik Chi Square. Hasil penelitian menemukan kejadian retensio plasenta pada
umur resiko rendah sebesar 17,54% dan umur resiko tinggi sebesar 38,6% ini
bermakna ada hubungan antara umur dengan kejadian retensio plasenta ( p value
0,001 < 0,05). Kejadian retensio plasenta pada paritas resiko sebesar 79,2% dan
paritas tidak resiko sebesar 39,4% ini bermakna ada hubungan antara paritas
dengan kejadian retensio plasenta ( p value 0,003 < 0,05). Disarankan kepada
Bidan Puskesmas mampu mendeteksi dini faktor predisposisi retensio plasenta
dan memberikan KIE pada pus untuk menjarangkan atau membatasi kelahiran.

Kata kunci : Umur, Paritas, Retensio plasenta


Daftar Pustaka : 19 Referensi (1998 – 2012)
2 Jurnal Ibu dan Anak. Volume 1, Nomor 2, November 2016 Halaman 1-9
1-62

PENDAHULUAN mengetahui, terlambat merujuk dan


Rencana pembangunan terlambat mengambil keputusan serta
kesehatan menuju Indonesia sehat empat kejadian terlalu yaitu terlalu
2025, yang tertuang dalam Rencana muda, terlalu tua, terlalu banyak
Pembangunan Jangka Panjang anak, terlalu dekat jarak antar
Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun kelahiran masih tinggi (Depkes RI,
2005-2025. Sasaran pembangunan 2002). Salah satu penyebab
kesehatan yang akan dicapai Tahun perdarahan adalah retensio plasenta
2025 adalah meningkatnya derajat dengan frekuensi (16-17%) dan
kesehatan masyarakat. Salah satu penyebab lain atonia uteri dengan
indikator dampaknya adalah frekuensi (50-60%), laserasi jalan
menurunkan angka kematian ibu lahir (4-5%), kelainan darah dengan
(AKI) dari 262 per 100.000 kelahiran frekuensi (0,5-0,8%). (Mochtar,
hidup tahun 2005 menjadi 74 per 2008).
100.000 kelahiran hidup pada tahun Berdasarkan profil Dinas
2025. Peningkatan kualitas keluarga Kesehatan Provinsi Riau, angka
dan masyarakat tidak dapat terwujud kematian ibu (AKI) 112,7 per 1000
tampa perbaikan dan peningkatan kelahiran hidup pada tahun 2012.
kesejahteraan ibu. Sehingga Adapun Penyebab Kematian Ibu di
kelompok sasaran yang menjadi Provinsi Riau Tahun 2012 meliputi
prioritas utama dalam pembangunan antara lain perdarahan 39%,
kesehatan masih tertuju kepada hipertensi dalam kehamilan 20%,
kesehatan Ibu dan Anak. penyebab lain seperti jantung dan
Salah satu indikator penilaian diabetes 29%, partus lama 9%,
derajat kesehatan adalah maternal infeksi 3%. (Dinkes Prov.Riau,
mortality rate (MMR) atau angka 2012). Hasil rekapitulasi laporan
kematian ibu (AKI). Indikator audit maternal dan perinatal Dinas
tersebut menggambarkan Kesehatan Indragiri Hilir selama 2
pemanfaatan pelanyanan kesehatan tahun terakhir (2011-2012) kematian
ibu dan anak sekalian tingkat ibu bersalin disebabkan perdarahan.
kesejahteraan masyarakat. Hasil Perdarahan ibu bersalin dapat di
Survey Demografi dan Kesehatan sebabkan oleh retensio plasenta,
Indonesia (SDKI) Pada tahun 2007, atonia uteri, robekan jalan lahir, sisa
angka Kematian Ibu (AKI) plasenta.
228/100.000 kelahiran hidup dan Faktor predisposisi terjadinya
angka kematian bayi (AKB) 34/1000 retensio plasenta yaitu angka
kelahiran hidup. Sedangkan pada tertinggi retensio plasenta pada
tahun 2012 angka kematian ibu paritas (Cahyono,2000). menurut
(AKI) melonjak drastis menjadi Azrul Azwar (2008) faktor resiko
359/100.000 Kelahiran hidup. pada ibu hamil adalah paritas lebih
Sedangkan angka kematian bayi dari 3 kali perlu di waspadai. Umur
(AKB) menurun sedikit menjadi ibu, Semakin tua umur ibu maka
32/1000 kelahiran hidup. akan terjadi kemunduran progresif
Penyebab kematian ibu adalah dari endometrium sehingga untuk
perdarahan 28%, eklampsi 25%, mencukupi kebutuhan nutrisi janin
infeksi 11%, komplikasi abortus 5%. diperlukan pertumbuhan plasenta
Tingginya AKI juga disebabkan tiga yang lebih luas.
kejadian terlambat yaitu terlambat
3Hubungan
JurnalUmur dan Anak.
Ibu dan ParitasVolume
dengan1,Kejadian
Nomor 2,Retensio
NovemberPlasenta.......
2016 Halaman 1-9 3

Desa Concong Luar wilayah HASIL PENELITIAN


kerja Puskesmas Concong Luar
Kabupaten Indragiri Hilir pada 1. Analisis Univariat
Tahun 2011 di dapatkan ibu bersalin
dengan komplikasi persalinan Tabel 1. Distribusi Kejadian Retensio
sebanyak 38 orang diantaranya Plasenta di Desa Concong Luar Wilayah
retensio plasenta Sebanyak 15 0rang Kerja Puskesmas Concong Luar
(39%). Pada tahun 2012 di dapatkan Kecamatan Concong
ibu bersalin dengan komplikasi
persalinan Sebanyak 48 orang Retensio Frekuensi Persentase
diantaranya retensio plasenta Plasenta (%)
Sebanyak 21 0rang (44 %), 1 Ya 32 56,1
Sedangkan pada tahun 2013 jumlah 2 Tidak 25 43,9
ibu bersalin adalah 165 orang yang Jumlah 57 100
terdiri dari persalinan normal tampa
komplikasi sebanyak 108 orang dan 2. Analisis Bivariat
persalinan dengan komplikasi
sebanyak 57 orang antara lain Tabel 2. Hubungan Umur Ibu Bersalin
retensio plasenta 32 orang (56%), dengan Kejadian Retensio Plasenta di
dan diantara komplikasi yang terjadi Desa Concong Luar wilayah Puskesmas
pada saat persalinan terdapat 1 orang Concong Luar Kecamatan Concong
kematian ibu bersalin dengan
retensio plasenta. Data ini Retensio OR
Plasenta Total (95%CI) p
menunjukkan adanya peningkatan Umur
Value
YA TIDAK
kejadian retensio plasenta pada ibu N % N % N %
bersalin. Resiko 0.114
Penelitian ini di laksanakan rendah 10 17,5 20 35,1 30 100 (95%CI : 0,001
untuk mengetahui Hubungan Umur 0.033-
dan Paritas dengan Kejadian Resiko 0.390)
tinggi 22 38,6 5 8,8 27 100
Retensio Plasenta di Desa Concong
Luar Wilayah Kerja Puskesmas
Jumlah 32 56,1 25 43,9 57 100
Concong Luar Kecamatan Concong
Kabupaten Indragiri Hilir.
Tabel 3. Hubungan Paritas Ibu Dengan
METODE PENELITIAN Kejadian Retensio Plasenta di Desa
Jenis penelitian bersifat Concong Luar wilayah kerja Puskesmas
kuantitatif analitik dengan pendekatan Concong Luar Kecamatan Concong
cross sectional. Penelitian
dilaksananakan pada bulan Januari- Retensio OR
Juni 2014 di Desa Concong Luar. Plasenta Total (95%CI) p
Paritas
YA TIDAK Value
Populasi adalah ibu bersalin dengan N % N % N %
komplikasi saat persalinan berjumlah Risiko 6.650 0,003
57 orang dan sampel diambil secara 19 79,2 5 20,8 24 100
(95%CI :
total populasi. Pengolahan data Tidak 1.975-
dilakukan secara komputerisasi Berisiko 13 39,4 20 60,6 33 100 22.388)
dengan analisa data bivariat
menggunakan uji statistik Chi Square. Jumlah 32 56,1 25 43,9 57 100
4 Jurnal Ibu dan Anak. Volume 1, Nomor 2, November 2016 Halaman 1-6
1-9 4

PEMBAHASAN mengalami retensio plasenta yaitu


1. Hubungan Umur Ibu dengan sebanyak 33 orang (82,5%). Dilihat
Kejadian Retensio Plasenta dari analisis data dengan
Berdasarkan uji Chi square di menggunakan Uji Chi-Square
peroleh nilai p = 0,001 sehingga didapatkan ada hubungan antara
nilai p < 0,05 artinya ada hubungan umur ibu bersalin dengan kejadian
yang signifikan antara umur dengan retensio plasenta.
kejadian retensio plasenta di Desa Menurut asumsi peneliti, ibu
Concong Luar wilayah kerja yang berumur <20 Tahun lebih
Puskesmas Concong Luar dominan mengalami retensio
Kecamatan Concong tahun 2013. Hal plasenta di Desa Concong Luar
ini sesuai dengan teori yang disebabkan kurangnya pengetahuan
dikemukakan oleh Notoatmodjo masyarakat setempat mengenai
(2003) yang mengatakan bahwa persalinan masih banyak ibu-ibu
Umur adalah variabel yang selalu beresiko hamil di usia <20 tahun dan
diperhatikan dalam penelitian- sebagian kecil persalinan ditolong
penelitian epidemiologi. Angka- oleh dukun dimana pernah terjadi
angka kesakitan maupun kematian retensio plasenta. Sedangkan ibu
hampir semua keadaan menunjukkan yang berumur >35 Tahun sebagian
hubungan dengan umur. Hubungan masyarakat masih ada yang
dengan retensio plasenta, kejadian mempunyai pemahaman pentingnya
retensio plasenta lebih banyak terjadi anak laki-laki atau perempuan dalam
pada ibu muda dibawah 20 tahun suatu keluarga dan sebagian
karena organ reproduksi belum dapat masyarakat percaya banyak anak
berfungsi dengan baik, miometrium banyak rezeki sehingga di usia >35
tidak bisa berkontraksi dan retraksi Tahun ibu-ibu masih banyak yang
dengan maksimal maka proses hamil.
pelepasan plasenta dari tempat
implantasinya juga terganggu yang 2. Hubungan Paritas dengan
akhirnya menyebabkan retensio Kejadian Retensio Plasenta
plasenta. Sedangkan pada umur Berdasarkan uji chi square
>35tahun semakin tua umur ibu diperoleh bilai p = 0,003 sehingga
maka akan terjadi kemunduran yang nilai p < 0,05 artinya ada hubungan
progresif dari endometrium sehingga yang signifikan antara paritas dengan
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi kejadian retensio plasenta di Desa
janin diperlukan pertumbuhan Concong Luar wilayah kerja
plasenta yang lebih luas. Puskesmas Concong Luar
Hasil penelitian ini juga sesuai Kecamatan Concong tahun 2014.
dengan penelitian yang dilakukan Hal ini sesuai dengan referensi
oleh Eufrasia Zau di Puskesmas Jagir yang ada bahwa 1-3 merupakan
Surabaya pada Tahun 2012 tentang paritas paling aman ditinjau dari
Hubungan Umur dan Paritas dengan sudut kematian maternal, paritas
Kejadian Retensio Plasenta. Bahwa tinggi (lebih dari 3) mempunyai
Ibu bersalin pada umur < 20 dan angka kematian lebih tinggi. Lebih
>35 tahun mayoritas mengalami tinggi paritas lebih tinggi kematian
retensio plasenta yaitu sebanyak 12 maternal (Winkjosastro, 2002).
orang (66,7%). Ibu bersalin pada Faktor resiko pada Ibu hamil adalah
umur 20-35 tahun mayoritas tidak paritas lebih dari 3 kali perlu
5 Hubungan
JurnalUmur
Ibu dan
danAnak. Volume
Paritas dengan1,Kejadian
Nomor 2,Retensio
November 2016 Halaman 1-9 5
Plasenta.......

diwaspadai, karena banyak anak memeriksakan kehamilannya ke


keadaan rahim ibu semakin lemah ( fasilitas kesehatan. Sehingga di Desa
Azrul Azwar, 2003). Semakin Concong Luar masih banyak
banyak paritas ibu maka terjadi dijumpai ibu-ibu dengan jumlah
kemunduran dan cacat pada paritas > 3.
endometrium yang mengakibatkan
terjadinya fibrosis pada bekas
implantasi plasenta pada persalinan KESIMPULAN
sebelumnya sehingga vaskularisasi
1. Ada Hubungan yang signifikan
menjadi berkurang. Untuk memenuhi
antara umur dengan kejadian
kebutuhan nutrisi pada janin plasenta
retensio plasenta di peroleh nilai
akan mengadakan perluasan
p = 0,001 sehingga nilai p <
implantasi dan vili khorialis akan
0,05.
menembus dinding uterus lebih
2. Ada Hubungan yang signifikan
dalam lagi sehingga akan menjadi
antara paritas dengan kejadian
plasenta adhesive sampai perkreta.
retensio plasenta diperoleh nilai
Hasil penelitian ini juga sesuai
p = 0,003 sehingga nilai p
dengan penelitian yang dilakukan
<0,05.
oleh Eufrasia Zau di Puskesmas Jagir
Surabaya pada Tahun 2012 tentang
SARAN
Hubungan Umur dan Paritas Dengan
1. Bagi Institusi tempat penelitian
Kejadian Retensio Plasenta, di
Diharapkan Bidan di Desa
dapatkan dari 58 orang ibu bersalin
Concong Luar mampu
mayoritas paritasnya adalah
mendeteksi dini faktor
primipara yaitu sebanyak 38 orang
predisposisi Retensio plasenta
(65,5%) dibandingkan multipara dan
yang dapat mengakibatkan
grandemultipara yaitu sebanyak 20
perdarahan dengan memberikan
orang (34,5%). Dari 19 orang ibu
KIE kepada ibu hamil
bersalin yang mengalami retensio
pentingnya ANC secara teratur
plasenta mayoritas pada multipara
dan kepada pasangan usia subur
dan grandemultipara yaitu sebanyak
bagaimana mengatur dan
11 orang (55%) dibandingkan
merencanakan kehamilannya.
primipara yaitu 8 orang (21,1%). Hal
2. Bagi Peneliti selanjutnya
ini disebabkan karena rahim sering
Diharapkan agar dilakukan
terjadi peregangan sehingga
penelitian lanjutan tentang faktor
kehilangan elastisitasnya yang
lain seperti interval yang
kemudian berdampak miometrium
berhubungan dengan kejadian
tidak dapat berkontraksi dan retraksi
retensio plasenta.
dengan maksimal.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Menurut asumsi peneliti ibu
Diharapkan bagi istitusi
dengan paritas >3 lebih banyak
pendidikan dapat menambah
mengalami retensio plasenta karena
referensi mengenai penelitian ini
semakin sering hamil dan melahirkan
sebagai tambahan dan bacaan
kesehatan alat reproduksi berkurang
sehingga dapat digunakan
sehingga hal inilah yang merupakan
sebagai referensi bagi penelitian
salah satu faktor resiko retensio
lain.
plasenta dan kurangnya pengetahuan
ibu hamil untuk datang
6 Jurnal Ibu dan Anak. Volume 1, Nomor 2, November 2016 Halaman 1-6
1-9 6

DAFTAR PUSTAKA
Azwar,2008. Sikap Manusia Dan Mochtar R. 2008. Buku Acuan
Pengukurannya, Jakarta: Nasional Kesehatan Maternal
Rineka cipta. Dan Neonatal, Jakarta : EGC
Cahyono, 2000. Paritas vs Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu
perdarahan-post partum. Kesehatan Masyarakat, Jakarta
http://oktinikilah.blogspot.com/ : Rineka Cipta
2009/03. Diakses tanggal 21 Nursalam. 2011. Konsep dan
Desember 2013. Penerapan Metodologi
Depkes RI. 2001.Program Kesehatan penelitian Ilmu Keperawatan,
Reproduksi dan Penyakit Jakarta : Salemba Medika.
Intergratif ditingkat Pelayanan Prawirohardjo, S. 2002. Iimu
Dasar, Jakarta. Kebidanan dan Kandungan.
__________. 2002.safe Jakarta : Yayasan Bina
Motherhood. Jakarta. FKMUI Pustaka
Dinas Kesehatan Kabupaten Rustam Muchtar, 1998. Sinopsis
Indragiri Hilir. 2011. Profil Obstetri Edisi 2, Jakarta : EGC
Kesehatan Kabupaten Saifuddin, Abdul Bahri. 2002.
Indragiri Hilir. Panduan Praktik Pelayanan
_____________________. 2012. Kesehatan Maternal dan
AMP Dinas Kesehatan Neonatal, Jakarta: Yayasan
Kabupaten Indragiri Hilir Bina Pustaka,
tahun 2012. Indragiri Hilir Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan,
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
2012. Profil Kesehatan Sarwono Prawiroharjo.
Provinsi Riau. Sastrawinata. 2005. Ilmu Kesehatan
Eufrasia zau,2012. Hubungan umur Reproduksi: Obstetrik patologi,
dan paritas dengan kejadian Jakarta: EGC.
retensio plasenta. Wiknjosastro, 2002. Ilmu kebidanan,
Http://Library-griya husada Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
.com. Diakses tanggal 6 mei Prawiroharjo,
2014.
Manuaba,I.B.G.2007. Pengantar
Kuliah Obstetri, Jakarta: EGC.
____________. 2008. Ilmu
Kebidanan Kandungan dan
KB, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai