Anda di halaman 1dari 15

GAMBARAN KASUS KETUBAN PECAH DINI PADA NY.

S
G2P1A0 DI RUMAH BERSALIN ASSALAM PURWASARI
KARAWANG TAHUN 2020

Tania Damayanti Motiec1), Irna Trisnawati2)


1)
Jurusan Kebidanan Karawang Poltekkes Kemenkes Bandung,
Email: tmotiec03@gmail.com, Tlp: +628991222082
2)
Jurusan Kebidanan Karawang Poltekkes Kemenkes Bandung
Email: tazkiyah_suparno.co.id, Tlp: +6281283156475

ABSTRAK
Latar Belakang Salah satu penyebab angka kematian ibu yaitu terjadinya infeksi yang
disebabkan oleh Ketuban Pecah Dini (KPD). KPD menyumbangkan angka kematian
ibu (5%) karena KPD memiliki beberapa komplikasi yang begitu serius. Menurut WHO,
kejadian ketuban pecah dini (KPD) atau insiden PROM (prelobour rupture of
membrane) berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran. Pada tahun 2019 data
kematian ibu di Kabupaten Karawang sebanyak 45 kasus dari 44.850 persalinan.
Infeksi termasuk adanya Ketuban Pecah Dini (2 kasus) (4,4%). Kejadian Ketuban
Pecah dini berdasarkan data dari Rumah Bersalin Assalam di Purwasari Karawang
Tahun 2019 yaitu 145 kasus rujukan terdapat 26 kasus (17,9%) rujukan KPD. Tujuan
Penelitian mengetahui gambaran kasus Ketuban Pecah Dini pada Ny. S G2P1A0 di
Rumah Bersalin Assalam Purwasari tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian kualitatif menggunkan pendekatan wawancara mendalam
( In Depth Interview), hasil observasi dan buku KIA. Hasil penelitian yang didapatkan
faktor predisposisi kehamilan kembar/hamil ganda, kelainan letak, usia kehamilan,
hubungan seksual dan perilaku merokok, Penatalaksaan ANC secara kuantitas sudah
memenuhi standar, hanya secara kualitas bidan belum melakukan konseling tentang
tanda-tanda bahaya pada ibu hamil, Penatalaksanaan pra rujukan belum sepenuhnya
memeuhi standar karena bidan belum melakukan tes lakmus, pemberian antibiotik dan
tidak membawa maternal kit pada proses rujukan, pada pelaksanaan PNC bidan tidak
melakukan kunjungan nifas pertama seperti tidak melakukan pemeriksaan fisik pada
saat nifas dan tidak memberikan konseling pada pasien. Simpulan diharapkan tenaga
kesehatan terutama bidan dapat mengerti gambaran penatalaksanaan yang tepat
seperti, melakukan pemeriksaan lakmus dan pemberian antibotik.
Kata kunci: Ketuban Pecah Dini; Faktor Predisposisi; Penatalaksanaan Prarujukan

ABSTRACT
Background One of the causes of maternal mortality is an infection by premature
rupture of the membrane (PROM). PROM contributed maternal mortality (5%) because
PROM has some very serious complications.In WHO, incidence of PROM (prelobour
rupture of membrane) range between 5-10% for all of birth. In the year of 2019 data’s
maternal mortality rate in Kabupaten Karawang 45 case of 44.850 birth. Infections.
include Premature Rupture of the Membrane (2 case) (4,4%). Data from the Maternal
Home of Assalam in Purwasari Karawang in 2019 is 145 references cases are 26
cases (17,9%) referred to PROM. Directoin to knews descripted of the case of
Prematur Rupture of the Membrane in Ny. S G2P1A0 at the Assalam Maternity
Hospital Purwasari in 2020. Methods used qualitative research methods used In depth
Interview, the result of observation, dan KIA book. Research result is predisposition

101
http://dx.doi.org/.......................
factors of gemelli, abnormality, gestational age, sexual intercourse, and behavior
smoking of mother. Management of ANC in quantity has fulfill standard, but in quality
midwife haven't counseled about danger signs in pregnant women. Management of pre
referral not yet fulled meet the standard because the midwife hasn't done litmus test,
give antibiotic, and don’t brought maternal kit to the referral process, management of
PNC midwife don’t first visit postnatal like don’t physical examination and don’t gived
counseling of patient. Simpulan expected medical personel especially midwives can
understands description of the proper performance like, cheked litmus and given
antibiotic.
Key words: Premature Rupture of the Membrane, Predispotions Factors, Pre-
reference authorization.

PENDAHULUAN Salah satu penyebab angka


kematian ibu yaitu terjadinya infeksi
Pada tahun 2015 menurut GHO yang disebabkan oleh Ketuban Pecah
(Global Health Observatory) data milik Dini (KPD). KPD menyumbangkan
WHO (World Health Organization) angka kematian ibu (5%) karena KPD
tercatat ada 303.000 kematian ibu yang memiliki beberapa komplikasi yang
disebabkan oleh kehamilan, persalinan, begitu serius komplikasi yang sering
dan nifas. Setiap hari pada tahun 2015 terjadi pada ibu dengan KPD yang
sekitar 830 wanita meninggal karena pertama adalah infeksi sampai dengan
komplikasi saat kehamilan dan sepsis, peritonitis dan rupture uteri.2
persalinan, hampir semua kematian ini Kematian ibu dahulu masih
muncul di lingkungan dengan sumber disebabkan oleh eklampsia/ PEB/ HDK,
daya rendah dan sebagaian besar perdarahan, partus macet, komplikasi
dapat dicegah. Penyebab utama abostus, dan sepsis. Infeksi termasuk
kematian ibu adalah perdarahan, juga KPD dapat menyebabkan infeksi
hipertensi, infeksi dan penyebab tidak terhadap ibu dan bayi. KPD disebabkan
langsung sebagian besar dikarenakan berkurangnya kekuatan selaput
pengaruh timbal balik antara kondisi membrane yang disebabkan oleh
penyakit sebelumnya. Seorang wanita infeksi yang berasal dari vagina dan
dengan kehamilan beresiko di negara serviks. Dari seluruh persalinan KPD
berkembang meninggal akibat dengan infeksi terdapat 10,7%, 94%
kehamilan, persalinan, dan nifas yang terjadi pada kehamilan aterm.3
selama hidupnya sekitar 35 kali lebih Menurut WHO, kejadian
tinggi dibandingkan wanita yang tinggal ketuban pecah dini (KPD) atau insiden
di daerah maju.1 PROM (prelobour rupture of
Pada tahun 2015 Angka membrane) berkisar antara 5-10% dari
Kematian Ibu di Indonesia mencapai semua kelahiran.Ketuban Pecah Dini
30/100.000 kelahiran hidup. Tahun kurang bulan dapat terjadi 1% dan
2012 Angka Kematian Ibu menurun Ketuban Pecah Dini pada usia
yaitu sebanyak 359/100.000 kelahiran kehamilan aterm 70% dari semua
hidup. Menurut Laporan Rutin Tahunan kehamilan. Pada 30% kasus KPD
Program Kesehatan Ibu Dinas merupakan penyebab kelahiran
Kesehatan Provinsi di Indonesia Tahun prematur.1
2018, penyebabnya hipertensi dalam Pada tahun 2019 data
kehamilan (25%), perdarahan (32%) kematian ibu di Kabupaten Karawang
diikuti oleh infeksi yang termasuk dalam sebanyak 45 kasus dari 44.850
ketuban pecah dini (5%), dan abourtus persalinan. Faktor penyebab
(1%). Non-obstetrik pun bisa kematiannya adalah perdarahan (15
menyebabkan kematian ibu dan AKB kasus) (33,3%), HDK/PEB/Ekslampsi
22,3/1000 kelahiran hidup.2 (14 kasus) (31,1%), infeksi (sepsis
maternal) (2 kasus) (4,4%), gangguan dikarenakan diketahui secara pasti
sistem peredaran darah (8 kasus) pemicunya sehingga pasien lebih dapat
(17,7%) dan lain-lain (6 kasus) (13,3%). berhati-hati dan cepat tanggap bila
Infeksi termasuk adanya Ketuban ketuban pecah dini terjadi maka
Pecah Dini (2 kasus) (4,4%). komplikasi yang membahayakan bagi
Sedangkan data kematian bayi di ibu dan janin dapat di hindari. Beberapa
Kabupaten Karawang sebanyak 157 pencegahan dapat dilakukan namun
kasus dari 44.850 penyebabnya adalah belum ada yang terbukti cukup efektif.
BBLR (65 kasus) (41,4%), asfiksia (37 Mengurangi aktifitas atau istirahat pada
kasus) (23,5%), infeksi/sepsis (2 akhir triwulan kedua atu awal triwulan
kasus) (1,27%), kelainan bawaan (17 ketiga sangat dianjurkan.8
kasus) (10,8%), pneumonia (2 kasus) Pada penelitian terdahulu yang
(1,27%), diare (1 kasus) (0,6%), lain- dilakukan oleh Ivansri dan Andini
lain (33 kasus) (21%).4 (2017) dengan judul “Hubungan
Kejadian Ketuban Pecah Dini Karakteristik Ibu Bersalin Dengan
berdasarkan data Rekam Medik Tahun Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit
2018 dari 334 persalinan di RSUD Martha Friska” ada hubungan yang
Karawang terdapat 118 (35,3%) kasus signifikan antara usia dengan KPD, ada
KPD. Untuk angka kejadian hubungan yang signifikan antara
preeklampsi di RSUD Kabupaten paritas dengan KPD, ada hubungan
Karawang, periode 2017-2018 yang signifikan antara pekerjaan
dilaporkan kejadian preeklampsi dengan KPD.9 Sedangkah menurut
sebesar 5,83%.5 penelitian yang dilakukan oleh Sudarto
Kejadian Ketuban Pecah dini dan Tunut (2014) dengan judul “Risiko
berdasarkan data dari Rumah Bersalin Terjadinya Ketuban Pecah Dini Pada
Assalam di Purwasari Tahun 2019 yaitu Ibu Hamil Dengan Infeksi Menular
145 kasus rujukan terdapat 26 kasus Seksual” dalam penelitiannya
(17,9%) rujukan KPD, namun angka ini didapatkan menunjukkan bahwa yang
tidak menimbulkan. Akibatnya yang ada dapat menyebabkan KPD itu umur,
pada ibu antara lainnya seperti pedidikan menengah, dan status
kariomnionitis, tindakan operatif, dan paritas. Hubungan IMS berpeluang
sepsis peurperalis6 untuk menyebabkan KPD dari pada ibu
Dampak yang paling sering hamil yang tidak mengalami IMS.10
terjadi pada KPD sebelum usia Menurut penelitian yang dilakukan oleh
kehamilan 37 minggu adalah sindrom Leganti dan Riyanti (2018)
distress pernapasan (RDS atau mengemukakan bahwa terdapat
Respiratory Distress Syndrome), yang hubungan yang bermakna antara umur
terjadi pada 10-40% bayi baru ibu dengan kejadian Ketuban Pecah
lahir.Akibat yang terdapat pada bayi Dini (KPD). Umur berisiko akan
seperti premature, asfiksia, hipoksia, meningkatkan kejadian KPD sebanyak
keluarnya tali pusat, kecacatan dan 1.9 kali lebih tinggi dibandingkan umur
hipoplasia. Faktanya dalam kasus KPD yang tidak berisiko. Paritas
ini mengalami kejadian prematuritas berhubungan dengan kejadian KPD,
pada bayinya.7 umur kehamilan yang banyak
Upaya pencegahan yang dapat mengalami kejadian Ketuban Pecah
dilakukan pasien adalah dengan Dini (KPD) terjadi pada umur kehamilan
meminimalkan faktor resiko seperti premature, dan gemelli/bayi kembar
tidak merokok, mengkonsumsi menunjukkan hubungan yang
makanan dengan gizi yang baik dan bermakna dengan kejadian KPD.11
sesuai, dan memeriksakan kandungan Berdasarkan latar belakang
secara teratur sehingga predisposisi diatas, penulis tertarik untuk melakukan
kandungan untuk mengalami ketuban penelitian pada Ny S G2 P1 A0 yang
pecah dini dapat ditangani dengan baik
mengalami KPD di Rumah Bersalin Hasil catatan di buku KIA bahwa Ny. S
Assalam Purwasari tahun 2020 . hamil ke 2, jumlah persalinan 1 kali,
jumlah keguguran 0 kali, G2P1A0.
Dari hasil wawancara peneliti
METODE mengetahui bahwa ibu tidak merokok
Penelitian ini menggunakan melainkan suaminya yang merokok.
pendekatan kualitatif. Teknik Pernyataan partisipan sebagai berikut:
pengumpulan data bersifat triangulasi “Teu ngarokok teh, amun suami
seperti menggunakan wawancara ngarokok teh” (P1.11.02.2020).
mendalam (In Depth Interview), Dan dipertegas oleh suami pasien,
observasi, dan dokumentasi. Sumber bahwa:
data didapatkan dari sumber data “Teu ngarokok istri mah, amun saya
primer dan sumber data sekunder. ngarokok teh nyacuman teu kos batur
Instrumen penelitian menggunakan teu beak sabungkus paling oge peuting
merekam suara pada saat wawancara doang, nya 5 batanglah sapoe. Tara
mendalam. Pelaksanaannya dilakukan ngadeukeutan istri ai ker ngarokok mah
di Rumah Bersalin di Purwasari paling ai ngarokok di bumi di luar ai
Karawang dari bulan Februari-Maret. bade ka kamar nginum hela kakarak
Analisa data menggunakan reduksi asup ka kamar” (S1.22.02.2020).
data dan triangulasi. Penyajian data Dari hasil wawancara peneliti
dalam bentuk naratif. mengetahui bahwa ibu melakukan
HASIL hubungan terakhir pada tanggal (04-02-
Temuan penelitian yang 2020) dilakukan pada malam hari.
didapatkan oleh peneliti berlangsung Pernyataan partisipan sebagai berikut:
sesuai dengan data yang ada di RB “Sebelum ketuban rembes poe rabu
Assalam. Adapun hasil penellitian ini teh, berhubungan wengina malem
secara in depth interview, dan rebona (04-02-2020) teh pan ketuban
dokumen-dokumen penunjang. Hasil in rembesna poe rabu isuk”
depth interview yang dilakukan oleh (P1.11.02.2020).
peneliti. Berdasarkan hasil wawancara Suami menegaskan bahwa:
peneliti mendapatkan keterangan dari “Nya sami jawaban na kos istri wengi
partisipan sebagai berikut: sebelumna” (S1.22.02.2020).
Faktor Predisposisi Terjadinya ”Cuma sekali doang, Sekali saminggu
Ketuban Pecah Dini Pada Ny. S neng, Nteu, cuman di daerah perut
G2P1A0 bagian bawah doang terasa nyeri,
Dari hasil wawancara peneliti Cuman lemes doang, kelelahan,
mengetahui bahwa usia kehamilan ibu Tetehna anu dibawah dan suami di
adalah masuk usia kehamilan 9 bulan. atas, kos kitu wae ari berhubungan
Pernyataan partisipan sebagai berikut: mah. (P1.25.04.2020)
Dari hasil wawancara peneliti
“Injek 9 bulan teh” (P1.11.02.2020). mengetahui bahwa jumlah janin yang
Data dari buku KIA pasien bahwa ada di kandungan pasien itu janin
HPHT Ny. S ialah 04-06-2019. ganda (kehamilan gemeli). Pernyataan
Dari hasil wawancara peneliti partisipan sebagai berikut:
mengetahui bahwa kehamilan ibu ini “Aya 2 teh pas diparios USG ku dokter
adalah kehamilan yang kedua, pernah jenis kelamina awewe sadaya”
melahirkan sekali, dan tidak pernah (P1.11.02.2020).
keguguran. Pernyataan pertisipan “Hasil USG dokter bagus ini kembar,
sebagai berikut: semuanya kelaminnya perempuan,
“Ini hamil kedua teh, pernah melahirkan perkiraan kiloannya teh ceuk dokter 1,5
sekali tapi belum pernah keguguran” kg-an semua, posisi kepalana anu hiji
(P1.11.02.2020). dibawah anu hiji deui diatas”
(P1.25.04.2020)
Dari hasil wawancara peneliti dianjurkeun ku bidan teh di suruh
mengatahui bahwa letak janinnya makan cukup sedikit tapi sering, terus
berbeda janin pertama normal di suruh tidur yang cukup, terus sama
(presentasi kepala) namun janin kedua dikasih vitamin. Teruskan control nah
mengalami kelainan letak (presentasi bidan di pariksa deui, di timbang deui,
bokong). Pernyataan partisiapan di tensi, keluhana naon, terus di suruh
sebagai berikut: bobo buat diperiksa perutnya, pas ku
“Posisi janinna asaan teh kadang bidan di periksa perutna dianjurkan
kepala kabeh anu dibawah mah, untuk ke dokter soalna besar perutna
kadang aya usik anu di luhur kabeh gitu beda buat di USG ke dokter, terus di
neng ieu teh kepala na apa bokongna anjurkan untuk cek lab ke Puskesmas
kitu beda, ceuk bu yayat sae posisi na Purwasari, terus bidan menganjurkan
ngan aya anu bokongna di handap” istirahat yang cukup, makan yang
(P1.11.02.2020). sehat, sama mengurangi aktifitas yang
“Hasil USG dokter bagus ini kembar, berat-berat. (P1.27.04.2020)
semuanya kelaminnya perempuan, Bidan menegaskan bahwa:
perkiraan kiloannya teh ceuk dokter 1,5 “Diawal dilakukan penimbangan berat
kg-an semua, posisi kepalana anu hiji badan, setelah itu tekanan darah, dan
dibawah anu hiji deui diatas” lingkar lengan atas, dan melakukan
(P1.25.04.2020) anamnesa terhadap pasien, pada awal
Kuantitas dan Kualitas ANC pada kehamilan setelah itu pada awal
Ny. S kehamilan dilakukan palpasi hasilnya
Dari hasil wawancara dan dari tidak teraba untuk menyakinkan
data sekunder bahwa ibu melakukan kehamilannya dengan tes HCG negatif
pemeriksaan kehamilan ke bidan atau positif dan hasilnya positif, karna
sebanyak 9 kali selama kehamilannya. pasien mengeluh mual dan pusing
Pernyataan partisipan sebagai berikut: anjurkan pasien untuk makan sedikit-
“Periksa ke bidan 9 kali, terus pas sedikit tapi sering dan istirahat yang
udah umur 8 bulan di USG ke bidan cukup setelah itu memberikan terapi
cuman kata bidan disuruh ke dokter terhadap pasien sesaui keluhan yaitu
kandungan Rumah Sakit Karya poldiamer 1x1 sehari untuk mualnya
Husada, memeriksakan kehamilan dan paracetamol untuk pusingnya dan
pertama sama suami, kesini-sininya juga asam folat untuk perkembangan
kan sama ponakan soalnyakan suami bayinya. Untuk pemeriksaan lanjutan,
kerjanya jauh jadi ngga bisa nganter. pemeriksaan kehamilan Trimester I 3
Pernah juga USG 2 kali pas usia 8 kali, Trimester II 3 kali, Trimester 3 3
bulan pertama USG ke bidan hasil kali, berdasarkan hasil pemeriksaan
USG dari bidan keadaan bayinya bidan di buku ANC. Dan pada
bagus sehat kembar, terus disarankan Trimester II dianjurkan untuk
untuk USG ke dokter yang ada di pemeriksaan tes rappid. Pemeriksaan
Rumah Sakit Karya Husada hasil dari kehamilan lanjutan seperti biasa seperti
dokter kandunganya bagus, bayinya timbang berat badan, ukur tekanan
sehat kembar, dan jenis kelaminnya darah, dan melakukan anamnesa,
perempuan semua” (P1.29.02.2020) melakukan palpasi tinggi fundus uteri
“Umur 5 minggu, 8 minggu, 18 minggu dan leopold, setelah itu melihat tanda-
2 kali, pas umur 24 minggu, 26 minggu, tanda kompliksi terhadap pasien
31 minggu, 32 minggu, 36 minggu. Pas ternyata di ekstremitas tidak ada
periksa ke bidan pertama di timbang, di pembengkakan pada pasien ini, karena
tensi, terus periksa lengan, terus tinggi tidak ada komplikasi oedema, jadi tidak
badan, terus di tanya-tanya kapan dilakukan pemeriksaan tes protein urin,
terakhir haidna, terus di raba perut na setelah itu konseling untuk memenuhi
pas diraba can ka raba perutna tapi kebutuhan nutrisinya, istirahat yang
pas di tes pack mah positif. Terus cukup, dan melakukan USG karena
pada pemeriksaan palpasi tidak sesuai sebagai bidan rujuk sudah sampai
dengan kehamilan maka dianjurkan disini tugasnya” (B1.12.03.2020)
untuk USG takut nanti ada bayi kembar Tatalaksana Postpartum pada Ny. S
dan untuk mencegah terjadinya oleh Bidan
komplikasi. (B1.27.04.2020) Dari hasil wawancara B1
Penatalaksanaan Prarujukan mengatakan bahwa melakukan
Ketuban Pecah Dini di Rumah tatalaksana postpartum pada Ny. S
Bersalin Assalam sudah berdasarakan teori yang ada
Dari hasil wawancara pada B1 seperti melakukan kunjungan nifas
mengatakan bahwa penatalaksanan kedua pada hari nifas ke 4-28 hari dan
prarujukan sudah sesuai dengan SOP kunjungan nifas ketiga pada hari nifas
prarujukan yang ada Kabupaten ke 29-42 hari.
Karawang, seperti anamnesa pasien, Kunjungan nifas kedua
menelpon SI JARI EMAS, menginfus dilakukan pada tanggal 17-02-2020
pasien, dan mengantarkan pasien ke dengan pernyataan partisipan sebagai
rumah sakit yang telah di tetapkan oleh berikut:
pihak SI JARI EMAS (B1.13.03.2020). “Setalah di anamnesa kita
Pernyataan partisipan sebagai berikut: menganjurkan ke pasien untuk ke
“Pertama kita menganamnesa dulu ke tempat tidur selanjutnya melakukan
pasien, ketubannya pecah dari jam palpasi meraba uterus ternyata
berapa atau pecah air-air lah kan uterusnya bagus normal sudah tidak
pasien suka gatau yah itu ketuban atau teraba. Setelah itu melihat luka jahitan
bukan jadi dibilangkannya air-air, SCnya ternyata bagus juga tidak ada
setelah itu kan pasien jawabnya 1 hari tanda-tanda kemerahan atau nanah,
yang lalu nah kita lakukan pemeriksaan kemudian kita nanya ke pasien apakah
dalam ternyata pembukaannya masih 2 ada makanan atau minuman yang
dan ketuban sudah negatif. Setelah itu dipantang, jadi kalo setelah lahiran mau
memberi tahu juga kepada pasien normal atau sesar itu tidak ada yang
bawah ketubannya sudah pecah 1 hari dipantang, makanan apa saja boleh
yang lalu pembukaannya 2 cm jadi buat melancarkan pencernaan juga
harus dilakukan tindakan rujukan ke takut nanti BABnya susah apalagikan
rumah sakit , setelah memberitahu ke abis di sesar di tambah nanti takut
keluarga pasien lakukan inform consent jahitannya tidak sembuh. Jadi harus
bahwa akan dilakukan rujukan ke banyak makanan yang mengandung
rumah sakit setelah pasien meyetujui serat, protein, sama minum juga yang
kita akan melakukan pemberitahuan cukup, kan tadi setelah melakukan
pada SI JARI EMAS bahwa pasien palpasi kita melakukan pemeriksaan
dengan diagnosa ini harus ke rumah diastasis rekti, dengan cara kita
sakit gitu. Setelah mendapatkan memasukan 2 jari ke perut ibu lah ya,
telepon balik dari SI JARI EMAS, kita terus setelah melakukan itu normal 2
infus dulu pasien dengan cairan RL 20 jari yang masuk, setelah sebelumnya
tpm, setelah itu menganjurkan pada melakukan pemeriksaan tekanan darah
keluarga pasien untuk mencarikan dan ternyata hasilnya normal, tanyakan
transportasi untuk ke rumah sakitnya. pada pasien tidurnya cukup apa ngga
Setelah sampai di rumah sakit (Intan bu dan pasien menjawab cukup.
Barokah), kita operan dengan bidan Dengan melakukan tindakan kaki di
jaganya yang di rumah sakit tersebut tekuk terus kita menekan dan sambil
bahwa pasien ini di rujuk dengan bertanya ke pasiennya sakit ngga pada
diagnose KPD 1 hari yang lalu. Setelah saat ditekan dan hasilnya pasien
operan, kita membantu keluarga pasien mengatakan tidak sakit pada kedua
untuk melakukan adminitrasi ke kakinya. Kemudian saya suka
pendaftaran. Setelah itu tugas kita menanyakan pada pasien apakah
ASInya banyak atau tidak dan cara
menyusuinya gimana dan tanyakan bagus tidak ada kemerahan tidak ada
bayinya rewel ngga kalua bayinya juga nanah semuaya bagus normal,
kelamaan tidur harus di bangun kan kemudian diastasis rektinya juga bagus
dan di kasih ASI setiap 2 jam sekali. normal, melakukan pemeriksaan pada
Apabila bayinya tidak rewel-rewel di kaki keduanya kanan dan kiri dengan
susuinnya satu-satu aja, apabila tidur cara menekuk telapak kaki sambil
nanti bergantian aja nyusuinnya. menanya ke pasien juga merakan
Kemudian kita biasanya apabila sudah adanya nyeri atau tidak ternyata pasien
1 minggu suka nanya apakah tali jawab tidak ada, kemarin sih pas
pusatnya sudah lepas atau belum, ditanyakan tidak ada penyulit
kebetulan pasiennya itu ngasih tahu semuanya normal bayinya juga sehat,
kalau tali pusat bayinya sudah lepas paling penyulitnya karena bayinya
berarti sekarang tinggal bagaimana kembar jadi sedikit repot saja, nanti
perwatannya nanti kalo mandi, setelah 40 hari kita menganjurkan KB
mandinya pakai air hangat setelah itu pada pasien ada macam-macam
dikeringkan dulu sambil, dikeringkan KBnya ada yang suntik, pil, IUD,
juga daerah pusernya karenakan baru implant juga dan pasien memilih akan
lepas tali pusatnya dan jangan ditabur- berKB suntik 3 bulan” (B1.12.03.2020)
taburin apalah atau betadin, alkohol Pasien menegaskan bahwa:
juga tidak boleh cukup kassa saja” “Alhamdulillah tos kering teu aya
(B1.12.03.2020). nanaon, pas di parios ku Bidan mah teu
Pasien menegaskan bahwa: aya nanaon, tos normal, pas diparios
“Diparios ku Bidan mah atos sae di ku bidan teh telapak kakina di tekuk
raba teh ngga ada apa-apa udah ngga nah abdi teu karasa nanaon teu aya
keraba rahimnya, terus luka bekas pegel-pegel, teu aya nanaon cuman
operasi teu aya nanaon tos kering kitu bayi na kan kembar jadi sedikit repot,
teu aya infeksi nanaon, saur Bidan mah Bidan memberitahukan Kb suntik, pil,
menganjurkan makan telur sehari 8 IUD sama implan, terus saya mah pilih
sama sayur-sayuran jeung buah- yang suntuk 3 bulan di suntik pas 40
buahan. Nya ku abdi dilakukeun teu hari nifas”. (P1.19.04.2020)
aya pantrangan nanaon, amun peuting PEMBAHASAN
mah sok gentian jeung bapakna jadi Berdasarkan hasil penelitian ini
abdi tidurna cukup, bobo siang ge sesuai dengan tujuan penelitian dan
osok, nya otot perutna tos normal, pas dapat terjawab dengan hasil penelitian.
diparios ku Bidan teh telapak kakina Setelah ditinjau teori dengan penemuan
ditekuk teh teu karasa da teu aya rasa maka didapati jawaban dan
pegel teu aya nanaon, nya si dede mah pertanyaan-pertanyaan pada penelitian
nenna kuat, terus posisi na teh teu aya ini dengan hasil interpretasi dan
nanaon tos bener, terus nyaman- pembahasan sebagai berikut:
nyaman wae teu aya nanaon, setiap
hari mandinya sehari 2 kali, terus Faktor predisposisi terjadinya
langsung dijemur, perawatan tali Ketuban Pecah Dini
pusatna cuman pake kassa doang, si 1. Usia kehamilan
dede biar anget ya di bedong”. Pada kasus ini, Ny. S usia 26
(P1.19.04.2020) tahun mengaku hamil anak ke 2 HPHT
Kunjungan nifas ketiga 04-06-2019, Taksiran Persalinan 11-03-
dilakukan pada tanggal 12-03-2020 2020, TFU 34 cm, TFU dalam leopold 3
dengan pernyataan partisipan sebagai jari dibawah prosexus xyphoideus, dan
berikut: dapat disimpulkan bahwa usia
“Setelah melakukan anamnesa dan kehamilan Ny. S adalah 35 minggu 2
melakukan pemeriksaan Tanda- Tanda hari termasuk kategori preterm.
Vital, selanjutnya kita periksa lagi perut Hal ini sesuai dengan teori yang
ibunya ternyata di luka operasi SC nya dikemukakan oleh Prawirohardjo
(2011) usia kehamilan preterm adalah bahwa paritas Ny. S adalah
28-36 minggu (<37 minggu) pada multrigravida.
trimester ketiga selaput ketuban mudah Hal ini sesuai dengan teori yang
pecah, melemahnya kekuatan selaput dikemukakan oleh Maryuni et al bahwa
ketuban ada hubungannya dengan paritas adalah salah satunya faktor
pembesaran uterus, kontraksi rahim yang menyebabkan ketuban pecah dini
dan gerakan janin. Hal ini dikarenakan karena peningkatan paritas yang
pecahnya selaput ketuban berkaitan memungkinkan kerusakan serviks
dengan perubahan proses biokimia selama persalinan. Terlalu banyak
yang terjadi dalam kolagen matriks jumlah anak dapat menjadi latar
ekstraseluler amnion, korion, dan belakang ibu dan kematian perinatal.
apotosis membrane janin. Membran Semakin banyak jumlah anak yang
dan desidua bereaksi terhadap stimuli dilahirkan maka dapat menurunkan
seperti infeksi dan peranan selaput fungsi reproduksi dengan risiko seperti
ketuban dengan memproduksi mediator abortus, preeklampsia, ketuban pecah
seperti prostaglandin, sitokinin, dan dini dan berat bayi lahir rendah. 14
protein hormone yang merangsang Sejalan dengan penelitian dari
aktivitas matrixsdegradingenzyme. KPD jurnal oleh Sudarto dan Tumut (2014)
pada kehamilan premature disebabkan bahwa Kehamilan yang terlalu sering
oleh adanya faktor-faktor eksternal (multipara/ grande multi) dapat
misalnya infeksi yang menjalar dari mempengaruhi proses embriogenesis,
vagina, polihidramnion inkompeten selaput ketuban lebih tipis sehingga
serviks solusio plasenta. Ini sejalan lebih mudah pecah sebelum waktunya.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Semakin banyak paritas semakin
Budi dan Ayu (2016) mengemukakan mudah terjadinya infeksi amnion
bahwa Kehamilan aterm atau karena rusaknya struktur serviks pada
kehamilan ≥37 minggu sebanyak 8- persalinan sebelumnya. Penanganan
10% ibu hamil akan mengalami KPD, jangka panjang diperlukannya
dan sebanyak 1% kejadian KPD pada peningkatan kualitas layanan keluarga
ibu hamil preterm <37 minggu (1,14). berencana dengan menekankan
Pada penelitian Susilowati dan Astuti pengaturan jarak kelahiran serta jumlah
dikutip dari penilitian Budi dan Ayu anak yang dihubungkan dengan usia
bahwa sebagian besar ibu bersalin reproduksi sehat. 10
dengan KPD yaitu antara umur Berdasarkan data yang
kehamilan 37-42 minggu. Saat diperoleh dari hasil penelitian dapat
mendekati persalinan terjadi disimpulkan bahwa salah satu
peningkatan matrix metalloproteinase penyebab ibu mengalami KPD
yang cenderung menyebabkan KPD dikarenakan Ny. S sudah melahirkan
dan pada trimester akhir akan lebih dari satu kali.
menyebabkan selaput ketuban mudah 3. Perilaku merokok
pecah dikarenakan pembesaran. 12, 13 Pada kasus Ny. S mengatakan
Berdasarkan data yang bahwa ia tidak merokok tetapi
diperoleh dari hasil penelitian dapat suaminya merokok. Namun suami Ny.
disimpulkan bahwa ibu mengalami KPD S tidak pernah merokok di dekat ibu.
pada usia kehamilan preterm hal ini Selama hamil ibu tidak pernah terpapar
kemungkinan disebabkan karena asap rokok.
melemahnya kekuatan selaput ketuban. Menurut teori yang
2. Paritas dikemukakan oleh Sinclair (2003)
Pada kasus ini, Ny. S usia 26 bahwa lingkungan dengan rokok yang
tahun mengaku hamil ke 2 dan pernah intensitas tinggi dapat berpengaruh
melahirkan satu kali dan tidak pernah pada kondisi ibu hamil. Rokok
keguguran. Dan dapat disimpulkan menggandung lebih dari 2.500 zat
kimia yang teridentifikasi termasuk
karbonmonoksida, amonia, aseton, mengeluh nyeri pada perut bagian
sianida hidrogen, dan lain-lain. Merokok bawahnya dan setelah melakukan
pada masa kehamilan dapat hubungan seksual pun Ny. S merasa
menyebabkan gangguan-gangguan kelelahan. Setiap kali melakukan
seperti kehamilan ektopik, ketuban hubungan seksual dengan suaminya
pecah dini, dan resiko lahir mati yang posisi Ny. S berada di bawah dan
lebih tinggi. Menurut penelitian yang suaminya berada diatas.
dilakukan Muntoha,dkk (2013) bahwa Berdasarkan teori yang
Wanita yang terpapar asap rokok dikemukan oleh Manuaba (2010)
cenderung lebih sering mengalami bahwa penyebab KPD salah satunya
gangguan pada kehamilannya karena adalah karena coitus saat kehamilan
kandungan zat kimia pada perokok trimester III degan frekuensi >3 kali
pasif lebih tinggi dibandingkan perokok seminggu, penetrasi penis yang sangat
aktif. Selain itu asap rokok dapat dalam dan posisi suami menekan
tertinggal lama dalam suatu ruangan. dinding perut ibu sehingga dapat
Sebagaimana Penelitian yang menyebabkan trauma dan
dilakukan mostafa tahun 2011 di menyebabkan KPD.13
kemukakan dalam penelitian Muntoha, Serta didukung oleh penelitian
dkk (2013) menunjukkan bahwa toksin yang diteliti oleh Lisda (2017) bahwa
yang terkandung dari asap rokok pola seksual yang tidak tepat akan
melekat pada pakaian, tertinggal dalam berisiko 10 kali lebih besar mengalami
ruangan, pintu dan perabotan yang ada ketuban pecah dini (KPD) dibandingkan
di sekitarnya selama beberapa minggu dengan pola seksual yang tepat. Pola
dan bulan setelah digunakan untuk seksual yang tepat tergambar jika
merokok. Pada saat pintu dan jendela hubungan intim tersebut dilakukan
dibuka atau kipas angin dinyalakan dengan frekuensi 1x seminggu, posisi
maka toksin akan kembali ke udara di ibu berada diatas, posisi miring, posisi
sekitarnya. Kondisi ini menyebabkan menungging dan penetrasi penis diluar
wanita dengan suami perokok atau sehingga tidak menekan perut ibu
tinggal di lingkungan yang terdapat sedangkan pola seksual yang tidak
banyak perokok akan menjadi perokok tepat jika frekuensi >3 kali, posisi ibu
pasif. Sebagaimana penelitian yang berada di bawah dan penetrasi penis
dilakukan oleh Milnerowicz (2001) di yang dalam sehingga menekan perut
polandia menyebutkan bahwa asap ibu. Ketidaktepatan tersebut tergambar
rokok dapat menyebabkan toksisitas pada jawaban responden yang
sehingga mengganggu aktivasi lapisan menunjukkan sebanyak 12 orang (20%)
membran selaput ketuban15, 16, 17 yang salah dalam frekuensi melakukan
Berdasarkan data yang hubungan intim, sebanyak 30 orang
diperoleh dari hasil penelitian dapat (50%) yang salah pada aspek posisi
disimpulkan bahwa kemungkinan rokok yang sebagian besar posisi ibu hamil
bukan menjadi salah satu penyebab ibu berada di bawah dan sebanyak 16
mengalami KPD karena suami tidak orang (26,6%) melakukan penetrasi
merokok didekat ibu. terlalu dalam sehingga ibu merasa
4. Hubungan seksual sakit.18
Pada kasus ini, Ny. S usia 26 Menurut asumsi
tahun mengatakan bahwa hubungan peneliti,,kemungkinan besar perilaku
terakhir dengan suami 1 hari sebelum seksual menjadi salah satu penyebab
terjadinya ketuban pecah. Ny. S dalam ibu mengalami Ketuban Pecah Dini.
seminggu melakukan hubungan Secara frekuensi sudah aman tetapi
seksual satu kali. Selama trimester III kemungkinan dikarenakan pada saat
Ny. S melakukan hubungan seksual berhubungan seksual posisi Ny. S yang
satu kali dalam satu minggu. Pada saat tidak tepat karena Ny. S berada di
hubungan seksual terakhir Ny. S bawah sedagkan suaminya berada di
atas badan Ny. S. Kemudian setelah Leopold II Kiri dan Kanan teraba ada
melakukan hubungan seksual yang tahanan, memanjang dan mendatar,
terakhirpun Ny. S mengalami rasa nyeri Leopold III teraba bulat, lunak, tidak
pada bagian perut bawah kemungkinan melenting, Leopold IV konvergen dan
dikarenakan akibat penetrasi penis dapat disimpulkan bahwa kelainan letak
terlalu dalam. pada Ny. S adalah kelainan letak
5. Kehamilan kembar/ hamil ganda sungsang.
Pada kasus ini, Ny. S usia 26 Berdasarkan teori yang
tahun mengaku hamil anak ke 2 HPHT dikemukakan oleh Isnaini (2015) di
04-06-2019, TP 11-03-2020 dengan dalam penelitian Renny (2019) bahwa
hasil palpasi leopold teraba 2 bagian penyebab terbanyak KPD adalah
dan dapat disimpulkan bahwa Ny. S kelainan letak sungsang. Pada letak
hamil kembar. Hasil USG tanggal 14- sungsang tidak ada bagian terendah
01-2020 oleh dokter obgyn dengan yang menutupi pintu atas panggul serta
hasil bayi terdapat ganda, jenis kelamin dapat menghalangi tekanan terhadap
perempuan dan Taksiran Berat Badan membran bagian bawah. Ini sejalan
Janin (TBJ) janin kesatu dan kedua dengan penelitian yang diteliti oleh
1500 gram. Ridwan dan Herlina (2014) bahwa ibu
Menurut teori yang dengan kelainan letak janin memiliki
dikemukakan oleh Novihandari (2016) resiko 3 kali lebih terjadi ketuban pecah
bahwa kehamilan kembar adalah suatu dini saat bersalin dibanding dengan ibu
kehamilan dua janin atau lebih. Pada yang tidak mengalami ketuban pecah
kehamilan gemelli terjadinya distensi dini. Menurut penelitian yang dilkukan
uterus yang berlebihan, sehingga oleh Siti Khadijah, dkk (2016) bahwa
menimbulkan adanya ketegangan selain gemelli, kelainan letak
rahim secara berlehihan. Ini bisa terjadi merupakan salah satu faktor yang
dikarenakan selaput ketuban yang kecil menyebabkan ketuban pecah dini
sedangan janin di dalam rahim besar bahwa faktor kelainan letak dengan
sehingga dapat menyebabkan selaput kejadian ketuban pecah dini Pada
ketuban mudah pecah. 19 kehamilan trimester ketiga selaput
Ini sejalan dengan penelitian ketuban mudah pecah dan janin
yang diteliti oleh Legawati dan Riyanti tumbuh dengan cepat, umumnya letak
(2018) bahwa gemelli/bayi kembar janin yang tumbuh besar sesuai
menunjukkan hubungan yang dengan bentuk uterus dimana bokong
bermakna dengan kejadian KPD harus menempati fundus yang lebih
dengan nilai OR 6,845 yang luas dan kepala berada di segmen
menunjukkan bahwa gemelli akan bawah rahim. Namun pada letak
meningkatkan kejadian KPD 6,8 kali sungsang, bokong berada di segmen
lebih besar dibandingkan bayi lahir bawah rahim sehingga dapat
tunggal. 11 memungkinkan desakan dan
Berdasarkan data yang keteganggan rahim lebih kuat yang
diperoleh dari hasil penelitian dapat membuat selaput ketuban mudah
disimpulkan bahwa kemungkinan ibu pecah sebelum waktunya terjadilah
mengalami KPD dikarenakan ketuban pecah dini. 20, 21, 22
kehamilan ganda (gemelli) yang Berdasarkan data yang
mengakibatkan terjadinya tekanan diperoleh dari hasil penelitian dapat
pada intrauterine. disimpulkan bahwa kemungkinan salah
6. Kelainan letak satu yang penyebab ibu mengalami
Pada kasus ini Ny. S usia 26 KPD selain karena kehamilan ganda
tahun mengaku hamil anak ke 2, hasil juga disebabkan karena ada kelainan
palpasi Leopold I TFU berada di 3 jari letak pada salah satu janin, yaitu janin
dibawah prosexux xyphoideus teraba yang pertama yang mengalami
bulat, keras dan tidak melenting, kelainan letak sungsang sehingga
menyebabkan tidak adanya bagian Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan
terendah yang menutupi PAP serta Masa Sesudah Melahirkan,
dapat mengalami tekanan terhadap Penyelenggaraan Pelayanan
membrane bagian bawah. Kontrasepsi, Serta Pelayanan
Berdasarkan data yang Kesehatan Seksual. Bidan untuk
diperoleh dari hasil penelitian dapat melakukan pemeriksaan antenatal care
disimpulkan bahwa dari beberapa harus memberikan pelayanan yang
faktor predisposisi yang dipaparkan berkualitas dan sesuai dengan
diatas, kemungkinan besar yang standar, seperti timbang berat badan
menyebabkan Ketuban Pecah Dini dan ukur tinggi badan, ukur tekanan
pada Ny. S adalah kehamilan darah, nilai status gizi (ukur ligkar
kembar/hamil ganda, kelainan letak, lengan atas/ LiLA), ukur TFU, tentukan
usia kehamilan, paritas dan hubungan presentasi janin dan denyut jantung
seksual janin (DJJ), skrinning Status Imunisasi
Kuantitas dan Kualitas ANC Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Pada kasus ini Ny. S usia 26 Toksoid, beri tablet tambah darah,
tahun, HPHT 04-06-2019, TP 11-03- periksa laboratorium,
2020, usia kehamilan 35 minggu 2 hari, tatalaksana/penanganan kasus, temu
TFU 34 cm, TFU leopold 3 jari dibawah wicara (konseling). Pada pemeriksaan
px, melakukan pemeriksaan kehamilan laboratorium dan pemeriksaan
9x, pada trimester I dilakukan penunjang seperti pemeriksaan USG
pemeriksaan 3 kali, trimester II bisa mencegah atau deteksi dini
dilakukan pemeriksaan 3 kali dan komplikasi KPD.23
trimester III dilakukan pemeriksaan 3
kali, dilakukan pemeriksaan ke tenaga Menurut asumsi peneliti
kesehatan (Bidan), setiap melakukan terhadap kuantitas dan kualitas ANC
pemeriksaan selalu di periksa berat pada Ny. S, ibu sudah melakukan
badan, tekanan darah, pengukura LiLA, pemeriksaan sesuai yang di anjurkan
pengukuran TFU, palpasi abdomen, oleh bidan yaitu minimal melakukan
pemeriksaan denyut jantung janin pemeriksaan kehamilan 4 kali dan
(DJJ), inpeksi dan palpasi tungkai, bidan pun menganjurkan Ny. S untuk
pemeriksaan laboratorium, pemberian melakukan pemeriksaan laboratorium
tablet penambah darah, menganjurkan dan pemeriksaan USG pada dokter
ibu untuk melakukan USG. Pada saat untuk deteksi dini terjadinya komplikasi.
temu wicara bidan tidak melakukuan Menurut asumsi peneliti bidan telah
upaya pencegahan atau deteksi dini melakukannya dengan benar dan tepat.
terhadap KPD. Penatalaksanaan Prarujukan
WHO (2011) dalam Marmi Ketuban Pecah Dini pada Ny. S
(2011) menganjurkan dalam masa Berdasarkan hasil penelitian
kehamilan ibu harus memeriksakan partisipan di diagnosa KPD dengan
kehamilan ke tenaga kesehatan paling usia kehamilan 35 minggu 2 hari serta
sedikit 4 kali. Trismester I satu kali dilakukan tindakan penatalaksanaan
kunjungan (sebelum usia kehamilan 14 prarujukan, sebelumnya di lakukan
minggu), Trismester II satu kali pemeriksaan fisik serta pengecekan
kunjungan (usia kehamilan antara 14- tanda-tanda vital, dilakukannya
28 minggu), dan Trismester III dua kali pemeriksaan dalam, melakukan inform
kunjungan (usia kehamilan antara 28- consent, membuat dokumen pengantar
36 minggu dan sesudah usia kehamilan rujukan, menelpon SI JARI EMAS dan
36 minggu).1 Menurut Peraturan dilakukan pemasangan infus tanpa
Menteri Kesehatan Republik Indonesia diberikannya terapi.
Nomor 97 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Permenkes No 001 Tahun 2) bidan melakukan pemeriksaan
2012, mengatakan bahwa sistem tanda-tanda vital, pemeriksaan bekas
rujukan pelayanan kesehatan luka SC, pemeriksaan TFU,
merupakan penyelenggaraan pemeriksaan diastasis rekti,
pelayanan kesehatan yang mengatur pemeriksaan payudara, pemeriksaan
pelimpahan tugas dan tanggung jawab darah nifas (lochea), pemeriksaan
pelayanan kesehatan secara timbal tanda homan, memberikan terapi tablet
baik baik secara vertical maupun penambah darah dan melakukan
horizontal.24 konseling. Kunjungan nifas ketiga (KF
3) bidan melakukan pemeriksaan
Ini juga sejalan dengan sistem tanda-tanda vital, pemeriksaan bekas
rujukan SI JARI EMAS (Sistem luka SC, pemeriksaan TFU,
Informasi Jejaring Rujukan Expanding pemeriksaan diastasis rekti,
Maternal and Newborn Survival) yaitu pemeriksaan payudara, pemeriksaan
suatu Sistem informasi dan komunikasi darah nifas (lochea), pemeriksaan
timbal balik dengan menggunakan tanda homan, memberikan tablet
pesan singkat elektronik (SMS penambah darah, melakukan konseling
Gateway) dan Internet antara petugas dan menyarankan ibu untuk
pelayanan kesehatan dasar (Bidan menggunakan KB pada saat nifas ke
Praktek Mandiri, bidan/dokter 40 hari. Bayi tidak dilakukan
Puskesmas PONED (Pelayanan pemeriksaan karena Ny. S menolak
Obstetri Neonatal Emergesi Dasar), untuk diperiksa bayinya dikarenakan
bidan/dokter Puskesmas Non-PONED, kekurangan biaya untuk membayar
bidan Rumah Bersalin) dengan rumah proses pemeriksaan.
sakit dalam jejaring rujukan Berdasarkan Peraturan Menteri
kegawatdaruratan maternal dan Kesehatan Republik Indonesia Nomor
neonatal/PONEK (Pelayanan Obstetri 97 Tahun 2014 tentang pelayanan
Neonatal Emergesi.25 kesehatan masa sebelum hamil, masa
Menurut asumsi peneliti pada hamil, persalinan, dan masa sesudah
Ny. S tentang penatalaksanaan melahirkan, penyelenggaran pelayanan
prarujukan masih belum sepenuhnya kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan
sesuai degan teori dan prosedur yang seksual.23
ditetapkan dimana bidan tidak Berdasarkan data yang
melakukan pemeriksaan penunjang diperoleh dari hasil penelitian dapat
berupa pemeriksaan tes lakmus dan disimpulkan bahwa bidan hanya
tidak di berikan terapi seperti melakukan kunjungan nifas 2x,
pemberian antibiotic, pada saat seharusnya bidan melakukan
merujuk bidan tidak membawa kunjungan nifas pertama yakni
maternal kit untuk mengantisipasi melakukan pemeriksaan TTV,
terjadinya persalinan di jalan, pemeriksaan involusi uterus, melihat
pemeriksaan tes lakmus dilakukan ada tidaknya tanda-tanda infeksi pada
untuk menegaskan bahwa cairan yang bekas luka operasi sesar, menilai
keluar itu apakah ketuban atau bukan, infeksi atau perdarahan, memastikan
dan seharusnya diberikan antibotik ibu mendapatkan cukup makanan,
untuk mencegah terjadinya infeksi cairan dan istirahat, memastikan ibu
karena ketuban pecah dini. Bidan tidak menyusui dengan baik, dan menilai
membawa maternal kit dikarenakan cara perawatan bayi sehari-hari.
keterbatasan alat. Menurut peneliti hal ini penting
Tatalaksana Postpartum pada Ny. S dilakukan mengingat hal tersebut untuk
Pada kasus Ny. S bidan hanya mencegah terjadinya infeksi pada
melakukan kunjungan nifas Kf 2 dan KF bekas luka operasi dan menilai
3. Pada hari nifas ke 11 hari dan 29 perdarahannya normal atau tidak.
hari. Pada kunjungan nifas kedua (KF SIMPULAN
Simpulan dari hasil penelitian 3. Saifuddin. Ilmu Kebidanan.
kualitatif tentang Gambaran Kasus Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Ketuban Pecah Dini pada Ny. S Prawirohardjo: 2014
G2P1A0 di Rumah Bersalin Assalam 4. Profil dinas kesehatan kabupaten
Purwasari Karawang Tahun 2020 karawang. Pelayanan Kesehatan
penyebab terjadinya ketuban pecah dini Maternal dan Neonatal. Karawang:
pada Ny. S yaitu akibat kehamilan Dinas Kesehatan Karawang: 2019
kembar/hamil ganda, kelainan letak, 5. Rekam medik RSUD Karawang.
usia kehamilan, paritas dan hubungan Data persalinan dan terjadinya
seksual. Ny. S telah melakukan komplikasi. Karawang: RSUD
pemeriksaan sesuai dengan yang karawang: 2019
dianjurkan oleh bidan, Ny. S pun 6. Rekam medik RB Assalam. Data
mengikuti anjuran bidan untuk rujukan. Karawang: RB Assalam:
melakukan pemeriksaan USG kedokter 2019
dan hasil pemeriksaannya pun dalam 7. Manuaba. Buku ajar patalogi
keadaan baik, janin terdapat ganda dan
obstetri untuk mahasiswa
letak janin pun ada yang sungsang.
kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku
Penatalaksanaan prarujukan Kedokteran EGC: 2012
ketuban pecah dini yang dilakukan oleh 8. Fadlun dan Feryanto. Asuhan
bidan di RB Assalam sudah sesuai Kebidanan Patologis. Jakarta:
dengan daftar tilik hanya saja tidak Salemba Medika: 2011
dilakukan pemeriksaan penunjang 9. Panjaitan MI, Taragin MA.
seperti pemeriksaan tes lakmus untuk Hubungan karakteristik ibu bersalin
memastikan cairan tersebut ketuban, dengan ketuban pecah dini di
hal ini dikarenakan keterbatasan alat Rumah Sakir Martha Friska.
dan bahan, bidan juga tidak 2018;1(2): 67-75,
memberikan obat antibiotik pada pasien file:///C:/Users/hp/Documents/Kum
dan pada saat proses rujukan bidan pulan%20Jurnal
tidak membawa maternal kit untuk %20KPD/HUBUNGAN
mengantisipasi terjadinya proses %20KARAKTERISTIK%20IBU
kelahiran di saat perjalanan rujukan. %20BERSALIN%20DENGAN
Tatalaksana postpartum yang dilakukan %20KETUBAN%20PECAH.pdf
oleh bidan di RB Assalam dalam 10. Surdarto, Tunut. Risiko terjadinya
pelaksanaannya sudah sesuai dengan ketuban pecah dini pada ibu hamil
daftar tilik pemeriksaan postpartum, dengan Infeksi Menular Seksual.
bidan pun tidak melakukan 2016;11(2): 126-13,
pemeriksaan pada bayi karena Ny. S file:///C:/Users/hp/Documents/Kum
untuk di periksa. pulan%20Jurnal%20KPD/RISIKO
%20TERJADINYA%20KETUBAN
DAFTAR RUJUKAN
%20PECAH%20DINI
1. WHO. Maternal Mortality [Internet]. %20PADA.pdf
World Health Organization, 2017
11. Legawati dan Riyanti. Determinan
[dikunjungi 23 Februari 2020],
kejadian ketuban pecah dini di
Tersedia di:
Ruangan Cempaka RSUD Dr.
https://www.who.int/news-
Doris Sylvanus Palangkaraya.
room/fact-sheets/detail/maternal-
2018; 3(2),
mortality
file:///C:/Users/hp/Documents/Kum
2. Depkes, RI. Pedoman kegiatan pulan%20Jurnal%20KPD/258707-
kesehatan penurunan AKI. Jakarta: determinan-kejadian-ketuban-
Kemenkes RI: 2015 pecah-dini-k-5f2e9bf0%20(1).pdf
12. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo: http://repository.poltekkes-
2011 denpasar.ac.id/2373/4/BAB%20II
13. Rahayu Budi, Sari Novita Ayu. %20pdf.pdf
Studi deskriptif penyebab kejadian 20. Puspitasari, Novi Reany. Korelasi
ketuban pecah dini (KPD) pada ibu karakteristik dengan penyebab
bersalin. 2017: 5(2): 134-138, ketuban pecah dini pada ibu
file:///C:/Users/hp/Documents/Kum bersalin di RSU Denisa Gresik.
pulan%20Jurnal%20KPD/450- 2019: 3(1): 24-32,
1711-1-PB.pdf file:///C:/Users/hp/Documents/Kum
14. Irsam M, Dewi KA, Wulandari pulan%20Jurnal%20KPD/1609-
Ellen. Jumlah paritas dan anemia 6259-1-PB%20(2).pdf
sebagai faktor prediktor kejadian 21. Ridwan M, dan Herlina. Hubungan
ketuban pecah dini. 2014, kehamilan ganda dan kelainan
file:///C:/Users/hp/Documents/Kum letak janin dengan kejadian
pulan%20Jurnal%20KPD/Jumlah ketuban pecah dini di RSUD
%20Paritas%20dan%20Anemia Demang Sepulau Raya Lampung
%20sebagai%20Faktor Tengah. 2014:VII(2): 43-49,
%20Prediktor%20Kejadian file:///C:/Users/hp/Downloads/553-
%20Ketuban.pdf 1698-1-SM%20(2).pdf
15. Sinclair C. Buku saku kebidanan. 22. Khadijah, Siti, dkk. Faktor-faktor
Jakarta: EGC: 2009 yang berhubungan dengan
16. Muntoha. Hubungan antara riwayat kejadian ketuban pecah dini di rsud
paparan asap rokok dengan dr. H. Moch Ansari Saleh
kejadian ketuban pecah dini pada Banjarmasin 2015. 2016: 7(1): 13-
ibu hamil di RSUD Dr. H. 22,
Soewondo Kendal. 2013: 12(1): file:///C:/Users/hp/Documents/Kum
88-93, pulan%20Jurnal%20KPD/55-88-1-
file:///C:/Users/hp/Downloads/5966- SM.pdf
12816-1-SM.pdf 23. Permenkes RI No 97 Tahun 2014.
17. Milnerowicz .et al.Effect Of Tentang Pelayanan Kesehatan
Exposure to obacco Smoke in Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Pregnancies Complicted By Persalinan, dan Masa Sesudah
Oligohydramnions and Premature Melahirkan, Penyelenggaraan
Rupture of Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Membranes.International Journal of Pelayanan Kesehatan Seksual
Occupational Medicine and [Internet]. [dikunjungi 16 April 2020]
Environmental Health, Vol. 14, No. http://kesga.kemkes.go.id/images/p
3, 275-285, (2001), edoman/PMK%20No.
https://pdfs.semanticscholar.org/38 %2097%20ttg%20Pelayanan
62/03521b3ff1bcfaafe68eb86b03d %20Kesehatan%20Kehamilan.pdf
711c1b5d8.pdf 24. Permenkes No. 001 Tahun 2012.
18. Handayani Lisda, dkk. Hubungan Sistem Rujukan Pelayanan
pola Seksual ibu hamil dengan Kesehatan Perorangan [Internet].
kejadian ketuban pecah dini (KPD) [dikunjungi 2020 mar 23]. Tersedia
di RSUD DR. H. Moch. Ansari dari:
Saleh Banjarmasin. 2017: 8(1), file:///C:/Users/hp/Documents/Kum
file:///C:/Users/hp/Documents/Kum pulan%20Jurnal%20KPD/PMK
pulan%20Jurnal%20KPD/227-366- %20No.%20001%20Th
1-SM.pdf %202012%20ttg%20Sistem
19. Poltekkes, Denpasar. Ketuban %20Rujukan%20Yankes
Pecah Dini [Internet]. [dikunjungi %20Perorangan.pdf
2020 mar 24]. Tersedia dari:
25. UNSAID. Panduan teknis
SIJARIEMAS [Internet]. [dikunjungi
2020 mar 18]. Tersedia dari:
file:///C:/Users/hp/Documents/Kum
pulan%20Jurnal
%20KPD/357123701-05-Panduan-
Teknis-SijariEMAS.pdf

Anda mungkin juga menyukai