Disusun Oleh :
KELOMPOK 14
Riri Nuraeni Fitriyanti Komala Febriani
Rahmania Azzahra Elfrida Rindu Setyaningrum
Muhammad Rifanda Wiganda Winda
Mirna Aryani Sofia Mega Djuliawanti
Mustika Anajah Fanny Aulia Nooryadi
Tania Damayanti Motiec Elfa Khaerunia Hapsari
Nurrima Melani Alifa Zakia
Ratih Chandra Rahayuningsih Fiky Fauzan Indrayana
Sesilia Devita Sari C. S Arif Al Manar
Della Getafiani Gupta Nopi Puspita Sari
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN
PRAKTIK KERJA NYATA (PKN) TERPADU
DI RW 02 DESA TAMBAKAN KECAMATAN JALANCAGAK
KABUPATEN SUBANG
Disusun Oleh :
Kelompok 14
Riri Nuraeni Fitriyanti Komala Febriani
Rahmania Azzahra Elfrida Rindu Setyaningrum
Muhammad Rifanda Wiganda Winda
Mirna Aryani Sofia Mega Djuliawanti
Mustika Anajah Fanny Aulia Nooryadi
Tania Damayanti Motiec Elfa Khaerunia Hapsari
Nurrima Melani Alifa Zakia
Ratih Chandra Rahayuningsih Fiky Fauzan Indrayana
Sesilia Devita Sari C. Sitanggang Arif Al Manar
Della Getafiani Gupta Nopi Puspita Sari
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Alloh SWT karena berkat rahmat dan
karuniaNya Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKN Terpadu)
Tahun 2020 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung dapat
diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
junjunan alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh
pengikunya hingga akhir zaman termasuk pada kita semua. Amin.
Laporan ini kami susun yang berisi tentang Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata
(PKN) Terpadu di Wilayah Kerja RW 02 Desa Tambakan Kecamatan Jalan Cagak
Kabupaten Subang, mulai dari tahap sosialisasi, tahap memasukkan data, analisa
data, musyawarah masyarakat rukun warga, musyawarah masyarakat desa,
pelatihan kader, lomba cerdas cermat dan evaluasi . Kegiatan praktik ini
dilaksanakan pada tanggal 16 Januari sampai dengan 25 Januari 2020.
Laporan Pelaksanaan PKN terpadu Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bandung Tahun 2020 disusun sebagai kegiatan akhir pelaksanaan PKN Terpadu
yang dilaksanakan oleh kelompok 14 mahasiswa tingkat tiga Program Diploma
Tiga dan Diploma Empat Poltekkes Kemenkes Bandung di Desa Tambakan
Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang. Penyusun Laporan ini banyak
memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena pada
kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H. Osman Syarief, M.KM sebagai Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Bandung.
2. Bapak Tarjuman, S.Kp., MNS sebagai Ketua Praktik Kerja Nyata (PKN) Terpadu
3. Surmita, S.Gz, M.Kes sebagai pembimbing Praktik Kerja Nyata (PKN) Terpadu
kelompok 14.
4. Seluruh Staff Pembimbing Lapangan RW 02 Desa Tambakan.
ii
iii
Penyusun
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kecamatan Jalancagak……………………………………………. 11
Gambar 2.2 Denah Wilayah RW 02 Desa Tambakan ………………………………………..11
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Kepengurusan RW 02 Desa Tambakan ……………12
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kelompok 14 …………………………………………………19
Gambar 2.5 Sosialisasi RW 02 Desa Tambakan ………………………………………………..26
Gambar 2.5 Distribusi Gambaran Status Gizi Baduta berdasarkan Indeks
TB/U………………………………………………………………………………………………………………….31
Gambar 2.6 Distribusi Frekuensi Status Gizi Baduta berdasarkan Indeks BB/U.…32
Gambar 2.7 Distribusi frekuensi Status Gizi Baduta berdasarkan Indeks BB/TB…33
Gambar 2.8 Distribusi Frekuensi Pemberian Vitamin A pada Baduta ……………….34
Gambar 2.9 Distribusi frekuensi Imunisasi pada Baduta ………………………………….35
Gambar 2.10 Distribusi Frekuensi Riwayat ISPA satu bulan terakhir pada Baduta.36
Gambar 2.11 Distribusi Frekuensi Riwayat Diare satu bulan terakhir pada
Baduta……………………………………………………………………………………………………………...37
Gambar 2.12 Distribusi Frekuensi Inisiasi Menyusui Dini ……………………………………38
Gambar 2.13 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif ………………………………..39
Gambar 2.14 Pemaparan dan diskusi mengenai POA yang telah ditetapkan
bersama warga RW 02 Desa Tambakan …………………………………………………………….55
Gambar 2.15 Foto bersama warga RW 02 setelah kegiatan MMRW di Desa
Tambakan …………………………………………………………………………………………………………55
Gambar 2.16 Pelaksanaan pelatihan kader di RW 02 Desa Tambakan ………………..67
Gambar 2.17 Implementasi masyarakat RW 02 Desa Tambakan ………………………..77
Gambar 2.18 Pelaksaan Lomba Cerdas Cermat se Kecamatan Jalancagak…………..86
Gambar 2.19 Terminasi dan Perpisahan dengan RW 02 Desa Tambakan ……………89
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Pemikiran
Kesehatan anak balita merupakan salah satu program pemerintah
mengingat dalam masa balita terdapat periode usia emas yang sangat penting.
Seribu (1.000) hari pertama kehidupan (HPK) anak merupakan periode emas,
yaitu masa pertumbuhan anak yang dimulai dari kehidupan janin selama 9
bulan di kandungan hingga seorang anak berusia 2 tahun. Periode emas yang
terjadi selama usia itu adalah masa-masa yang sangat penting dalam fase
tumbuh kembang anak karena pada masa ini otak anak berkembang pesat dan
kritis. Periode emas penting bagi anak dan tidak dapat diulang kembali karena
pada usia ini anak memiliki kemampuan menyerap informasi 100% dan otak
anak berfungsi dengan sangat baik. Sasaran 1.000 hari pertama kehidupan
adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita (Indriani, 2014).
Status gizi ibu hamil sangat memengaruhi keadaan kesehatan dan
perkembangan janin. Gangguan pertumbuhan dalam kandungan dapat
menyebabkan berat lahir rendah (WHO, 2014) dan panjang lahir rendah yang
berhubungan dengan kejadian stunting. Berbagai permasalahan gizi saat ini
baik gizi kurang termasuk stunting dan gizi lebih, terjadi hampir di seluruh
strata ekonomi masyarakat baik di perdesaan maupun perkotaan. Hal ini
menunjukkan bahwa yang mendasari terjadinya masalah gizi tersebut bukan
hanya kemiskinan, namun juga kurangnya pengetahuan masyarakat akan pola
hidup sehat dan pemenuhan gizi yang optimal.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi
stunting sebesar 30,8%. Stunting dianggap sebagai masalah kesehatan
masyarakat yang berat bila prevalensi stunting berada pada rentang 30-39
persen. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami masalah
kesehatan masyarakat yang berat dalam kasus balita stunting. Stunting pada
anak merupakan dampak dari defisiensi nutrien selama seribu hari pertama
vii
viii
1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendeskripsikan Praktek Kerja Nyata Terpadu
(PKNT) melalui Survey Mawas Diri pada masyarakat mengenai stunting
pada baduta di wilayah RW 02 Desa Tambakan Kecamatan Jalan Cagak
Kabupaten Subang.
1.1.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan Praktik Kerja Nyata Terpadu,
mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan pengkajian kepada masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan bersama Ketua RW, para Ketua RT, Seluruh Kader dan
Tokoh Masyarakat termasuk Tokoh Agama serta Tokoh Pemuda.
2. Mengetahui tingkat keluarga sehat, masalah kesehatan yang ada di
wilayah yang akan dibina terkait dengan indikator keluarga sehat.
3. Mengetahui kecenderungan masalah, menyusun rencana kegiatan
(POA) pemecahan masalah kesehatan di wilayah binaan tingkat RW.
4. Melakukan Pelatihan Kepada Seluruh Kader untuk melakukan
Kebijakan Puskesmas, peran fungsi dan tugas kader dalam
pengelolaan 12 indikator Keluarga dalam mekanisme JKN dengan
mendemonstrasikan penyuluhan kesehatan terkait stunting.
5. Mampu melaksanakan implementasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan strategi pendidikan kesehatan, refreshing kader,
kemitraan dan partnership.
ix
Data Wilayah
DENAH WILAYAH RW 02 DESA TAMBAKAN KECAMATAN JALANCAGAK
10
11
Data Geografi
Luas wilayah Desa Tambakan adalah 394.323 Ha. Wilayah RW 02
Desa Tambakan Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang memiliki
batasan wilayah dengan :
a. Sebelah utara berbatasan dengan RW 01 Desa Tambakan
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jalancagak
c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bunihayu
d. Sebelah timur berbatasan dengan RW 03 Desa Tambakan
Data Demografi
Data yang di dapatkan dari Kepala Desa Tambakan, Kecamatan
Jalancagak, Kabupaten Subang. Dari pengumpulan data yang dilaksanakan
pada tanggal 16 Januari 2020 dengan metoda yang digunakan Survei dan
Wawancara. Didapatkan jumlah penduduk Desa Tambakan adalah
sebanyak 6.614 orang dengan jumlah keluarga sebanyak 2114 KK.
Ketua RW 02
Didi Rahmadi
c. Kegiatan MMRW
Penganggung Jawab : Riri Nuraeni Fitriyani
13
d. Pelatihan Kader
Penganggung Jawab : Alifa Zakia
Ketua : Muhammda Rifanda Wiganda
Sekretaris : Ratih Chandra
Bendahara : Elfa Khaerunia Hapsari
Moderator : Mega Djuliawanti
Riri Nuraeni Fitriani
Humas : Rahmania Azzahra
Mustika Anajah
14
Elfrida Rindu
Peralatan : Fiky Fauzan Indrayana
Alif Al Manar
Dokumentasi : Della Getafiani Gupta
Mirna Aryani Sofia
Konsumsi : Komala Febriani
Nurrima Melani
Acara : Fanny Aulia Nooryadi
Nopi Puspita Sari
Tania Damayanti Motiec
Winda
e. Kegiatan Implementasi
Penanggung Jawab : Mega Djuliawanti
Ketua Pelaksana : Alif Al Manar
Sekretaris : Sesilia Devita Sari
Ratih Chandra
Bendahara : Elfa Khaerunia Hapsari
Humas : Rahmania Azzahra
Mustika Anajah
Elfrida Rindu
Peralatan : Fiky Fauzan Indrayana
Alif Al Manar
Dokumentasi : Della Getafiani Gupta
Mirna Aryani Sofia
Winda
Konsumsi : Komala Febriani
Nurrima Melani
Alifia Zakia
Acara : Fanny Aulia Nooryadi
15
Ketua Kelompok
Fiky Fauzan Indrayana
Sekretaris Bendahara
Sesilia Devita Sari
Elfa Khaerunia H
Ratih Chandra R
SOSIALISASI
PRE PLANING KEGIATAN PKN TERPADU
DI KECAMATAN TAMBAKAN KABUPATEN SUBANG
A. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya
meningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih
ditekankan pada upaya promotif dan preventif, dimulai dari wilayah kecil yakni RW.
Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai
bentuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (emprovement) merupakan suatu proses tindakan sosial yang
dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi
pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih
baik (Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan
sebagai fokus intervensi kesehatan masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan
dianggap sebgai variabel antara (mediating variable) bagi implementasi program
kesehatan dan luaran program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Sebagai tahap awal dalam pembinaan kesehatan masyarakat, khususnya dalam
pengembangan keluarga sehat diperlukan adanya pengenalan antara petugas
kesehatan (dalam hal ini mahasiswapeserta PKN Terpadu) dengan pengelola wilayah
sehingga terjadi interaksi yang saling menguntungkan, kegiatan dimaksud dikenal
juga dengan sosialisasi.
19
B. Tujuan
Setelah dilaksanakan sosialisasi :
1. Mahasiswa mengenal pengelola pada wilayah : Ketua RW, Para ketua RT, seluruh
kader, dan tokoh masyarakat termasuk tokoh agama termasuk tokoh pemuda.
2. Mahasiswa mengenal masalah kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat
diwilayah tersebut.
3. Masyarakat mengenal kelompok mahasiswa yang melakukan PKN Terpadu
diwilayah tersebut.
4. Masyarakat mengenal tujuan mahasiswa melaksanakan PKN Terpadu terkait
dengan gizi dan stunting.
C. Waktu
Sosialisasi tingkat RW dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 januari 2020.
D. Tempat
Sosialiasi bertempat di halaman rumah Bapak Didi Rahmadi selaku Ketua RW 02 Desa
Tambakan.
E. Peserta
Peserta dalam sosialisasi ini adalah :
1. Ketua RW
2. Ketua RT
3. Seluruh Kader
4. Tokoh Masyarakat, termasuk tokoh agama dan tokoh pemuda
5. Seluruh mahasiwa
6. Pembimbing
1. Persiapan
a. Memahami pre planing sosialisasi
b. Kordinasi dengan ketua RW dan Ketua Kader dalam pelaksanaan sosialisasi
terkait dengan tempat dan waktu sosialisasi
c. Menyiapkan undangan untuk kegiatan sosialisasi
d. Menyiapkan format daftar hadir kegiatan
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan diawali dengan pembukaan
b. Melakukan perkealan antara mahasiswa dan pengelola wilayah setempat
c. Menyampaikan program kerja PKN Terpadu terkait dengan gizi dan stunting
d. Berdialog dengan pengelola wilayah terkait masalah kesehatan yang
dirasakan oleh masyarakat dengan gizi dan stunting
e. Kegiatan penutup
G. Metode
Metode yang digunakan : ceramah, tanya jawab dan diskusi
H. Media
Media yang digunakan : Pedoman PKN Terpadu
I. Evaluasi
1. Evaluasi Strukur
a. Pre planing dipahami dengan baik
b. Tempat dan waktu sosialisasi telah ditentukan
c. Undangan telah tersedia dan terdistribusi
d. Format daftar hadir kegiatan telah tersedia
2. Evaluasi Proses
a. Tempat dan waktu pelaksanaan sosialisasi sesuai dengan rencana
21
A. Persiapan
1. Menjelaskan kepada tokoh masyarakat mengenai rencana akan diadakan sosialisasi
tingkat RW.
2. Menyebarkan undangan kepada pihak terkait.
3. Menyiapkan media dan tempat yang akan digunakan pada saat sosialisasi tingkat RW.
B. Pelaksanaan
1. Waktu dan Tempat
Sosialisasi tingkat RW diselenggarakan pada hari Kamis, 16 Januari 2020 dimulai
pukul 20.00 s.d 21.00 WIB di Rumah Ketua RW 02 Desa Tambakan Kecamatan
JalanCagak yang dihadiri oleh kepala Desa Tambakan, kepala Dusun Tambakan, ketua
RW 02 Desa Tambakan, perwakilan dari KarangTaruna, ketua masing-masing RT pada
RW 02 Desa Tambakan, kader, dan warga.
2. Metode
Metode yang dipakai dalam acara Sosialisasi tingkat RW ini adalah ceramah dan
diskusi mengenai maksud, tujuan dan rangkaian kegiatan selama PKN Terpadu ini.
3. Media
Media yang digunakan memakai Modul.
4. Susunan acara
a. Pembukaan : Pembacaan Basmallah
b. Acara inti
1) Melakukan perkenalan antara mahasiswa dan pengelola wilayah setempat
2) Menyampaikan program kerja PKN Terpadu terkait dengan gizi dan stunting
3) Berdialog dengan pengelola wilayah terkait masalah kesehatan yang
dirasakan oleh masyarakat dengan fokus pada masalah gizi dan stunting
c. Penutupan : Do’a dan penutup
23
C. Evaluasi
1. Jadwal Pertemuan dan Susunan Acara
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2020 yang dihadiri oleh 20
orang mahasiswa, 4 orang ketua RW, 1 orang Kepala Desa, 1 orang Kepala Dusun, 4
orang kader, dari 25 undangan yang telah disebar, dan 1 orang Bidan Desa
Tambakan dengan pelaksanaan sebagai berikut:
a. Pembukaan : Pembacaan doa oleh MC
b. Acara Inti :
1) Melakukan perkealan antara mahasiswa dan pengelola wilayah setempat
2) Menyampaikan program kerja PKN Terpadu terkait dengan gizi dan stunting
3) Berdialog dengan pengelola wilayah terkait masalah kesehatan yang
dirasakan oleh masyarakat dengan fokus pada masalah gizi dan stunting
c. Penutup : Do’a dan penutup
2. Pembentukan Panitia Musyawarah Masyarakat RW
Penganggung Jawab : Riri Nuraeni Fitriyani
Ketua : Fiky Fauzan Indrayana
Sekretaris : Sesilia Devita Sari
Ratih Chandra
Bendahara : Elfa Khaerunia Hapsari
MC : Nopi Puspita Sari
Fanny Aulia Nooryadi
Humas : Rahmania Azzahra
Mustika Anajah
Elfrida Rindu
Peralatan : Muhammda Rifanda Wiganda
Dokumentasi : Della Getafiani Gupta
Mirna Aryani Sofia
Konsumsi : Komala Febriani
24
Nurrima Melani
Acara : Mega Djuliawanti
Tania Damayanti Motiec
Winda
Penyaji Data : Alif Al Manar
Alifia Zakia
A. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya
meningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada
upaya promotif dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan
pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang
dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi
pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik
(Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus
intervensi kesehatan masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai
variable antara (mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran
program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Berbagai upaya kesehatan dilayanan primer, khususnya dimasyarakat secara
langsung harus didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, oleh karena itu untuk
mengetahui kondisi kesehatan masyarakat, khususnya terkait dengan pembangunan
keluarga sehat diperlukan data yang tepat, sehingga diperlukan kegiatan survey mawas
diri (SMD) melalui pengumpulan data, pengolahan, analisa sampai merumuskan masalah
kesehatannya.
26
B. Tujuan
Setelah kegiatan SMD :
1. Diketahui tingkat keluarga sehat di wilayah yang dibina.
2. Diketahui masalah kesehatan yang da di wilayah yang dibina tekait dengan indikator
keluarga sehat.
C. Waktu
1. SMD dilaksanakan pada : Tanggal 17 – 18 Januari 2020.
2. Kegiatan berupa pengolahan, analisa dan perumusan masalah dari desa yang telah
dilakukan SMD untuk dikembangkan di wilayah lainnya.
D. Kegiatan
1. Pengumpulan Data
a. Waktu : 17-18 Januari 2020
b. Sasaran : Seluruh keluarga yang memiliki anak 6-24 bulan
c. Jenis Data:
1) Data Sekunder di peroleh dari RW/kader masing-masing RW, meliputi :
a) Data WUS (Wanita Usia Subur)
b) Data PUS (Pasangan Usia Subur)
c) Data Remaja Putri
d) Data lain yang terkait
2) Data Primer diperoleh dengan melakukan pendataan langsung terhadap
seluruh keluarga yang memiliki anak 6 – 24 bulan dengan menggunakan
Instrumen SMD PKNT 2020.
2. Pengolahan, Analisa data dan Perumusan Masalah
a. Waktu : 18-19 Januari 2020
b. Sasaran : Seluruh Data yang telah di kumpulkan
3. Penyusunan POA
a. Waktu : 19 januari 2020
b. Sasaran : Kelompok RW masing-masing
27
5.25%
5.25%
89.50%
Gambar 2.5 Distribusi Gambaran Status Gizi Baduta berdasarkan Indeks TB/U
0%
100%
Berdasakan diagram diatas, jumlah baduta RW 02 Desa Tambakan yang termasuk kategori
berat badan normal berdasarkan usia yaitu sebanyak 100%, termasuk kategori kurang gizi
sebanyak 0%, dan yang termasuk kategori obesitas sebanyak 5,25%.
31
10.50% 0%
89.50%
15.80%
21.10%
5.30%
57.90%
Berdasakan diagram diatas, jumlah baduta RW 02 Desa Tambakan usia saat ini 6-11
bulan yang belum pernah mendapatkan Vitamin A sebanyak 21,10%, baduta usia saat ini > 12
bulan tidak mendapatkan Vitamin A sebanyak 5,30%, baduta yang hanya satu kali
mendapatkan Vitamin A pada bulan Agustus sebanyak 57,90 %, dan baduta yang dua kali
mendapatkan Vitamin A pada bulan Februari dan Agustus sebanyak 15.8%.
33
26.30%
73.70%
47.40%
52.60%
36.80%
63.20%
Gambar 2.11 Distribusi Frekuensi Riwayat Diare satu bulan terakhir pada Baduta
Berdasarkan diagram diatas, jumlah baduta RW 02 Desa yang Tambakan yang
mengalami diare dalam satu bulan terahir sebanyak 36,80% dan yang tidak pernah
mengalami diare dalam satu bulan terakhir sebanyak 63,20%.
36
31.60%
68.40%
47.40%
52.60%
1. Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Data Umum Baduta RW 02 (06 – 24 1) Kurangnya informasi Kurangnya informasi
bulan): dan kesadaran ibu dan kesadaran ibu
Terdapat 19 bayi baduta (bawah 2 dan keluarga baduta serta keluarga bayi
tahun) yang terdiri dari 5 orang laki – mengenai pentingnya baduta mengeani
laki dan 14 orang perempuan pemberian Vitamin A, dampak gangguan
1) 6 bulan 2 orang pertumbuhan bayi
38
Pemberian Vitamin A:
1) Sebanyak 4 bayi baduta usia
saat ini 6-11 bulan (21,1%)
belum pernah mendapatkan
Vitamin A
2) Sebanyak 1 bayi baduta usia
saat ini > 12 bulan (5.3%) tidak
mendapatkan Vitamin A
3) Sebanyak 11 bayi baduta
(57.9%) hanya satu kali
mendapatkan Vitamin A pada
bulan Agustus
4) Sebanyak 3 bayi baduta (15.8%)
dua kali mendapatkan Vitamin A
pada bulan Februari dan
Agustus
Imunisasi:
1) Sebanyak 5 bayi baduta (26.3%)
tidak mendapatkan imunisasi
lengkap
2) Sebanyak 14 bayi baduta
(73.7%) mendaptkan imunisasi
lengkap
40
ASI Ekslusif:
1) Sebanyak 10 bayi baduta
(52.6%) tidak mendapatkan ASI
eksklusif
2) Sebanyak 9 bayi baduta (47.4%)
mendapatkan ASI eksklusif
Riwayat ISPA 1 bulan terakhir: Kuranganya kesadaran Resiko terjadinya
1) Sebanyak 9 bayi baduta (47.4%) masyarakat akan infeksi berulang di RW
tidak pernah mengalami ISPA pentingnya menerapkan 02 Desa Tambakan
41
Data Observasi:
1) Kebersihan rumah kurang
tertata
2) Ventilasi dan pencahayaan
dalam rumah masih kurang
Insiasi Menyusui Dini (IMD): Kurangnya kesadaran ibu Kurangnya informasi
1) Sebanyak 6 bayi baduta (31.6%) dan keluarga bayi baduta dan kesadaran ibu
tidak melakukan IMD akan pentingnya ASI serta keluarga bayi
2) Sebanyak 13 bayi baduta ekslusif baduta mengeani
(68.4%) melakukan IMD dampak jika bayi tidak
diberikan ASI eksklusif
42
6. Perumusan Masalah
a. Sebanyak 5.3% bayi baduta mengalami stunting dan sebanyak 10.5% bayi baduta
mengalami kurus di RW 02 Desa Tambakan.
b. Sebanyak 52.6% bayi baduta pernah mengalami ISPA dan sebanyak 36.8% bayi
baduta pernah mengalami Diare dalam satu bulan terakhir di RW 02 Desa
Tambakan.
c. Sebanyak 52.6% bayi baduta tidak mendapatkan ASI eksklusif di RW 02 Desa
Tambakan.
7. Prioritas Masalah
No. Masalah U S G F T
1 Gangguan Pertumbuhan (Stunting dan Kurus) 5 4 3 2 14
2 Infeksi Berulang (Diare dan ISPA) 4 5 5 4 18
3 ASI eksklusif 3 3 4 4 14
Tabel 2.2 Prioritas Masalah RW 02 Desa Tambakan Berdasarkan Data SMD
43
imunisasi
4. Konseling pengobatan infeksi berulang
5. Demonstrasi pencegahan penularan
penyakit infeksi
6. Demonstrasi pembuatan LGG
3 Kurangnya informasi 1. Konseling menyusui RW 02 Desa 1. Ketua Rp. 100.000,00
dan kesadaran ibu 2. Melakukan penyuluhan mengenai Tambakan RW
serta keluarga bayi Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak 2. Kader
baduta mengeani (PMBA) 3. Mahasiswa
dampak jika bayi 3. Demonstransi teknik menyusui
tidak diberikan ASI
eksklusif di RW 02
Desa Tambakan
Tabel 2.3 Rencana Implementasi Berdasarkan Hasil SMD dan Prioritas Masalah
45
A. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya
meningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan
kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif, dimulai
dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari sejauh mana upaya-upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan
sosial yang dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat
maupun organisasi pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan
dan kualitas hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan
memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan
masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variable
antara (mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan
luaran program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Sebagai implikasi dari upaya kesehatan berbasis atau bersumberdaya
masyarakat, maka masyarakat tersebut harus terlibat sejak awal,
diantaranya dalam kegiatan menentukan masalah dan berbagai upaya
pemecahannya, yakni melalui musyawarah kesehatan masyarakat (yang
juga dikenal dengan lokakarya mini).
46
B. Tujuan
Setelah dilaksanakan musyawarah kesehatan, masyarakat dapat :
a. Mengetahui kecenderungan masalah yang ada di wilayah binaan
tingkat RW
b. Tersusun rencana kegiatan (POA) pemecahan masalah kesehatan di
wilayah binaan tingkat RW
C. Waktu: Minggu, 19 Januari 2020
D. Tempat: Mesjid Nurul Iman
E. Peserta MMRW
a. Ketua RW
b. Ketua RT 06,07, dan 08
c. 3 orang anggota kader
d. Bidan Desa Tambakan
e. Tokoh masyarakat
f. Tokoh agama (Ketua DKM Mesjid Nurul Iman)
g. Tokoh pemuda (karang taruna)
h. Perwakilan masyarakat
F. Langkah Pencapaian Tujuan
1. Persiapan
1) Memahami pre planning musyawarah kesehatan masyarakat
2) Koordinasi dengan Ketua RW dan Ketua Kader dalam
pelaksanaan MMRW terkait dengan tempat dan waktu
pelaksanaannya.
3) Menyiapkan Rencana Kegiatan (POA) yang akan
dipresentasikan
4) Menyiapkan undangan untuk kegiatan MMRW
5) Menyiapkan perlengkapan (tempat, sound system, dll)
6) Menyiapkan konsumsi bersama kader
7) Menyiapkan form daftar hadir kegiatan MMRW
47
2. Pelaksanaan
1) Kegiatan diawali dengan pembukaan
2) Sambutan: Ketua Pelaksana, Ketua RW, Bidan Desa
3) Presentasi hasil pengumpulan dan pengulahan data tingkat RW
4) Musyawarah penyelesaian masalah tingkat RW
5) Membacakan kesepakatan implementasi
6) Kegiatan penutup
G. Metode
Meetode yng digunakan : Presentasi, diskusi dan tanya jawab.
H. Media:
Media yang digunakan : Pedoman PKN Terpadu, Rencana pemecahan
masalah (POA) terkait penanganan masalah gizi dan stunting.
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning musyawarah kesehatan masyarakat telah dipahami
b. Koordinasi dengan Ketua RW dan Ketua Kader dalam pelaksanaan
MMRW terkait dengan tempat dan waktu pelaksanaan telah
dilakukan
c. Data yang akan dipresentasikan dan POA telah disiapkan
d. Undangan untuk kegiatan MMRW telah didistribusikan
e. Menyiapkan perlengkapan (tempat, sound system, dll)
f. Konsumsi telah disiapkan bersama kader
g. Form daftar hadir kegiatan MMRW telah disiapkan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan presentasi data berjalan dengan lancar
b. Pelaksanaan musyawarah kesehatan berjalan dengan lancar
c. Proses penyusunan POA berjalan dengan baik
3. Evaluasi Hasil
48
A. Persiapan
1. Menjelaskan kepada tokoh masyarakat mengenai rencana akan diadakan
musyawarah masyarakat RW.
2. Menyebarkan undangan kepada pihak terkait.
3. Menyiapkan media dan tempat yang akan digunakan pada saat
musyawarah masyarakat RW.
B. Pelaksanaan
1. Waktu dan Tempat
Musyawarah masyarakat RW diselenggarakan pada hari Minggu, 19
Januari 2020 dimulai pukul 20.00 s.d 21.00 WIB di halaman rumah Ketua
RW 02 Desa Tambakan Kecamatan Jalancagak yang dihadiri oleh Kepala
Dusun Tambakan, ketua RW 02 Desa Tambakan, perwakilan dari BPD,
ketua masing-masing RT pada RW 02 Desa Tambakan, kader, bidan desa,
tokoh masuarakat, tokoh agama dan warga.
2. Metode
Metode yang dipakai dalam acara musyawarah masyarakat RW ini
adalah ceramah dan diskusi mengenai data-data yang telah dikumpulkan
dan diolah serta ditampilkan.
3. Media
Media yang digunakan memakai laptop dan proyektor.
4. Susunan acara
a. Pembukaan: Pembacaan Basmallah
50
b. Sambutan dari:
1) Ketua RW Desa tambakan
2) Ketua Pelaksana Kegiatan MMRW 02
c. Acara inti
1) Penyajian Data
2) Diskusi dan Tanya jawab
3) Identifikasi dan penentuan masalah kesehatan
4) Persetujuan POA
d. Penutupan : Do’a dan Tutup
C. Evaluasi
1. Jadwal Pertemuan dan Susunan Acara
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 19 januari 2020 yang dihadiri
oleh 20 orang mahasiswa, 1 orang ketua RW,3 orang ketua RT, 1 orng
bidan desa, 1 orang tokoh agama, 5 orang karang taruna, 5 orang kader,
10 orang warga dari 25 undangan yang telah disebar dengan pelaksanaan
sebagai berikut:
a. Pembukaan : Pembacaan doa oleh MC
b. Sambutan :
1) Ketua RW Desa tambakan
2) Ketua Pelaksana
c. Acara Inti :
1) Penyajian data
2) Diskusi dan tanya jawab
3) Penyusunan rencana tindak lanjut
4) Pembacaan kesepakatan pelaksanaan rencana tindak lanjut
d. Penutup : Doa dan Tutup
51
Gambar 2.14 Pemaparan dan diskusi mengenai POA yang telah ditetapkan
bersama warga RW 02 Desa Tambakan
A. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan
upaya meningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat
pelayanan kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotif dan
preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW. Keberhasilan pelayanan
kesehatan masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai
bentuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan
sosial yang dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat
maupun organisasi pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan
dan kualitas hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan
memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan
masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variable
antara (mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan
luaran program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Berbagai upaya kesehatan dilayanan primer, khususnya di
masyarakat secara langsung harus didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi masyarakat, oleh karena itu untuk mengetahui kondisi kesehatan
masyarakat, khususnya terkait dengan pembangunan keluarga sehat
diperlukan data yang tepat, sehingga diperlukan kegiatan survey mawas
diri (SMD) melalui pengumpulan data, pengolahan, analisa sampai
merumuskan masalah kesehatannya.
55
B. Tujuan
Setelah dilakukan pelatihan, Kader dapat :
a. Menjelaskan kebijakan dan strategi penanggulangan stunting
terintergrasi di Kabupaten/Kota.
b. Menjelaskan peran, fungsi dan tugas kader
c. Menjelaskan intervensi gizi spesifik dalam penanganan masalah gizi
dan stunting oleh kader
d. Menjelaskan intervensi gizi sensitif dalam penanganan masalah gizi
dan stunting oleh kader
F. Kepanitiaan
Penanggung Jawab : Bidan Desa Tambakan
Ketua Pelaksana : Muhammda Rifanda Wiganda
Sekretaris : Sesilia Devita Sari
Ratih Chandra
Bendahara : Elfa Khaerunia Hapsari
Moderator : Riri Nuraeni Fitriyani
Acara : Mega Djuliawanti
Tania Damayanti Motiec
Winda
Nopi Puspita Sari
Humas : Rahmania Azzahra
Mustika Anajah
Elfrida Rindu
Fanny Aulia Nooryadi
Peralatan : Fiky Fauzan Indrayana
Alif Al Manar
Dokumentasi : Della Getafiani Gupta
Mirna Aryani Sofia
Konsumsi : Alifia Zakia
Komala Febriani
Nurrima Melani
57
Pembukaan
Ketua
Sambutan-sambutan
09.00 – 09.15 Panitia MC
- Ketua pelaksana
Ketua RW
- Ketua RW
09.15 – 10.15 Pre Tes - Panitia
10.15 – 10.30 Dinamika Kelompok Panitia Panitia
Kebijakan dan strategi penanggulangan
Puskesmas/
10.30 – 11.00 stunting terintergrasi Panitia
Pembimbing/ Mhs
di Kabupaten/Kota
Peran Kader dalam pelayanan
kesehatan di masyarakat
11.00 – 11.30 Pembimbing/Mhs Panitia
termasuk pencegahan penanganan
Stunting
11.30 – 11.45 ISTIRAHAT
Tata kelola Ibu menyusui dan anak umur
11.45 – 12.15 0-23 bulan dalam Pembimbing/Mhs Panitia
mencegah dan menangani stunting
Tata kelola Ibu hamil dalam mencegah
dan menangani dengan stunting
Pemeriksaan Kehamilan
12.15 – 12.45 PMT bagi ibu hamil Pembimbing/Mhs Panitia
Suplemen tablet Tambah Darah dan
kalsium
Perlindungan dari Malaria
59
Pencegahan HIV
--------------------------------------- ---------------------------------------
H. Metode
Metode yang digunakan : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Simulasi, dll
I. Media
Media yang digunakan : Modul pelatihan, Leaflet, LCD, dan Alat Peraga
J. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Pre planning termasuk jadwal pelatihan telah dipelajari
2) Koordinasi dengan Puskesmas dan Tim untuk materi dan pemateri
telah dilakukan
3) Koordinasi dengan Ketua RW untuk menentukan peserta telah
dilakukan
4) Modul pelatihan telah disiapkan
5) Soal pre/pos tes telah disiapkan
62
d. Pre tes telah dilakukan oleh seluruh kader yang dipimpin oleh panitia
selama 10 menit.
e. Penyajian materi Pentingnya Peran Kader oleh Bidan Desa Tambakan.
f. Penyajian materi
g. Diskusi dan tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan.
h. Post tes telah dilakukan oleh seluruh kader yang dipimpin oleh panitia
selama 10 menit.
i. Pengumuman hasil test.
j. Simulasi praktik materi.
k. Pembacaan Do’a.
l. Penutup.
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning termasuk jadwal pelatihan telah dipelajari.
b. Mengkoordinasi Bidan Desa dan Tim untuk materi dan pematerinya
telah dilakukan.
c. Modul pelatihan telah disiapkan.
d. Soal pre/pos tes telah disiapkan.
e. Tempat berikut perizinannya telah disiapkan.
f. Koordinasi dalam menyiapkan piagam pelatihan telah dilakukan.
g. Konsumsi telah disiapkan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berjalan lancar namun ada beberapa hambatan tapi dapat
dikendalikan.
b. Kegiatan berhasil menghasilkan kader baru.
c. Seluruh kader berpartisipasi aktif selama pelatihan.
65
3. Evaluasi Hasil
a. 100% peserta yang diundang mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Adanya peningkatan pemahaman dari seluruh kader pengelolaan PTM
(hasil pre dan post test).
2.2.5 IMPLEMENTASI
PRE PLANNING IMPLEMENTASI DI DESA TAMBAKAN
KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG
WILAYAH KERJA PUSKESMAS JALANCAGAK
A. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya
meningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dimasyarakat pelayanan kesehatan lebih
ditekankan pada upaya promotif dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil
yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
sejauhmana upaya-upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan
sosial yang dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat
maupun organisasi pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan dan
kualitas hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan
memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan
masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variable
antara (mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran
program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Berbagai upaya kesehatan dilayanan primer, khususnya di masyarakat
secara langsung harus didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat,
oleh karena itu untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat, khususnya
terkait dengan penanganan stunting diperlukan data yang tepat, sehingga
diperlukan kegiatan survey mawas diri (SMD) melalui pengumpulan data,
pengolahan, analisa sampai merumuskan masalah kesehatannya.
67
C. Waktu
Dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2020
D. Tempat
Di rumah Bapak H. Wawan RT 08 RW 02 Desa Tambakan, Kecamatan
Jalancagak, Kabupaten Subang.
E. Langkah Pencapaian Tujuan
a. Persiapan
1) Memahami pre planning implementasi
2) Menyiapkan undangan
3) Menyiapkan materi dan media keluarga shat
4) Menyiapkan pemateri
5) Melakukan koordinasi dengan ketua RW dan kader untuk
menentukan tempat dan sasaran pembinaan dengan baik.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Pembuka
a) Membuka kegiatan dengan salam
b) Melakukakn appersepsi disesuaikan dengan materi/topik
yang yang akan disampaikan.
2) Kegiatan Inti
a) Menyampaikan materi sesuai sasaran pembinaan
b) Membimbing diskusi dan tanya jawab sesuai materi yang
dibahas
c) Melakukan simulasi atau demonstrasi penimbangan
berat bdan dan pengukuran tinggi badan
d) Melakukan evaluasi
3) Kegiatan Penutup
a) Menyimpulkan materi yang dibahas
b) Menyapmpaikan salam penutup
F. Metode : Tanya jawab dan demonstrasi
70
A. Persiapan
1. Persamaan persepsi antar mahasiswa kelompok RW 02.
2. Persiapan tim untuk melaksanakan implementasi.
3. Persiapan tim kader dan warga RW 02 untuk melakukan implementasi.
4. Persiapan kurikuler : Membuat kepanitiaan implementasi.
5. Persiapan kegiatan implementasi:
a. Membuat preplanning penyuluhan pembinaan kelompok pus,bumil,
bayi dan balita, mengenai stanting, ISPA, dan TBC.
b. Mengkonsulkan preplanning dengan dosen pembimbing klinik dan
akademik.
c. Preplanning disepakati.
d. Melakukan kontrak dengan kader RW 02 waktu dan tempat di
laksanakan penyuluhan kepada warga RW 02 Desa Tambakkan.
e. Waktu disepakati pada saat Lokakarya Mini (MMRW).
B. Pelaksanaan
1. Waktu/Tempat
a. Hari/ Tanggal : Rabu, 22 Januari 2020
Tempat : Rumah Bp. H. Wawan RT 08
Kegiatan : Penyuluhan mengenai,
1. Stunting
2. Penyakit infeksi (ISPA dan DIARE)
3. PHBS
4. PMBA
72
09.00 – Semua
Registrasi Peserta panitia
09.30 panitia
Perawa,
09.00 – gizi,
Cek Kesehatan Mega
11.00
analis
Penyuluhan
Promosi
12.30 –
Analis Tania
12.45 Imunisasi dan pemantauan
pertumbuhan (posyandu
Demonstrasi
C. Evaluasi
1. Jadwal Pertemuan dan Susunan Acara
Implementasi dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2020
yang dihadiri oleh 20 orang mahasiswa dan 69 orang warga, dengan
kegiatan sebagai berikut:
a. Pembukaan berisi ucapan Basmallah bersama-sama.
74
A. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya
meningkatkan segi kehidupan sehingga memungkinkan mereka untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan kesehatan
lebih ditekankan pada upaya promotIf dan preventif, dimulai dari wilayah
terkecil yakni RW. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat dapat
dilihat dari sejauh mana upaya-upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan
sosial yang dilakukan baik oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat
maupun organisasi pendamping untuk mencapai lingkungan perubahan dan
kualitas hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan
memandang upaya pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan
masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap sebagai variable
antara (mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran
program kesehatan (Minkler et all, 2001).
Setiap Desa di Kecamatan Jalancagak sendiri telah terdapat kader
sebagai perintis kesehatan terdepan, berada di tengah-tengah masyarakat
yang berkontribusi terhadap pencapaian masyarakat sehat mandiri. Kader-
kader tersebut telah dilatih dalam terkait dengan masalah gizi dan stunting
yang dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2020 oleh mahasiswa PKN Terpadu
bekerjasama dengan Puskesmas Jalancagak dan Kecamatan Jalancagak,
selanjutnya kader diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Untuk melihat kinerja kader, maka diperlukan berbagai alat eveluasi, baik
menyangkut kognitif, afektif maupun psikomotornya. Salah satu teknik
77
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan cerdas cermat kader digelar selama satu hari, yaitu pada
tanggal 24 Januari 2020 dengan susunan acara :
a. Pembukaan
b. Sambutan-sambutan:
Penanggungjawan kegiatan cerdas cermat kader
Wakil instansi pendidikan
Kepala puskesmas
Camat sekaligus membuka secara resmi
c. Penentuan nomor peserta lomba untuk dimasukan dalam skema
perlombaan
d. Penyampaian peraturan lomba tahap I (Penyisihan)
e. Pelaksanaan Lomba
f. Pengumuman keputusan pemenang Lomba
g. Penutup
Promosi
Kesehatan
Gizi
Kesehatan
Lingkungan
3. 09.15- Lomba Cerdas MC/Moderator Acara
10.15 Cermat (Final) Juri Olah Soal
2. Evaluasi Proses :
a. Kegiatan cerdas cermat berjalan sesuai tata tertib (peraturan lomba)
b. Tidak terdapat hal-hal yang mengganggu jalannya kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. 100% peserta yang diundang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
b. Terpilih juara cerdas cermat kader mengenai stunting
82
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan cerdas cermat kader digelar selama satu hari, yaitu pada
tanggal 24 Januari 2020 dengan susunan acara :
a. Pembukaan
b. Sambutan-sambutan:
Penanggungjawan kegiatan cerdas cermat kader
Wakil instansi pendidikan
Kepala puskesmas
Camat sekaligus membuka secara resmi
c. Penentuan nomor peserta lomba untuk dimasukan dalam skema
perlombaan
d. Penyampaian peraturan lomba tahap I (Penyisihan)
e. Pelaksanaan Lomba
f. Pengumuman keputusan pemenang Lomba
g. Penutup
83
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning telah dipahami
b. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas, Kepala Desa dan para Ketua RW
untuk menentukan peserta lomba telah dilakukan
c. Tata Tertib (peraturan) lomba untuk setiap babak telah disiapkan
d. Soal lomba : soal babak penyisihan, babak perempat final dan babak
final telah disiapkan dan terjaga kerahasiaannya
e. Tempat berikut perizinannya telah disiapkan
f. Sertifikat untuk partisipasi dan pemenang telah disiapkan
g. ATK telah disiapkan
h. Bel meja atau sejenisnya telah disiapkan
i. Konsumsi telah disiapkan
j. Perlengkapan : meja, kursi, sound sistem, papan pencatat nilai, dll telah
disiapkan
2. Evaluasi Proses :
a. Kegiatan cerdas cermat berjalan sesuai tata tertib (peraturan lomba)
b. Tidak terdapat hal-hal yang mengganggu jalannya kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. 100% peserta yang diundang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
b. Terpilih juara cerdas cermat kader mengenai stunting.
DOKUMENTASI PELAKSANAAN EVALUASI (LOMBA CERDAS CERMAT)
B. Tujuan
Setelah dilakukan kegiatan terminasi, pengelola wilayah dapat :
a. Memahami kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswan
PKNT.
b. Mamahami bagaimana melakukan tindak lanjut dalam penanganan
stunting di wilayahnya
C. Peserta
Peserta Pertemuan Terminasi adalah :
a. Ketua RW
b. Seluruh Ketua RT
c. Seluruh Kader
d. Tokoh masyarakat
e. Tokoh Agama
f. Tokoh Pemuda (karang taruna)
D. Waktu
Kegiatan terminasi dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2020.
E. Tempat
Kegiatan terminasi dilaksanakan di Mesjid Nurul Iman RW 02 Desa
Tambakan
F. Langkah Pencapaian Tujuan
a) Persiapan
1. Mempelajari pre planning
2. Melakukaan koordinasi dengan Ketua RW untuk menentukan waktu dan
tempat pelaksanaan
3. Menyiapkan undangan terminasi
4. Menyiapkan materi yang akan dilaporkan kepada pengelola wilayah RW
b) Pelaksanaan
1. Pembukaan
2. Sambutan-sambutan:
86
i. Ketua Kelompok
ii. Ketua RW
3. Presentasi laporan yang telah dilakukan sekaligus tindak lanjut yang harus
dilakukan oleh pengelola wilayah RW
4. Diskusi
5. Penutup
G. Metode
Metode yang digunakan : ceramah, presentasi, Tanya jawab, dll
H. Media
Media yang digunakan : Pedoman PKN Terpadu, Laporan, gambar-gambar
kegiatan, dll
I. Evaluasi
a) Evaluasi struktur
1. Pre planning telah dipelajari
2. Koordinasi dengan Ketua RW untuk menentukan waktu dan tempat
pelaksanaan telah dilakukan
3. Undangan terminasi telah didistribusi
4. Materi yang akan dilaporkan kepada pengelola wilayah RW telah
disiapkan
b) Evaluasi Proses
1. Kegiatan terminasi berjalan lancar
2. Tidak terdapat ha-hal yang mengganggu jalannya kegiatan
c) Evaluasi Hasil
1. 90% Peserta yang diundang hadir dan mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
2. Dipahami kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa
3. Dipahami tindak lanjut yang harus dilakukan oleh pengelola RW
87
3.1 KESIMPULAN
a. Telah dilakukan pengolahan data pada 18 - 19 Januari 2020 di RW 02
dengan menggunakan sampel hasil pendataan di wilayah RT 06, RT 07,
RT 08, RT 09 RW 02 Desa Tambakan.
b. Terdapat 3 prioritas masalah di RW 02 Desa Tambakan yaitu : terdapat
balita stunting, anak dengan infeksi berkelanjutan (ISPA dan diare), dan
ASI Eksklusif.
c. Rencana yang akan dilakukan yaitu penyuluhan, promosi kesehatan,
demonstrasi, cek kesehatan dan penyegaran kader.
d. Telah dilakukan home visit terutama pada keluarga yang memiliki bayi
stunting pada tanggal 20 Januari 2020.
e. Telah dilaksankan penyegaran atau refreshing kader yang diadakan
pada tanggal 21 Januari 2020 di Masjid Nurul Iman dengan dihadiri oleh
kader dan bidan desa.
f. Telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan, promosi kesehatan dan cek
kesehatan pada tanggal 22 Januari 2020.
g. Telah adanya rencana tindak lanjut yaitu penyuluhan dan demonstrasi
setiap masalah dapat dijadikan kegiatan rutin dan koordinasi antara
kader kesehatan dan Puskesmas dalam program stunting dan
dilakukannya lomba cerdas cermat antar kader sekecamatan
Jalancagak.
3.2 REKOMENDASI
Dengan adanya mahasiswa PKNT di RW 02 Desa Tambakan diharapkan
masyarakat mampu meningkatkan partisipasi, pengetahuan dan
88
89