Plasenta previa ialah perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan
letak plasenta, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Kejadian plasenta previa berkisar antara 0,3% sampai 0,6% dari keseluruhan persalinan. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya plasenta previa pada ibu hamil yaitu multiparitas, umur lanjut (>35 tahun), defek faskularisasi desidua oleh peradangan dan atrofi, cacat/jaringan parut pada endometrium akibat bekas pembedahan (SC, kuret, dan lain-lain). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian Plasenta Previa pda ibu hamil di RSUD Palembang BARI Tahun 2007. Desain penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional dimana data variabel independen ( plasenta previa ) dan variabel dependen ( umur dan paritas ibu) dikumpulkan secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin di bagian kebidanan dan penyakit kandungan di RSUD Palembang BARI Tahun 2007 yaitu sebanyak 2.076 orang dan sampel diambil secara Systematic Sampling dengan jumlah sampel 335 orang. Data dianalisis dengan analisa univariat dan analisa bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan, dari 335 ibu yang bersalin di instalasi kebidanan dan penyakit kandungan di RSUD Palembang BARI tahun 2007, 64 orang (19,1%) mengalami plasenta previa dan 271 orang (80,9%) yang tidak mengalami plasenta previa. Ibu yang memiliki umur beresiko tinggi lebih besar yaitu 24 orang (29,3%) dibandingkan dengan ibu yang umurnya beresiko rendah yaitu 40 orang (15,8%). Ibu yang paritasnya beresiko tinggi lebih besar yaitu 27 orang (27,3%) dibandingkan dengan paritas yang beresiko rendah yaitu 37 orang (15,7%). Hasil uji statistik menunjukkan Umur (p value 0,011) dan Paritas Ibu (p value 0,021) mempunyai hubungan bermakna dengan Kejadian Plasenta Previa pada Ibu Hamil. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kejadian plasenta previa akan meningkat dua kali lipat apabila umur ibu <20 atau >35 tahun dan juga pada paritas ≥3. Dengan demikian diharapkan agar petugas kesehatan lebih waspada terhadap ibu hamil yang umur dan paritasnya tegolong beresiko dan meneliti faktor lain selain umur dan paritas.
Daftar pustaka : 14 ( 1998-2007)
Kata Kunci : Plasenta Previa, Umur dan Paritas
Pendahuluan negara-negara berkembang. Rasio
Pada tahun 2005, sebanyak kematian ibu di negara-negara 536.000 perempuan meninggal dunia berkembang merupakan yang akibat masalah persalinan, lebih tertinggi (450 kematian ibu rendah dari jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup) tahun 1990 yang sebanyak 576.000. jika dibandingkan dengan rasio Berarti dari tahun 1990 sampai 2005 kematian ibu di 9 negara maju dan didapatkan penurunan sebanyak 51 negara persemakmuran. 40.000 AKI, atau 3334 orang ibu Pada tahun 1988 kematian meninggal tiap tahun akibat maternal di Indonesia diperkirakan persalinan. Perkiraan angka kematian 450 per 100.000 kelahiran hidup. ibu menurut WHO (World Health Angka tersebut tertinggi di ASEAN Organization) menunjukkan bahwa (5-142 Per 100.000) dan 50-100 kali terjadi peningkatan di negara dengan lebih tinggi dari angka kematian pendapatan menengah. Penurunan maternal di negara maju. angka kematian ibu selama periode Angka kematian ibu (AKI) dan 1990 – 2005 di Sub-Sahara Afrika angka kematian bayi baru lahir hanya 0,1% per tahun. Selama (AKBBL) di Indonesia saat ini masih periode 1990 – 2005 juga belum ada jauh dari target yang harus dicapai kawasan yang mampu mencapai pada tahun 2015 sesuai dengan penurunan angka kematian ibu kesepakatan sasaran pembangunan pertahun hingga 5,5%. Hanya Asia Millenium. Hasil Survei Demografi Timur yang penurunannya telah Kesehatan Indoensia (SDKI) mendekati target yakni 4,2% 2002-2003, AKI di Indonesia pertahun serta Afrika Utara, Asia menunjukkan angka 307/100.000 Tenggara, Amerika Latin dan kelahiran hidup (KH), jauh diatas Karibia mengalami penurunan yang target AKI untuk MDG yang jauh lebih besar dari Sub-Sahara ditetapkan WHO sebesar Afrika. Penurunan angka kematian 102/100.000 kelahiran hidup atau ibu (AKI) per 100.000 kelahiran bayi dua kali lebih besar dari target WHO hidup masih terlalu lamban untuk sebesar 15/ 1000 KH (DepKes RI, mencapai target tujuan pembangunan 2007). Namun menurut Siti Fadillah Millenium (Millenium Development Supari, untuk angka kematian ibu Goals/MDGS) dalam rangka (AKI), berhasil diturunkan dari 270 mengurangi tiga per empat jumlah per 100.000 KH pada tahun 2004 perempuan yang meninggal selama menjadi 262 pada tahun 2005 dan hamil dan melahirkan pada tahun 248 pada tahun 2006 menjadi 225 2015. pada tahun 2007. Menurut data WHO, sebanyak AKI di kota Palembang 99% kematian ibu akibat masalah berdasarkan laporan indikator th persalinan atau kelahiran terjadi di database 2005 UNFPA 6 Country Programme adalah 317 per 100.000 hamil mengalami plasenta previa, kelahiran lebih rendah dari AKI diantaranya yaitu multiparitas dan propinsi Sumsel sebesar 467 per umur lanjut (> 35 tahun), 100.000 kelahiran. Jumlah kematian defek vaskularisasi desidua oleh ibu tahun 2006 di kota Palembang peradangan dan atrofi, cacat/jaringan sebanyak 15 orang dengan parut pada endometrium oleh penyebabnya yaitu Eklampsia, HPP, bekas-bekas pembedahan (SC, kuret, Ca Pharing, Stroke, Gagal Ginjal, dan lain-lain), khorion leave Plasenta Akreta, Emboli Air persistens, korpus luteum bereaksi Ketuban, Post Secsio Cesaria, terlambat, konsepsi dan nidasi kelainan jantung dan lain-lain. terlambat, plasenta besar pada hamil Sedangkan yang diharapkan tahun ganda dan eritropblastosis atau 2010 adalah 125 per 100.000 hidrops fetalis serta kebiasaan kelahiran. merokok. Berdasarkan Survei Kesehatan Kejadian plasenta previa Rumah Tangga (SKRT) 2001, bervariasi diberbagai tempat berkisar penyebab langsung kematian ibu antara 0,3% sampai 0,6% dari diantaranya adalah Perdarahan keseluruhan persalinan, sedangkan di (28%), Eklampsia (24%), Infeksi rumah sakit lebih tinggi karena (11%), Partus Lama (5%) dan menerima rujukan dari luar. Abortus (5%). Archibong El dan Ahmed Perdarahan pada kehamilan WSM (2001) mengadakan penelitian harus selalu dianggap sebagai pada tahun 1997-2000 menyatakan kelainan yang berbahaya. Perdarahan bahwa prevalensi plasenta previa pada kehamilan muda disebut sesuai dengan peningkatan umur ibu, abortus, sedangkan pada kehamilan 1 kali pada umur 20-29 tahun, 3 kali tua disebut perdarahan antepartum. pada umur ibu 30-39 tahun dan 9 kali Batas teoritis antara kehamilan muda pada umur > 40 tahun. dan kehamilan tua adalah 22 minggu. Penelitian di Rumah Sakit Frekuensi perdarahan Sanglah Denpasar dari antepartum sendiri sekitar 3% Juli 2001 - Juli 2002 didapatkan sampai 4% dari semua persalinan. bahwa resiko plasenta previa pada Sedangkan kejadian perdarahan wanita dengan umur 35 tahun 2 kali antepartum di rumah sakit lebih lebih besar dibandingkan dengan tinggi karena menerima rujukan. umur <35 tahun. Pada multigravida Perdarahan antepartum yang mempunyai faktor resiko plasenta bersumber pada kelainan yang secara previa 1,3 kali dibandingkan dengan klinis biasanya tidak terlampau sukar primipara. untuk menentukan ialah plasenta Selain itu, Archibong El dan previa dan solusio plasenta. Ahmed WSM ( 1997-2000) Plasenta previa ialah plasenta di Rumah Sakit Abha Maternity yang letaknya abnormal, yaitu pada dengan 6 kasus pada paritas 0 dan 95 segmen bawah rahim sehingga dapat kasus paritas diatas 1, didapatkan menutupi sebagian atau seluruh prevalensi plasenta previa meningkat ostium uteri internum. Ada beberapa secara bermakna berdasarkan paritas. faktor yang dapat mengakibatkan ibu kandungan di. RSUD Palembang Metode Penelitian BARI. Pengambilan sampel Penelitian ini termasuk penelitia dilakukan secara non random analitik dengan pendekatan Cross (non probability) sampling dengan Sectional. Populasi dalam penelitia menggunakan teknik Systematic ini adalah seluruh ibu yang bersalin Sampling, dimana pengambilan dibagian kebidanan dan penyakit sampel berdasarkan urutan tertentu kandungan di RSUD Palembang atau berdasarkan kelipatan. Jumlah BARI Tahun 2007 yaitu sebanyak total sampel 335 orang. Analisis data 2.076 orang. Sedangkan Sampel dilakukan dengan analisis univariat dan dalam penilitian ini adalah sebagian bivariat masing-masing variabel dengan dari semua ibu yang bersalin di uji Chi-Square dengan tingkat bagian kebidanan dan penyakit kemaknaan terhadap α = 0,05 pada df=1.
Hasil Tabel 1. Distribusi Frekuensi variabel Umur, Paritas, dan Plasenta Previa
No. Variabel Kategori Frekuensi Persentase
1 Umur Resiko rendah 253 75,5 Resiko tinggi 82 24,5 2 Paritas Resiko rendah 236 70,4 Resiko tinggi 99 29,6 3 Plasenta Previa Ya 64 19,1 Tidak 271 80,9
Tabel 2. Hasil Analisa Bivariat (Karakteristik Pejamu dengan Kejadian Plasenta Previa)
No. Variabel Log-likelihood P Value
1 Umur 29,3 0.011 2 Paritas 27,3 0,021
Dari hasil uji statistik Penelitian ini dilaksanakan di
Chi-Square menunjukkan ada RSUD Palembang BARI pada hubungan yang bermakna antara tanggal 9 Juni 2007. Jenis penelitian setiap variabel dengan kejadian yang digunakan adalah survey plasenta previa, dimana didapatkan analitik melalui pendekatan Cross p value ≤ 0,05. Dengan demikian Sectional, dimana pengumpulan data hipotesis yang menyatakan ada umur dan paritas ibu hubungan antara setiap variabel (variabel independen) dan kejadian dengan kejadian plasenta previa di plasenta previa (variabel dependen) RSUD Palembang BARI Tahun dalam penelitian ini dikumpulkan 2007 terbukti secarastatistic. sekaligus dalam waktu yang sama atau dilakukan sekaligus pada suatu PEMBAHASAN saat (Point Time Approach). Setelah melihat uraian pada bab sebelumnya penelitian ini didapatkan bahwa dari maka masing-masing variabel yang 335 responden, 64 orang (19,1%) diteliti dapat diuraikan seperti diantaranya yang mengalami dibawah ini : plasenta previa, sedangkan yang tidak mengalami plasenta previa berjumlah 271 orang (80,9%). 6.1 Plasenta Previa 6.2 Umur Plasenta previa ialah plasenta Dalam penelitian ini umur yang letaknya abnormal, yaitu pada dibagi menjadi dua kategori, yaitu segmen bawah rahim sehingga dapat beresiko tinggi bila umur ibu <20 menutupi sebagian atau seluruh atau >35 tahun dan beresiko rendah ostium uteri internum ada beberapa bila umur ibu antara 20-35 tahun. faktor yang dapat mengakibatkan ibu Dari hasil penelitian ini didapatkan hamil mengalami plasenta previa, bahwa dari 82 responden yang diantaranya yaitu multiparitas dan umurnya tergolong resiko tinggi, 24 umur lanjut (> 35 tahun), defek orang (29,3%) diantaranya vaskularisasi desidua oleh mengalami plasenta previa, peradangan dan atrofi, cacat/jaringan sedangkan dari 253 responden yang parut pada endometrium oleh bekas- tergolong resiko rendah hanya 40 bekas pembedahan (SC, kuret, dan orang (15,8%) yang mengalami lain-lain), khorion leve persistens, plasenta previa. korpus luteum bereaksi terlambat, Dari hasil uji chi-square konsepsi dan nidasi terlambat, didapatkan p value 0,011 ≤ 0,05. plasenta besar pada hamil ganda dan Dengan demikian terdapat hubungan eritropblastosis atau hidrops fetalis bermakna antara umur dan kejadian serta kebiasaan merokok. plasenta previa pada ibu hamil di Gejala klinis dari plasenta RSUD Palembang BARI Tahun previa, yaitu perdarahan tanpa sebab, 2007 dan hipotesis yang menyatakan tanpa rasa nyeri, berulang, darah hal tersebut terbukti secara statistik. biasanya berwarna merah segar, Apabila dibuat perbandingan bagian terdepan janin tinggi menggunakan odds ratio (floating), sering dijumpai kelainan (rasio penduga) maka didapatkan letak, perdarahan pertama odds ratio dari variabel independen (first bleeding) biasanya tidak (umur), yaitu 2,01. Berarti dapat banyak dan tidak fatal, kecuali bila disimpulkan bahwa resiko plasenta dilakukan periksa dalam previa pada wanita yang umurnya sebelumnya, tetapi perdarahan lebih dari <20 atau >35 tahun (resiko beerikutnya (recurent bleeding) tinggi) dua kali lebih besar biasanya lebih banyak dan janin dibandingkan dengan wanita yang biasanya masih baik. umurnya 20-35 tahun (resiko rendah). Pada penelitian ini plasenta Menurut Wiknjosastro (1997), previa dibandingkan dengan ada hubungan antara umur dengan kelompok ibu yang tidak mengalami kejadian plasenta previa. Dengan plasenta previa (plasenta normal) meningkatnya usia akan terjadi sebagai kelompok kontrol. Dari hasil perubahan-perubahan pada insiden plasenta previa dua kali lipat pembuluh darah sehingga terjadi pada wanita yang paritasnya endometrium menjadi kurang baik tergolong resiko tinggi daripada untuk kehamilan. wanita dengan paritas resiko rendah. Hasil penelitian ini juga sesuai Menurut Wiknjosastro (1997), dengan hasil penelitian di Rumah paritas 2-3 merupakan paritas paling Sakit Sanglah Denpasar dari Juli aman ditinjau dari sudut kematian 2001-Juli 2002 dimana didapatkan maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi bahwa resiko plasenta previa pada (lebih dari 3) mempunyai angka wanita dengan umur 35 tahun dua kematian maternal lebih tinggi. kali lebih besar dibandingkan dengan Makin tinggi paritas ibu maka makin umur <35 tahun. kurang baik endometriumnya. Hal ini diakibatkan oleh vaskularisasi yang 6.3 Paritas berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang Paritas responden dalam lampau sehingga dapat penelitian ini dibagi menjadi 2 mengakibatkan terjadinya plasenta kategori, yaitu beresiko tinggi bila previa. paritas ≥3 dan beresiko rendah bila Hasil penelitian ini tidak jauh <3. Dari hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian di didapatkan bahwa 99 responden Rumah Sakit Sanglah Denpasar dari yang paritasnya tergolong resiko Juli 2001-Juli 2002 dimana pada tinggi, 27 orang (27,3%) multigravida mempunyai faktor diantaranya mengalami plasenta resiko plasenta previa 1,3 kali previa, sedangkan dari 236 dibandingkan dengan primipara. responden yang tergolong paritas resiko rendah hanya 37 orang Kesimpulan (15,7%) yang mengalami plasenta Setiap variabel di atas berhubungan previa. dengan kejadian plasenta previa yang Dari hasil uji statistik Chi- terdapat di RSUD Palembang BARI. Square pun menunjukkan ada Dimana p value α (0,05). hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian plasenta Saran previa, dimana didapatkan p 1. Agar dapat menjadi acuan value 0,021 ≤ 0,05. Dengan bagi tenaga kesehatan untuk demikian hipotesis yang menyatakan lebih cepat dan tanggap ada hubungan antara paritas dengan dalam menangani masalah kejadian plasenta previa di RSUD perdarahan antepartum Palembang BARI tahun 2007 khususnya plasenta previa terbukti secara statistik. sehingga dapat mengurangi Apabila dibuat perbandingan angka kematian ibu akibat menggunakan odds ratio (rasio perdarahan. penduga) maka didapatkan odds 2. Agar dapat menjadi bahan ratio dari variabel independen referensi sebagai informasi yang (paritas), yaitu 2,20. Dapat bermanfaat untuk perkembangan pengetahuan disimpulkan bahwa peningkatan tentang kejadian plasenta previa dan dapat juga dilakukan penelitian lebih lanjut untuk 6. Mansjoer, Arief (2000).. mengungkapkan faktor-faktor Kapita selekta. Media yang berhubungan dengan 7. Aesculapius Fakultas kejadian plasenta previa. Kedokteran Universitas Indonesia.
8. Manuaba, Ida Bagus Gde.
1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan DAFTAR PUSTAKA Keluarga Berencana Untuk 1. Cunningham, Gant (2005). Pendidikan Bidan. Jakarta: Obstetric Williams. Jakarta : EGC EGC 9. Mochtar, Rustam. 1998. 2. Depkes RI. 2007. Menkes Synopsis Obstetric. Jakarta: Canangkan Stiker EGC Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi. 10. Notoatmodjo, Soekidjo. ( http://www.litbang.com ) 2002. Metedologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 3. Dinas Kesehatan Kota Palembang ( 2006 ). Profil 11. Prawirohardjo, Sarwono. Kesehatan Kota Palembang. 2005. Ilmu Kebidanan. 2005. Palembang : Indonesia Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 4. Hastono, Susanto Priyo. 2001. Analisis data. Fakultas 12. Saifuddin, Abdul Bari. 2002. kesehatan Masyarakat Buku Acuan Nasional Universitas Indonesia Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. 5. LKBN Antara (2007). WHO: Jakarta : JN PKKR-POGI Penurunan Angka Kematian Bekerjasama dengan Yayasan Ibu Belum Sesuai Target Bina Pustaka Sarwono MDGs. Prawirohardjo. (http://www.antara.com)