Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian kekambuhan gastritis santriwan/wati di pondok

Pesantren Bahrul Ulum Perhentian Raja Tahun 2021. Pengumpulan data diperoleh

melalui pengumpulan kuesioner yang dilakukan pada tanggal 1-9 Juli 2021 di pondok

pesantren bahrul ulum perhentian raja dengan jumlah sampel 60 orang . dari

penyebaran kuesioner didapatkan hasil sebagai berikut:

A. Karakteristik Responden
Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur
pada Santriwan/wati di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Perhentian Raja.

No Jenis Frekuensi Persentase


Kelamain
1 Laki-laki 22 63.3%
2 Perempuan 38 36.7%
Total 60 100%
Umur Frekuensi Persentase
1 16 8 13.3 %
2 17 27 45.0%
3 18 23 38.8%
4 19 2 3.3%
Total 60 100%

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan yaitu sebantak 38 orang dengan persentase (63.3%) dan sebagian besar

responden berumur 17 tahun yaitu sebanyak 27 orang dengan persentase (45.0%).


B. Analisa Univariat

1. Stres
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat stres pada
Santriwan/wati di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Perhentian Raja.
No Stres Frekuensi Persentase
1 Rendah 25 41.7%
2 Tinggi 35 58.3%
Total 60 100%

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami

tingkat stres tinggi yaitu sebanyak 35 orang dengan persentase (58.3%).

2. Kebiasaan Makan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kebiasaan Makan
pada Santriwan/wati di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Perhentian Raja.
No Kebiasaan Makan Frekuensi Persentase
1 Tidak Teratur 31 51.7%
2 Teratur 29 48.3%
Total 60 100%

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami

kebiasaan makan yang tidak teratur yaitu sebanyak 31 orang dengan persentase

(51.7%).
3. Konsumsi Obat-obatan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Konsumsi Obat-
obatan pada Santriwan/wati di Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Perhentian Raja.
No Konsumsi Obat- Frekuensi Persentase
obatan
1 Tidak 26 43.3%
2 Ya 34 56.7%
Total 60 100%

Dari tabel 4.3=4 diketahui bahwa sebagian besar responden mengkonsumsi


Obat–obatan yang memicu terjadinya Gastritis yaitu sebanyak 34 orang dengan
persentase (56.7%).

C. Analisa Bivariat

1. Hubungan Stres dengan Kejadian kekambuhan gastritis santriwan/wati di


pondok pesantren bahrul ulum perhentian raja tahun 2021.

Tabel 4.5 Hubungan Stres dengan Kejadian kekambuhan gastritis


santriwan/wati di pondok pesantren bahrul ulum perhentian raja tahun
2021.
Variabel Kekambuhan Total P
Value
N Stres Tidak Kambuh Kambuh
o
N % N %
1 Rendah 18 72.0% 7 28.0% 25 100% 0.000
2 Tinggi 4 11.4% 31 88.6% 35 100%
Total 22 36.7% 38 63.3% 60 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa dari 25 orang (100%) yang

mengalami tingkat stres Rendah terdapat 7 orang yang mengalami kekambuhan

penyakit gastritis, selanjutnya dari 35 orang (100%) yang mengalami tingkat stres

tinggi terdapat 4 orang (11.4%) yang tidak mengalami kekambuhan penyakit gastritis.

Setelah dilakukan uji Chi Square diperoleh hasil dengan p value 0.000 (< 0.05) hal ini
membuktikan terdapat hubungan yang signifikan antara Stres dengan Kejadian

kekambuhan gastritis santriwan/wati di pondok pesantren bahrul ulum perhentian raja

tahun 2021.

2. Kebiasaan Makan

Tabel 4.6 Hubungan Kebiasaan Makan dengan Kejadian kekambuhan


gastritis santriwan/wati di pondok pesantren bahrul ulum perhentian raja
tahun 2021.
Variabel Kekambuhan Total P
Value
N Kebiasaan Tidak Kambuh Kambuh
o Makan
N % N %
1 Tidak teratur 5 16.1% 26 83.9% 31 100% 0.002
2 Teratur 17 58.6% 12 41.4% 29 100%
Total 22 36.7% 38 63.3% 60 100%

Berdasarkan Tabel 4.6 bahwa dari 31 orang (100%) yang mengalami

kebiasaan makan tidak teratur terdapat 5 orang (16.1%) yang tidak mengalami

kekambuhan penyakit gastritis, selanjutnya dari 29 orang (100%) yang mengalami

kebiasaan makan teratrur terdapat 12 orang (41.1%) yang mengalami kekambuhan

penyakit gastritis. Setelah dilakukan uji Chi Square diperoleh hasil dengan p value

0.002 (< 0.05) hal ini membuktikan terdapat hubungan yang signifikan antara

kebiasaan makan dengan Kejadian kekambuhan gastritis santriwan/wati di pondok

pesantren bahrul ulum perhentian raja tahun 2021.


3. Konsumsi Obat-obatan

Tabel 4.7 Hubungan Konsumsi Obat-obatan dengan Kejadian kekambuhan


gastritis santriwan/wati di pondok pesantren bahrul ulum perhentian raja
tahun 2021.
Variabel Kekambuhan Total P
Value
N Konsumsi Tidak Kambuh Kambuh
o Obat-
obatan
N % N %
1 Tidak 20 76.9% 6 83.9% 26 100% 0.000
2 Ya 2 5.9% 32 94.1% 34 100%
Total 22 36.7% 38 63.3% 60 100%

Berdasarkan Tabel 4.7 bahwa dari 26 orang (100%) yang tidak

mengkonsumsi obat-obatan terdapat 6 orang yang mengalami mengalami

kekambuhan penyakit gastritis, selanjutnya dari 34 orang (100%) yang

mengkonsumsi obat-obatan terdapat 2 orang (5.9%) yang tidak mengalami

kekambuhan penyakit gastritis. Setelah dilakukan uji Chi Square diperoleh hasil

dengan p value 0.002 (<0.005) hal ini membuktikan terdapat hubungan yang

signifikan antara konsumsi obat-obatan dengan Kejadian kekambuhan gastritis

santriwan/wati di pondok pesantren bahrul ulum perhentian raja tahun 2021.


BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian kekambuhan gastritis santriwan/wati di pondok Pesantren Bahrul

Ulum Perhentian Raja Tahun 2021. Setelah dilakukannya analisa univariat dan

bivariat, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

A. Hubungan Stres dengan Kejadian kekambuhan gastritis pada santriwan/wati


di pondok pesantren bahrul ulum perhentian raja tahun 2021.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 25 orang (100%) yang

mengalami tingkat stres rendah terdapat 7 orang yang mengalami kekambuhan

penyakit gastritis, selanjutnya dari 35 orang (100%) yang mengalami tingkat stres

tinggi terdapat 4 orang (11.4%) yang tidak mengalami kekambuhan penyakit gastritis.

Setelah dilakukan uji Chi Square diperoleh hasil dengan p value < 0.005 yaitu =

0.000. hal ini membuktikan terdapat hubungan yang signifikan antara Stres dengan

Kejadian kekambuhan gastritis santriwan/wati di pondok pesantren bahrul ulum

perhentian raja tahun 2021.

Menurut asumsi peneliti responden yang mengalami tingkat stres rendah

namun mengalami kekambuhan gastritis pada santriwan/wati di pondok pesantren

bahrul ulum perhentian raja disebabkan karena responden mengatakan sering tidak

sarapan pagi, sering mengkonsumsi makan-makanan cepat saji, pedas, dan


mengkonsumsi minuman yang dingin dan bersoda. Hal ini didukung oleh teori

(Sulastri, 2012) yang mengatakan Pola makan menggambarkan perilaku seseorang

yang berhubungan dengan kebiasaan makan yang tidak teratur, meliputi frekuensi

makan, jenis makan dan jumlah makan. Beberapa jenis makanan yang mengandung

gas, asam, pedas, dan konsumsi minuman soda termasuk dalam makanan dan

minuman yang merangsang saluran pencernaan. Apabila makanan dikonsumsi dalam

jumlah yang banyak dapat mengiritasi lambung dan memicu terjadinya kekambuhan

gastritis.

Terdapat Hubungan stres dengan Kejadian kekambuhan gastritis pada

santriwan/wati di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Perhentian Raja Tahun 2021 hal ini

dapat dilihat dari sebagian responden yang memiliki tingkat stres tinggi mengalami

kekambuhan penyakit gastritis.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Saroinsong Bahmi

2017 dengan judul Hubungan tingkat stres dengan kejadian gastritis pada mahasiswa

pre-klinik semester 1 di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berdasarkan teori (Erwin, dkk, 2014) Stres merupakan kelelahan badan yang

diakibatkan oleh kecemasaan, tekanan-tekanan yang dialami dalam menjalin

kehidupan. Stres juga menyebabkan kekambuhan seperti keluhan yang

berkepanjangan dalam penyembuhan gastritis dapat menimbulkan stress.bagi


penderita gastritis yang mengalami stres psikologi akan meningkat aktifitas saraf

simpatik yang dapat merangsang peningkatakatan produksi asam lambung.

B. Hubungan Kebiasaan Makan dengan Kejadian kekambuhan gastritis pada

santriwan/wati di pondok pesantren bahrul ulum perhentian raja tahun 2021.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari 31 orang (100%) yang mengalami

kebiasaan makan tidak teratur terdapat 5 orang (16.1%) yang tidak mengalami

kekambuhan penyakit gastritis, selanjutnya dari 29 orang (100%) yang mengalami

kebiasaan makan teratrur terdapat 12 orang (41.1%) yang mengalami kekambuhan

penyakit gastritis. Setelah dilakukan uji Chi Square diperoleh hasil dengan p value <

0.005 yaitu = 0.002 hal ini membuktikan terdapat hubungan yang signifikan antara

kebiasaan makan dengan Kejadian kekambuhan gastritis santriwan/wati di pondok

pesantren bahrul ulum perhentian raja tahun 2021.

Menurut asumsi peneliti responden yang memiliki kebiasaan makan teratur

namun mengalami kekambuhan penyakit gastritis disebabkan karena responden rutin

mengkonsumsi obat-obatan penghilang anti nyeri dan anti inflamasi. Hal ini sesuai

dengan teori (Wilda Y, 2009) yang mengatakan Gastritis dapat disebabkan oleh

penggunaan obat-obatann tertentu seperti anti nyeri (aspirin, piroxicam, paracetamol),

anti inflamasi nonsteroid (OAINS), antibiotik, suplemen, dan menelan zat kimia

seperti alkohol. Beberapa obat menyebabkan efek samping pada saluran cerna,
sehingga mengiritasi mukosa lambung dan menghambat pengeluaran kadar

prostaglandin untuk memunculkan nyeri.

Terdapat Hubungan kebiasaan makan dengan Kejadian kekambuhan gastritis

pada santriwan/wati di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Perhentian Raja Tahun 2021

hal ini dapat dilihat dari sebagian responden yang memiliki kebiasaan tidak teratur

mengalami kekambuhan penyakit gastritis.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan olen (Maulidiyah,

2016) yang mengatakan terdapat hubungan antara mengkonsumsi makanan pedas

dengan kekambuhan penyakit gastritis dengan hasil Uji statistik didapatkan p value <

0.005 yaitu 0.000.

Menurut teori (Sulastri, 2012) Kebiasaan makan adalah cara individu untuk

menyusun jenis makanan dan jumlah makanan pada waktu tertentu. Gastritis bisa

disebabkan oleh kebiasaan makan yang tidak baik dan tidak teratur, sehingga

lambung lebih sensitif bila asam lambung meningkat. Kebiasaan makan teratur sangat

penting bagi sekresi lambung, karena lambung dapat mengenali waktu makan

sehingga produksi lambung dapat terkontrol. Kebiasaan makan tidak teratur akan

membuat lambung sulit beradaptasi, menyebabkan produksi asam lambung akan

berlebih sehingga dapat mengiritasi dinding lambung dan menyebabkan rasa perih

dan mual.
3. Hubungan Konsumsi Obat-obatan dengan Kejadian kekambuhan gastritis
pada santriwan/wati di pondok pesantren bahrul ulum perhentian raja tahun
2021.

Berdasarkan hasil dapat dilihat dari 26 orang (100%) yang tidak

mengkonsumsi obat-obatan terdapat 6 orang yang mengalami mengalami

kekambuhan penyakit gastritis, selanjutnya dari 34 orang (100%) yang

mengkonsumsi obat-obatan terdapat 2 orang (5.9%) yang tidak mengalami

kekambuhan penyakit gastritis. Setelah dilakukan uji Chi Square diperoleh hasil

dengan p value < 0.005 yaitu = 0.002 hal ini membuktikan terdapat hubungan yang

signifikan antara konsumsi obat-obatan dengan Kejadian kekambuhan gastritis

santriwan/wati di pondok pesantren bahrul ulum perhentian raja tahun 2021.

menurut asumsi peneliti responden yang tidak mengkonsumsi obat-obatan yang

dapat mengakibatkan kekambuhan gastritis disebabkan karena responden memiliki

tingkat stres yang tinggi. Responden mengatakan banyak masalah yang tidak bisa

dikendalikan sehingga mengakibatkan sulit berkonsentrasi, sulit tidur pada malam

hari, dan nafsu makan berkurang. Hal ini sesuai dengan teori (Erwin, dkk, 2014) yang

mengatakan Stres merupakan kelelahan badan yang diakibatkan oleh kecemasaan,

tekanan-tekanan yang dialami dalam menjalin kehidupan, bagi penderita gastritis

yang mengalami stres psikologi akan meningkat aktifitas saraf simpatik yang dapat

merangsang peningkatakatan produksi asam lambung.

Terdapat hubungan yang signifikan antara mengkonsumsi obat-obatan dengan

kejadian kekambuhan gastritis pada santriwan/wati di Pondok Pesantren Bahrul Ulum


Perhentian Raja Tahun 2021. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar responden yang

sering mengkonsumsi obat-obatan mengalami kekambuhan penyakit gastritis.

Hasil penelitaian ini sesuai dengan penelitian Rukmana 2018 dengan judul

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan gastritis di SMAn 1 Ngaglik

didapatkan P Value < 0,005 yaitu 0.002.

Menunur teori (Wilda Y, 2009). Gastritis dapat disebabkan oleh penggunaan

obat-obatann tertentu seperti anti nyeri (aspirin, piroxicam, paracetamol), anti

inflamasi nonsteroid (OAINS), antibiotik, suplemen, dan menelan zat kimia seperti

alkohol. Beberapa obat menyebabkan efek samping pada saluran cerna, sehingga

mengiritasi mukosa lambung dan menghambat pengeluaran kadar prostaglandin

untuk memunculkan nyeri.

Anda mungkin juga menyukai