1. Keadaan Geografis
Kecamatan Kontunaga.
38
39
2. Keadaan Demografi
jiwa dan jumlah KK 1558 dengan rincian penduduk tiap desa dapat
3. Ketenagaan
terutama tenaga PNS, tenaga PNS hanya 17 orang dan tenaga honorer
rangkap program.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
karakteristik umur, jenis kelamin, indeks masa tubuh dan pola konsumsi
(70,6%) dan yang paling sedikit sebanyak 2 orang (5,9%) sedangkan dari
yang paling sedikit adalah berumur antara 61-70 tahun sebanyak 1 orang
yang berisiko (> 25,0 kg/m2) dan terdapat 9 orang (26,5%) memiliki IMT
kontrol, terdapat 16 orang (47,1%) memiliki IMT yang berisiko (> 25,0
kg/m2) dan 18 orang (52,9%) memiliki IMT yang tidak berisiko (IMT < 25
kg/m2).
makanan yang tinggi purin dan terdapat 8 orang (23,5%) yang memiliki
tinggi purin dan terdapat 19 orang (55,8%) yang memiliki pola konsumsi
2. Analisis Bivariat
18 responden (52,9%).
Interpretasi nilai OR 3,125 (OR > 1) yang diperoleh dari analisis uji
hiperurisemia.
antara lower limit dan upper limit melebihi nilai 1 (satu), maka hasil
Hiperurisemia.
C. Pembahasan
leptin yang berfungsi untuk meregulasi kadar asam urat dalam darah
(Purwaningsih, 2010).
Square didapatkan hasil ρ value 0,026< 0,05 yang artinya H1 diterima dan
pada interval 1,130-8,639, hal ini menunjukkan bahwa indeks masa tubuh
Watopute.
empat kali lebih mudah terserang penyakit asam urat dari pada orang yang
memiliki IMT yang normal, akan tetapi faktor yang sangat berpengaruh
5,1 kali dibandingkan dengan orang yang kadar kreatininnya < 1,2 mg/dl
tekanan darah.
46
sebesar 11,387. Pada lansia yang memiliki status gizi overweight lebih
memiliki status gizi normal ataupun kurus. Pada orang yang overweight
(IMT > 25 kg/m²), kadar leptin dalam tubuh akan meningkat hal ini
berbeda dengan IMT kurus yang kadar leptin tidak akan meningkat. Leptin
oleh pola hidup yang tidak sehat, tidak seimbangnya antara pola konsumsi
Melalui gizi yang baik, usia produktif mereka dapat ditingkatkan sehingga
Square didapatkan hasil ρ value 0,006< 0,05 yang artinya H1 diterima dan
Puskesmas Watopute.
48
(2015) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara pola makan dengan
0,05, derajat kebebasan (df) = 1, dan X2 tabel = 3,481. Nilai Odds Ratio
menunjukkan nilai 4,136, artinya bahwa mereka yang pola makannya tidak
baik berisiko 4,1 kali untuk menderita penyakit gout arthritis dari pada
mereka yang pola makannya baik. Produksi asam urat meningkat akibat
purin tinggi atau sekitar >1000 mg/hari. Asupan makanan tinggi purin,
Baik pria maupun wanita tidak terdapat perbedaan yang nyata dalam
makanan sumber purin dengan kadar asam urat pada wanita usia 45-59
49
pembuangan asam urat sangat berkurang keadaan ini timbul akibat dari
minum obat (anti TBC, obat duretik/HCT, dan salisilat), dalam keadaan
D. Keterbatasan Penelitian