A. Analisa
1. Laki-laki 98 56%
2 Perempuan 77 44%
1. Luar
Wilayah 67 38%
2 Dalam
Wilayah 108 62%
Keterangan Tabel :
1. Berdasarkan BB/U
2. Berdasarkan BB/U
3. Berdasarkan BB/U
4. Berdasarkan BB/PB
Tabel 4.4 Distribusi Register Berdasarkan Kategori Umur
Kategori
No. Frequency Percent
Umur
Tabel 4.5 Distribusi Bayi Umur 0-6 Bulan Berdasarkan Pemberian ASI
Ekslusif
Jenis
No. Frequency Percent
Kelamin
1. Diberi 29 35%
2 Tidak
54 65%
Diberi
Total 83 100%
1. Biru 61 26.6%
3. Vit. A
6 2.6%
Nifas
1. I 7 3.1%
2. II 7 3.1%
3. III 13 5.7%
4. IV 12 5.2%
5. IX 21 9.2%
6. V 14 6.1%
7. VI 3 1.3%
8. VII 18 7.9%
9. VIII 10 4.4%
10 LW 124 54.1%
Total 72 100%
5) Register UKS
Tabel 4.9 Distribusi Murid PAUD Petrus Berdasarkan Status Gizi
Status
No. Frequency Percent
Gizi
2. Gizi
1 5%
Kurang
Total 20 100%
Upaya perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas merupakan salah satu upaya kesehatan
wajib yang harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas.
Pelayanan gizi di Puskesmas dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung, sebagaimana
dijelaskan sebagai berikut :
Evaluasi hasil :
(a) Membandingkan data hasil monitoring dengan tujuan rencana diet atau standar rujukan
untuk mengkaji perkembangan dan menentukan tindakan selanjutnya
(b) Mengevaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil kesehatan pasien secara
menyeluruh, meliputi perkembangan penyakit, data hasil pemeriksaan laboratorium dan
status gizi
Hal-hal yang dimonitor dan dievaluasi dalam pelaksaan asuhan gizi antara lain:
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh tenaga
kesehatan puskesmas untuk menetapkan pasien beresiko masalah gizi atau tidak. Skring
gizi setidaknya dilakukan pada pasien baru 1x24 jam setelah pasien masuk rawat inap.
Pasien yang beresiko masalah gizi antara lain adalah pasien gizi kurang/buruk dengan
komplikasi medis, pasien dengan kondisi khusus seperti diabetes mellitus, hipertensi, dll.
Anak gizi buruk dengan komplikasi medis dapat dirawat inap di puskesmas rawat inap
apabila di puskesma sudah ada tenaga atau tim asuhan gizi yang dilatih Tatalaksana Anak
Gizi Buruk (TAGB) serta mempunyai sarana dan prasarana perawatan memadai untuk
anak gizi buruk. Apabila tenaga kesehatan menemukan pasien beresiko masalah gizi
maka pasien akan memperoleh asuhan gizi, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pengkajian Gizi
Pengkajian gizi bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan factor penyebab
melalui pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi data secara sistematis. Kategori data
pengkajian gizi meliputi :
(a) Data Antropometri
Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara meliputi pengukuran
Tinggi Badan (TB), Panjang Badan (PB) dan Berat Badan (BB) Lingkar Lengan Atas
(LILA), Lingkar Kepala, Lingkar Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP), dll.
(b) Data Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berhubungan
dengan gangguan gizi kurang atau lebih seperti rambut, otot, kulit, baggy pants,
penumpukan lemak dibagian tubuh tertentu,dll.
(c) Data Riwayat Gizi
Ada dua macam cara pengkajian riwayat gizi pasien yaitu secara kualitatif dan
kuantitatif :
(1) Pengkajian riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran
kebiasaab makan/pola makan sehari berdasarkan frekuensi konsumsi makanan.
(2) Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran asupan zat gizi
sehari, dengan cara recall 24 jam yang dibantu dengan menggunakan food mode.
(d) Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan biokimia
darah terkait gizi dalam rangka mendukung diagnosis penyakit serta menegakkna
diagnosis gizi pasien/klien. Data hasil pemeriksaan laboratorium ini dilakukan juga untuk
menetukan intervensi gizi dan mengevaluasi terapi gizi.
2) Penentuan Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara sesuai dengan respon
pasien. Dalam melaksanakan asuhan gizi, tenaga gizi puskesmas seharusnya bisa
menegakkan diagnosis gizi secar mandiri tanpa meninggalkan komunikasi dengan profesi
lain di Puskesmas dalam memberikan pelayanan.
Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah gizi, factor penyebab,
tanda dan gejala yang ditimbulkan.
3) Pelaksaan Intevensi Gizi
Intervensi Gizi adalah suatu tindakan yang terncana yang ditujukan untuk mengubah
perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan individu.
4) Alur Pelayanan Gizi Dalam Gedung
1. Pasien/klien datang sendiri atau dirujuk dari structural puskesmas (Pustu, Polindes,
Poskeling) atau sarana kesehatan lain.
2. Pasien/klien mendaftar ke loket pendaftaran puekesmas
3. Pasien/klien mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatannya di
poli umum/balai pengobatan Puskesmas atau Poli KIA atau Poli gigi oleh petugas medis
atau paramedic.
4. Di Poli Umum/Balai Pengobatan atau Poli KIA pasien sekaligus mendapatkan skrining
gizi oleh tenaga kesehatan serta ditentukan apakah pasien perlu dirawat inap atau rawat
jalan. Pasien/klien akan dirujuk untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang apabila
diperlukan.
5. Pasien/klien rawat jalan yang beressiko atau tidak beresiko mengalami masalah gizi bisa
mendapatkan pelayanan gizi sesuai kebutuhan berupa pelayanan makanan pasien rawat
inap.
6. Pasien/klien yang mendapatkan pelayanan gizi oleh Tim Asuhan Gizi Puskesmas. Jika
diperlukan dilakukan skrining gizi ulang oleh tenagagizi.
7. Hasil monitoring dan evaluasi ditindaklanjuti oleh Tim Asuha Gizi Puskesmas. Tindak
lanjut dapat berupa rujukan kr fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi apabila
masalah gizi dengan penyakit penyerta dan atau komplikasi yang dialami pasien/klien
tidak memungkinkan ditangani di Puskesmas atau dapat berupa pengkajian ulang baik
masalah medis dan masalah gizi lainnya.
B. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
1. Kegiatan Pelayan Gizi di Luar Gedung
Secara utuh kegiatan pelayan gizi di luar gedung tidak sepenuhnya dilakukan hanya di
luar gedung, melainkan tahap perncanaan dilakukan di dalam gedung. Kegiatan
pelayanan gizi di luar gedung ditekankan kearah promotif dan preventif serta sasarannya
adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Beberapa kegiatan pelayanan giz di luar
gedung dalam rangka upaya perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh puskesmas antara lain
: