Anda di halaman 1dari 33

GAMBARAN STATUS GIZI LANSIA DI PUSKESMAS

KOTARAJA PERIODE JULI-DESEMBER 2017

Disusun Oleh:
Elisabeth S. Mambaya
Elison Panggalo
Esra Tabhita R.Siboro
Riya Febri A
Wa Ode R. Isra
Yalimo O. N. Holago

Pembimbing :
1. dr. Paulina Watofa, Sp.Rad, MPH
2. dr. Carla Dexiana Suzan, M.PH
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG
Lanjut usia (lansia) merupakan proses alamiah yang pasti akan
dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang.

Menurut WHO lansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu:


 Usia Pertengahan (Middle Age) 45-59 Tahun
 Lansia (Elderly) 60-74 Tahun;
 Lansia Tua (Old) 75- 90 Tahun Dan
 Usia Sangat Tua (Very Old ) Diatas 90 Tahun.
Gamabaran Situasi di Dunia
Gamabaran Situasi di
Indonesia
Indonesia termasuk negara berstruktur tua, hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk lansia
tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk, seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut ini. Struktur penduduk yang menua tersebut merupakan salah
satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan manusia secara global dan nasional.
Keadaan ini berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat
yang meningkat. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu
indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan
Gamabaran Situasi
di Papua
1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana gambaran status gizi lansia di wilayah
Puskesmas Kotaraja?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status gizi lansia
di Puskesmas Kotaraja Periode Juli – Desember 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi:
1. Status gizi lansia berdasarkan jenis kelamin di puskesmas kotaraja
2. Status gizi lansia berdasarkan wilayah kerja pos lansia di puskesmas kotaraja
3. Status gizi lansia berdasarkan indeks massa tubuh pada lansia di puskesmas kotaraja
1.4 Manfaat Peneltian
• Bagi Dinas Kesehatan : Sebagai pertimbangan kepada dinas
kesehatan kota Jayapura agar lebih memperhatikan dan
memahami permasalahan pada gizi pada lansia.

• Bagi Puskesmas Kotaraja: Menjadi tolak ukur bagi puskesmas


Kotaraja dalam memberikan pelayanan terhadap lansia.

• Bagi Peneliti : Hasil penelitian ini dapat diharapkan menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Lansia
lanjut usia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun keatas, berdasarkan UU 13 Tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
(Kemenkes RI, 2016).
Menurut WHO Iansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok
yaitu :
1. Usia pertenga an (45-59 tahun)
2. Lanjut usia (60-74 tahun)
3. Lansia tua (75 - 90 tahun)
4. Usia sangat to (> 90 tahun)

Menurut Kementrian Kesehatan RI, lanjut usia dikelompokkan


menjadi :
• Pra lanjut usia (45-59 tahun)
• Lanjut usia (60-69 tahun)
• Lanjut usia risiko tinggi (≥ 70 tahun atau usia ≥ 60 tahun
dengan masalah kesehatan)
(Sumber: Pedoman Pelayanan Gizi Usia Lanjut, Kemenkes RI 2012)
2.2 Perubahan Anatomis dan Fisiologis
Sistem Pencernaan Pada Lansia
Tubuh lansia mengalami penurunan fungsi fisiologis secara alami
seiring bertambahnya usia. Penurunan fungsi ini tentunya akan
menurunkan kemampuan lansia tersebut untuk menanggapi
adanya rangsangan atau berespon. Akibat dari penurunan fungsi,
lansia mengalami banyak perubahan dalam segi fisik,
kemampuan kognitif, kemampuan fungsi organ, psikologi, sosial
dan sebagainya. (Darmojo dalam Arisman ,2004) .

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status


Gizi Pada Lansia:
1. Jenis Kelamin
2. Gaya Hidup
3. Psikososial
4. Sosial Ekonomi Dan Budaya
5. Lingkungan
2.4 Kebutuhan Zat Gizi pada Lansia
1. Kalori (WHO : Perempuan 1850 kkal, Laki-Laki 2200 kkal )
2. Karbohidrat dan Serat (Kemenkes RI, 2012 : Setiap 1 gram
Karbohidrat = 4 kkal, Kebut han serat 25-30 gram/ hari,
sayur dan buah sangat baik untuk dikonsumsi dan
dianjurkan 5 porsi per hari)
3. Protein (Kemenkes RI, 2012 : Protein 0,8 gr/KgBB atau 10-
15% dari total energi)
4. Lemak (Kemenkes RI, 2012 : pada lanjut usia konsumsi
lemak dianjurkan tidak melebihi 20-25 % dari kebutuhan
energi dengan rasio lemak tidak jenuh : lemak jenuh = 2:
1 . Kolesterol merupakan sejenis lemak yang hanya
terdapat di makanan hewani terutama pada otak, hati,
daging berlemak, kuning telur, konsumsinya harus
dibatasi. Kolesterol tidak melebihi 300 mgr / hari didalam
makanan.
5. Cairan (Kemenkes RI, 2012 : Masukan cairan perlu
diperhatikan karena adanya mekanisme rasa haus dan
menurunnya cairan tubuh total (penurunan massa
lemak). Lanjut usia membutuhkan cairan antara 1,5 - 2
liter per hari (6-8 gelas)
2.5 Masalah Gizi Pada Lansia:

1. Kegemukan atau Obesitas


2. Kurang Energi Kronik (KEK)
3. Kurang Zat Gizi Mikro Lain:
Penyakit Jantung Koroner,
Hipertensi, DM, Osteo Arthritis,
Osteoporosis, Gout Artritis
2.6 Pengukuran Status Gizi Pada Lansia

1. Penilaian diatetik : pengukuran yang dilakukan


dengan mengumplkan informasi tentang kebiasaan
makan, jenis makanan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi seseorang.
2. Penilalian klinis : riwayat medis dan pemeriksaan
fisik
3. Penilaian antropometri: pengukuran dengan cara
mengukur kerangka tubuh manusia ( tinggi badan,
berat badan, lingkar lengan atas, tebal lipat kulit
pengukuran skinfold)
4. Pemeriksaan biokimia (laboratorium: kadar darah
dan urin)
Penentuan
Status Gizi
Tabel 2.1. Kategori Status Gizi Lansia Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
menurut WHO Tahun 2004
Lanjutan..
Tabel 2.2. Kategori status gizi lansia berdasarkan indeks massa tubuh menurut Depkes RI
tahun 2013
Contoh Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut di Puskesmas Kotaraja
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan pengumpulan data secara retrospektif.

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


 Tempat Penelitian
Lokasi yang dipakai sebagai tempat penelitian adalah Puskesmas Kotaraja
Distrik Abepura yang memiliki tiga poslansia yaitu Waimorok, Wahno, dan VIM.

 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Juli – Desember 2017.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
• Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mencakup semua lansia
(usia 60 tahun keatas) yang datang melakukan pemeriksaan
selama periode Juli 2017 - Desember 2017 dengan jumlah
populasi lansia 174 orang.

• Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah total dari populasi.
3.4 Variabel Penelitian
1.Jenis Kelamin
2. Pos Yandu Lansia
3. Indeks Masa Tubuh (IMT)

3.5 Definisi Operasional


• Jenis kelamin
Identitas peserta sesuai dengan kondisi biologis dan fisiknya yaitu laki-laki
dan perempuan.
• Pos Yandu Lansia
Wilayah kerja masing-masing Pos Yandu Lansia di puskesmas kotaraja yaitu
di waimhorock, wahno dan vim yang melakukan pelayanan bagi para lansia.
• Indeks Masa Tubuh (IMT)
Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index merupakan salah satu alat untuk
memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan (IMT menurut Depkes 2013)
 < 18,5 kg/m2 = Kurus
 > 18,5-24,9 kg/m2 = Normal
 > 25 - < 27 kg/m2 = berat badan berlebih
 > 27,0 kg/ m2 = Obesitas
3.6 Cara Pengumpulan Data
• Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengumpulkan data secara sekunder. Data sekunder ini
diambil dari buku registrasi kegiatan pos lansia di wilayah
kerja Puskesmas Kotarja, periode bulan Juli – Desember
2017.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data


• Pengolahan data secara kuantitatif dan dianalisa
berdasarkan presentase yang kemudian akan disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN,
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sumber: Depkes Kota Jayapura 2012


4.2 Gambaran Umum Status Gizi Lansia Di Puskesmas Kotaraja
Berdasarkan Pos Yandu Lansia Periode Juli – Desembar 2017

Tabel 4.2 Gambaran Umum Status Gizi Lansia Di Puskesmas Kotaraja


Berdasarkan Pos Yandu Lansia Periode Juli – Desember 2017
Grafik 1. Gambaran Umum Status Gizi Lansia Di Puskesmas Kotaraja
Berdasarkan Pos Yandu Lansia Periode Juli – Desember 2017

33.91%

44.26%

21.83%

WAIMHOROCK WAHNO VIM


4.3 Gambaran Umum Status Gizi Lansia Di Wilayah Puskesmas Kotaraja
Berdasarkan Jenis Kelamin Periode Juli – Desember 2017

Tabel 4.3 Gambaran Umum Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin Di Puskesmas Kotaraja Periode Juli-
Desember 2017.

Wilayah Jenis Kelamin N Persentase

Laki - laki 6 10,16 %

Waimhorock Perempuan 53 89,83%

Jumlah 59

Laki - laki 13 34,21 %

Wahno Perempuan 25 65,78 %

Jumlah 38

Laki - laki 19 24,67 %

VIM Perempuan 58 75,32 %

Jumlah 77
Grafik 2. Gambaran Umum Status Gizi Lansia Di Wilayah Puskesmas Kotaraja
Berdasarkan Jenis Kelamin Periode Juli – Desember 2017

89.83

75.32
65.78

34.21
24.67

10.16
Waimhorock Wahno VIM
Laki-Laki
4.4 Gambaran Umum Status Gizi Lansia Di Wilayah Puskesmas Kotaraja
Berdasarkan IMT Periode Juli – Desember 2017

Grafik 3. Gambaran Status Gizi Lansia Berdasarkan IMT di Wilayah Puskesmas


Kotaraja Periode Juli-Desember 2017

40
35
30
25
Normal
20 Berat Badan Lebih
15 Obesitas
10
5
0
Waimhorock Wahno VIM
4.5 Pembahasan
4.5.1 BERDASARKAN JENIS KELAMIN

TEORI HASIL

Berdasarkan jenis kelamin, Dari hasil data diatas menunjukkan bahwa


penduduk lansia yang paling presentasi pasien yang menyadari untuk
banyak adalah perempuan dan memeriksakan dirinya di puskesmas
berdasarkan jenis kelamin didapatkan total
paling banyak berkunjung ke
pasien wanita 136 orang lebih banyak
layanan kesehatan (Kemenkes dibandingkan total pasien pria 38 orang.
RI, tahun 2013). Perbandingan presentase jenis kelamin
berdasarkan wilayah di dapatkan pos lansia
Waimhorock dengan jumlah total pasien 59
orang, presentase laki-laki 10,16% sedangkan
persentase wanita 89,93%,. Di Wahno
didapatkan dengan jumlah total 38 orang,
presentase laki-laki 34,21% sedangkan
presentase perempuan 65,78 %. Di wilayah Pniel
dengan jumlah total 77 orang, presentase laki-
laki 24,67% sedangkan presentase perempuan
75,32%.
4.5.2 Pos Yandu
Lansia
• HASIL

Dari hasil data di atas


menunjukkan bahwa presentase
pasien yang melakukan
pemeriksaan status gizi paling
banyak mendekati target sasaran
di wilayah kerja puskesmas
kotaraja adalah pos lansia VIM
44,25 %, kemudian pos lansia
Waimhorock 33,90 %, dan pos
lansia Wahno 21,83 %.
4.5.3 Berdasarkan
IMT
• HASIL
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa
presentase pasien lansia pada daerah
waimhorock yang memiliki IMT normal 45,76%,
Berat Badan Lebih 27,11%, dan Obesitas
27,11%. Presentase pasien lansia pada daerah
wahno yang memiliki IMT normal 23,68%,
Berat Badan Lebih 31,57%, dan Obesitas
44,73%. Presentase pasien lansia pada wilayah
Pniel yang memiliki IMT normal 27,27%, Berat
Badan Lebih 24,67%, dan Obesitas 48%.

Sesuai data diatas menunjukkan bahwa


pasien dengan IMT Normal terbanyak pada
daerah Waimhorock. Pada daerah dengan
Berat Badan Lebih terbanyak diwilayah
Wahno. Untuk pasien obesitas terbanyak
terdapat pada wilayah VIM dan Wahno serta
terendah pada wilayah Waimhorock.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 KESIMPULAN
• Status gizi pada lansia dipengaruhi oleh faktor risiko dalam
pemenuhan kebutuhan gizi dan presentasi dari gizi lansia di
puskesmas kotaraja berdasarkan jenis kelamin terbanyak
adalah perempuan dengan presentase perempuan di
Waimhorock 89,83%, perempuan di Wahno 65,78%,
perempuan di Vim 75,32%.
• Status gizi lansia berdasarkan wilayah kerja pos lansia di
kotaraja yang tertinggi atau terbanyak pada Waimhorock
dengan presentase 33,90%.
• IMT dapat menentukan apakah berat badan seseorang
dinyatakan normal, kurus atau gemuk, dan banyak pasien
dengan IMT normal pada pos lansia Waimhorock dengan
presentase 45,76%.
5.2 SARAN

• Bagi Puskesmas Kotaraja sebaiknya lebih meningkatkan promosi


kesehatan tentang status gizi lansia, tentang penyakit-penyakit
yang sering dialami lansia, dan sebaiknya lansia juga
didahulukan saat pemeriksaan agar tidak terlalu lama
menunggu di puskesmas.
• Bagi pos lansia sebaiknya lebih meningkatkan in kreatifitas dan
inovasi-inovasi untuk menjaring para lansia agar mau
memeriksa diri di pos lansi melalui promosi kesehatan dan
memberikan informasi bagi para lansia dan keluarga para lansia.
• Bagi masyarakat luas pentingnya lebih meningkatkan rasa peduli
bagi para lansia di sekitar lingkungan kita dengan
memperhatikan kesehatan dengan meningkatkan kesadaran
status gizi para lansia.

Anda mungkin juga menyukai