A. PENDAHULUAN
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
B. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
E. PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1. DATA SKRINING LANSIA
2. DOKUMENTASI KEGIATAN
3. SPJ KEGIATAN
LAPORAN
TENTANG
GERAKAN KESEHATAN LANSIA
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN
1. Umum
Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan para lanjut usia (lansia)
mengalami kemunduran fisik dan mental. Kesehatan merupakan aspek sangat
penting yang perlu diperhatikan pada kehidupan para lansia sehingga diperlukan
upaya menyeluruh untuk meningkatkan kesehatan pada masyarakat khususnya
kelompok pra lansia dan lansia serta upaya pembinaan dan pelayanan yang
terus menerus.
Proporsi Lansia Indonesia pada tahun 2022 sebesar 10,48% (BPS, 2022).
Jika dilihat dari kemampuan fungsional, populasi lansia pra-renta (pre-frail)
meningkat sebesar 61,6% (16 juta). Peningkatan populasi lansia juga menjadi
tantangan tersendiri bagaimana agar populasi ini tidak jatuh ke dalam kondisi frail
dan populasi lansia yang robust (13,2%) tetap sehat (Setiati et.al, 2013). Di sisi
lain, terdapat 74,3% lansia yang masih mandiri. Lansia mandiri berpotensi untuk
dioptimalkan, sehingga mereka dapat lebih diberdayakan dalam
mempertahankan kemandirian mereka dan mereka dapat berkontribusi pada
komunitas dan lingkungan mereka. Selebihnya, 3,7% lansia telah mengalami
ketergantungan ringan, sedang, berat, dan total yang sangat berkaitan dengan
penyakit tidak menular dan juga demensia (Riskesdas, 2018).
Pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif merupakan salah
satu upaya meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia dengan memberikan
pelayanan yang sesuai standar. Pelayanan kesehatan kepada lansia dilakukan
mulai dari tingkat keluarga, tingkat masyarakat melalui posyandu
lansia/posbindu, dan pelayanan di sarana pelayanan kesehatan dasar dengan
mengembangkan Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
santun lansia serta pelayanan rujukannya yaitu penyelenggaraan pelayanan
geriatri terpadu di rumah sakit. Kementerian Kesehatan kembali menguatkan
kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan. Kerja sama ditujukan untuk
meningkatkan kepedulian terhadap kelompok lansia sekaligus meningkatkan
jangkauan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
2. Maksud dan Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan upaya kemitraan dalam rangka perluasan pelayanan
kesehatan lanjut usia.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran dan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan lansia
b. Meningkatkan jangkauan edukasi dan layanan skrining kesehatan lanjut usia
c. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan kader dalam pelayanan
kesehatan lansia
4. Dasar
Perjanjian Kerjasama antara Kementerian Kesehatan dengan Dhompet Dhuafa dengan
nomor tanggal .......... terkait Gerakan Kesehatan Lansia
Tabel 1.
Dari hasil pemeriksaan darah terhadap 301 lansia diketahui bahwa untuk IMT di
dominasi oleh lansia yang normal yaitu sebanyak 135 lansia, kemudian untuk tekanan
darah didominasi oleh lansia yang memiliki tekanan darah normal yaitu sebanyak 206
lansia, LKC Jawa Timur tidak melakukan cek hemoglobin terhadap lansia, kemudian
untuk kolesterol diketahui bahwa banyak lansia yang memiliki kadar kolesterol yang
tinggi yaitu sebanyak 153 lansia didiagnosisa hypercholesterolsemia, sedangkan untuk
gula darah dan asam urat banyak lansia yang normal. Pihak puskesmas masing-masing
telah memberikan anjuran kesehatan dan memberikan resep obat.
Beberapa rangkaian skrining lansia (Lembar KE 1 P3G )dilakukan yaitu dengan 6 poin :
1. Survei kemampuan kognitif:
Keiatan ini dilakukan dengan cara menyebutkan 3 kata yang nantinya lansia
tersebut diminta untuk mengingat kata tersebut, dan apakah lansia tersebut mengetahui
tanggal dan tempat pelaksanaan skrining.
2. Keterbatasan Mobilitas
Lansia diminta untuk berdiri kemudian duduk kembali sebanyak 5 kali secara
terus menerus.
3. Malnutrisi
Lansia akan diajak berbincang apakah lansia tersebut mengalami penurunan
berat badan lebih dari 3 kg dalam 3 bulan, apakah lansia tersebut mengalami
penurunan nafsu makan, dan terakhir kader akan mengukur LiLA (harus lebih dari 21
cm)
4. Gangguan Pengelihatan
Lansia akan dites pengelihatannya yaitu dengan jarak 20 langkah orang
dewasa / 6 meter dengan kondisi ruangan yang terang (namun tidak terkena sorot
lampu secara lagsung).
5. Gangguan pendengaran
Lansia akan dibisiki beberapa kata di salah satu kelinganya dan menutuptelinga
sebelahnya secara bergilir, jika lansia dapat mengulangi kata yang dibisikkan maka
lansia tersebut dinyatakan tidak mengalami gangguan pendengaran.
6. Gejala Depresi
Disini lansia akan diajak berbincang-bincang apakah lansia tersebut mengalami
perasaraan sedih, putus asa, bahkan tertekan. Selain itu juga lansia akan digali
apakah lansia tersebut mengalami penurunan minat atau kesenangan dalam
menjalani aktivitas. Diketahui dari hasil survei bahwa lansia yang memiliki kehidupan
kurang harmonis dengan keluarga akan memiliki resiko tinggi depresi, dan tak jarang
lansia mengaku lebih senang menyibukkan diri untuk mengusir rasa bosan.
Dari hasil skrining sederhana diketahui bahwa dari banyaknya poin yang di
lakukan pemeriksaan ternyata dari 6 poin tersebut diketahui banyak lansia yang sudah
mengalami penurunan kognitif yaitu lansia tidak bisa mengingat secara baik.
Tabel 4.
Kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan lancar dan diikuti oleh 301 lansia.
Kendala yang dihadapi ialah adanya kesulitan dalam mengatur lansia akibat
kurangnya tempat duduk sehingga menyebabkan lansia tidak bisa antri dengan
tertib dan lancar.
F. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima
kasih.
………………… dr ……….
LAMPIRAN:
1. DATA HASIL SKRINING LANSIA
2. DOKUMENTASI KEGIATAN
3. SPJ KEGIATAN