1. Luka Bersih Luka dikatakan bersih apabila kulit di sekitar luka terlihat relatif normal dan tidak teraba hangat serta tidak terjadi pembengkakan. Jika luka masih bersifat akut akan dijumpai luka bersih yang terbuka sehingga daging akan terlihat, namun jika itu luka kronik maka akan dijumpai jaringan granulasi yang berada di atas luka. Pada luka bersih tidak diperlukan antibiotik sistemik. Luka bersih hanya memerlukan salep antibiotik dan modern dressing.8
Gambar 10. Luka bersih
2. Luka Infeksi Pada luka yang terinfeksi, sering dijumpai kulit di sekitarnya mengalami hiperemis, teraba hangat, swelling atau pembengkakan serta dijumpai jaringan nekrotik. Luka yang mengalami infeksi memerlukan antibiotik sistemik dan debridemen untuk mengangkat jaringan nekrotik yang berada diatas luka dengan tujuan mempercepat proses epitelisasi dan mencegah terjadinya infeksi luas.Penting untuk membedakan antara luka bersih dan luka yang mengalami infeksi untuk mengetahui kapan antibiotik sistemik diperlukan. Hanya karena seseorang memiliki luka terbuka, tidak berarti bahwa antibiotik diperlukan. Antibiotik hanya diperlukan jika luka mengalami infeksi.8 Gambar 11. Luka Infeksi 3. Luka Eksudat Eksudat merupakan cairan yang terjadi karena kebocoran kapiler yang diakibatkan oleh proses inflamasi atau peradangan sehingga terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan akan terjadi ekstravasasi cairan sehingga eksudat mengandung tinggi protein dan sel jaringan yang rusak serta dapat dijumpai darah.8
Gambar 12. Luka Eksudat
B. PRINSIP BALUT LUKA 1. Luka Basah Luka basah harus dikeringkan untuk menciptakan suasana luka menjadi lembab atau moise.Tekniknya basahi selembar kain kasa dengan larutan dan peras agar cairannya tidak berlebih. Kain kasa seharusnya lembab, tidak basah kuyup. Buka kain kasa letakkan di atas luka untuk menutupinya. Kain kasa tidak perlu digunakan terlalu banyak. Tempatkan kasa lembab diatas luka dan biarkan mengering. Setelah mengering lepaskan kapas maka debris atau kotoran yang menempel pada luka akan ikut terlepas. Seberapa sering luka dibersihkan yaitu idealnya, 3-4 kali sehari. Saat luka sudah bersih, gunakan saleb antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi.12 2. Luka Kering Prinsip manajemen luka kering yaitu menciptakan suasa luka agar tetap lembab atau moise untuk mencegah terjadinya penumpukan eksudat. Teknik yang dapat dilakukan yaitu basahi kain kasa dengan larutan fisiologis letakan diatas luka untuk menutupinya. Kain kasa yang telah dibasahi oleh larutan fisiologis dijaga agar tidak mengering atau menempel pada luka. Seberapa sering luka kering dibersihkan yaitu idealnya 2-3 kali sehari. Jika kain kasa yang dibaluti untuk menutupi luka terlalu kering atau menempel pada luka maka dapat dibasahi dengan larutan fisiologi agar tetap lembab atau moise.12 3. Salep antibiotik Penggunaan salep antibiotik diindikasikan untuk menjaga kebersihan dari luka agar mempercepat proses penyebuhan luka. Oleskan salep antibiotik setipis mungkin kemudian tutup luka dengan menggunakan kasa kering. Pengolesan salep antibiotik dapat dilakukan sebanyak 1-2 kali sehari.12
C. PILIHAN MODERN DRESSING
Membiarkan balutan tidak dibuka atau tidak diganti dalam beberapa hari sangat membantu dalam proses penyembuhan awal. Hal ini sangat penting karena situasi kelembaban lingkungan luka dapat dipertahankan dengan baik sesuai dengan suhu tubuh, kondisi ini akan mendukung penyembuhan luka. Penggantian balutan yang lebih sering mengakibatkan suhu luka akan menurun atau dingin akibat terpapar dengan udara. Hal ini akan mengakibatkan perlambatan proses penyembuhan luka hingga suhu luka menjadi hangat kembali. Jadi, penggantian balutan luka yang tidak terlalu sering sudah sangat jelas dapat membantu proses penyembuhan. Ada beberapa tipe balutan luka dan lebih dari satu dapat direkomendasikan untuk dipakai dalam merawat luka hingga sembuh. Adapun beberapa modern dressing yang dapat digunakan sebagai berikut:10 1. Foam atau busa Balutan foam atau busa dapat menyerap banyak cairan, sehingga digunakan pada tahap awal pada fase proliferasi luka, bila luka tersebut banyak mengeluarkan cairan. Foam atau busa nyaman dan lembut bagi kulit dan dapat digunakan untuk pemakaian beberapa hari. Bentuk, ukuran, dan ketebalan dari busa tersebut sangat bervariasi, dengan atau tanpa perekat pada permukaannya.
Gambar 13. Foam atau Busa
2. Hydrocolloid Balutan hidrokoloid ”waterloving” dirancang elastis, yang berasal dari agen-agen gell (seperti pectin atau gelatin) dan bahan-bahan absorben atau penyerap lainnya. Bila dikenakan pada luka, cairaneksudat dari luka akan berinteraksi dengan komponen- komponen dari balutan untuk membentuk seperti gel yang menciptakan lingkungan yang lembab untuk mempercepat penyembuhan luka. Balutan hidrokoloid ada dalam bermacam bentuk, ukuran, dan ketebalan, serta digunakan pada luka dengan jumlah cairaneksudat sedikit atau sedang. Balutan jenis ini biasanya diganti satu kali selama 5-7 hari, tergantung pada metode aplikasinya, lokasi luka dan derajat kedalaman luka. Balutan hidrokoloid tidak bisa digunakan pada luka yang terinfeksi.
Gambar 14. Hydrocolloid
3. Hydrogel Hidrogel tersedia dalam bentuk lembaran, seperti serat kasa, atau gel. Gel akan memberi rasa sejuk dan dingin pada luka, yang akan meningkatkan rasa nyaman pada pasien. Gel sangat baik menciptakan dan mempertahankan lingkungan moise atau lembab dalam mempercepat penyembuhan luka. Hidrogel dapat digunakan pada jenis luka dengan cairaneksudat yang sedikit. Gel diletakkan langsung diatas permukaan luka, dan biasanya dibalut dengan balutan sekunder (foam atau kasa) untuk mempertahankan kelembaban sesuai level yang dibutuhkan untuk mendukung penyembuhan luka.