Oleh :
Dyah Fauziah Ilyas, S.Ked
K1A1 14 116
Pembimbing :
dr. Rustam Noertika, Sp.OT, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2021
1
BAB I
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 39 tahun
Alamat : Jl. Banteng, Kendari
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 2 Oktober 2021
B. Anamnesis
Keluhan utama : Ingin melepas implant
Anamnesis terpimpin : Riwayat pasang implant
Mechanism of trauma :
Riwayat pasien terjatuh dari motor pada tahun 2019 akibat kecelakaan
lalu lintas karena tumpuan kaki pada motor yang tidak seimbang. Pasien
terjatuh dengan posisi tangan kanan menyentuh tanah terlebih dahulu untuk
menumpu kemudian jatuh dalam posisi terduduk.
- Riwayat pingsan saat terjatuh (-)
- Riwayat mual dan muntah (-)
- Riwayat konsumsi alkohol dan obat-obatan (-)
- Riwayat penyakit sebelumnya (-)
- Keluhan lain : (-)
- Tangan dominan : tangan kanan
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Gizi : Baik
2
2. Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 78 x/menit, reguler, kuat angkat
Pernapasan : 20 x/menit, reguler, simteris kiri dan kanan
Suhu : 36,7ᴼC/aksila
VAS : 3/10 (nyeri ringan)
3. Status Present
Kepala : Dalam batas normal
Mata : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Thorax : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Status Lokalis
Superior
Ekstremitas : Dalam batas normal
Inferior
4. Status Lokalis
Regio Antebrachii Dextra:
Inspeksi : Deformitas (-), hematoma (-), udem (-), luka (tampak scar
bekas operasi)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
ROM :
Evaluasi gerak aktif dan pasif pada elbow joint dextra
Fleksi maksimal 150ᴼ (dalam batas normal)
Supinasi 90ᴼ (dalam batas normal)
Pronasi 90ᴼ (dalam batas normal)
NVD : Sensibilitas baik, pulsasi arteri radialis dextra teraba, CRT
< 2 detik
3
D. Foto Klinis
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Rutin ( Tanggal 02/10/2021)
• WBC : 11,66 x 103/uL
• HB : 14,5 g/dL
• PLT : 281 x 103/uL
4
2. X-Ray Antebrachii AP/Lateral (01/10/2021)
F. Resume
Pasien Ny. S, 39 tahun masuk dengan keluhan ingin melepas implant.
Riwayat pasien terjatuh dari motor pada tahun 2019 akibat kecelakaan lalu
lintas karena tumpuan kaki pada motor yang tidak seimbang. Pasien terjatuh
dengan posisi tangan kanan menyentuh tanah terlebih dahulu untuk menumpu
kemudian jatuh dalam posisi terduduk. Pasien pernah dipasangkan internal
fixation pada antebrachii dextra karena tidak ada perubahan. Riwayat
penyakit: DM (-), HT (-), Asam Urat (+). Tangan dominan: tangan kanan.
5
Pemeriksaan fisik sakit sedang, composmentis, pasien nyeri sedang
(VAS 3/10). Pada region antebrachii dextra, inspeksi tampak luka (tampak
scar bekas operasi). Radiologi X-Ray antebrachii dextra AP/lateral dengan
kesan fracture 1/3 distal os radius dextra with internal fixation. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan WBC 11,66 x 103.
G. Diagnosa Kerja
Union Fracture 1/3 Distal Radius Dextra
H. Diferensial Diagnosis
- Closed fracture 1/3 distal os ulnaris
- Fracture Galleazzi
- Malunion fracture 1/3 distal radius dextra
- Delayed union fracture 1/3 distal radius dextra
I. Rencana Terapi
a. Terapi Non Farmakologi
Rest: Mengistirahatkan pasien
Immobilization: Mengistirahatkan tangan kanan namun tetap
menggerakkan sendi-sendi jari tangan agar aliran darah tetap
mengalir. Tindakan imobilisasi untuk mengurangi pergerakan sendi.
Ice compres: Dilakukan jika ada nyeri dan soft tissue swelling pada
jaringan sekitar
Elevation: Dilakukan sesuai indikasi
Education: Pasien diedukasi untuk makan seperti biasa sebaiknya
yang bergizi seimbang, menjaga higinitas dan mengurangi aktivitas
yang berat.
6
b. Terapi Farmakologis
IVFD RL 20 TPM
Antibiotik Injeksi golongan sefalosporin generasi 2 spektrum luas
(Ceftriaxone 1 g/ 12 j/ IV)
Analgetik NSAID (Ketorolac 30 mg/ 8 j/ IV)
H2RA (Ranitidin 50 mg /8 j/ IV)
J. Follow Up
Hari/
Perjalanan penyakit Planning
Tanggal
03/10/2021 S :Nyeri pada lengan kanan T :
bawah 1. Non farmakolagi
O :Sakit sedang Rest :
TD : 110/80 mmHg - Beristirahat yang cukup
N : 78x/m, regular kuat Immobilization
angkat - Mengurangi pergerakan sendi
P : 20x/m yang mengalami fraktur
S : 36,7° C Ice compres
VAS : 3/10 (nyeri ringan) - Dilakukan sesuai indikasi
Status lokalis regio Elevasi
antebrachii dextra : - Dilakukan sesuai indikasi
Inspeksi : Deformitas (+), Education
hematoma (-), udem (-), - Makan seperti biasa sebaiknya
luka (-) yang bergizi seimbang dan
Palpasi: Nyeri tekan (-), menjaga kebersihan diri.
perabaan hangat (-)
ROM: Evaluasi gerak aktif
dan pasif pada elbow joint 2. Farmakologi
7
dextra Injeksi Analgetik NSAID
Fleksi maksimal 150ᴼ Injeksi H2RA
(normal 150ᴼ) Injeksi Antibiotik
Supinasi 90ᴼ (normal 90ᴼ) 3. Konsul Bedah Ortopedi
Pronasi 90ᴼ (normal 90ᴼ) Rencana Operasi besok (04/10/21)
NVD : Sensibilitas baik,
pulsasi A. Radialis dextra
teraba, CRT ≤ 2 detik.
Lab :
WBC: 11,66 x 103/ul
HB: 14,5 g/dL
PLT : 281 x 103/ul
Foto Rontgen Antebrachii
AP/Lat Kesan : Fraktur 1/3
distal os radius dextra with
internal fixation
A : PH1 + Unior Fracture
1/3 Distal Radius Dextra
8
Inspeksi : Deformitas (+),
hematoma (-), udem (-),
luka (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-),
perabaan hangat (-)
ROM: Evaluasi gerak aktif
dan pasif pada elbow joint
dextra
Fleksi maksimal 150ᴼ
(normal 150ᴼ)
Supinasi 90ᴼ (normal 90ᴼ)
Pronasi 90ᴼ (normal 90ᴼ)
NVD : Sensibilitas baik,
pulsasi A. Radialis dextra
teraba, CRT ≤ 2 detik.
A : PH2 + POH0 + Post
Removal of Implant
9
hematoma (-), udem (-),
luka (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-),
perabaan hangat (-)
ROM: Evaluasi gerak aktif
dan pasif pada elbow joint
dextra
Fleksi maksimal 150ᴼ
(normal 150ᴼ)
Supinasi 90ᴼ (normal 90ᴼ)
Pronasi 90ᴼ (normal 90ᴼ)
NVD : Sensibilitas baik,
pulsasi A. Radialis dextra
teraba, CRT ≤ 2 detik.
A : PH3 + POH1 + Post
Removal of Implant
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
Tulang radius adalah sebuah tulang yang berada pada lateral atau
bagian luar lengan bawah, diantara tulang humerus dan tulang carpal, dan
berdampingan dengan tulang ulna. Tulang radius dapat dibagi menjadi tiga
area yaitu ujung proksimal, batang atau corpus, dan ujung distal. Ujung
proksimal tulang radius terdiri dari caput, collum, dan tuberositas. Caput
bagian samping caput radii sebelah dalam atau medial berartikulasi dengan
Tuberositas radii terletak pada daerah distal sampai medial collum yang
atau insersio otot biseps dan pembatas antara proksimal radius dengan corpus
radius. Pada bagian batang atau corpus radii terdapat beberapa margo atau
batas serta facies atau permukaan. Terdapat tiga margo, yaitu margo anterior,
11
Margo anterior terletak di bagian depan pada posisi anatomi, terlihat
jelas pada kedua ujungnya namun membulat atau tidak terdefinisikan diantara
belakang. Margo interossea tajam ke arah medial, kecuali pada dua area,
tulang ulna. Untuk facies terdapat tiga pembagian, yaitu facies anterior,
posterior, dan lateral. Pada ujung distal radius terdapat processus styloideus
yang berada pada sisi lateral tulang radius. Pada sisi medial adalah incisura
ulnaris yang berartikulasi dengan tulang ulna bagian distal (distal radioulnar
12
Gambar 1. Anatomi Tulang Radius Ulna.2
B. DEFINISI
rawan (sendi).3 Fraktur radius distal adalah salah satu jenis fraktur yang
C. EPIDEMIOLOGI
13
Jumlah kasus fraktur radius distal merupakan seperenam dari semua
patah tulang dengan lebih dari 640.000 kasus yang terdata pada tahun 2001
kelamin. Pada wanita, insiden fraktur meningkat tajam dari usia diatas 50
tahun dan meningkat dua kali lipat dengan setiap interval usia 10 tahun
kompresi, hal ini disebabkan oleh bentuk integritas dari korteks pada sisi
distal dari radius, dimana sisi dorsal lebih tipis dan lemah sedangkan pada sisi
volar lebih tebal dan kuat. Beban yang berlebihan dan mekanisme trauma
yang terjadi pada pergelangan tangan akan menentukan bentuk garis fraktur
yang akan terjadi. Lebih dari 68 persen dari fraktur pada radius distal dan ulna
memiliki korelasi dengan cedera jaringan lunak, seperti robekan parsial dan
14
Mekanisme umum fraktur radius distal pada usia muda termasuk jatuh
raga. Pada orang tua, fraktur radius distal sering timbul dari mekanisme
energi yang rendah, seperti terjatuh pada saat berjalan, ataupun terpeleset.
Mekanisme cedera yang paling umum terjadi adalah jatuh ke tangan terulur
dengan derajat yang lebih rendah dari gaya yang dibutuhkan pada sudut yang
lebih kecil. Impaksi pada tulang metaphysis distal radius terhadap tulang
karpal juga sering terjadi. Selain itu, kekuatan dari mekanisme trauma juga
E. KLASIFIKASI
1. Malunion
keduanya. Hal ini terjadi ketika patah tulang sembuh dengan penyelarasan
15
Di bidang koronal, malunion muncul sebagai hilangnya inklinasi
lebih besar dari 10°, tinggi radial (panjang) kurang dari 10 mm, variansi
ulnaris lebih besar atau sama dengan 2-3 mm, dan artikular step-off lebih
2. Nonunion
Kurtzke tingkat nonunion sebesar 0,2% dalam sebuah studi tahun 2000
New York pasien kompensasi pekerja. Secara umum, fraktur distal radius
sedangkan yang tidak memiliki tanda penyembuhan pada 3-4 bulan pasca-
16
F. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
ekstremitas atas distal pasca trauma. Fraktur radius distal juga dapat hadir
atau perubahan warna anggota tubuh. Sebagai catatan, saraf median adalah
saraf yang paling sering cedera pada fraktur distal radius dan mirip dengan
2. Pemeriksaan Fisik
terbuka karena hal ini akan dengan cepat mengubah manajemen cedera.
harus kuat dan sama antara ekstremitas atas. Cappilary Refill Time distal
17
Uji fungsi motorik saraf radial dengan meminta pasien
evaluasi pada dua titik pada bantalan jari ke-2 dan ke-5. Fungsi sensorik
akan digunakan sebagai dasar untuk pemeriksaan ulang oleh ahli ortopedi
3. Pemeriksaan Penunjang
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Hal ini akan memandu dokter dalam
distal radius.8
18
G. TATALAKSANA
1. Reduksi Tertutup
tertutup dan imobilisasi. Terutama tipe I dan tipe IIA dapat dikelola
2. Fiksasi Eksternal
fraktur terbuka yang parah dengan jaringan lunak yang cedera dan
19
kerusakan neurovaskular, dan cedera bilateral. Fiksasi eksternal
mengembalikan posisi.9
adalah aplikasi reduksi terbuka dan internal yang lebih sering digunakan.
Ada dua kelompok fraktur yang reduksi terbuka dan internal fiksasi
utama pada 75% - 80% kasus fraktur distal radius. Terapi ini bergantung
Terdapat dua jenis imobilisasi yang digunakan yaitu volar splint dan
20
H. PROGNOSIS
menunjukkan tingkat serikat pekerja yang sangat tinggi dalam dua bulan
21
BAB III
ANALISIS KASUS
Elemen penting dalam evaluasi fraktur radial distal adalah anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Hal ini akan memandu dokter dalam memutuskan lebih lanjut
untuk pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan rontgen harus mencari tinggi radial,
inklinasi radial, pergeseran radial, kemiringan volar, varians ulnaris, fraktur
22
styloid ulnaris, dan pelebaran DRUJ. Computed tomography (CT) mungkin
diperlukan jika hasil roentgen kurang memungkinkan. Pencitraan CT mungkin
juga berguna dalam perencanaan bedah selanjutnya untuk fraktur yang akan
dibawa ke kamar operasi untuk dilakukan fiksasi, terutama fraktur intraartikular.
MRI menambahkan sedikit utilitas atas X-ray dan CT dalam diagnosis fraktur
distal radius.8
Salah satu kemajuan terbaru dalam pengobatan fraktur radius distal adalah
aplikasi reduksi terbuka dan internal yang lebih sering digunakan. Ada dua
kelompok fraktur yang reduksi terbuka dan internal fiksasi dianjurkan. Kelompok
pertama termasuk pergeseran dua bagian fraktur (fraktur Barton), yang
sebenarnya adalah fraktur dislokasi radio-karpal. Kelompok kedua termasuk
kompleks fraktur intra-artikular di mana fragmen artikular dipindahkan, diputar
atau terkena dampak.9
Pada pasien ini dilakukan open reduction internal fixation radius dextra.
Menurut teori tatalaksana definitif gold standar untuk kasus ini salah satunya
adalah dengan operasi reduksi terbuka dan internal fiksasi. Metode lainnya yang
dapat dilakukan adalah dengan reduksi tertutup dan fiksasi eksternal.
Selain itu pada pasien ini dilakukan removal of implant. Para ahli bedah
biasanya menggunakan implant (pen) untuk menggantikan tulang atau sendi yang
rusak pasca cedera. Implant tersebut merupakan alat yang diproduksi dan terbuat
dari logam. Biasanya para ahli bedah melakukan removal of implant setelah
terjadi proses penyembuhan pada fraktur. Salah satu indikasi dilakukannya
removal of implant disebabkan karena partikel logam pada implant yang dapat
menyebabkan reaksi inflamasi pada jaringan dengan pembentukan jaringan
nekrosis, granulasi dan jaringan fibrosa.11,12 Salah satu kontraindikasi dilakukan
removal of implant adalah ditemukan adanya atrofi tulang dan proses
penyembuhan fraktur yang belum sepenuhnya baik.
23
Keuntungan melepas implan pada tulang adalah membuat daya elastis
tulang yang terpasang pen kembali seperti semula, tulang lebih kuat dan
mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap pen. Apabila implan tidak
dilepaskan setelah proses penyembuhan dikhawatirkan dapat menyebabkan
beberapa hal seperti infeksi, nekrosis jaringan, granulasi, dan terbentuknya
jaringan fibrosa.11,12
24
DAFTAR PUSTAKA
Penderita Fraktur Ekstremitas Atas Pada Bulan Januari Hingga Juli 2017 di
Makassar.
7. Seigerman, D., Lutsky, K., Fletcher, D., Katt, B., Kwok, M., Masur, D.,
25
8. Corsino, CB. Reeves, RA., Sieg, RN. 2021. Distal Radius Fractures. NCBI
Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536916/.
10. Small, RF dan Yaish, AM. 2021. Radius and Ulnar Shaft Fractures. NCBI
Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557681/.
Muhammadiyah Surakarta.
12. Vos, D.I dan Vorhofstad, M.H.J. 2016. Indications for Impant Removal
26