Anda di halaman 1dari 3

1.

Etiopatogenesis
Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin dalam rahim tidak diketahui secara

jelas.8 Kematian janin merupakan hasil akhir dari adanya gangguan pertumbuhan janin,

gawat janin atau infeksi.2 Kematian janin dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal,

atau kelainan patologik plasenta.6

1. Faktor Maternal

Faktor maternal meliputi postterm (>42 minggu), diabetes melitus tidak terkontrol,

sistemik lupus eritematosus (SLE), infeksi, hipertensi, preeklampsia, eclampsia,

hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, rupture uteri, sindroma antifosfolipid,

hipotensi akut dan kematian ibu.8

2. Faktor Fetal

Kehamilan kembar, pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital, kelainan genetik,

infeksi.6

3. Faktor Plasenta

Faktor plasental meliputi kelainan tali pusat, abruptio plasenta, ketuban pecah dini, vasa

previa.6

Antara 24 sampai 27 minggu kehamilan, penyebab paling umum

kematian janin berhubungan dengan infeksi (19%), solusio (14%) atau anomali

mematikan yang signifikan (14%), dan21% tidak bisa dijelaskan. Setelah 28 minggu

kehamilan, kategori kematian janin yang paling umum adalah kategori “tidak dapat

dijelaskan”. Proporsi kematian janin yang tidak diketahui penyebabnya setelah evaluasi

patologis lengkap meningkat dengan bertambahnya usia kehamilan. Kematian yang tidak
dapat dijelaskan oleh faktor janin, plasenta, ibu, atau kandungan yang mewakili 25-60 %

dari semua kematian janin.7

Tabel 1. Penyebab yang Umum pada Kelahiran Mati Berdasarkan Usia Gestasi9

24-27 Minggu 28-36 minggu >37 minggu

Infeksi 19% Tidak diketahui 26% Tidak diketahui 40%

Abruptio 14% Malnutrisi fetal 19% Malnutrisi fetal 14%

Anomali 14% Abruptio 18% Abruptio 12%

Pada negara berkembang, hampir sekitar 24% kematian janin disebabkan oleh

infeksi.Penyebab KJDR karena infeksi pada negara berkembang terutama akibat infeksi

bakteri ascenden, selain infeksi virus juga merupakan faktor penting.8

Kematian janin dapat terjadi akibat infeksi maternal maupun infeksi fetal melalui

beberapa mekanisme, meliputi infeksi langsung, kerusakan plasenta, dan penyakit ibu

yang berat. Pertama, janin dapat terinfeksi secara langsung melalui plasenta atau selaput

ketuban dan organime menyebabkan kerusakan organ vital seperti paru-paru atau jantung

janin. Kedua, plasenta dapat langsung terinfeksi tanpa melibatkan janin dan

menyebabkan penurunan aliran darah janin. Ketika infeksi terjadi secara dini, janin dapat

mengalami anomalykongenital dan dapat menjadi kematian janin akibat adanya anomaly

tersebut. Ketiga, infeksi maternal dapat menyebabkan keadaan ibu memburuk sehingga

dapat terjadi kematian janin tanpa transmisi bakteri ke plasenta atau janin akibat adanya

demam tinggi pada ibu, oksigenasi yang buruk atau reaksi sistemik akibat penyakit yang

diderita. Terakhir, infeksi maternal dapat mencetuskan persalinan preterm, dimana janin

tidak dapat mentoleransi proses kelahiran dan menyebabkan kematian janin. Kematian
janin berhubungan dengan hampir semua tipe infeksi termasuk infeksi bakteri, virus,

maupunparasit.8

Anda mungkin juga menyukai